Pages

Sunday, December 23, 2018

9.Jelajah eropa "Ottoman empire"



Selesai sholat subuh,aku rebus air untuk membuat kopi,sayangnya tidak bisa membuat supermie karena air kami tinggal masing masing setengah botol untuk persiapan di jalan  nanti,aku berharp temukan sumber air atau ada perkampungan ntuk kami beli atau minta air nanti..
Jam 8 pagi tanggal 30 oktober sepeda kami mulai bergulir dan langsung menanjak di perbukitan Balkan ini kemudian kami sampai di puncak tanjakan di daerah Gutsal,disini kami temukan sumber air minum penduduk yang mengalir terus dan botol botol minum kami isi penuh lagi. Kami melewati daerah pertanian yang agak luas tapi umumnya tanaman nya tidak ada kemungkinan sudah dipanen karena mau masuk musim dingin. Pernah juga terlihat ladang ladang yang terbakar mungkin daerah ini sudah lama tidak hujan. Suatu kali desa Borovet aku bertemu kereta kuda dengan dua orang penumpang dan kusir sepertinya suami istri petani,aku memotret mereka dan mereka berhenti lalu minta uang sambil beri isyarat seperti  jari menghitung uang lalu memberi tahu juga bahwa kudanya belum makan,aku kasih mereka 2lev,tapi mereka minta tambah lagi ke Joker seperti memaksa,aku datangi mereka lalu aku katakan No...keras mereka diam lalu kami buru buru berangkat. Jalan yang mulus dan rata ditambah matahari yang cerah kami lebih semangat mengayuhnya,mobil mobil truck yang besar terasa agak mengerikan karena sedotan anginnya.
Di perjalan 40km sebelum Plovdiv kami bertemu dengan Taku san seorang pesepeda Tokio Jepang yang sedang menuju Sofia dari arah Istambul,kami berhenti dan ngobrol berbagi pengalaman dengan dia yang sudah berkelana selama setahun lebih di berbagai negara.Kami sampai di Plovdiv pada jam 17 sore setelah menempuh perjalanan sejauh 107km. Di kota Plovdiv kami mencari hotel murah melalui google map,selagi buka aplikasi lalu datang seorang nenek melongok longok kami sedang lihat internet,aku sa pa ibu tersebut sambil bertanya dimana ada hotel yang murah didaerah ini,lalu dengan sigap dia ajak kami sejauh 1km menunjukan hotel Nicolas,setalah itu sang nenek langsung oergi tinggalkan kami.
Kami masuk hotel dengan rate €luv35 semalam,Alhamdulillah disini kami bisa sedikit memanjakan badan dan berkomunikasi internet serta men-charge semua electronic.
Sampai ketemu perjalanan esok hari..
salam dari Plovdiv...
Rabu 31 oktober.
Tidur di hotel pakai penghangat ruangan dan kasur empuk dengan selimut tebal tapi semua ini bukan jaminan mata ku langsung tertidur nyenyak. Semua pakaian kotor aku cuci pakai shampo lalu aku jemur di pemanas ruangan agar besok pagi bisa kering. Semua catatan hari ini aku tulis hingga aku ketiduran sampai alarm berbunyi tanda subuh.
Kami siap untuk berangkat dan sewaktu joker akan membayar hotel terjadi sedikit ketegangan mengenai currency pembayaran yang menurut kami seharga 35 Luv tapi ternyata menurut receptionist currencynya euro.35 uero atau sama dengan 70luv.
Kami jadi kaget mendengarnya,Memang saat kami check in kami tanya harga petugas mengatakan 35 dan waktu itu kami beranggapan sudah pasti dalam currency Luv tau uang lokal,sayangnya waktu itu kami tidak minta invoice,jadi aku coba telpon pak Aqsa di kbri Sofia minta arahannya. Beliau mencek hotel tersebut melalui internet ternyata memang harga kamarnya 70luv atau sama dengan 35 uero. Kami harus berbesar hati membayar senilai 35uero karena ini adalah ketidak telitian kami minta invoice untuk memastikan sebelum menginap. Satu pembelajaran yang cukup berharga bagi kami yang jarang masuk hotel selama di Eropa. Sepertinya kami lebih nyaman camping dari pada kecelakaan seperti diatas.
Makan pagi kami beli kebab di restoran sebelah,kebab yang besar bisa untuk  dua kali makan pagi dan siang.
Jam 9.30 kami meninggalkan kota Plovdiv dan menuju kearah selatan melewati kota kota kecil Askovo,Porfermay dll. Dibeberapa daerah kami melihat disepanjang jalan ada pedagang buah buahan dan sayuran. Aku beli empat biji apple seharga luv1.50. Jalan umumnya datar dan udaranya cukup panas yaitu 18c. Di sebuah desa Sadovo aku istirahat dan berencana beli kopi pakai koin di mesin. Selagi aku mengamati mesin mencari caranya,tiba tiba datang ibu penunggu toko setengah baya dengan tato dipangkal lengannya lalu menanyakan dalam bahasa inggris"apakah kamu mau kopi?" aku jawab "iya dan berapa harganya?" Lalu ibu tersebut mengatakan "no problem,saya akan buatkan untukmu" Alhamdulillah tuhan menuntunku kesini rupanya untuk memberi aku kopi gratis,lalu hp aku keluarkan untuk melihat google map kembali ibu tadi mengatakan "disini ada wifi kalau kamu mau" masyaAllah...rejeki lagi,ini yang aku cari karena pulsa internetku sudah nol tidak berfungsi lagi sejak dari sofia dulu.
Tidak lama kemudian joker datang dan ibu tadi menghampiri joker menanyakan "mau dibuatkan kopi juga" joker menanyakan "harga kopi berapa?" ibu tadi kembali menyatakan "No problem" kemudian kami ngopi dan berinternet ria disitu hampir setengah jam,terakhir joker melihat lihat ketokonya lalu membeli bibit bawang panjang satu kotak,tak lama kemudian ibu tadi mendatangi kami lalu mengasih kami satu saset bibit cabe besar merah katanya ini hadiah untuk kami nanti ditanam di indonesia. Akhirnya kami pamitan dengan malaikat penolong bertato tersebut.
Siang di daerah Parvomay setelah berjalan sejauh 60km diudara cukup panas hingga persediaan air minumku mulai menipis tinggal setengah botol,aku berhenti di suatu rumah warung tapi tak terlihat penghuninya aku coba menyapa penghuninya"good morning" sampai dua kali lalu datang nenek nenek berbahasa lokal yang tidak aku mengerti,aku menunjukan botol air sambil mengatakan "i need drink water" si nenek dengan senang hati mengambil botol air yang akan diisikannya,sambil ngomong lokal dia mengembalikan botol air yang sudah diisi kemudian aku ucapkan terimakasi dan permisi tapi dia menahanku,sambil menyuruh aku menunggu dia masuk dapur dan sewaktu keluar dia membawa telor ayam yang sudah direbus dan masih hangat kemudian diberikan ketanganku,sambil ngomong mengangkat kedua tangannya seperti orang bersepeda,aku menebak dia mengatakan kamu makan telor ini agar kuat bersepeda.aku mengatakan aku akan ke Turkey dia sepertinya mengerti sambil memelototkan mata kekagumannya karena aku sedang berjalan jauh. Hari ini rasanya penuh dengan pengalaman suka dan duka. Aku kayuh sepeda secepatnya karena joker sudah terlalu jauh meninggalkanku,akhirnya di daerah Klokotnitsa sekitar 82km lagi menjelang border kami berhenti untuk mencari air minum,terlihat disekitar hanya ada satu perkantoran lalu kami datangi untuk minta air,didaerah Bulgaria sama juga seperti eropah barat yaitu air kran boleh diminum. Kami disambut suka cita oleh pekerja yang ada disitu setelah air dibotol kami dipenuhkan lalu mereka minta foto bersama..kali ini kami jadi celebrities..hehe. Setelah beberapa pertanyaan standard yaitu menanyakan asal kami dari mana  mau kemana dan sudah berapa lama dijalan lalu mereka menanyakan nginap dimana dan kami jawab mau cari tempat camping,lalu mereka menawarkan kalau mau boleh camping dekat sungai kecil itu kami amati tempatnya cukup bagus,aman dan dekat sungai kecil. Kami lamgsung pasang tenda ditempat yang menjanjikan ini. Salam sampai besok pagi.
Kamis 1november 2018
Sehabis sarapan dan bereskan semua peralatan camping kami pamitan pada penjaga bengkel tempat kami camping. Jam 08pagi udara cerah dan tidak terlalu dingin,sepedakami kayuh lagi kearah selatan yaitu ke kota Kapitan Andrevo,jalan relatif datar dan ada kalanya sedikit mendaki,beberapa kilometer sebelum masuk daerah Harmanli jalan kurang mulus karena tonjolan tonjolan kerikil namun beraspal.
Di Podkrepa ada sebuah tanjakan aku lihat beberapa mobil militer sedang parkir,aku berhenti juga disitu lalu bertanya apakah ada masyaallah? Komandannya yang terlihat berbintang satu mengatakan,kami sedang kumpul disini untu berangkat latihan. Masuk kota Harmanli kami mampir ke toko makanan dipinggir jalan dan menanyakan daging yang adaternyata semua terdiri dari babi. Alu hanya bisa beli fanta disitu dan nongkrong lama karena ada free wifi nya.  Jam 17sore pada posisi 9km sebelum masuk kota endrovo kami cari tempat camping dan ditemukan di samping kebun petani namun tidak satupun orang disekitar itu daerah dekat bypass dan pertanian yaitu Generalovo.
Jumat 02 november 2018.
Udara Turkie mulai terasa tidak terlalu dingin sebagaimana sebelumnya di balkan,tidur di camping tadi malam teras hangat. Selesai masak air panas untuk kopi dan sereal jam 08 pagi kami berkemas dan berangkat menuju Kapikulle perbatasan Bulgaria Turkie. Kami telusuri jalan pertanian searah dengan highway sebelah kiri,dua km berikutnya kami masuk ke Highway Kapitan andreevo,tadinya aku agak sangsi masuk highway ini tapi terlihat di Google map tidak ada jalan lain menuju border. Sepeda kami pacu sejauh 3.5km terlihat speed sampai 50kph sebentar sebentar terdengar desingan mobil mendahului kami,dua km menjelang border terlihat parkiran deretan mobil treiller disepanjang kiri jalan,kami terus bergerak melewati mobil mobil parkir yang sedang menunggu checking imigrasi di border Bulgaria,kadang kala kami masuk diantara sela sela antrian mobil yang panjang sekali,kami jadi tontonan para supir yang antri diantara mereka ada yang acungkan jempol dan ada yang bertanya dari mana sambil jalan aku jawab "Indonesia" mereka jawanb "Good"
Sampai di check point immigrasi Bulgaria kami ikut antrian penumpang Bus,sambil menuntun Sepeda yang mengibarkan merah putih dibelakangnya,moment yang mengharukan bagiku merah putih tetap berkibar sampai saat ini Allah mengabulkan mimpiku bersepda dari Berlin ke Turkie. Tiba tiba lamunanku buyar,aku dan Joker  yang berdiri paling belakang antrian dipanggil petugas immigrasi bulgaria,naah...ada apa ini,??Alhamdulillah petugas immigrasi yang cantik dan ramah itu mendahulukan kami sambil menanya "dari mana" aku jawab "dari Indonesia" matanya terbelalak kaget,sambil mencap pasport kami berdua. Masuk zona netral kami foto foto dulu lalu terus ke check in immigrasi Turkie dan antri di mobil biasa,kembali erlihat muka yang ramah dari petugas immigrasi Turkie,sambil mereka  berucap..Alhamdulillah from Indonesia.. Welcome  to Turkie Brother..!!.
Assalamualaikum Turkie,Negara para pejuang Muslim,sebelum melanjutkan perjalanan ke Istambul kami sholat jumat dulu di border Kapikulle.

8.Jelajah eropa "the capital european culture "



amteatre Plovdiv

Bismillah


26 Oktober 2018.Kami sampai di Sofia hari jumat masuk kota langsung menuju masjid Turkey,sholatnya sama seperti di indonesia. 
Karena di sofia juga dari aliran sunni bertemu beberapa saudara seiman rasanya membesarkan hati setelah beberapa lama di eropa jarang bertemu masjid dan umat muslim. 
Ibu dubes astari Rasyid kebetulan saat itu sedang pulang ke indonesia jadi kami bertemu dengan wakil dubes saja.,seandainya bertemu dubes tentu ceritanya akan panjang lagi karena beliau adalah istri presiden direktur pt.cpi tempat kami bekerja dulu. Kami berencana dua hari di sofia untuk istirahat dan jalan jalan ke kota dan ke Plovdiv.

27 Oktober 2018

Sepeda kami parkir dulu di KBRI Sofia dan kita akan blusukan jalan kaki di kota Sofia. Kota Sofia berumur lebih dari 5000 tahun,Sofia menjadi kota tertua kedua di Eropa setelah Plovdiv. 
Awalnya Kota Sofia bernama Serdika. Nama ini merupakan pemberian  dari Suku Thracian pada 800 tahun sebelum Masehi. 
Nama Sofia baru dipakai pada abad ke-14. Beberapa gedung-gedung tua berumur ratusan tahun masih kokoh berdiri. Pusat kota Sofia masih ramah bagi pejalan kaki. Destinasi wisata utamanya letaknya relatif berdekatan. Jika memilih penginapan di jantung kota, kita bisa jalan kaki ke mana-mana.

Ibu kota Bulgaria berada di kaki Pegunungan Vitosha. Di hari cerah, kita bisa menyaksikan gunung ini menjulang gagah di kejauhan. 
Pegunungan tersebut juga menjadi destinasi wisata ski di musim dingin. Ibu kota negeri ini terlihat elagan dan kosmopolitan. Istirahat kami hari pertama di Sofia kami gunakan untuk explore kota Sofia.
Bertepatan hari libur Sabtu kami bisa ditemani pak Endi zulham Tobing dan staff dari KBRI sofia kami naik bus satu kali,tiketnya dibayarkan pak Endi,kami berempat kemudian jalan menuju pusat kota. Jam 10 pagi udara masih terasa dingin matahari sedikit menghangatkan tubuh. 
Kota tua dengan gedung gedung tua kokoh ciri khas bangunan Soviet yang terlihat bersih dan clasic,trotoar dari batu granit kasar yang tersusun rapi dengan beberapa pejalan kaki yang umumnya berpakaian tebal penahan dingin,kendaraan sepi sehingga kita bisa menyeberang dengan santai dari satu trotoar ke trotoar seberangnya.

Untuk berkeliling Kota Sofia sembari melihat situasi kota, kami bergabung dengan Free Sofia Tour,fasilitas ini disediakan free oleh pemerintah setempat lengkap dengan fasilitas tour guide gratis. 
Kami sampai di bulevard "Knyaginya Maria Luiza, Sofia central market hall,disebelah utara berdiri masjid Banya Bashi yang dibangun pada abad ke 15 sewaktu Turkie Ottoman berkuasa dan arah barat berdiri Sinagog tempat ibadah Jahudi dan di bawah bagian selatan terdapat situs kota peninggalan yunani kuno. 


Masjid Banya bashi peninggalan abad 15 Turky
dengan Mahasiswa indonesia di sofia


Situs Romawi kuno dibawah kota sofia

Kantor pos

Di Svetka betka Beberapa kelompok turis dengan satu orang tour guide terlihat mendengar keterangan dari masing masing Tour guide tentang kota kuno.
Kami bergabung dengan salah satu kelompok dan ikut mendengar keterangan tentang situs kota yunani kuno tersebut dan sewaktu penggalaian bagian dari terowongan kereta metronya ditemukan juga puing puing kota kuno seakan akan kota sofia ini berada diatas puing kota kuno tersebut.
dari gereja jadi masjid sekarang gereja lonceng


Sinagog



Kemudian tour guide mengajak rombongannya kearah masjid Banya Bashi peninggalan Turkie Ottoman dan sampai saat ini masih berfungsi sebagai tempat ibadah umat Muslim di Sofia,di belakang masjid terdapat Hammam yaitu tempat permandian air panas para bangsawan Turkie zaman dulu tapi sekarang fungsinya sudah berobah jadi museum tapi didepan bangunannya masih ada kran air panas bumi tempat cuci tangan,aku sempat merasakan panas air tersebut yang cukup panas untuk mandi di udara sedingin saat itu. 
Kami berlima indonesia ikut menjejalah jalur khusus pedestrian berama rombongan dan tour guide di Jalan Vitosha. Sebuah shopping street yang sangat ramai. Bahkan pada hari- hari biasa, ia selalu sibuk oleh para pejalan kaki. Baik warga lokal mau pun turis.

Pedestrian Jalan Vitosha sangat lebar, sekitar 20 meter. Di kedua sisinya berdiri toko-toko berbentuk mirip ruko berlantai lima namun berdekorasi klasik. Lantai dasar dimanfaatkan sebagai tempat usaha seperti toko, kantor atau rumah makan. Lantai atasnya berfungsi sebagai apartemen. Di depan toko berderet pepohonan rindang. Sekali kali ada pemusik jalanan sedang asyik memetik gitar sembari menyanyi daerah kadang mirip irama timur tengah ditelingaku. Pada jam makan, banyak orang memenuhi bangku-bangku kafe atau rumah makan yang tertata di pinggir pedestrian.



Di pusat kota, saya menemukan toko-toko unik. Toko atau tempat usaha yang sebagian menempati ruang bawah tanah. Ada toko kelontong, penjual rokok, pengrajin sepatu, tukang kunci, dan sebagainya. Ada jendela kecil tempat penjual di dalamnya dan pembeli bertransaksi. Karena letak jendela tersebut relatif rendah, orang harus jongkok saat bertransaksi. Toko semacam ini disebut sebagai klekshop atau toko jongkok. Salah satu contoh arsitektur komunisme di Sofia adalah Gedung Partai yang berada di Neza visimost square, tidak jauh dari Patung St Sofia. Berhadapan dengan Istana Kepresi denan. Berdiri sejak 1954, bangunan gagah ini dulunya menjadi pusat kegiatan Partai Komunis. Secara keseluruhan, ia berbentuk seperti huruf V. Bagian depan gedung memiliki pilar-pilar tinggi dan menara.

Sofia memiliki taman-taman kota yang apik dan rapi. Cocok untuk tempat refreshing warga kota mau pun turis, kami sempat mampir ke Taman Zaimov yang berseberangan dengan halte bus bandara berada di pinggir taman ini.Nama taman ini berasal dari nama Jenderal Vladimir Zaimov. Di sini orang bisa mendapatkan wifi keliling taman dibanding berselancar di dunia maya. Sebuah taman berhias patung-patung dan aneka karya seni pahat. Bangku-bangku tamannya banyak. Ada fasilitas fitness, tempat main skate board Dan lainnya. Di salah satu ujung taman, saya melihat salah satu monumen. Relief di dindingnya menggambarkan serdadu perang. Tamannya bersih. Meski tak luput dari penggemar grafiti.

Katedral Aleksandr Nevski ,Agama Kristen Ortodoks dianut sebagian besar warga Bulgaria. Di Sofia tentunya tak susah kita temukan gereja mereka. Gereja yang kubahnya mirip masjid. 










Di ujung jalan Vitosha, kami langsung melihat katedral megah Sveta Nedelya. Hanya berpuluh meter dari situ, berdiri Gereja Sveta Petka. Katedral terbesar di Bulgaria, yang juga merupakan salah satu gereja ortodoks terbesar di dunia adalah Katedral Aleksandr Nevski (Chram-pametnik Aleksandr Nevski). Letak gereja ini di Aleksandr Nevski Square, pusat Kota Sofia.Didaerah ini rombongan yang ikut tour guide bubar dan beberapa orang memberikan tip sukarela pada tour guide yang ramah tersebut.
Katedral Alexander Nevsky

Sebelum masuk kompleks katedral, kami bertemu taman penuh patung. Di sekitarnya banyak warga lokal membuka lapak barang bekas. Barang dagangan mereka pajang di atas meja-meja. Sebagian pedagang itu mendirikan tenda. Pasar loak kecil ini buka setiap hari. Jika jeli dan pandai menawar, orang bisa mendapatkan barang antik di sini. Banyak diantaranya dijual barang barang pernik pernik peninggalan komunis uni soviet dan peninggalan Nazi jerman yang bagi kita orang indonesia masih terasa trauma dan alergi melihat lambang palu arit tersebut. Katedral Alexander Nevsky merupakan salah satu destinasi utama Sofia. Baik bagi para penganut Kristiani, serta para turis. Ia dibangun pada 1882 -1924. Rumah ibadah ini terlihat sangat jangkung.

Kubah-kubah utamanya berwarna keemasan. Bagian atap lainnya berwarna biru sedangkan dindingnya dari batu berwarna terang. Lukisan- lukisan ikon bisa kita lihat di atas pintu-pintu. Sementara dinding koridor depannya berhiaskan fresko. Suasana temaram dan mistis terasa menyapa ketika kita memasukinya hal ini mengingatkanku pada film horor pangeran Dracula. Semua gereja ortodoks yang kami singgahi selama di Bulgaria, memasang tanda larangan memotret atau mengambil video di bagian dalamnya. Terdapat rungan kecil penjual lilin bagi mereka yang hendak berdoa. Pintu kedua membawa kami menuju bagian inti gereja. Dinding dan bagian dalam kubah tertutup aneka lukisan dinding. Kisah-kisah dari Injil. Seperti banyak gereja ortodoks lainnya, katedral ini memiliki pahatan dan ukiran dari batu marmer dan kayu yang memiliki motif tertentu.

Capek jalan seharian kami mencicipi kopi Bulgaria di sebuah cafe di daerah vitosa yang jadi pusat keramaian malam dengan aneka street performance,rasa pegal berjalan seharian rasanya sudah impas dengan pengalaman baru yang didapatkan...Subhanallah

28 Oktober 2018

Kami berjalan di Sekitar Kota Tua Plovdiv bersama sahabatku dari KBRI Sofia bapak Acha Anshari Acha,bapak Endy Zulham Tobing bapak Fadi. Sepanjang Pedestrian Street jalan pejalan kaki utama Knyaz Aleksander I atau Aleksander Batenberg Street berjalan sejauh 1 km dari utara ke selatan, melewati pusat kota tidak secara teknis “kota tua” tetapi dekat dengan itu. Rasanya aku betah berjalan-jalan di sepanjang jalan ini selama berjam-jam. Jalan khas eropa kuno ditutupi susunan batu gunung hitam dengan ukuran yang sama dan mengkilat rapat serta terlihat kokoh walaupun kalau dilewati mobil terasa bergetar,terbayang bunyi derap kereta kuda benhur,bersama prajurit berkudanya sedang menuju amfiteater. Ada banyak toko yang menjual semuanya, mulai dari sepatu bot hingga botol anggur, dan ada juga beberapa kafe besar dengan meja yang tumpah ke jalan.

Sebagian besar bangunan di sepanjang Knyaz Aleksander dibangun pada akhir abad ke-19 dan awal abad 20 dan sementara banyak contoh terbaik arsitektur telah diubah menjadi pusat perbelanjaan, mereka masih cantik dari luar,warna bangunan didominasi warna coklat.Plovdiv adalah kota tertua ke-6 di dunia dan merupakan kota terbesar kedua di Bulgaria setelah Sofia. Kota ini awalnya merupakan pemukiman Neolitik dari Thracian kembali 4.000 SM dan telah diduduki sejak saat itu, menjadikannya kota tertua yang dihuni terus menerus di seluruh Eropa.


Sejarah yang luar biasa kaya ini telah memberi Plovdiv salah satu kota tua yang paling menawan di Eropa Timur. Batu-batu besar menghantam jalanan, membuat foto-foto yang menakjubkan,termasuk foto kami dengan spanduk promosi kami "visit for your next journey Riau Indonesia" semua mata memandang kearah kami dan ada juga turis asing yang mengabadikannya,hingga petugas memberi tahu kami bahwa waktunya sudah habis.

Bagian-bagian dari tembok kuno masih dapat ditemukan di daerah-daerah tertentu di kota dan ada amfiteater Romawi yang spektakuler yang memerintahkan tebing yang menghadap ke lingkungan Kapana dan bagian kota yang lebih modern.

Beberapa tempat menarik selain yang saya cantumkan di atas termasuk Museum Etnografi, Gerbang Timur ke kota, dan Asimetris House hanya saja kami tidak cukup waktu untuk kesitu.

Sholat dzuhur kami mampir ke masjid jamik Turkie yang berada dekat amfiteater yang dibuat pada waktu kesultanan Ottoman menguasai Bulgaria.



Bismillah.

29 Oktober 2018.Satu hal yang tidak aku sukai dalam satu pengembaraan adalah perpisahan dengan orang orang yang telah banyak berbuat baik untukku,tapi bagaimanapun juga perjalanan ini harus berlanjut,pada hari ini aku hanya bisa berdoa semoga saudara saudaraku di Sofia Bulgaria khususnya KBRI senantiasa dilimpahi BerkahNya dan semoga Allah pertemukan kita lagi dalam RahmatNya...aamiin.
Staff KBRI Sofia yang baik hat

Waktu visa schangen kami yang hanya tinggal 8hari lagi harus bisa kami gunakan untuk keluar dari negri Balkan Bulgaria sebelum tanggal 5November,jarak dari Sofia ke perbatasan Turkie di Kapikule sejauh 325km. 

Kontur jalan Sofia ke Kapikule melewati pegunungan Balkan dan melalui lembah mawar akan memperlambat kami.

Keluar dari kota sofia kami masuk ke route timur,dua puluh km pertama jalan masih datar dan kami juga bisa menikmati keindahan danau Iskar dan lebih keselatan lagi mulai terasa tanjakan demi tanjakan sudah tidak ada lagi perkampungan yang kami temui. 
Matahari terlihat cerah namun dibawah pohon pohon hutan yang kami lewati terasa sekali dinginnya,topi kupluk penutup kepala dan telinga penangkar dingin tak pernah tanggal dari kepalaku,disetiap lembah yang kami lewati terdapat kampung kampung yang hanya terdiri dari beberapa rumah yang terlihat usang dan jarang terlihat orang dijalanan ini menjadikan aku ingat film dr chivago di tahun 80an yang bercerita peperangan di Balkan dengan shooting panorama khas balkan. Jam 16.30 sore kami masih berada di lembah yang tidak ada perkampungan apalagi penduduknya.


Aku yang berada didepan joker sekitar 500meter berusaha mencari spot yang aman dan nyaman untuk camping dan tidur malam itu. Kami masuk ke jalan menanjak arah sutet dengan jarak kira kira 100meter dari jalan raya disitu agak tersembunyi dan tidak banyak angin lalu kami pasang tenda. 

Suhu Udara mulai terasa dingin 8c,roti kebab yang dibekali tadi pagi jadi makanan malam kami. Tidak ada intrnet dan tidak ada bunyi kendaraan,sunyi sepi,hanya bunyi jangkrik dan sekali kali terdengar bunyi listrik sutet yang berdesir diatas tenda kami. Udara yang dingin membuat aku buru buru masuk kekantong tidur,hingga terbangun oleh kicau burung sebelum subuh jam 06.00 pagi.