Pages

Wednesday, January 9, 2013

HARI KE 6:SOROLANGUN-LUBUK LINGGAU,.. dia mengatakan minta korek api,aku tetap tidak turun dan....….



Tidur malam tadi kurang nyenyak,aku terbangun kaget karena jam 04 subuh tiba tiba dari loud speaker mesjid tempat nginap terdengan suara musik mirip Mozart,rupanya penjaga mesjid yang rada rada aneh itu menghidupkan dengan volume besar kemudian diikuti suara ngaji..peralatan sudah dinaikan ke sepeda dan rantai sepeda dikasih oli karena kemarin rantainya sempat berbunyi karena kurang oli setelah jalan lebih 500km. Pak Zaili sempat menasihati kami agar hati hati karena daerah perbatasan jambi sumsel sampai Rumpit Musi Rawas adalah tempat sering terjadi perampokan terhadap kendaraan yang lewat,siang pun mereka masih berani meramppok,kami dinasihati supaya bersikap seperti turis asing karena setiap ada turis asing yang kena rampok,polisi lebih gencar mencari Rampoknya,ini sudah orang yang ke tiga menasihati kami.
Pagi ini aku lebih bersemangat tapi juga khawatir bertemu kawanan rampok "bajing loncat"yang katanya tidak segan segan melukai korbannya. Dengan mengucapkan Bismillah kami memilih tetap melewati jalan tersebut.
Jam 07 tepat pedal sepeda mulai kami genjot,hujan gerimis masih terasa dan roda sepeda memercikan air kekiri kanan,terasa dingin dan zikir tak hentinya dalam hati"Hasybunallaha wa nikmal wakil" itulah doa yang sering kulantunkan dalam setiap kesulitan dalam petualangan atau expdc selama ini.
Jam 08 kami memasuki Singkut perbatasan jambi-Sumsel mulai dari sini katanya daerah rawan tersebut,kami berhenti sebentar untuk ambil foto diperbatasan.perbatasan jambi-Sumsel ada dua yaitu perbatasan versi Jambi dan versi Sumsel rupanya ada sengketa perbatasan juga disini,jadi nanti ada daerah netral seperti perbatasan korea utara korea selatan saja layaknya.
Penduduk yang kami lewati dipinggir jalan banyak yang melambai dan menyapa "mister" dan kadang kadang dari kendaraan mereka mendekati kami sambil menyapa "Hallo mister" yang seperti ini aku lebih waspada tapi Alhamdulillah bukan orang jahat,aku serasa memasuki daerah asing dan buas saat itu.
Kalau biasanya kami bersepeda sering berjarak sampai lima ratus meter tapi saat ini kami selalu menjaga jarak iring yang dekat khususnya didaerah hutan dan tidak ada penduduknya,dalam kelelahan aku sudah tidak peduli lagi apa yang akan terjadi jalan masih naik turun panas makin terik keringat bercucuran sekali sekali kuhirup seteguk air dibotol,sangat berat mendayung ditanjakan yang panjang ku kayuh sepeda sambil menunduk melihat garis markah dipinggir, kecepatan di pendakian hanya bisa 6km/jam,aku tidak mau melihat jauh karena takut menyerah.
Kami lihat ada tanda memasuki daerah karang Jaya Lalu basket berseru kita sudah memasuki daerah aman kami berhenti untuk meminum pocari sweet dingin yang kami temui disebuah warung pinggir jalan,luar biasa nikmatnya minuman dingin membasahi kerongkongan kering tadi,baju basah dengan keringat kami lesehan di lantai napas masih ngos ngosan tapi perasaan puas kami bisa melewati semuanya Alamdullilah itu lah satu kenikmatan yang yang susah diceritakan.
Jam 11.30 kami berhenti di warung jual lontong pecal di Rantau jaya 43km menjelang Lubuak linggau,setelah makan dan sholat kemudian basket dan aku sempat tertidur kira kira 15menit lalu kami lanjutkan perjalanan.
Disatu daerah perkebunan karet yang sepi ada truk bawa bata yang berhenti beberapa jauh didepan kami,salah seorang turun dari truck dan menghadang kami supaya saya berhenti,dengan gerakan tangan dia mengatakan minta korek api,aku beriringan didepan Basket tetap tidak turun dan…Aku bersiap turun degan segala resiko nya seandainya orang tersebut memaksa,ternyata dia diam saja,dibelakang aku dengar Basketcase disapa minta berhenti"ada bisnis ini pak",aku dengar jawaban Basket" ngga..nggaa.."kami terus mengayuh sepeda dan kulirik kebelakang truck tersebut bergerak maju dan melewati kami,dari sikap orang tersebut naluriku mengatakan orang tadi ada niat tidak baik terhadap kami tapi Alhamdulillah Allah masih melindungi kami.
Disuatu tempat yang lindung dan kami rasa cukup aman kami berhenti sebentar untuk minum dengan perasaan lega lalu mengayuh lagi.
Aku lebih bersemangat mendayung seperti kehilangan rasa pegal mungkin ini yang dikatakan keluar adrenalin,kuturuni gelombang dengan kecepatan mencapai 39km/jam aku berdiri di pedal dan lemaskan otot tangan kuhirup udara yang menerpa tubuh sepuas puasnya,subhanallah nikmatnya istirahat seperti ini,pada tanjakan aku bantu dengan sedikit kayuhan hingga sampai di puncak...Subhanallah.. didepan jalan datar ada gerbang Selamat datang di kota Lubuk Linggau..
Kami berhenti istirahat duduk dibatu batas kota sambil menikmati buah apel dan air minum tak lupa foto foto.

MEMASUKI KOTA LUBUK LINGGAU


Kami mengayuh santai memasuki kota seperti film western yang cowboynya baru pulang dari perburuan penuh dengan percikan lumpur,kami menyadari menjadi perhatian orang dipinggir jalan,kami tetap kayuh pelan sambil melirik kalau ada penginapan murah meriah,dijalan masih ada yang mengikuti dengan mobil pertanyaan standar"dari mana dan mau kemana" sambil jalan kami jawab sebaik mungkin.
Hotel pertama yang pertama kami temui ternyata terlalu mahal dan rasanya terlalu mewah untuk kami yang biasa numpang numpang dimesjid.
Akhirnya sampai jl.Yos sudarso dipusat kota kami turun dan menuju wisma Lancar,Alhamdulillah rp150ribu pakai AC dan bisa nyuci pakaian kami yang sudah bau kandang ayam,malu juga dekat orang kalau ngga dicuci..
Jam 17 Kami turunkan semua peralatan dan letakan sepeda kumal dipojok parkir.
Ku hempaskan badan yang terasa remuk di ranjang yang empuk itu..nikmaaat rasanya..ouuuup hampir ketiduran buru buru mandi menjelang magrib.
Alhamdulillah jarak tempuh hari ini 118km waktu tempuh 10jam rata rata kecepatan 16km/jam.
Malam ini semua pakaian kotor dicuci,nyari makan dikota dan sampai dikamar langsung tertidur dengan tanda tanya alternatif jalan mana yang lebih aman ke Pagar alam.
Sampai jumpa hari esook

No comments:

Post a Comment