Pages

Sunday, January 12, 2014

6.HARI INI LAGI APES...(TRANS JAVA BALI)

Ada hari hari yang membahagiakan kita dimana semuanya serba lancar dan apapun yang dilakukan rasanya tepat sasaran tapi kadang kadang ada hari hari yang dari pagi sampai sore ada ada saja kesusahannya,kalau ustad bilang hati hati itu ujian jangan sampai ngomel dan kufur nikmat....ikhlas menerima dan nikmati saja apa adanya...jangan bersedih ucapkan Alhamdulillah...kata ustad..
Hari ini adalah hari ke tiga belas kami berkelana.
Kemarin sewaktu memasuki jombang saya langsung kebayang muka gus Dur yang lucu,saya sering melhat beliau dari sisi jenakanya,saya tidak terlalu memusingkan pernyataan pernyataan politiknya yang kontroversial biarlah politikus yang mikirinnya,itu aja koq repot hehehee....aku perhatikan satu persatu muka warganya dari sadel sepeda ternyata banyak yang tidak mirip dengan gus dur tapi muka boleh nggak mirip namun lucunya mungkin bisa sama.
Aku tersenyum sendiri membayangkan gus dur kalo ceplas ceplos,pasti sebentar lagi aku akan ketemu orang yang lucu lucu. Disatu tikungan setelah memasuki kota Jombang kami mendengar azan dari mesjid dipinggir jalan,joker mengasih tanda kita sholat zuhur saja di mesjid itu dulu,sepeda langsung dibelokan memasuki halaman Masjid.
 Didepan halaman mesjid banyak pedagang gerobak aku lewat sambil mengangguk memberi salam pada mereka. Sewaktu sedang memarkir sepeda dibawah sebatang pohon,aku mendengar ada yang teriak "oii...sendalnya dilepas..ngotor ngotori aja bawa najis..." aku lihat joker yang sedang berhenti memarkir sepeda dekat toilet,lalu joker menjawab "oh maaf saya ngga tahu karena ngga ada tanda larangan"
Saya perhatikan bapak gendut itu (kebayang body gus dur nih) menuju toilet sambil menggerutu gerutu,..dalam hati koq begitu marahnya ya..apakah orang sini ngga suka melihat tamu yang belepotan seperti kami,atau kami di curigai kriminal ? Namanya juga orang ngga sengaja dan baru nyampe udah disemprot...
Aku lihat joker mau emosi dan aku bilang ngga usah marah kita pergi saja,biarkan dia yang marah ntar dia menyesal sendiri..kami kayuh sepeda keluar dari halaman mesjid tersebut untuk mencari mesjid lain,akhirnya menemukan warung  soto lamongan yang ada mushola dan bersih. Aku bilang joker jombang jadi ngga lucu lagi ya....seraaam.
Dari pengalaman pahit tersebut setiap masuk toilet kami saling ingatkan ..."eiiiit sendal dilepaas"....jadi lebih berhati hati sekarang biarpun ngga ada tanda larangan baik itu toilet kotor atau bersih sendal harus di copooot...kalo ngga mau aku pangilkan pak Gendut tadi heheheee..
Malam tadi tidur di mushola spbu sebelum masuk tol ke Surabaya,SPBU terbaik menurut penlaianku arena disana hampir semua fasilitas ada,mulai dari mushola,toilet dan tempat mandi yang bersih mini market dan kantin,halaman parkiran luas,hampir setiap seperempat jam ada saja bus atau kendaraan umum yang singgah. Sehabis Isya kami makan nasi goreng kemudian langsung istirahat,tapi tidurku ngga nyenyak tiap sebentar ada saja bus atau kendaraan pribadi datang,aku masuk sleeping bag dan tutup telinga pakai sarung tetap saja kedengaran obrolan orang sambil ngakak..duh ujian keimanan...sabar sabar dalam hati...
Sayup sayup terdengar azan dari kejauhan ternyata sudah jam 3.30 aku buru buru bangun dan beruduk,sempat kaget melihat air koq sekarang jernih dan kemarin sore waktu mandi warna susu...aku menyimpulkan kemarin aku mandi pakai air bekas sabun,mungkin ada yang nyuci pakaian kedalam bak mandi karena ngga ada ember..duuuh sompreet,Selesai sholat subuh tidak tidur lagi sampai gowes.

Mushola SPBU Mojosari

Jam 7 mulai memasuki jalanan rasanya sudah terlambat karena udara mulai panas dan jalanan kearah mojokerto sudah padat,terasa perut ini mules habis makan dipinggir jalan tadi...aahkk masa bodo...lengkingan klakson bus dan truck sering membuat aku terperanjat ditambah bunyi desiran rem angin yang membuat nyaliku jadi ciut,duuuh aku mulai bosan
Di daerah mojosari kami di susul rombongan buruh yang pergi demo menuju Surabaya,ada 10bus beriringan didepan dan diikuti ratusan sepeda motor dibelakangnya rata rata mereka membawa bendera serikat pekerja,kami terperangkap didalam kerumunan sepeda motor pendemo tadi dibelakang diikuti 7 truck kepolisian membawa brimob.
Terperangkap kerumunan masa pendemo menuju Surabaya,
Aku sempat ngantuk karena lambannya perjalanan sebelum bundaran gempol aku ajak joker pindah ke jalur berlawanan arah disini kami bebas tetapi kendaraan didepan selalu mengancam,akhirnya kami bisa mendahului rombongan demonstran di bundaran Gempol,di bundaran gempol ini kami bertanya jalan yang ke Banyuwangi lalu ditunjukan jalan kearah kiri,mumpung rombongan masih agak jauh kami kebut sepeda sekencang kencangnya belok kekiri akhirnya rombongan bisa kami tinggalkan jauh di belakang. Beberapa ratus meter selepas jembatan aku melihat gundukan tanah yang memanjang dan disitu ada spanduk spanduk bekas demo,ternyata yang kami lihat adalah bendungan lumpur porong lapindo...!
Aku berseru pada Joker "kita salah jalan!!" Ini jalur ke surabaya sudah 2km lebih kita nyasar seruku.
Sepeda kami seberangkan ke jalur balik ke gempol dan sebelum genjot pulang kami sempatkan foto foto dengan latar belakang tanggul lapindo di Porong Sidoarjo.
Tanggul lapindo di Porong Sidoarjo
Sakarang kami sudah masuk dijalur ke Banyuwangi,jalannya agak sempit dan padat.
Bangil kami lewati dan sewaktu sampai di desa Bendungan kami istirahat diwarung kopi dan tidak berapa lama,hujat lebat turun akhirnya kami tertahan menunggu hujan reda,tidak sabar hingga jam 5 akhirnya kami meneruskan perjalanan di hujan rintik itu dengan target ketemu mesjid untuk menginap malam ini.
Didesa Tambak reja kami turun dan minta izin pengurus mesjid agar kami diizinkan menginap malam itu,hari ini jarak tempuh kami hanya 62km,mudah mudahan esok hari akan lebih baik amiin.mohon doanya

Wednesday, January 8, 2014

5.BERSEPEDA DALAM DEBU GUNUNG MERAPI (TRANS JAVA BALI)

Hujan yang yang hampir tiap hari dan kondisi phisic kami yang sudah mulai menurun,akhirnya joker mengusulkan untuk merobah rencana rute dari jogja yang tadinya ke jalur selatan yaitu melalui Tawang mangu,pegunungan Dieng,lawu ,kediri dan batu malang yang penuh tanjakan pegunungan ,kami robah ke jalur tengah yaitu prambanan,Surakarta,Sragen dan masuk Ngawi di jatim yang relatif datar.
Masjid Almutaqun Yang berlokasi di desa prambanan mempunyai arsitektur yang sangat indah dari informasi yang kami dapat dilokasi itu ditemukan prasasti masjid lamanya yang diperkirakan berumur 2 abad yang lalu kemudian pemda membangun masjid baru dilokasi tersebut,peresmian dilakukan oleh bapak Hidayat Nur Wahid ketua MPR dimasa itu juga dibadiri oleh mentri agama dan imam masjid Nabawi Madinah.
Jalan disekitar prambanan belum begitu ramai pagi itu,sebelum berangkat kami ingin singgah di lokasi candi Prambanan tapi karena tidak diperbolehkan naik sepeda ke lokasi tersebut maka niat kunjungan kami batalkan dan diganti dengan  mencari sarapan pagi yang kami temukan disebuah warung lesehan pinggir jalan.
Lesehan diudara pagi yang masih dingin dipinggir jalan raya Prambanan mempunyai daya tarik tersendiri lalu lintasa masih sepi,kelihatan beberapa penduduk yang sedang jogging dan bersepeda balap disepanjang jalan,aku baru menyadari ternyata hari itu adalah hari libur Ahad. Bubur ayam prambanan sungguh terasa nikmat sebagaimana perasaan kami yang lepas tanpa beban pikiran,bebas dari isu ekonomi politik karena memang kami hampir tidak pernah mendengar berita.Bebas dari pikiran pkiran bisnis,kami hanya memikirkan ada apa didepan kami nanti dan memohon selalu perlindungan Allah.
Bubur ayam prambanan
Melanjutkan perjalanan menuju Surakarta sering sekali kami dilewati oleh pesepeda roadbiker lokal,mereka memperlambat sepedanya dan menanyakan tujuan dan asal kami,atau kalau mereka melewati kami selalu memberi lambaian,hal seperti ini membesarkan hati kami karena didaerah asing ada perasaan solider karena kami sehobi,pernah sewaktu aku agak jauh meninggalkan Joker seorang pesepeda memberi tahuku bahwa joker tertinggal jauh sekitar setengah jam dibelakang hal ini sangat berguna karena aku harus mengurangi kecepatan tapi Joker masih belum muncul juga dan agar tidak terlalu jauh jaraknya pada suatu SPBU aku mampir untuk buang air kecil kemudian duduk di cafe yang ada disitu sambil menunggu joker,namun hampir setengah jam joker masih belum muncul,aku berusaha menelpon dan joker memberi tahu posisinya didekat rumah sakit tapi manalah aku tahu daerah asing itu,kami jadi bingung apakah aku yang didepan atau joker yang didepan,aku mencoba menanyakan pada penduduk lokal posisi yang diterangkan joker itu apakah didepanku atau sudah terlewati,akhirnya seorang pesepeda memberi tahu bahwa posisi itu kira kira 2km didepanku,lalu aku pesan joker agar menungguku disuatu tempat khusus yang kebetulan di perlintasan ketera api,akhirnya kami berkumpul lagi dan mulai memasuki perbatasan Surakarta.dan tak lama di suatu pertigaan jalan sebelah kanan terlihat tugu yang unik yaitu orang duduk sedang menenun mungkin ya..? ?
Kami memasuki kota Surakarta jam 10 siang dan duduk duduk di jalan utama depan pertokoan sambil menikmati surabi dan sebotol aqua dihadiahi orang toko yang katanya juga berasal dari Sumatra dan sangat bersimpati pada kami,dia memberi informasi pada kami bahawa jalan yang kami rencana ke Dieng sungguh penuh tanjakan dan sangat berat apalagi di musim hujan seperti sekarang,mendengar informasi tersebut akhirnya dengan berat hati aku menyetujui untuk mengambil jalur utara yaitu melewati sragen dan ngawi tapi dengan syarat sewaktu di Banyuwangi nanti kita harus naik ke gunung Ijen.
Meninggalkan kota Surakarta kami sampai di Karanganyar dan belok ke kiri kearah Sragen.
MASUK KOTA SRAGEN

Sore jam 16 kami memasuki Kabupaten Sragen,ini adalah daerah perbatasan antara jateng dan jatim tapi kami tidak bisa mencapai sampai perbatasan karena hujan semakin lebat,dikota Sragen kami mulai mencari tempat nginap dalam hujan lebat tersebut,kami berhenti disalah satu mesjid yang cukup besar tapi sedang di renovasi,aku lihat kondisi mesjid tidak memungkinkan kami untuk menginap dengan aman disitu.lalu jemaah yang ada memberi tahu kami kearah pucungsari ada satu mesjid yang cukup bagus untuk singgah nginap.
Dalam hujan dan gelap yang mulai menyergap kami pacu sepeda untuk mencapai daerah yang ditunjukan,joker tertinggal dibelakang,sayup sayup aku mendengar nada pangil dari HP yang kuletakan di box depan,aku berhenti disatu gubuk untuk menjawab panggilan ternyata dari joker yang memberi tahu aku sudah terlewat dari mesjid baziz yang kami tuju,sepeda langsung kebali balk arah.
Didesa Pucungsarià kami berhenti dan nginap dimesjid Baziz yang terletak sangat strategis dimana banyak ditemukan warung makanan,mesjidnya bagus dan mandi cuci lengkap dan bersih,aku mendorong sepeda kearah teras toilet untuk berteduh dari hujan,kedatangan kami dengan sepeda dalam keadaan basah kuyup menarik perhatian beberapa warga yang ada disitu lalu kami menemui pengurus untuk minta izin menginap disitu,alhamdulillah kami dizinkan untuk tidur di teras mesjid.
Aku menuju kamar mandi dan mengganti baju dengan yang kering untuk sholat dan istirahat malam ini,Sepeda yang aku parkir didinding toilet dijadikan tempat jemuran pakaian yang basah.
Si"Marine" yang multy fungsi
 Sehabis subuh aku ngobrol dengan seorang pengunjung mesjid yang sangat aktif mengingatkan pengunjung agar barang barang bawaan jangan ditinggal,pak Arif usia adalah seorang purnawirawan KKO dan sekarang diusia yang sudah 74thn itu mempunyai kegiatan sebagai pedagang pakaian keliling dari desa ke desa,dia bercerita begitu bangga dengan propesinya sekarang ditambah lagi 4orang anaknya yang semua sudah jadi guru dan menyarankan dia untuk dirumah saja,hal itu ditampiknya dan dia menyatakan akan pulang kerumahnya di Lawu setiap 1bulan sekali dan selain itu dia akan terus berkelana sambil mengasong dagangan serta istirahat di mesjid atau rumah makan,aku terrkagum kagum melihat semangat hidup bapak Arif yang betul betul seorang prajurit sejati...the old soldier never die...semoga beliau tetap sehat...amiin
Jam 06.10 pagi kami mulai lagi perjalanan,beberapa saat aku perhatikan seperti ada embun yang turun dan lengket memutih dipakaian ternyata debu vulkanik dari Gunung Merapi di jateng sudah sampai di daerah Sragen,aku tutup hidung pakai scraf dan pakai kaca mata hitam.
HUJAN DEBU MERAPI
 Kami berhenti istirahat dan berfoto sewaktu memasuki perbatasan Jateng dan jatim pakaianku memutih oleh debu vulkanik,begitu juga mobil mobil yang lewat penuh debu.
Selepas Kabupaten Ngawi kami memasuki Caruban,hari sudah jam 5 kami tidak mungkin lagi untuk melanjutkan karena hutan Saruban terlalu sepi dan rawan untuk dilewati sore itu.
SELAMAT TINGGAL JATENG
MEMASUKI JATIM
Sebuah mesjid di desa Caruban kira kira 100meter dari jalan raya kami datangi dan minta izin untuk numpang nginap disitu.
Pak bowo salah satu jamaah mentraktir kami untuk makan malam di sebuah warung pinggir jalan yang banyak di singgahi oleh mobil truck barang antar propinsi,aku memilih nasi campur yang berisi goreng ikan dan sayur nano nano "rasanya ngga ngerti" supaya enak aku tambahkan banyak sambal dan garam,baru rasanya nendang dan berkeringat sesuai lidah padangku.
Sehabis makan beliau memberikan wejangan tentang islam lalu kami dibekali foto copy amalan doa doa yang katanya di dapat dari seorang habib Hasan dari kediri.
Jalan Gus Dur di Jombang
Perjalanan dari caruban ke nganjuk,Kertosono dan jombang kami selesaikan sampai siang,udara cerah tidak hujan tapi joker sedikit agak batuk mungkin itu pengaruh dari hujan debu vulkanik dulu.
Jalan masih padat tapi kami tetap mengayuh pelan dan di daerah mojokerto atau persimpangan 50km menjelang ke surabaya, kami ikuti jalan lurus yang ke Banyuwangi.
Di desa Jampi rogo kami berhenti dan nginap di mushola spbu...insyallah besok perjalanan masih akan kami lanjutkan..mohon doa

Friday, January 3, 2014

4.HUJAN DEBU DAN HUJAN AIR (TRANS JAVA BALI)

Selesai sarapan pagi dengan tempe Mendoan dan secangkir kopi panas,keberangkatan kami kali ini dilepas oleh bu De kakaknya Joker dengan wajah ke khawatiran membiarkan kami menempuh jalan yang masih ratusan kilo meter lagi dengan sepeda,kami membesarkan hatinya bahwa kami bersepeda sesuai kekuatan saja dan tidak memaksakan diri,Bu de memandang kami seakan akan kami akan mengadapi medan perang yang sangat membahayakan,aku sangat memahami kekhawatirannya dan juga sangat berterimakasih atas segala perhatiannya,belakangan kami ketahui beliau memberitakan rasa khawatirnya pada Aster.
Bu De Purwokerto

Jalanan masih sepi pagi itu,hanya ada beberapa mobil melintas di jalan station purwokerto tempat kami menginap.
Perasaan lega sekali setelah 2 malam istirahat penuh dirumah kakak joker dan juga sepeda yang sudah dicuci dan di minyaki begitu ringan dan laju dikayuh. Rem sepeda joker kembali di check dan kelihatan kesalahan pemasangan sling di vbrake sejak dari awal lalu seting yang salah dibetulkan dan di test sudah tidak ada masaalah lagi,putaran roda sudah lancar dan rem bekerja dengan normal.
kesalahan pemasangan sling di vbrake
 Kami melaju dengan tujuan Purworejo,melewati warung warung soto (bahasa lokal dibaca sroto) sokaraja yang masih belum dibuka.
foto
Warung Sroto Sokaraja


Tidak seperti di sumatra begitu keluar kota akan terasa berkurangnya rumah penduduk dan berganti vegetasi atau kehijauan hutan tapi kalau kota di Jawa seolah olah ngga ada batasnya karena sepanjang jalan umumnya ada terus rumah penduduk.
Jalan mulus dan hampir semua menurun di daerah Krumput Banyumas sepeda kubiarkan jalan sendiri tanpa didayung,santai dan relax sekali rasanya sambil melihat lihat hutan karet dipinggir jalan,tiba tiba terlihat sopir truck melempar sesuatu ke arah penduduk yang berjejer duduk di pinggir jalan,aku berhenti ingin tahu apa benda yang dilempar tadi dan ternyata beberapa lembar uang ribuan.
Beberapa orang penduduk memperhatikanku dengan muka menghiba,aku lihat yang paling tua renta lalu ku berikan uang beberapa rupiah,yang lain sekitar 10 orang kelihatan agak muda dan kuat duduk berjejer seperti menunggu pejabat,aku berencana tidak akan memberi lagi pada yang lain tapi sewaktu mau berangkat aku jadi hiba melihat muka penuh harap mereka dan ku ambil uang sekedarnya lalu kuserahkan ke satu orang untuk dibagi sama rata.
Belakangan aku tahu konon kabarnya aksi lempar uang dari mobil oleh para supir di daerah itu adalah suatu ritual yang dipercayai "membuang sial" Allahualam kebenarannya.
foto
Krumput Banyumas,mereka duduk berjejer di pinggir jalan

Memasuki Karang pucung jarang rumah penduduk disini kita disuguhi dengan jurang dan pohon pohon pinus serta jalan mulus dan tanjakan dan turunan yang meliuk liuk,bunyi uir uir serangga hutan selalu terdengar dikuping.
Di sepinya jalan tiba tiba di satu belokan berpapasan dengan 2 pesepeda berkebangsaan australia,kami berhenti saling menyapa dan kedua orang laki laki dan perempuan tersebut diketahui akan  meneruskan perjalanan ke Eropah dengan sepedanya.
Di daerah Karanganyar kami diguyur hujan lebat dan di masjid raya yang ada kami sholat jumat,kami menunggu hujan reda lebih kurang satu jam di pondokan santri disamping mesjid,pakaian basah yang kupakai terasa makin dingin dalam keadaan duduk,aku mengisi waktu mengobrol dengan beberap santri dan terlihat joker duduk di depan pintu pondokan tertidur pulas,hingga dibangunkan oleh air yang menggenang dikaki,begitulah nikmat yang kami terima dimanapun dan dalam suasana sesulit apapun kami bisa tertidur.


di depan pintu pondokan tertidur pulas  

menikmati es Degan
Hujan masih turun rintik rintik kami  kami mencari warung terdekat tetap jalan karena baju sudah kepalang basah.akhirnya kami sampai jam 06.30  di alun alun Purworejo lalu kami menuju mesjid raya yang ada disitu.
Aku menelpon Agus Anak mantu da junahar yang baru pindah ke Purworejo dan tidak berapa lama agus datang menjemput kami untuk nginap dirumahnya.
Pagi sehabis subuh kami dibawa sarapan nasi gudeg goreng ke Alun alun Purworejo,banyak penduduk olahraga joging waktu itu dan ternyata hari itu adalah hari libur Sabtu,sejak dalam perjalanan aku jarang me.perhatikan hari dan kadang waktu jumat aku tahu dari loud speaker mesjid atau informasi joker..perasaan week end terus hehebe....Alhamdulillah.
Numpang nginap di rumah Agus Purworejo
 Pakaian masih lembab terpasang lagi dan kami berangkat menuju jogja kali ini kami melewati jalur wates daerah yang kiri kanannya banyak persawahan dan ramai sekali kendaraan besar antar propinsi melewati jalur ini,dijalan ini kita harus extra hati hati karena mobil besar tersebut akan mendahului kita dengan ruang yang sangat minim buat kita dalam hal ini harus ambil putusan yang cepat yaitu turun bahu jalan atau resiko disrempet.
Kulon progo

Kontur jalan yang kami lewati pada jalur ini rata rata datar.
Jam 12 kami dihadang oleh Mas gungun teman joker didaerah Kali Progo,gungun adalah teman joker sewatu kuliah dan tinggal kulon progo,kami ditraktir makan siang sambil ngobrol pengalaman sepeda kebetulan beliau juga hobi gowes.
Mas gungun teman joker didaerah Kali Progo
Dalam hujan gerimis kami pamitan untuk melanjutkan perjalanan,sore jam 16 kami sampai di keraton jogja. Dalam keadaan basah kuyup oleh hujan kami sempatkan berfoto di depan Keraton jogja,aku mengambil kamera dengan sangat hati hati agar tidak kecipratan air,tukang mie bakso meminjamkan aku sapu tangan kering untuk melindungi kamera samsungku,kami bela belain berfoto disini karena entah kapan lagi kami akan sampai ke sini dengan bersepeda,berikut acara dilanjutkan makan mie bakso dan minum wedang ronde di luar pelataran kraton,terasa nikmat sekali makanan dan minum panas dalam keadaan kedinginan,walaupun mungkin sebagian kuahnya sudah bercampur dengan air hujan yang menetes dari atas.langit.
Keraton Jogja

Hujan tidak menyurutkan niat kami melanjutkan perjalanan kearah Prambanan,sepeda kami menyelusup kearah depan antrian macet begituseterusnya hingga kami sampai di jalan layang menuju prambanan pada highway ada pecahan arus menuju kota dan arus menuju Prambanan,sewaktu masuk jalur ke prambanan sungguh mendebarkan karena semua kendaraan laju kencang,lama kami menunggu arus kendaraan habis tapi tidak pernah ada habisnya kami turun menuntun sepeda dan berjalan lalu melambai memberi isyarat untuk bisa lewat,alhamdulillah selamat sepeda kami kebut seperti kecepatan kendaraan bermotor agar tidak tertabrak dari belakang.
Mesjid Raya almutaqun Prambanan

Azan magrib hampir berkumandang dan hari sudah mulai gelap karena hujan mulai turun lagi,kami berhenti di mesjid almutaqun yang terletak persis didepan candi Prambanan.
Malam itu ada tablig akbar di mesjid hingga jam 10 malam,kami harus  mengungsi tidur di pojok sport hall yang lantainya agak menghitam berdaki,matras aku bentangkan dan sleping bag buka,nyamuk dan suara nyanyian nasik dari mesjid sudah tidak sanggup menahan kantukku untuk tidur....,Alhamdulillah bisa tidur nyenyak hingga subuh...perjalanan kami belum berakhir,...