Pages

Saturday, May 30, 2015

12.TOUR de ASIA_SUNGAIBULOH_SABAKBERNAM


Di masjid nurul Huda kami di beri kamar tidur yang luas dan terpisah dari ruang mesjid utama kalau shalot jumat berfungsi penambah ruangan sholat,pak Ismail garin masjid begitu baik pada kami hingga beliau ingin mentraktir kami makan malam tapi kami tolak dengan halus karena tanpa setahu kami salah satu jamaah turunan Pakistan yang tadi bertemu dan tinggal disebeang masjid mengantar makan malam roti canai untuk kami bertiga.
KUALA SELANGOR
Sepeda yang tadi kehujanan dan sedikit berlumpur aku basuh lagi dan rantainya dikasih oli lagi hingga sekarang gesekan rantainya sudah lembut lagi.
Kami tidak sempat pamitan pada pak ismail yang aku lihat sedang tidur sehabis mengaji subuh.
Kembali kami mengayuh sepeda di udara yang cerah,istirahat yang cukup membuat kami semangat ditambah lagi joker sudah mengurangi beban panier depannya dan sekarang hanya memakai pannier belakang saja sehingga ringan dan makin laju meninggalkanku sedangkan aku merasa masih nyaman dengan beban panier depan dan belakang.
Siang sebelum sholat dzuhur kami makan siang di daerah Kuala selangor,didaerah Tanjong karang banyak ditemui suku jawa dan bahasa disini kadang terdengar bahasa jawa,memasuki daerah Sekincan terasa bagaikan didaerah cina karena memang disini etnis Cina lebih banyak,merek merek toko memakai tulisan cina.  
Kayuhan 83km kami sampai di daerah Sabak bernam Selangor,sekitar jam 16 sore kami melihat sebuah masjid dipinggir jalan dekat jembatan sungai sabak yang bernama mesjid Syaadah sungai tarap Selangor.


mesjid Syaadah
Kami bertiga memasuki halaman masjid yang ketika itu ada beberapa jamaah yang baru selesai sholat Ashar,sepeda kami parkir di shelter depan masjid lalu aku memberi salam dan mendekati beberapa jemaah dengan sedikit gugup karena mereka dari tadi memperhatikan kami,"Assalamualaikum Pak,kami bertiga musyafir bersepeda dari Indonesia dan mau menumpang bermalam semalam ini di masjid ini kalau diizinkan" lalu mereka menjawab salamku dan agak tertegun melihat kami lalu salah Pak Jamaluddin yang ternyata Takmir masjid menjawab,"ya silahkan pak,bapak boleh tidur didalam masjid dan supaya aman nanti sepedanya diletakkan di ruangan itu saja" sambil menunjuk ke suatu ruangan seperti gudang masjid,perasaanku kembali lega mendengar jawaban ini,setelah beramah tamah beberapa dengan jamaah aku minta izin untuk mandi dan sholat Ashar.
Berita keberadaan kami dari bang Mazwir langsung ditanggapi oleh beberapa teman di daerah selangor.
Cik Gu Zuraini

Cik gu zuraini bin jalil seorang guru sekolah dengan anaknya dan muzkimin datang menemui kami di masjid lalu Raja hasan,abdul Rahim dengan istrinya kak Ija yang dulu pernah ketemu dengan aku dan opung Yosef Sitor sewaktu mereka bersepeda touring ke Sumatra barat,mereka menemui kami dengan rasa bahagia yang sangat mendalam,perasaanku waktu itu aku berada di negri sendiri karena keramahan mereka.
Dinegeri asing ini aku merasa tidak asing lagi,layaknya kami seperti bertemu dengan saudara dekat.
Berita kedatangan kami ternyata makin menyebar khususnya dikalangan pesepeda di Malaysia,hal ini tersebar melalui media sosila facebook dan beberapa orang teman lainnya yang baru aku kenal disitu menyapaku 
"ini Pak Tasman kan..dan itu Joker lalu itu Opung Yosef",
aku agak kaget lalu bertanya,
"dari mana tahu Pak..?" 
lalu mereka mengatakan bahwa mereka sudah mengenal kami sejak kami masuk Singapore dulu melalui media sosial FB jadi mereka ingin bertemu dan mendatangi kami ke masjid tempat kami nginap,aku berusaha seramah mungkin dan tidak mengecewakan pengorbanan mereka untuk sekedar bersilahturahim dengan kami walaupun waktu itu aku ingin sekali untuk beristirahat beberapa menit saja karena capek.
wak Rahim,kak Ija,Raja Hasan dan ikgu Zul

Malamnya kami dibawa jalan jalan dengan mobil kemudian makan seafood oleh cik gu Zuraini dan anaknya,Raja Hasan,Wak Rahim dan istrinya Kak Ija,tempatnya dipinggir pantai yang lumayan jauh dari masjid.
Ditempat yang nyaman tersebut kami saling bercerita pengalaman perjalanan hingga tidak terasa hari sudah jam 10malam lalu kami diantar kembali ke Masjid untuk istirahat,sebelum berpisah kembali aku terenyuh karena Raja Hasan mengatakan besok dia,wak Rahim dan Kak Ijah tidak bisa melepas kami lalu dia menyalami kami dan menyelipkan beberpa ringgit malaysia kegenggamanku sambil mengatakan, "Pak Ambil ini untuk bekal beli minum diperjalanan" kami bertiga berusaha menolaknya tapi beliau mengatakan "ini rezeki bapak bertiga" lalu Kak Ija memberikan sekantong Buah apel sambil mengatakan,"ini untuk dimakan dijalan" kembali hal yang sangat mengharukanku terjadi lagi,aku mengucapkan Alamdulillah atas pertemuan yang membawa barokah ini.
Pagi selesai subuh kami sudah siap untuk melanjutkan perjalanan dan aku lihat cik gu Zur,Iqbal,Maslan sudah berada dihalaman masjid menunggu kami karena mereka akan menemani kami sampai batas kota.
Diperjalanan ada yang bergabung lagi yaitu Pak Miskam Marimun yang berencana mentraktir kami untuk makan pagi,pak Miskam yang berperawakan tegap dan masih muda ini juga ikut memonitor perjalanan kami sejak dari Singapore dulu kemudian setiap pergerakan kami selalu diikutinya dengan memberi komentar melalui Facebook,beliau sangat perhatian pada kami selama perjalanan touring kami.
Di pasar Sabak bernam kami berhenti di sebuah warung untuk makan pagi,disini aku dapat cerita dari Maslan yang bernenek moyang dari kebumen Jawa tengah,Joker sangat tertarik mendengar cerita ini karena ada hubungan emosional satu daerah,pak Maslan adalah generasi ke empat dari kakeknya Jailani.
Di zaman kolonial Inggris abad ke19 Kakek jailani dan 2 orang temannya datang ke negeri sabak lewat sungai,masa itu belum ada penduduk disitu,mereka minta izin pada pemerintahan inggris masa itu,lalu membuka lahan untuk pertanian,hingga sekarang berkembang jadi kota sabak bernam yang berasal dari kata sahabat berenam.
Sahabat dari Sabak bernam

Kami diantar sampai masuk perbatasan perak,sedih juga perasaan setiap berpisah dengan teman baru ini,aku membaca perasaan sedih mereka di Fb zuraini bin jalil,mudah mudahan kami bisa ketemu lagi.
Kayuhan kami menjelang siang lumayan jauh yaitu 50km,jalan datar dan mulus.
Diwaktu makan siang di daerah Sungai buloh kami bertemu 2 orang pesepeda wanita Jerman yang turing keliling dunia,mereka kelihatan mandiri sekali.
BERTEMU CYCLIST GERMANY

20km menjelang kampung gajah kami di dera hujan badai lebat,sejauh mata memandang hanya ada kebon sawit dan kiri kanan jalan dibatasi parit,tidak ada tempat kelihatan pondok atau rumah penduduk untuk berteduh,dalam guyuran hujan badai kami tinggalkan sepeda di pinggir jalan lalu kami pergi menelusuri pinggir jembatan dan masuk kekolongnya untuk berteduh,cukup nyaman rasanya,walaupun sekujur tubuh basah kedinginan kami masih bisa tertawa dengan ketidak nyamanan ini.
Aku duduk meringkuk menahan dingin dibongkahan batu menunggu hujan reda,sekali kali tampias dan tetesan air hujan membasahiku,lebatnya hujan dan badai mengaburkan pandangan kearah sungai,kami hanya bisa lakukan duduk dan mendengar sekali kali deru mobil diatas jembatan.
Berteduh dibawah jembatan
Aku mencoba menikmati ketidak nyamanan tersebut sambil mengatakan dalam hati sebentar lagi kita akan ketemu masjid lalu mandi sholat dan istirahat jadi kita harus bersabar menunggu hujan badai ini reda,tapi hampir satu jam hujan masih belum reda kembali aku dan kawan khawatir kemalaman di daerah yang tidak berpenghuni ini,...sekarang aku lebih mengerti sulitnya hidup dibawah jembatan,bagaimana saudara saudara kita yang kurang beruntung hingga setiap hari harus berjuang melawan panas dan dingin....semoga Allah memberi kekutan buat mereka..amiiin.

hujan tak kunjung reda


Hujan mulai reda,dalam rintik rintik hujan kami mulai kayuhan lagi agar bisa menemukan tempat bermalam sebelum hari gelap,bunyi desiran kendaraan besar kecil dari belakang meciutkan nyaliku,pakaianku kembali basah kuyup oleh hujan dan percikan air dari kendaraan yang melewati kami.
Berteduh dipondok tinggal

Dua kali kami berhenti berteduh di pondok pondok yang ditinggal penghuninya dan suatu kali kami dihampiri oleh mobil van pedagang yang mengantar dagangan ke warung warung,mobil ini muncul dari jalan desa didepan pondok tempat kami berteduh,sopirnya menyapa kami dengan ramah lalu menanyakan kami hendak kemana dan dari mana,terlihat mereka agak takjub mendengar kami pesepeda dari jauh lalu sopirnya memberikan kami beberapa potong roti,bagaikan musyafir yang menemukan telaga kami mengucapkan Alhamdulillah dengan suka cita karena tanpa kami sangka tuhan menurunkan mahluk penolongnya pada kami bertiga yang saat itu memang sedang keroncongan ditengah padang tanpa kehidupan tersebut.
Setelah 30km dari jembatan kami mulai melihat rumah penduduk,kami memasuki desa Teluk Intan dan dibatas desa kami melihat mesjid al Hidayah yang terletak dipinggir jalan.
Masjid Al Hidayah

Kami masuk halaman masjid dan menemui tamir masjid yang dulu pernah ke Indonesia sebagai Jamaah Tabligh,rata rata jemaahnya turunan jawa,kembali kami diterima dengan ramah disini. sehabis magrib salah satu jemaah mengantar kami makan dan roti berikut slai untuk sarapan pagi kami esok hari pesan bapak yang dermawan tersebut.
Makanan pemberian  Jamaah

Masuk hari ke 22 kami lanjut mendayung dari teluk Intan menuju Kota buras,jalan yang kami lalui sangat mulus karena baru dibuat dan tidak bisa kita temui di peta.
Di daerah seberang perak ini terhampar sawah dengan tanaman padi yang luas sekali disini kita merasa di daerah sumatra barat yang dibentangi tanaman padi yang luas,setiap beberapa kilimeter ditemui penggilingan padi. Dari tadi malam kami dimonitor terus oleh pak Hakimi dari Ipoh dan dia berharap bisa mampir beberapa malam di rumahnya,tapi paginya rencana kami berubah dan tidak lagi masuk Ipoh tapi melalui Taiping karena rute ini lebih pendek untuk menuju ke Penang.
menuju Taiping

Didaerah Bota kiri menjelang zuhur kembali kami diguyur hujan tapi kami masih tetap kayuh karena hujan gerimis,di pasar Bota kiri di sudut perempatan jalan kami istirahat dan makan siang dirumah makan melayu yang cukup bagus,hujan di luar makin lebat tapi kali kami beruntung tidak terguyur hujan lebat tersebut. 
Sedang makan ada 2 orang muda mendatangi kami sambil menyodorkan tangan bersalaman,
"saya Hakimi dari Ipoh pak"
ujarnya kami kaget,"koq bapak bisa tahu kami ada disini?" Dia bilang "saya sedang ke lumut dan di jalan saya berharap dan perhatikan terus supaya bertemu bapak,Alhamdulillah saya lihat sepeda bapak", dia begitu antusiasnya ingin bertemu kami minta foto bersama dan harapannya dia bisa punya semangat seperti kami. 
Tanpa setahu kami pak Hakimi membayar makan kami siang itu lalu kami berpisah dan kami melanjutkan perjalanan ke Beruas.
Pak Hakimi dari Ipoh

Sepanjang jalan kami kembali di guyur hujan,tapi kami tetap mengayuh karena memang tidak ada untuk tempat berteduh sepanjang jalan yang ditumbuhi pohon sawit tersebut.
Jam 18.00 masih terasa sore kami sampai di pasar Beruas yang kelihatannya pasar tidak begitu besar dan hanya terdiri dari beberapa deretan ruko dipinggir jalan. Kami mampir ke sebuah warung kepunyaan seorang muslim dari Patani Thailand. Satu mangkok bakso cukup menghangatkan tubuh kami yang tadi kedinginan.
Kami mulai mencari tempat nginap tapi tidak kelihatan mesjid dari tadi lalu kami melihat kantor polisi dan mencoba minta izin  nginap,sebetulnya aku kurang suka untuk menginap di kantor polisi tersebut,tapi karena opung yosef dan joker ingin mencobanya jadi aku ikut saja apa kata mereka,petugas polisi yang bertugas sepertinya berdarah jawa beliau itu cukup ramah dan bersimpati pada kami tapi sewaktu dia menyampaikan permintaan kami pada sang komandannya permintaan kami ditolak dan disuruh cari hotel saja,kami hanya tertegun tidak menjawab karena mendengar hotel adalah suatu kemewahan untuk kami yang masih memerlukan dana banyak untuk perjalanan masih jauh dan kami perlu mengirit biaya dan salah satu cara adalah mencari penginapan tanpa biaya .
Kami langsung pamitan dan selanjutnya mencari mesjid terdekat saja,akhirnya mesjid Asyuhada yang sedikit agak masuk ke desa bisa kami temukan untuk istirahat malam itu.

perlengkapan mandi
Masjidnya bersih dan luas dan kamar mandinyapun bersih,di teras depan seperti kebanyakan masjid lain di Malaysia ini selalu di sediakan minum mineral dengan teh,kopi,gula serta ada kue kue kecil atau biscuitnya untuk jemaah yang memerlukannya secara gratis.
Kami dapat izin untuk menginap malam ini di masjid Asyuhada,lalu pasport kami di catat oleh takmir masjid karena ini adalah suatu keharusan dari pihak polisi demi keamanan katanya. 
Dimas Ronggo Warsito

Malam sehabis sholat Isya kami mengoblol lama dengan pak Dimas Rangga Warsita yang sangat ramah dan sudah lama bermukim di Malaysia tapi bahasa ibu jawa masih tetap terdengar kental.











































Friday, May 22, 2015

11.TOUR de ASIA_EXPLOR KUALALUMPUR.

Kami tidur di ruang khusus tamu yang disediakan oleh tuan rumah Basikal Akmal,ruangan yang kami tempati terletak didalam toko yang dikunci dari luar,pagi ini kami berencana ke Kbri Kuala lumpur,sayangnya kami sudah stand by dari jam 7 pagi untuk berangkat tapi pintu masih tertutup dan tidak satu orangpun yang bisa diminta tolong membukakannya. Jam 8.30 kariyawannya baru muncul membukakan pintu.
Kami hanya sempat pamitan pada kariawan pak Akmal karena Pak Akmal sendiri masih belum muncul.
Sepeda Kami langsung meluncur ke Kbri di jalan Tun Razak yang berjarak 25kmm dari basikal akmal tempat kami nginap,tapi tidak semudah itu kami menemukan kantornya karena ada beberapa high way yang harus diseberangi dengan arus kendaraan yang padat dan kencang. 

Setiap kali kami sampai disuatu persimpangan google map dibuka untuk memastikan akurasinya,dan setiap kali kami mau pindah jalur jantungku berdegup keras membayangkan mobil yang begitu laju di belakangku,pernah satu kali disuatu pertigaan jalan yang padat kendaraan tanpa lampu lalu lintas disitu kami kesulitan untuk menyeberanginya,lalu ada seseorang bersepeda motor membantu kami masuk jalur padat tersebut dengan mebelintangkan motornya sebagai perisai agar kami aman menyeberang,disaat kami berhasil menerobos keseberang,malaikat penolong kami tadi sudah tidak kelihatan,bantuan yang sederhana tapi sangat bermanfaat saat itu dan tak akan terlupakan...subhanallah.
Kami istirahat disuatu belokan daerah Cheras sambil buka peta,tiba tiba datang seseorang bersepeda motor mendekati kami dan menanyakan,"bapak yang bersepeda dari Indonesia ya?" Kami meng iyakan,lalu dia mengenalkan diri sebagai "Adi manap" yang juga pesepeda dari Kualalumpur yang selalu mengikuti perkembangan perjalanan kami melalui fb. Lalu dengan ramahnya beliau menawarkan diri untuk mengkonvoi kami ke Kbri dan sebelum berangkat dia mengajak kami untuk makan siang dirumahnya yang tidak jauh dari situ. Satu lagi orang yang bagi kami asing sama sekali tapi begitu baik memberi bantuan pada kami yang entah siapa siapa,dirumah kami dikenalkan dengan anak dan keluarga beliau. 
Jamuan di rumah pak Adi Manap
Selesai makan siang kami diantar pak Adi ke KBRI,kami ikuti motornya dari belakang,lebih kurang 15menit kami sudah sampai dan beliau pamit diri sambil menyelipkan uang 50 rm ketanganku sambil memberitahu "ini buat beli minum di jalan" subhanallah... begitu perhatiannya dia pada kami.setelah mencatat nomor hp kami beliau berlalu. Begitu banyak pelajaran tentang kebaikan yang ditunjukan Allah pada ku,pemberian yang ikhlas tanpa mengharap balasan.
Didepan kanan pintu kbri terlihat antrian untuk masuk kedalam,kami melapor untuk bertemu dengan dubes. Kami diterima oleh ibu Indri yanuarti sebagai sekretaris dubes.kebetulan dubes sedang ke Indonesia jadi beliau mewakili serah terima plakat kota pekanbaru,sebaliknya kepada kami diberikan plakat penghargaan dari KBRI Malaysia. 



Karena urusan visa china maka kami akan tinggal 2 hari lagi di KL,ibu Indri menyiapkan tempat nginap untuk kami di KBRI. Malam pertama di KL kami ditelpon oleh pak Maswir untuk siap siap di jemput makan malam,pak Maswir berperawakan besar yang baru kami kenal adalah seorang warga Malaysia dengan ibu bapak dari kapau dan Maninjau Sumatra barat,beliau lahir di Malaysia dan pensiun dari petronas. Bahasa minangnya kadang kadang keluar bercampur dengan bahasa Melayu terasa sekali beliau ini sangat mencintai leluhurnya di Minang kabau.
Kami sangat terhibur dengan kepribadiannya yang terbuka dan apa adanya,sore itu kami diajak makan nasi Kapau,aku tidak menyangka ada nasi kapau yang rasanya dan penjualnyapun asli orang kapau, kemudian kami dibawa jalan dengan mobilnya sampai ke menara kembar disini kami berfoto tak ubahnya seperti kucing kucing kecil yang dapat mainan berlari dan berguling kian kemari,kami sangat jauh dari keadaan yang formal dan perasaan bebas lepas mengekpresikan kebahagiaan saat itu,pengunjung yang melewati kami hanya memperhatikan tingkah empat kakek yang mungkin kelihatan aneh bagi mereka.




Pak Mazwir in action memoto menara petronas

Kami telusuri malam yang gemerlap dengan lampu lampu jalan serta arus kendaraan yang sudah mulai sepi,jam 11.30 malam baru kami pulang ke KBRI untuk istirahat.
Hari ke dua di Kbri siangnya gowes ke kantor bank mandiri sudut sudut kota tanpa arah keliling Kualalumpur,kami jalan beriringan dikerumunan kendaraan 

Bendera Indonesia,Singapore dan Malaysia yang terpasang berurutan disatu tiang dimasing masing sepeda menjadikan kami pusat perhatian orang saat itu,kami jalan berurutan didepanku opung Yosef dan Joker.
Disuatu jalan dekat menara Petronas seorang anak muda yang mengikuti dengan sepeda motor menarik bendera merah putih yang terpasang dibelakang sepeda opung,aku melihat dari belakang dengan spontan berteriak..."Hooooiii"...lalu pemuda tadi sambil jalan menunjuk nunjuk bendera dan berteriak "buka bendera itu" tapi dia terus laju mendahului kami,saat itu emosiku juga terpancing melihatnya,joker dan opung tidak melihat kejadian ini.
Aku berharap bisa ketemu pemuda tadi di lampu merah depan,betul saja aku melihat pemuda tadi dan kembali dia menyuruh buka bendera merah putih dengan kasar di mengatakan "buka bendera itu,ini bukan Indonesia" aku berhentikan sepeda kepinggir jalan,Joker dan Opung Yosef kembali balik menyusul aku kebelakang,aku tanya sambil mengontrol emosi yang rasanya sudah mau meledak "Bung aku tidak ada urusan dengan kau dan aku tidak akan pernah menurunkan bendera ini walaupun kau paksa,kecuali ada undang undangnya yang tidak membolehkan....." aku mengeluarkan kamera dan menfoto wajahnya,dia makin berang dan mengatakan "apa maunya foto saya,nak lapor polish ya..?" saya jawab "ya karena kau tidak sopan" kemudian sambil naik motornya mengatakan "ayo ikut aku ke polish" aku jawab sambil naiki sepeda "ayo aku ikuti kau dari belakang" di lampu merah pemuda itu menghilang lalu ketemu lagi didepan mall yang banyak orangnya,terlihat dari jauh dia bicara penuh semangat pada orang yang ada disekitarnya,lalu kami dekati dan tiba tiba datang seorang paruh baya mengatakan pada kami "sudahlah pak jangan dilayani orang seperti itu dan menganjurkan kami supaya pergi saja" aku lihat pemuda tadi sudah agak tenang lalu kami pergi dengan perasaan yang kurang nyaman.
Ternyata tidak semua orang ikhlas melihat bendera asing di negaranya,namun aku yakin ini hanya segelintir orang yang berpikiran picik dan lebih banyak yang mengagungkan persahabatan dari pada mengagungkan fanatisme yang sempit seperti pemuda tadi,dalam hati aku berjanji tidak akan mengatakan hal ini pada sahabat sahabatku di Malaysia atau Indonesia dan aku juga sudah memaafkan sikap pemuda tadi.
aku maafkan dia

Malamnya pak Adi manap menelpon mengajak kami makan sate kajang yang jadi favorit di Kualalumpur ini bersama keluarganya,sate kajang yang berlokasi di daerah kajang memang agak beda bumbunya,memamakai bumbu kacang dan sedikit agak manis yang terasa sedap di lidah,malam itu joker menumpangkan panier depannya pada pak Adi karena dia merasa perlu mengurangi beban supaya lebih fleksibel kemudian suatu saat nanti joker akan datang lagi mengambil nya.
Sate Kajang



Rencana hari ini kami akan berangkat melanjutkan perjalanan ke Ipoh,namun kami masih berharap ada satu surat rekomendasi dari kedutaan Indonesia supaya bisa mengeluarkan visa cina untuk kami. Surat itu kami tunggu sampai jam 12 siang,selama menunggu di KBRI tersebut kami mendengar konselor berbicara pada tkw yang bermasaalah,umumnya masaalah gaji mereka yang tidak kunjung dibayar sejak 6 bulan yll.
Diantara mereka ditanya satu persatu"apakah akan melanjutkan persoalan ini,kalau dilanjutkan mereka harus tetap tinggal di mess dan hal ini tentu sangat sulit dan tidak boleh keluar pagar.
Umumnya mereka minta pulang saja dan melupakan hutang hutang tersebut,kami merasa terenyuh melihat posisi mereka lemah untuk menuntut haknya.
Selesai surat recommendasi visa dari conselor kami langsung berangkat, lagi lagi.sebelum meninggalkan kbri kami dipanggil seseorang yang ternyata pak Dudi seorang reseach atase. 


Pak Dudi

Beliau menyetop kami lalu diajak foto bersama dan kepergian kami dilepas dengan uang bekal US$100 perorang Alhamdulillah.
Keluar dari Kuala lumpur menuju Kuala selangor.
Kuala Selangor

kami mengarah ke sungai buloh dan sempat nyasar ke dalam jalan toll aku jadi kecut karenanya tak berapa lama kami keluar tool datang hujan lebat,kami coba tetap mengayuh sayang badanku sudah kedinginan lalu kami berhenti di meajid al huda Sungai buloh untuk bermalam.











Friday, May 1, 2015

10.TOUR de ASIA_MEMASUKI KUALA LUMPUR

Saatnya kami melanjutkan perjalanan dari rumah pak Ngah di tasik sepat menuju Kualalumpur.
Ada perasaan haru saat kami akan berangkat meninggalkan rumah pakngah,tiga malam bersama keluarga yang ramah meninggalkan kesan yang sangat mendalam dihati kami dan saatnya kami harus pergi dan tidak tahu kapan bisa jumpa lagi,aku berdoa semoga keluarga pakngah diberi segala kemudahan...amiin
Bersama PakNgah dan Ibu Rose
Sampai ketemu lagi Sungai Pelek
Dengan diantar oleh pak ngah kami menuju ke jalan raya,belum sempat 1km mengayuh,ban belakang sepeda joker bocor,kami kembali kerumah untuk tambal benen lalu lanjut mendayung lagi kearah sepang.


Tambal benen dirumah pak ngah

Udara cerah kiri kanan jalan didaerah Lukut banyak sekali kebun sawit.Istirahat makan siang di kota Salak di sebuah warung masakan Jawa,sewaktu akan berangkat melanjutkan ke arah putra jaya kami ragu menentukan 2pilihan jalan kearah kajang atau bangi,akhirnya kami ke Kajang,tapi rasanya kami sedikit mengambil resiko karena masuk jalan tol yang penuh mobil kencang . Perasaanku kecut juga sewaktu menyebrang kalau ada diantara kami insiden di jalan tol ini.


di depan Putra Basikal diapit Aziz Basrom dan Akmal

Pak Aziz basrom menghubungi telpon celulerku dan memandu perjalanan kami kearah universitas putra jaya malaysia,ditambah bantuan gps dari joker yang disetiap persimpangan dibukanya akhirnya kami temukan Upm 
 di daerah serdang lebih kurang 20km dari pusat kota Kuala lumpur.
Di gerbang universitas Putrajaya Malaysia terlihat merek besar "putra Basikal" kami di lambai dan silahkan masuk oleh pak Aziz masron.
Ruangan showroom dan workshop besar juga,sepeda bekas berjejer di samping workshop ada juga sepeda yang sedang di service,sepertinya konsumennya banyak dari kalangan mahasiswa namun tidak terbatas disitu para pecinta sepeda di KL nampaknya mengenal bike shop ini.

Dari beberapa sticker yang ditempel di billboard terlihat macam macam expedisi dan biketouring manca negara,aku juga diminta menempel sticker Tour de Asia kami disitu,
Tempat ini bisa dibilang persinggahan para peturing peturing asing dan lokal di Malaysia,dan setiap ada peturing asing yang masuk Malaysia biasanya ditampung gratis dikamar yang cukup mewah untuk standard pengelana atau bikepacker.
Akmal 26tahun yang bertubuh tinggi gempal dan berjambang dengan perawakan timur tengah adalah bos putra basical,sepintas terlihat menyeramkan tapi begitu menyapa kami terlihat kelembutan dan keramahannya,dia juga berpengalaman sepeda jarak jauh dan mechanic sepeda yang handal sehingga obrolan kami sangat nyambung dan aku mendapatkan informasi yag bagus mengenai dunia sepeda.

Dengan ramah Akmal menunjukan kamar untuk kami nginap, semuanya disediakan gratis oleh teman teman cyclist Malaysia untuk peturing asing/long distance cyclist yang tercatat dalam book record mereka,mereka selalu memantau kami dan siap memberikan bantuan kalau diperlukan,begitulah loyalnya teman teman yang baru aku kenal ini,kami merasa aman disini. Insyallah besok kami akan ke Kbri menemui dubes untuk penyerahan plakat yang dititip wako pekanbaru dan menanyakan pengurusan visa kami ke cina.
Kami dengan Prof Johari dan Pak Ali


Pak Ali dan pak Johari hamid yang tinggal jauh di kuala kubu 80km dari Kualalumpur mendatangi kami,dari sore tadi terus menungu kedatangan kami karena ingin berjumpa dengan kami,Pak Ali seorang bapak muda yang ramah aku kenal melalui FB,dia datang khusus menemuiku dan menawarkan appartement kosongnya yang bisa kami tempati selama di Kualalumpur nanti,tawaran yang keluar dari keikhlasannya membuat hatiku terenyuh,aku beritahukan beliau kemungkinan kami akan nginap di KBRI malam besok,dan Pak Ali memberikan nomor teleponnya seandainya ada perobahan untuk menginap,bisa hubungi beliau lagi.
Pak Johari Hamid yang datang dan menunggu kami dari tadi dengan anaknya ternyata adalah seorang dosen di Universitas Malaysia belakangan aku ketahui beliau adalah seorang Profesor. Aku begitu terkesan dengan kerendahan hatinnya dengan mau menunggu kami yang orang asing dan bukan apa apa,tapi beliau mengatakan "saya ingin menambah sahabat dan sangat terinspirasi dengan semangat bapak bapak bertiga ini dan ingin juga melakukan petualangan seperti bapak".
Selain kami ada lagi satu tamu Terje Olav bikepacker dari Norwegia yang sedang nginap disitu,kami agak kesulitan mengingat namanya sehingga kami memanggilnya dengan si "Viking" sehingga gampang diingat.
Terje "Viking" seorang peturing dari Norwegia kemudian menemukan jodohnya dengan gadis Thailand dan menetap di Hat yai sejak 2 tahun lalu dan turingnya kali ini dimulai dari hat yai sampai Kualalumpur saja kemudian kembali lagi ke Hat yai meneruskan kehidupannya sebagai seorang petani di Hat Yai Thailad,aku takjub mendengar perobahan hidupnya dari seorang yang berkecukupan di Norweigia kemudian pergi berkelana dengan sepeda selama dua tahun kemudian menambatkan hatinya di benua Asia membangun keluarga sebagai seorang petani,dari obrolan kami aku melihat dia menemukan kebahagiaannya dengan kehidupan barunya. 
Sahabat baru yang kutemui seakan sekolah baru yang mengajarkan dan membuat aku makin mengerti bahwa sesungguhnya harta dan kemewahan bukan jaminan membahagiakan seseorang,tapi tempat yang sederhana dan seadanya membawanya pada ketenangan hidup,tapi sampai kapan dia bisa bertahan dengan kebahagian baru itu..?
Restoran Putra Jaya

Sore aku,Joker,opung,viking dan Prof Johari diajak makan malam oleh Akmal,kami bersepeda sekitar 2km menuju restoran pakistan ,aku memesan garlik chess,Roti Nan dengan Curry serta minuman Moca dingin dengan coklat toping yang rasanya sangat khas,restoran sederhana dengan masakan yang istimewa.
Jam 21.30 kami kembali pulang dan Prof Johari yang dari tadi bersama kami pamitan sambil meberikan uang RM50 ke masing masing kami,subhanallah...aku tertegun dengan perasaan antara senang dan terharu dan beliau berucap "ambilah ini karena saya sudah berniat" aku menjawab "terimakasih pak Jo semoga Allah membalas dengan segala kebaikanNya"