Pages

Sunday, January 13, 2013

HARI KE 14: KEPAHIANG-BENGKULU pertamakalinya setelah 14 hari perjalanan mengisi angin.



Kebiasaan mengirim eMail catatan perjalananku ke milist tidak bisa kulanjutkan karena kehilangan HP untuk mengeditnya,tapi catatan perjalanan akan tetap aku tulis di buku dan setelah sampai dirumah nanti aku berencana memindahkannya ke computer untuk dikirim ke milist yang mungkin masih ingin mengikuti catatan perjalananku sampai akhir.
KEPAHIANG DI PUNCAK BUKIT

SEBELUM BERANGKAT CEK BARANG


Menginap di hotel Mutiara Kepahiang dengan harga RP 150.000 terasa mahal dibanding nginap di mesjid yang lebih luas dan gratis begitulah canda kami setiap keluar hotel.
Hotel adalah pilihan kami terakhir setelah tidak ada mesjid tapi di kota kami lebih memilih masuk Hotel supaya bisa mandi dan cuci pakaian sepuasnya.
Hari ini kami keluar sudah agak siang jam 08.00 karena jarak tempuh Kepahiang ke Bengkulu hanya 58km jadi diperkirakan bisa ditempuh dalam 3jam.
Selesai sarapan lontong sate kami mulai mengayuh sepeda meninggalkan kota Keahiang menuju Bengkulu yang diawali penurunan yang panjang kemudian memasuki pebukitan,jarang sekali terlihat rumah penduduk.
Disuatu tanjakan kami menemukan bengkel tambal ban dan Basket case mengisi angin ban disitu begitu juga aku lihat ban sepedaku juga kelihatan kurang angin dan pertamakalinya setelah 14 hari perjalanan mengisi angin dengan pompa yang kubawa.
 
TAMBAH ANGIN






Aku merasa Kepahiang ke Bengkulu adalah Route yang agak ringan karena mulai dari Tambah penanjung sampai kota Bengkulu selalu menurun dan bisa duduk santai di sadel.delapan kilo meter setelah Kepahiang kami memasuki Gerbang selamat datang di Kabupaten Bengkulu tengah
HALO MISTER....!!


Disatu tikungan yang menurun kami berhenti untuk memperbaiki rack tempat Panier Basket kemudian  di berhenti lagi sewaktu akan memasuki kota Bengkulu karena godaan untuk sekadar mencicipi durian yang selalu terlihat dipinggir jalan,Durian Bengkulu memang terasa lejit dan enak,kami hanya mencicipi satu biji saja karena khawatir kepanasan.
Dari milist yang dkirim teman pendaki yang sudah sampai di Pekanbaru dan duri memberitakan bahwa Sriwijaya pos memberitakan tentang pendakian kami,Sebelum keberangkatan ternyata ada yang di wawancara wartawan setempat berikut link beritanya….
 

TAMBAH VITAMIN D

Jam dua belas siang kami sudah memaski kota Bengkulu,Dari literature diketahui Bengkulu (dulu dikenal sebagai Bencoolen, Benkoelen, atau Bengkulen, beberapa menyebutnya Bangkahulu) adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, di sebelah utara berbatasan dengan Sumatra Barat, di sebelah timur dengan Jambi dan Sumatra Selatan sedangkan di sebelah selatan dengan Lampung. Inggris dengan British East India Company (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat perdagangan lada Bencoolen dan Sejak dilaksanakannya Perjanjian London pada tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke Belanda VoC, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung). Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.
Lalu lintas tidak begitu ramai dan lancar,sebagai kota proinsi aku merasa Bengkulu termasuk jarang penduduknya,sepeda kami mengarah laju ke pantai dan melewati benteng Marlborough yang dibangun oleh Inggris pada 1713,kami berdiri di benteng yang dibangun diatas dataran tinggi dengan menghadap ke samudra Hindia ,terbayang  keangkuhan  kaum colonial dikala itu melihat kaum pribumi yang hidup melarat.
 

BENTENG MALBOROUGH ARAH SAMUDRA
BENTENG MALBOROUGH DARI BELAKANG


Suasana pantai sangat menyenangkan,kami menelusuri pantai kearah utara dan makan siang diwarung pinggir pantai.
Kami mencari pintu masuk ke Beteng Malborough tapi pintu tetap tertutup,pengunjung hanya bisa melihat dari luar benteng,aku mencoba cari petugas unruk menanyakan kemungkinan mauk tapi petugas juga tidak ada akhirnya kami bisa berfoto foto diluar benteng saja.
Kami mencari penginapan di sekitar benteng tapi tidak ada yang cocok lalu menuju ke pantai panjang , sewaktu melewati pasar dibawah Benteng beberapa remaja menyetop kami dan menanyakan kami  dari mana dan mau kemana lalu mereka minta foto bersama,kami jadi pusat perhatian dipasar waktu itu.
Tidak berapa jauh dari Benteng Marlborough kami masuk dihotel Pantai Panjang yang lokasinya cukup nyaman di pinggir pantai,kami sewa satu cottage dengan harga RP150,000. Ada AC dan TV tapi air mandi kalau habis musti mengasih tahu dulu baru dihdupkan ,lampunya redup mungkin ini cara management hotel untuk mengirit biaya namun kami sudah tidak menghiraukan hal tersebut lagi karena ingin segera istirahat setelah makan malam nanti.

HOTEL PANTAI PANJANG BENGKULU
JJS DI PANTAI PANJANG


Sebelum magrib kami Bersepeda menyusuri Pantai Panjang sambil  menunggu matahari tenggelam.Saat itu pantai agak banyak sampahnya tapi adanya cahaya merah jingga dari kaki langit menambah indahnya sore itu.
Perjalanan dilanjutkan  ke pusat keramaian di depan rumah gubernur,ditempat tersebut diadakan Festival Tabot yang digelar selama 10 hari acaranya mirip pasar malam dan ada pentas untuk gelar kesenian daerah,setelah makan di salah satu restoran di pasar tersebut tidak berapa lama , kami kembali ke hotel untuk istirahat...sampai ketemu besok menuju Ketaun.......





No comments:

Post a Comment