Pages

Thursday, March 26, 2015

4.TOUR de ASIA_TIDUR DIGANGGU ORANG GILA



Bandar Tenggara adalah sebuah kota yang dibangun dalam wilayah pembangunan,Johor. Terletak di tengah-tengah antara Bandar Kulai, Bandar Kota Tinggi dan Bandar Kluang. Mulai diwujudkan sekitar tahun 1972. Dari asal sebuah penempatan untuk pekerja-pekerja ladang sawit yang hanya menempatkan 100 buah rumah, Bandar Tenggara kini telah berubah dengan pesatnya setelah 35 tahun berlalu di bawah kelolaan negara atau propinsi Johor.
Bandar Tenggara kini menampung penduduk seramai hampir 15,278 orang.Perekonomiannya digerakan oleh perkilangan dan indiatri kecil,hampir sepanjang jalan dari Kulai sampai bandar tenggara yang kami lewati penuh dengan sawit di kiri kanan jalan,jalannya juga bergelombang mengingatkan ku pada lintasan gelombang pekanbaru dumai.
Kami menginap tidak jauh dari labuh raya di sebuah homestay yang sudah di booking oleh pak Jailani.
Homestay terdiri dari 2 kamar harus cukup untuk10 orang,
Beberapa orang tidur berjejer di ruang tamu,aku ambil tempat di lantai dekat pintu kamar mandi,ngobrol sambil tidur dengan kawan singapore sampai aku tak sadar terlelap hingga subuh.
Pagi ini kami duduk santai diruang tamu,

pagi sebelum berpisah
Pak jailani yang tadi malam mencukur rambut sampai botak kini memasak air satu rantang dan mempersilahkan kami untuk menggunakannya pembuat kopi. Rencananya teman singapore akan pergi bersepeda  ke sebuah tasik,sedangkan kami melanjutkan perjalanan ke arah yang berlawanan yaitu ke Muar.

Saat nya berpisah
Saatnya untuk berpisah setelah 3 hari ini kami ditemani,dijaga dan diperhatikan terus menerus oleh sahabat sabat singapore,sebelum berpisah kami menyanyikan bersama sebuah nyanyian berirama batak dan kita namakan,
Hymne Goweser (by trio JaBaMi-TdA)
Lisoi..lisoi..lisoi..lisoi 3x
Ooow goweser
LISSOI...!
Dongan parsapedaan
O goweser
Dongan sapanghilalaan
O lo tutu...
lisoi..!
Hujan panas kawan kita
O goweser
Marilah kita nyanyikan
Olo tutu
Lisoi...!
Reff.
Kayuhlah kayuhlah
Kayuhlah pedalmuu
Kayuhlah kayuhlah
Kayuhlah pedalmuu
Lisoi....!!!
Pak Jailani,Rizal,Izzat,Andre,Rahim,Rasidi dan hizam kami akan teruskan perjalanan ini dan kami tidak akan pernah berkata selamat tinggal..Kami akan selalu ingat kalian dan semoga kalian tetap sehat ..sampai jumpa lagi sahabatku.
Selesai sarapan roti canai dan teh tarik di sebuah gerai "empire building" Aku, joker dan opung josef merangkul mereka sahabat Singapore satu persatu.. sedih juga saat itu ,Rizal mengatakan "no sorry and no good bye but say see you again"

Begitulah kehidupan saatnya bertemu dan ada saatnya berpisah,pedal kembali kami kayuh pelan dijalan yang mulai panas.
Joker kelihatan segar mengayuh dengan tenang begitu juga opung sitor mengikuti dibelakangnya disusul aku paling belakang.

Kendaran mulai ramai dan laju di kiri kanan jalan
Umumnya ada rumah penduduk,udara yang mulai menyengat membuat aku kehausan dan lebih sering berhenti.aku tertinggal cukup jauh dan tidak melihat joker dan dongkrak lagi.
aku tertinggal

Memasuki perbatasan kota kluang sepeda ku kayuh lebih cepat karena aku khawatir terpisah sendiri tentu akan menyulitkan karena kami tidak punya alat komunikasi.
Jam 12 siang Aku menyusul mereka di pertigaan Batu pahat dan kota,saatnya kami untuk makan siang.
Disebuah warung pinggir jalan kami memesan nasi sop berikut minum tea limau dingin.
Salah seorang pengunjung warung ibu ibu bertanya,bapak dari indon ya..? Saya jawab "betul ibu" si ibu nanya lagi "indonesia dimana" kujawab "di pekanbaru" dia agak kaget"kalo baitu sakampuang lah wak yo.ambo dari bangkinang katanya lagi beberapa orang mendekati kami bertanya,ternyata disitu komunitas orang indonesia.
Sepanjang jalan di Kluang aku melirik dan berjaga jaga mencari toko jual kartu Sim lokal,akhirnya ketemu disebuah ruko dan kami beli satu nomor saja untuk ramai ramai supaya irit biaya.
Di surau desa dekat ayer hitam kami berhenti untuk sholat dzuhur dan sewaktu perjalanan dilanjutkan tiba tiba kami diguyur hujan lebat, spontan sepeda kami arahkan kerumah kosong yang kebetulan ada carportnya,menunggu hujan reda kami buka smart phone untuk komunikasi ke rumah dan kawan kawan.
hujan gerimis

Hujan masih turun rintik rintik kami lanjutkan kayuhan hingga jam 18 dan berhenti di surau kampung Bahagia ayer hitam.

surau kampung Bahagia ayer hitam

Kami menemui dan minta izin petugas surau yang kebetulan tinggal disamping surau.
Mushola dipakai jeruji besi,aku agak heran melihat kemudian sewaktu makan malam di kedai yang kebetulan ada didepan mesjid,pintu dan tv juga di kasih jeruji. Mak cik yang punya warung mengingatkan kami supaya berhati hati dengan barang barang karena daerah sini sering kemalingan katanya.
Malam sebelum tidur sepeda kami letakan tidak jauh dari tempat kami tidur dan kami tidur di teras terbuka.
tidur di teras surau

Tengah malam jam.11.30 ada seseorang mendekati sepeda kami,aku pura pura tidur kemudian joker dan opung sitor aku bangunkan,kami mendekati orang tersebut,dan bertanya"bapak mau ngapain" lalu dengan nada tinggi dia menjawab "aku penjaga sini,ngapa awak tidur sini" aku agak kaget juga mendengar jawaban yang kurang bersahabat tersebut,lalu aku jawab lagi "kami sudah minta izin pengurus surau" lalu dia diam.kami jaga dia terus,dari cara dia aku memperkirakan dia gelandangan mau numpang tidur,atau memang maling.
Akhirnya orang tersebut pergi sendiri.sambil teriak teriak "aku nak laporkan kalian ke polis ya...!!"
Sejak kejadian itu aku tidak bisa tidur nyenyak hingga subuh,kejadian tersebut aku ceritakan pada pengurus mesjid,lalu di senyum dan mengatakan orang itu kurang waras dan tempatnya biasa tidur sudah diambil alih oleh sepeda kami... Ya ampuuun..ternyata orang mengaku waras sudah menzalimi orang tidak waras dengan mengambil hak tidurnya...maaf pak..
...koq ngga ngomong..kata ku dalam hati.
(bersambung)


Monday, March 23, 2015

3.TOUR de ASIA_SAHABAT SINGAPORE KU

Dalam pelayaran kami dengan ferry Sindo dari Pelabuhan Sekupang Batam,aku sedikit merasakan ke khawatiran dengan perlakuan diskriminasi petugas imigrasi Singapore terhadap kami nanti,karena kali ini kami masuk Singapore adalah sebagai pengelana bersepeda bukan sebagai turis yang siap untuk menghamburkan uang untuk bersenang senang,bermacam pertanyaan dalam hatiku saat itu,tiba tiba lamunanku buyar sewaktu loud speaker mengumumkan kapal segera sandar di Harbour front Singapore.


LOADING DI SEKUPANG BATAM


Penumpang mulai turun antri satu persatu,begitu keluar ferry aku langsung menunggu sepeda yang diletakan di atas geladak tidak berapa lama datang petugas menurunkan sepeda kami satu persatu dengan hati hati,berbeda sekali pelayanan di singapore dengan di Selat panjang Riau dulu yang kasar dan tidak mempedulikan keselamatan sepeda kami,kami merasa kecewa sekali dengan sikap buruh pelabuhan yang tidak menunjukan sikap sebagai tuan rumah yang ramah.

Kami antri untuk check imigrasi singapore,petugas menanyakan berapa lama kami tinggal di Singapore,dimana tempat kami menginap di Singapore dan berapa uang yang dibawa,jawaban ini sudah ada dikepala kami masing masing yaitu tinggal tiga hari di rumah anak Joker di Red hill dan bawa uang us$500,petugas kemudian membolak balik pasporku sementara aku sedikit tegang menunggu entah apa yang di bolak baliknya,lalu petugas yang bertampang melayu itu mengetok pasporku dengan stempel,terasa perasaaku lega,kekhawatiranku terhadap petugas yang discriminatif tidak terbukti,aku bersorak dalam hati,kini aku datang dan memulai petualangan di negeri asing.
Dibagian custom clearance semua barang yang terpasang disepeda di copoti dan di masukan kedalam detector,terasa repot juga tapi apa boleh buat karena itu adalah aturan dan aku mematuhi itu,selesai pemeriksaan custom aku memasang kembali panier kesepeda dan sekarang kami siap untuk keluar dermaga,aku lihat standar speda tidak berfungsi lagi dan sudah bengkok,aku rasa tadi petugas menaikan ke kapal menyeret sepedaku selagi berdiri dengan standard hingga bengkok.
di pintu keluar aku melihat beberapa orang yang kelihatannya berpakaian jersey menyapa kami dengan logat melayu "bapak Tasman atau pak Yosef kah?" saya jawab "iya saya Tasman dan ini pak Yosef dan pak Joko" lalu dia memperkenalkan diri satu persatu yaitu Pak Jailani Mahmoud,Maszelan,Rizal,Andre Tukiman dan beberapa orang lagi yang dulu kami hanya saling kenal melalui Facebook.


BANG JAILANI AND I

Setelah saling kenal lalu pak Jailani merancang perjalanan kami hari ini yaitu pergi sholat Dzuhur ke masjid kemudian mencari makan siang lalu mengantar kami ke Red Hill rumah helen anak Joker.
Memasuki jalan mulus di Singapore sangat menyenangkan kendaraan sangat tertib berlalu lintas kami bertiga di konvoi oleh mereka persis seperti tamu negara tapi yang pakai sepeda..hehe..subhanallah..bahagia dan takjub perasaanku saat itu,tidak pernah membayangkan akan bisa naik sepeda di negara tetangga ini,aku perhatikan semua keadaan saat itu,mulai dari cuaca yang cerah dan agak panas kemudian lalu lintas yang lancar,tidak ada kebisingan suara klakson,semua mematuhi traffik light,aku hati hati betul mengikuti Jailani dari belakang supaya jangan terjadi pelanggaran lalu lintas. Beberapa pengemudi dan pengguna jalan melirik pada rombongan kami seakan ingin tahu dengan tampilan kami yang mempunyai beban panier yang cukup berat di sepeda. Di traffic light pada saat menunggu lampu hijau ada saja yang bertanya kami dari mana,kami sampai disuatu masjid Jamiyah Al Rabitah di daerah 601 Tiong Bahru Rd,selesai sholat Dzuhur kami mencari makan halal di sebuah rumah makan Pakistan di Arab str ,aku pesan nasi briani dan teh tarik,nikmat sekali rasanya makan dipinggir jalan yang tidak begitu ramai,kami tidak dibolehkan bayar makanan waktu itu.
CITY TOUR DI KOTA SINGA

karena hari masih agak siang,pak jailani membawa kami gowes ke daerah Alexander canal,Singapore River di sini kami istirahat dan sempat menyanyikan Lisoi untuk para pengunjung yang ada,kami begitu lepas dan bebas berexpresi waktu itu,kami cukup bahagia bisa berbagi kebahagiaan untuk warga dan sahabat singapore kami waktu itu.


TOURING SEPANJANG SINGAPORE RIVER

kemudian perjalanan dilanjutkan ke down town dan terakhir ke rumah anaknya Joker di Red Hill.
Kami menginap dirumah Helen dan pak Jailani cs kembali pulang dan besok pagi Pak Maszelan berjanji akan membawa kami gowes keliling Singapore besok pagi.
Hari kedua di Singapore kami mengunjungi KBRI dan diantar oleh Helen yang berboncengan dengan papa tersayangnya. 

sweet memory in Singapore

Di KBRI kami disambut oleh minister consellor Bapak Simon DI Soekarno setelah sedikit ada acara ceremonial penyerahan plakat kota Pekanbaru kemudian kami juga di berikan plakat KBRI Singapore berikut amplop berisi uang jalan dari pak Lilik....alhamdulillah.




KBRI SINGAPORE
sorenya kami dijemput dan diajak jalan sampai malam oleh pak Maszelan.
Hari ke tiga kami meninggalkan rumah Helen,aku melihat rasa sedih diwajah Helen melepas kepergian kami.
Malam ini kami akan nginap di rumah pak Jailani Mahmood di daerah yishun,setelah bersepeda dari redhill ke jembatan yishun sejauh 35km kami sampai dijembatan Lentor ave.
SAHABATKU DI SINGAPORE
Dijembatan tersebut kami menunggu pak Jailani yang berjanji akan  jemput kami pada jam 20 atau sepulang beliau dari kerja. Jam menunjukan pukul 19sore,dikegelapan malam kami duduk di trotoar jalan Lentor ave yang kadang kadang di lewati oleh satu dua orang yang sedang jogging,kami persis seperti orang homless menunggu didaerah asing,tapi perasaanku sangat bahagia walaupun duduk dalam udara dingin.
Aku hanya berharap supaya tidak turun hujan saja,tepat jam 20 pak Jailani muncul dengan sepeda lipatnya. Kami sama sama diajak ke restoran arab.
Aku dan joker pesan nasi briani yang porsinya mungkin cukup untuk 3 orang.
Appartement pak Jailani berada tingkat 4 kami coba menaikan sepeda dengan lift,tapi gagal larena terlalu besar,setelah beban dilepas  barulah bisa naik lift.

RUMAH BANG JAILANI YISHUN
kami dikenalkan dengan keluarga beliau yang sangat ramah sebagaimana keluarga muslim yang taat. Rumah appartement yang berada dilantai 4 lumayan besar untuk ukuran singapore dan tertata rapi,ruang depan berjejer sepeda sepeda koleksi dan sepeda pelanggan yang akan diservice oleh Syaikhul 'Azim anak beliau yang sulung,bengkelnya sangat bersih jauh dari bayangan bengkel yang kotor penuh dengan tetesan oli tidak setetespun oli dilantai,betul betul bersih dan rapi seperti show room sepeda saja layaknya. Sepedaku di tune up lagi dan kick standku yang sudah tidak berfungsi di suruh ganti oleh pak Jailani dengan cuma cuma begitu juga pannier joker yang sudah sobek akibat over weight diganti oleh pak jai dengan punya dia yang masih dalam keadaan baru. Aku coba membayarnya tapi beliau menolak menerimanya.
Jam 01 kami baru tidur dan jam 04 sebelum subuh kami sudah bangun dan siap siap untuk menuju bandar Tenggara Malaysia.










Sebelum waktu sholat subuh kami sudah berangkat,jalanan masih sepi ada beberapa orang yang sedang joging pagi,di masjid woodland kami berhenti untuk sholat subuh.
Saat menuju perbatasan singapur dan Malaysia hari sudah mulau fajar,rombongan kami saat itu berjumlah 10 orang yaitu 3 orang TdA dan 7 orang dari singapor.
Perasaanku antara senang dan khawatir seandainya kami tidak boleh masuk ke malaysia,tapi yang membuat aku percaya diri adanya teman teman singapore bersama kami.
Kendaraan roda dua termasuk kami Team TdA berjumlah 10 pesepeda antri satu persatu,kami bertiga TdA jadi perhatian dam sering ditanya dari mana dan mau kemana mungkin karena mempunyai beban yang paling besar muka dan belakang ditambah lagi bendera merah putih dan bendera singapura yang kami pasang.
Aku paling terakhir selesai check imigrasi,tidak ada rombongan sepeda terlihat,lalu aku genjot sepeda kearah yang sedikit agak menurun lalu disisi kiri jalan rombongan kami tadi terlihat berhenti dan bersalaman dengan seseorang,opong sitor sibuk selfy dengan gaya khasnya tujuk sana sini.

Aku dikenalkan dengan bang abdul Rozak my seorang pesepeda dari johor yang sudah dikontak pak Jailani sejak kemarin melalui FB.
Aku jadi malu hati, kedatangan kami dari Batam,singapore hingga Malaysia selalu di sambut oleh kawan kawan pesepeda. Seperti seorang ambasador saja,tapi akhirnya aku bisa banyak belajar arti dari suatu persahabatan yang tanpa garis garis batas imaginer negara yang diciptakan manusia dan tanpa status status kebangsaan yang sering menggiring kita pada keangkuhan pribadi dan anti persahabatan,pada hal kita terlahir sama lalu didunia kita dibedakan oleh bangsa ini dan bangsa itu batas negara ini dan negara itu...aaakh pikiranku mulai liar,biarlah aku jadi mahluk dunia saja yang tanpa batas negara dan tanpa status sosial in sya Allah tentu akan lebih bermakna..
Bang Abdul Rozak menyalami kami sambil berucap "selamat datang pak,kawan kawan pesepeda Johor titip salam untuk team Tda" lalu beliau mengatakan "pertama tama kami akan bawa rombongan untuk breakfast dulu kemudian kami akan diantar ketempat tempat bersejarah setelah itu kami akan di escort sampai batas kota untuk menuju bandar tenggara".
Dengan mengendarai motor honda 500cc kami di escort ke suatu cafe"Rasa rasa johor"

Jailani,aku,Rozak,Yosef dan Joker 
Pak Rozak memberi tahu kami khusus team TdA lebih baik mencoba makanan specific johor yaitu Lasa johor. Aku menurut saja maklum harus jadi tamu yang baik apalagi ditraktir..hehehe.
Lasa johor ternyata memang enak,mirip spageti,uniknya kalau yang memakan tersebut tidak pakai sendok atau dengan tangan, itu bisa dipastikan orang asli johor.
Tuntas sarapan pagi kami mengunjungi gedung parliment dan istana raja johor kemudian ke bukit timbalan kerajaan johor.

gedung Parliment

istana Johor

Jam 9 pagi kami diantar menuju Bandar Tenggara sampai batas kota johor baru.pak Razak bercerita bahwa sepeda motornya yang dipakai sekarang adalah pemberian seorang pesepeda yang cukup kaya di johor dengan pesan untuk tugas antar jemput para tamu pesepeda luar yang masuk Johor baru.
Sewaktu berpisah pak Rozak menyalami kami satu persatu dan beliau memberi tahu bahwa kedatangan kami team Tda sudah diberi tahu ke komunitas sepeda dikota kota yang akan kami kunjungi nanti. Perjalanan kami lanjutkan tanpa pengawalan pak Rozak,sengatan panas matahari semakin garang dan kendaraan makin padat disepanjang jalan menuju bandar tenggara.
Beberapa kilo meter selepas negeri Kulai,ada pengemudi sebuah sedan mendahului dan melambai kami minta berhenti lalu laki laki muda yang ada didalam kendaraan menanyakan apakah kami pesepeda dari Indonesia yang tour de asia itu,kami meng iya kan,lalu dengan perasaan senang dia memberi kami minuman dan dia dapat kabar dari pak Rozak untuk memberi kami bantuan apabila diperlukan. kami akhirnya berpisah dan melanjutkan perjalanan
Sahabat dari  kulai

kami istirahat dan makan siang di sebuah food court kota Kulai,nasi soto menjadi pilihan kami bertiga,ternyata yang terhidang lontong soto katanya nasinya seperti itu....( bingung aku!##@). Di food court ketemu seorang ibu ibu yang sedang mempromosikan Mie Bandung tapi ini bukan made in Bandung lho.....rupanya makanan yang berlabel Bandung jadi favorit juga di Malaysia ini,apakah konsumennya hanya orang Indonesia,tidak juga..kata ibu tadi ,kami dibekali beberapa bungkus dengan imbalan kami diminta berfoto bersama,jadi iklan mungkin ya...hehe
jadi iklan mie Bandung di Kulai
Si opung yosef mulai lagi beraksi,dari tempat duduku aku melihat si opung memanjat loteng ,sepertinya sedang mengambil bendera bendera lecil Malaisia. sewaktu melihat jejeran bendera bendera kecil Malaysia,dengan riangnya dia datang ke kami "kau lihatlah apa yang kubawa,nih...pasang satu satu biar gagah nampaknya sepeda kau"
nyari bendera Malaysia
Jalan dari Kulai ke bandar tenggara relatif mulus dan lurus tetapi gelombangnya cukup tinggi bisa buat roller coster. Jarak diantara kami tidak begitu jauh.
Kawan singapore Rizal selalu berada dibelakang yang tugasnya untuk berjaga jaga kalau ada yang perlu bantuan. Insiden kecil terjadi saat joker belok kiri dipertigaan 1km sebelum bandar Tenggara,roda depan slip kebahu jalan hingga jatuh,bahu joker sedikit lecet tapi untunglah tidak parah.

kecelakaan kecil
hal ini terjadi menurut joker karena dia sedang mengobrol kemudian ban depan jatuh ke bahu jalan yang agak curam,kami istirahat beberapa saat disitu dan dilanjutkan dengan kontur jalan yang datar.


rehat di gerai Bandar Tenggara
istirahat di homstay Bandar Tenggara

Jam 16 kami sampai di bandar tenggara dan masuk homestay yang sudah di booking sebelumnya oleh kawan singapore.aku istirahat karena sudah ngantuk sekali,mudah mudahan besok segar lagi untuk melanjutkan perjalanan ke batu pahat.....(bersambung)





















2.TOUR de ASIA_GOWES KE BARELANG

20 Oktober 14.
Ratusan unit dormitori dikomplek tempat kami menginap di muka kuning terlihat kosong tidak berpenghuni.
Menurut kawan kawan yang sudah lama tinggal disitu,dulunya perumahan yang dibangun oleh otorita Batam tersebut penuh oleh para pekerja sehingga muda muda sehingga geliat kehidupan jelas terlihat waktu itu,tapi sejak 5 tahun terakhir beberapa investor menarik diri dari Batam akibatnya terjadilah phk,pengurangan tenaga kerja ini berdampak menurunnya tingkat hunian ditambah lagi pekerja pekerja yang sudah berkeluarga pindah keluar komplek.
rsebut untuk posko kegiatan remaja seperti posko pencinta 

POSKO BATAM BIKE CAMPING


Otorita Batam memanfaatkan tempat tempat kosong tealam,posko pramuka,library dan posko bike camping Batam.
Di posko bike camping inilah kami menginap sebagaimana juga pernah menginap beberapa peturing local dan luar negri.
Tadi malam beberapa anggota komunitas berkumpul diposko dengan acara ramah tamah bersama team TdA,mereka sangat tertarik mendengar pengalaman pengalaman dari kami para tamu yang datang,kami juga merasa akrap sekali dengan anak anak muda pekerja dan energik tersebut.
Hampir jam 10malam mereka pamit karena besok mereka juga harus masuk kerja dan kami juga sudah kelihatan loyo sehabis perjalanan panjang dari pekanbaru.
Sayup sayup aku mendengar azan subuh berkumandang, aku lihat jam menunjukan jam 04.45 wib,aku bangun pelan agar vertigoku ngga kambuh,joker yang hobi tidur di bawah kipas angin masih belum bangun begitu juga opung "yosef situmorang" partner baruku dalam TdA  terlihat masih lelap.
Habis subuh kompor yang dibawa dongkrak aku nyalakan untuk merebus air panas untuk ngopi pagi.

ke Barelang

Sepeda kami sudah dipersiapkan untuk meluncur ke Barelang sejauh 47km dan pulang pergi menjadi 94km.
Fahrul 28tahun yang menemani kami hari itu sengaja minta izin kerja demi menemani kami,saya sangat kagum dengan keikhlasannya ini.
Dari muka kuning kami  menelusuri jalan kearah selatan menuju Rempang dan sebelum masuk jalan ke Rempang kami dibawa oleh Fahrul kerumah orang tuanya yang tinggal disuatu komplek.
Jalan raya sudah mulai dipenuhi kendaraan warga yang menuju ke tempat kerja di muka kuning sebagai kawasan industri.
Kendaraan roda dua lebih mendominasi saat itu lainnya roda empat,arus lalu lintas cukup laju jadi kami bisa juga mengikuti dengan leluasa dan cukup kencang. Menjelang jembatan 1 Kontur jalan cukup datar dan sekali sekali ada tanjakan dan turunan yang tidak begitu tinggi sehingga kami bisa bersepeda meliuk liuk dengan santai.
Pada km20 dikejauhan kami melihat jembatan 1 yakni jembatan Barelang yang merupakan rangkaian 6 buah jembatan yang terpisah menghubungkan Pulau Batam dengan pulau-pulau di selatannya yakni Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Setoko, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru.
Barelang itu sendiri adalah singkatan dari BAtam REmpang gaLANG, dua nama terakhir adalah nama dua pulau besar yang termasuk dihubungan oleh jembatan ini. Meskipun pada dasarnya tiap jembatan memiliki nama resmi, orang-orang lebih menamainya berdasarkan urutannya dari Pulau Batam yakni Jembatan 1, jembatan 2, dan seterusnya sampai dengan jembatan 6. Jembatan 1 adalah tempat yang paling banyak dikunjungi masyarakat dibandingkan dengan jembatan yang lain.
Jembatan yang lebih tepat disebut dengan Jembatan Tengku Fisabilillah ini adalah tempat favorit bersantai bagi masyarakat Batam, terutama di akhir pekan dan hari-hari libur. Di waktu-waktu seperti ini terutama menjelang sore hari, ruas kanan kiri jembatan dipenuhi oleh pengunjung yang datang beserta kendaraannya masing-masing baik mobil maupun motor. Tempat ini pun banyak didatangi para kawula muda, baik yang berpasang-pasangan maupun yang datang berkelompok. Sebagian pengunjung datang membawa alat pancing, berusaha menangkap ikan di sekitar kawasan jembatan.
Jembatan yang baru selesai dibangun pada tahun 1998 atas prakarsa B.J. Habibie ini memiliki arsitektur unik, sekilas mengingatkan kita akan jembatan terkenal yaitu Golden gate di san fransisco Amerika. Selain keindahan bentuk jembatan itu sendiri, memandang ke arah laut dari ketinggian puluhan meter sambil melihat pulau-pulau kecil di sekitarnya adalah pengalaman yang sangat membekas di hati. Air laut yang terhampar bersih tak tercemar, dengan arus yang relatif tenang tanpa ombak, beserta warna birunya laut yang sangat alami, apalagi turut dihiasi dengan warna-warni sinar mentari di pagi hari pasti akan membuat takjub siapa saja yang pernah berkunjung kesini.
Aku melihat joker dan opung Yosef begitu semangat nya mengambil semua sudut untuk berfoto saat itu,Fahrul teman muda kami ikut membantu pengambilan foto foto indah tersebut.
JEMBATAN1 BARELANG

Kami melanjutkan perjalanan sambil memandang pemandangan laut yang sangat menakjubkan.
Jika merasa haus dan lapar,kita tak perlu khawatir karena ada banyak makanan dan minuman tersedia di pinggir jalan. Di antara makanan yang dapat ditemukan antara lain jagung bakar, udang dan kepiting goreng, mie ayam, bakso, sate padang, pop mie dan berbagai snack-snack makanan ringan. Aneka minuman di antaranya, kelapa muda, teh, kopi, aneka minuman botol /kaleng, ataupun buah ciri khas Batam yaitu buah naga (dragon fruit) yang mungkin bisa dinikmati dalam bentuk jus. Selain warung-warung kecil di sisi jembatan, banyak juga diantara penjual makanan/minuman ini yang memakai sepeda motor bergerobak menjajakan makanannya. Bagi penikmat seafood, ada berbagai tempat makan seafood di sekitar jembatan Barelang ke-1 dan ke-2 baik berupa restoran modern maupun dalam bentuk tradisional yang bangunannya bisa menjorok sampai ke atas laut.
Jarak dari pusat kota Batam ke Jembatan 1 Barelang berkisar 20km. Sementara dari pusat kota ke pulau Galang lebih kurang 50 km. Walau terlihat jauh lebih dua kali lipat nya dibandingkan ke jembatan 1 Barelang, perjalanan menuju pulau Galang, dimana terdapat Ex CampVietnam, jauh lebih cepat dari yang diperkirakan dikarenakan kondisi jalan yang bagus, besar, dan relatif tak banyak kendaraan. Kami disuguhi pemandangan yang cukup memukau selama perjalanan karena dikanan kiri jalan pada dasarnya masih sangat asri. 
TEMPAT PEMUJAAN

Pemandangan pulau yang berbukit-bukit dengan tanahnya yang merah namun masih alami dan penuh dengan tumbuhan hijau, diselingi dengan ladang-ladang tradisional masyarakat ataupun perkebunan buah naga (dragon fruit), dan dari kejauhan tampak birunya air laut adalah suguhan yang bisa dinikmati dengan mudahnya. Aku terhanyut dalam suasana yang eksotis, membuat aku lupa dengan segala masalah yang membebani pikiran, dan mendapatkan semangat dan inspirasi baru dalam hidup. Kesemuanya bersumber dari keelokan alam yang masih sangat alami, jauh dari hiruk pikuk keramaian, dan udaranya yang bebas dari polusi.
Udara yang cukup panas membuat kami sedikit kepayahan tapi adanya pemandangan yang indah sepanjang jalan membuat kami tetap bertahan hingga akhirnya kami sampai di jembatan 5,dari sini kita memandang
Ex Camp Vietnam terletak di Pulau Galang, atau setelah jembatan ke-5 dari Pulau Batam. Kamp yang dibangun oleh Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) dan Pemerintah Indonesia ini menurut sejarahnya sempat menjadi tempat tinggal sementara 250.000 pengungsi dari daerah Vietnam dan sekitarnya mulai pertengahan tahun 70 an hingga pertengahan tahun 90 an.
Selesai sholat dzuhur di mesjid desa yang ada kemudian kami langsung memasuki kawasan camp seluas sebuah desa ini para pengungsi dahulunya tinggal, bermain,beribadah dan melakukanaktivitas keseharian lainnya. Anda akan dengan mudah melihat bangunan-bangunan kosong bekas tempat tinggal mereka, baik yang nyaris masih utuh maupun yang sudah berupa puing-puing.

PUING KAPAL VIETNAM
Ada juga bekas kapal yang mereka gunakan untuk berlayar, bangunan bekas rumah sakit, gereja, kuil, dan kuburan umum. Di antara bangunan tersebut, ada gereja dan pagoda yang masih aktif digunakan hingga saat ini, dan kita bisa masuk dan berkunjung kesana. Terdapat juga museum yang berisikan berbagai peninggalan, hasil kerajinan dan ketrampilan tangan mereka, foto-foto dokumentasi kehidupan mereka, dan lain sebagainya.sedang asyik menyaksikan berbagai fakta sejarah ini, monyet-monyet kecil dan lucu muncul mengagetkan dan menghibur,mereka bisa  ditemukan bebas berkeliaran di pinggir-pinggir jalan. Mereka pada dasarnya menunggu pengunjung untuk memberi mereka makanan, terutama pisang. Terdapat juga beberapa ekor rusa yang bisa disaksikan tak jauh dari lokasi monyet-monyet itu berada dan museum.
Puas mengelilingi pemukiman Vietnam tersebut kami langsung mengarah pulang,perjalanan pulang rasanya lebih santai karena kondisi jalannya banyak yang menurun. Sebelum jembatan 1 kami mampir disebuah warung yang menghadap pantai untuk memcicipi jus buah naga (dragon fruit),suasana yang indah dan asri membuat rasa jus makin terasa sejuk dan nyaman di krongkongan.
Sekitar jam 5 sore sepeda kami kembali melewati jembatan 1 yang semakin ramai kiri kanannya dengan pengunjung,hari sudah mulai gelap kami memasuki komplek muka kuning dengan perasaan puas.



KUIL BUDHA VIET NAM

Selesai mandi,malamnya kami didatangi oleh teman teman Batam Bike Camping diajak nite riding ke kota,tawaran yang cukup menarik ini kami terima,sekitar 10 sepeda kami menuju daerah Nagoya lalu disuatu cafe angkringan Ontel yang cukup nyaman dengan live music kami istirahat disitu untuk makan malam,suasananya sangat istimewa tenang diiringi musik rege sambil duduk lesehan,untuk menghormati teman teman batam,kami trio tasman,joker dan opung Yosef menyumbangkan sebuah lagu "Lisoi" yang menjadi icon kami nanti selama pengembaraan.



cafe angkringan Ontel Batam

Pagi 22 Oktober diantar oleh fahrul dan Arif Gumai yang ternyata seorang TNI Marinir mengantar kami menuju dermaga ferry Sekupang untuk tujuan Singapore.
Seumur umur baru kali itu kami bersepeda yang di escort oleh seorang Marinir,hingga pemberangkatan kami baru Arif dan Fahrul hilang dari hadapan kami..sampai jumpa lagi sahabat..(Bersambung)