Pages

Wednesday, January 9, 2013

HARI KE 7:LUBUK LINGGAU-CURUP…. Kami mencoba mengikat rack yang patah..



Alhamdulillah nyenyak sekali tidur di Wisma Lancar Lubuk Linggau ini sampai kami ngga mendengar azan subuh,cucian semua kering.
Selesai sholat subuh,semua peralatan kami pasang di sepeda,si "Marine" yang masih berkubang lumpur belum sempat aku mandikan,tapi kelihatannya dia siap berangkat pagi itu.
Basket juga kelihatan agak lesu siap mendayung lagi walau kemarin katanya kurang mood juga.
Informasi dari pak Zaili turunan dari kakek Bukiittiggi dan menetap di Sorolangun itu mengatakan untuk memakai jalur baru di arah Padang Ulak Tanding.
Jalan ini  lebih pendek dan aman dibandingkan lewat Tebing Tinggi yang banyak penyamunnya,kami coba lihat google map tidak kelihatan dan pada peta yang kami bawa juga tidak ada,tapi pak Zaili mengatakan satu bulan yang lalu dia melewati jalan tersebut sampai ke Pagaralam,hal inilah yang meyakinkan kami untuk mencoba jalan tersebut karena bisa memperpendek waktu tempuh kami dan bisa istirahat agak lama di Pagaralam sebelum naik Gunung Dempo.
Selesai sarapan pagi dihotel kami check out dari hotel  lalu mengarahkan sepeda ke Timur atau Bengkulu.
TEMPAT KAMI NGINAP DI LUBUK LINGGAU


Lalu lintas Kota Lubuk linggau mulai ramai dan kami jalan pelan pelan diantara kendaraan tersebut.
Pagi jam 08 kami baru mulai mendayung jadi agak terlambat dari hari hari biasanya,udara cerah kiri kanan jalan terlihat banyak spanduk spanduk kampanye calgub sumsel.
Lebih kurang 2km setelah mendayung dari hotel kami sampai di batas propinsi Sumsel dan Bengkulu disisi kiri terlihat antrian mobil yang panjang untukmengisi bensin disebuah SPBU.
Bengklu adalah Propinsi yang ke 5 yang kami masuki,jalannya terasa suasana khas menyeberangi Bukit barisan naik turun bukit ,meliuk kiri kanan dengan mendaki beberapa tikungan lalu turun meliuk kiri kanan lagi dengan menurun.
Setelah beberapa bukit yang kami seberangi pada km20 kami sampai di pasar padang ulak tanding yang sepi sepi saja,dan berbelok kiri kearah Kotapadang (bukan kota padang Sumbar) jalan disini lebih kecil dan banyak yang rusak.
Sebelum berbelok tadi kami coba bertanya pada penduduk
Apakah betul jalan ini bisa tembus ke Pagar alam,mereka semua menjawab ngga ada jalan tembusnya,kalaupun ada itu jalan petani dan jelek.
Lebih kurang 3km sudah kami lalui jalan ini makin sepi turunan dan pendakiannya makin terjal ditambah lobang lobang yang membahayakan.
Akhirnya disatu tempat kami istirahat dan memutuskan untu kembali ke jalan besar arah Curup,aku mendayung duluan dari Basketcase kurang lebih 300meter didepan tiba tiba mendengar dering telpon,aku berhenti di satu ketinggian dan menerima telpon yang ternyata dari Basket mengatakan rack tempat panier patah minta aku kembali.
Sepeda aku putar kembali dan aku lihat basket sedang mengangkat barang barangnya yang sudah berserakan dari sepeda kesatu pondok tempat berteduh penduduk.
Kami mencoba mengikat rack yang patah dengan mengikat pakai kunci rantai ternyata berhasil.
NYASAR DI PADANG ULAK TANDING
RACK PANIER PATAH


Dalam keadaan tertekan ini kami berusaha tetap tenang sambil istirahat aku lihat speedo meter masih 22km hingga jam 11.00.
Kami kembali ke jalur arah Curup sedikit pelan dari biasanya,tiba tiba didepanku Basket berteriak Ouup...aku berhenti..Astagfirullah aku kaget...Basket menabrak mobil pick up yang sedang parkir,untunglah tidak ada yang rusak dan sopir mobil pun memaafkan dan tidak mempermasaalahkannya,dari Basket diketahui saat itu dia menyangka mobil yang diikutinya tersebut sudah tidak ada lagi didepan jadi dia tetap mendayung sambil menunduk hingga menabrak seperti tadi.Lewat Padang Ulak Tanding kami terhalang oleh pesta perkawinan dan mereka menawarkan kami makan dan foto foto dengan pengantin,mengingat tubuh kami yang kurang pantas untuk pesta tersebut kami menolak dengan halus untuk makan dan berhenti disitu.
MAMPIR UCAPKAN SELAMAT


Kami melanjutkan perjalanan sambil mencari warung makan  Didaerah Kepala Curup akhirnya berhenti di sebuah warung dan aku memesan nasi goreng serta teh botol dingin,bahasa penduduk disini sangat asing bagi telingaku,orang kota Curup yang lebih dekatpun tidak paham bahasa tersebut.
Selesai makan siang kami lanjutkan mendayung sambil mencari mesjid untuk sholat,pendakian terlalu panjang didaerah rejang lebong ini hingga kayuahan kami hanya bisa pelan sekali 8km/jam,disatu tanjakan ada mesjid yang cukup bagus dan bersih kami berhenti disitu,penduduk yang kami temui menyapa dan bertanya dengan ramah.
Kami lanjutkan perjalanan yang selalu menanjak ini dengan dayungan satu satu dan merayap pelan,nafasku kencang bajuku basah oleh keringat,dalam hati berkata aku tak boleh berhenti sebelum sampai puncak jalan ini, disuatu tempat kami lihat ada camp TNI dan ada yang menyapa kami juga ,aku pikir mungkin mereka latihan.
Dipuncak Pilopo yang sangat bagus viewnya aku berhenti untuk istirahat sambil menikmati jagung rebus hangat dan teh hangat...
ISTIRAHAT DI PILOPO



Aku mencoba buka email dari HP tak sengaja terbaca email dari Joker seorang sahabat pendaki gunung di pekanbaru mengatakan kalau lewat rejang lebong silahkan mampir di rumah ponakannya Jery disertai nomor telpon yang bersangkutan.aku mencoba hubungi nomor tersebut dan aku perkenalkan diri ternyata jery masih ingat walaupun sudah 7tahun tidak bertemu sejak dia kembali kekampung nya di desa tanjung aur Lebong setelah merantau cukup lama di Pekanbaru,aku minta bantuan jery untuk carikan kendaraan ke curup karena kami memutuskan untuk naik kendaraan saja ke curup karena hari sudah jam 04 sore khawatir kemalaman dijalan dan tidak dapat penginapan,kebetulan saat itu dia sedang kuliah maka dia minta aku menunggu dia untuk dijemput dan aku menyetujuinya.
udara dingin pegunungan lama lama terasa seperti air es pada bajuku yang penuh keringat tadi dan aku mencoba meneruskan perjalanan supaya tidak kedinginan.
Tidak berapa lama ada seseorang dengan sepeda motor mendekatiku sambil bertanya "apakah bapak tasman dari Pekanbaru"aku mengiyakan dan berhenti kemudan dia perkenalkan diri sebagai Amiruddin utusan  Jery.
AMIR & JERY DARI CURUP


Tidak lama kemudian jery muncul dan setelah bincang bincang lalu dia menawarkan kami nginap dirumahnya yang sudah jauh kami lewati yaitu didepan mesjid tempat kami sholat dzuhur tadi siang dia melihat kami didepan rumahnya dan sempat terpikir apakah ini orang pekanbaru,tapi dia tidak melanjutkan pengamatannya karena aku susah dikenal memakai helm.
Jam 17.30 sore dengan dibonceng sepeda motor kami sampai dirumah Jery sedangkan sepeda dititip dirumah mantan guru jery di desa tempat kami dijemput tadi.
DIDEPAN RUMAH JERY


Kami disambut istri,ibu serta saudara jery dengan kehangatan hati seorang sahabat kami disuguhi makan malam dan kopi hangat  yang sangat enak.sejak kembali ke desa jery menjadi petani kopi dan melanjutkan keinginannya yang belum kesampaian untuk mendapatkan titel keserjanaan
Saya sangat kagum pribadi jery yang ulet dan survive  dari SD merantau dan sekolah sendiri hingga tamat SMK tanpa biaya orang tua dan kini kembali kedesa untuk mengurus orang tuanya yang mulai sepuh dan membangun desanya,saya berdoa untuk jery semoga Allah berikan segala kemudahan padanya..
Azan subuh membangunkan kami dan segera kemesjid untuk berjamaah tapi ternyata yang ada hanya satu imam tambah aku basket dan Jery,kemana yang lain..?Allahualam..




1 comment:

  1. wah seru banget touring sepedanya ... lintas sumatera ... asyikkk banget

    ReplyDelete