Pages

Wednesday, August 26, 2015

Gunung Arjuno dan Welirang





15 Agustus 2015
Pagi jam 10.45 wib,Pesawat citylink yang kami tumpangi dari pekanbaru ke Surabaya mendarat dengan mulus di bandara Juanda,kami rombongan dari pekanbaru yang berjumlah 7 orang yaitu Hernia yang selalu hadir disetiap XPDC,Sakai putih yang ikut mengemas petualangan,Parno dan Istrinya.
Bandara Juanda yang cukup ramai pengunjung ditambah udara yang sedikit panas tidak mengurangi rasa syukur dan bahagiaku saat itu,dikeramaian pengunjung bandara kami bertemu kawan kawan rombongan dari Jakarta dan Balikpapan,kami berangkulan satu sama lain,pertemuan dengan sahabat lama adalah momen yan sangat membahagiakan,Simple yang masih tetap segar di usianya yang ke 65,Joker yang tahun lalu bertualang sepeda bersamaku keliling asia dan LU sang Srikandi yang pantang menyerah disetiap penaklukan puncak gunung serta  beberapa wajah yang tidak asing lagi disetiap XPDC yang diadakan.Kami luruh dalam kebersamaan tanpa ada perbedaan status dan sosial.
bandara Juanda

4 unit  mobil Avanza yang sudah dipersiapkan panitia membawa kami menuju Tretes,sebelum waktu dzuhur kami mampir kewarung makan dekat sebuah SPBU untuk makan siang dan sholat zduhur kemudian dilanjutkan menuju Tretes,dalam perjalanan menuju Tretes kami melewati sebuah Candi Jawi peninggalan jaman Hindu sayangnya kami tidak turun disitu karena keterbatasan waktu,kemudian dari atas mobil aku sempat melihat tanggul Lapindo,ingatan ku melayang kebeberapa tahun lalu saat nyasar dengan Joker diwaktu  kami touring antara Jakarta Bali dulu.
Semakin Sore aku merasa suhu udara semakin dingin,kami memasuki daerah wisata Tretes diketinggian lereng pegunungan yang sangat indah,kami melewati pasar yang agak ramai didepan hotel Surya yang cuckup besar terlihat beberapa dekorasi dan panggung yang sepertinya sedang dipersiapkan untuk perayaaan hari kemerdekaan 17Agustus,mobil travel yang membawa kami terus masuk ke pendakian sebuah jalan aspal kecil kemudian berhenti di sebuah gueshouse "viilla Andre" yang terletak ditanjakan sebelah kiri jalan. Kami mengeluarkan barang barang dari mobil dan memindahkan ke gueshouse.
gueshouse "viilla Andre"
 Di sebuah Gueshouse "Villa Andre" dengan 4kamar dilereng kaki gunung welirang dan Arjuno terlihat sederhana tapi terasa nyaman aku memilih untuk menginap disitu karena mulai merasa kenyamanan terutama udaranya,karena keterbatasan kamarnya maka beberapa teman lainnya mengambil hotel disekitarnya yang mungkin lebih nyaman dengan fasilitas air panas dan ruangan yang ber AC tetapi ratenya cukup murah yaitu RP150,000 semalam . selesai check in di gueshouse,kami memanfaatkan waktu sore yang masih terang itu untuk mengunjungi air terjun Kakek Bodo,kami berjalan mendaki memasuki pintu masuk pendakian gunung Arjuno,jalan beraspal dan mendaki cukup bersih dan rapi kiri kanan ditumbuhi pohon pohon besar,kami menemui satu warung yang kelihatan sepi dan aku heran juga pembeli dari mana yang diharapkannya karena tidak satu pun kelihatan rumah penduduk disekitar itu. sekitar satu kilometer lebih berjalan dari pintu rimba kami berbelok ke arah kanan masuk ke jalan setapak yang sudah disemen dan menurun menuju ke arah lembah yang dari atas kelihatan rimbunnya pepohonan hutan yang sangat asri,bunyi burung dan serangga hutan menambah keindahan saat itu,badanku yang mulai panas berjalan kaki sedikit mengurangi suhu dingin saat itu


Nina jalan sangat bersemangat begitu juga teman lainnya yang mulai meninggalkan kami,aku membimbing Nina yang agak kesulitan dipenurunan,tidak berapa lama kami bertemu sebuah dataran disitu terbentang sebuah taman berikut fasilitas istirahat dan sederetan warung makanan dan sovenir yang kelihatan kosong kemudian berbelok kearah utara menelusuri kiri lembah yang dibawahnya mengalir sungai kecil,akhirnya dikejauhan kami melihat air terjun,dan dekat situ aku melihat sebuah rumah kecil yang dari tulisan diluarnya terbaca "makam kakek Bodo" 
makam kakek Bodo

 Dari cerita rakyat diketahui bahwa,nama Kakek Bodo karena mengisahkan seorang kakek yang di sebut dengan kakek yang bodoh (bodo). Makam Kakek Bodo terletak di tengah areal Wana Wisata Air Terjun Kakek Bodo yang termasuk wilayah Desa Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Di dalam areal yang memuat fasilitas wisata air terjun, tempat berkemah, dan kolam renang, makam ini nampak tidak begitu menarik perhatian karena besar bangunan yang tidak jauh berbeda dari warung-warung di sekitarnya, menjadi salah satu sebabnya. Hanya dua buah tugu gerbang yang membuat makam itu sedikit berbeda dari bangunan lain di sekitarnya.
Masyarakat sekitar percaya, Kakek Bodo adalah pembantu rumah tangga di sebuah keluarga Belanda. Dikenal sebagai orang yang saleh dan jujur. Kemudian ia meninggalkan keluarga majikannya untuk mensucikan diri dari masalah keduniawian, dengan cara bertapa. Karena sikapnya ini, keluarga Belanda yang ditinggalkannya menyebutnya sebagai kakek yang bodoh (Kakek Bodo). Namun berkat bertapanya, sang kakek memiliki kelebihan berupa kesaktian.
Kesaktian ini pun digunakan untuk membantu masyarakat setempat yang meminta pertolongan. Sang kakek pun meninggal di tempat bertapanya, yang terletak tidak jauh dari air terjun. Dan makamnya hingga kini dikeramatkan oleh penduduk setempat.
Tretes memang tempat yang mempesona dan merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata dengan air terjun yang indah,terdapat pula tempat perkemahan yang ramai dikunjungi para pelajar pada hari-hari libur,aku mencatat diantara daerah wisata alam di Indonesia daerah ini termasuk daerah wisata yang bisa diacungi jempol untuk kebersihannya. 
Air terjun dari tebing dengan ketinggian 100meter jatuh ke telaga yang jernih disitu banyak pengunjung yang mandi mandi walaupun udaranya sangat dingin
air terjun kakek bodo



Kami pulang dengan rasa puas ke gueshouse melalui treck arah selatan yang menurun dan melewati beberapa villa  dan terasa lebih mudah dari treck kami masuk lokasi tadi.

Malam sehabis magrib kami disuguhi makan malam dengan lauk goreng ikan nila,ayam goreng ,sayur asam,tempe mendoan serta nasi panas yang membangkitkan selera makan di udara pegunungan yang dingin itu,aku makan lahap sekali,seluruh peserta termasuk tiga ibu ibu yang hanya sebagai team pendukung kemudian 14orang porter dan guide berkumpul di Villa Andre saling berkenalan dan mendapatkan briefing dari guide untuk perjalanan esok hari.
berkumpul di Villa Andre
 Sabtu 16 Agustus jam 06 pagi masing masing sibuk dengan perlengkapan carrier yang akan dibawa,dan ada yang sedang makan pagi ada juga yang sibuk dengan foto foto selfinya,para porter berbenah dengan dengan barang bawaan untuk team serta barang titipan dari pendaki,aku sendiri menitip barang pada porter pribadi yang nanti akan dibayar sebesar RP450,000,ini adalah kali pertama aku memakai porter pribadi karena disamping staminaku tidak sebagus dulu dan aku juga ingin menikmati xpdc ini dengan santai,aku hanya membawa backpack kecil dipinjam dari porter dan berisikan satu jacket wind breaker,dua botol aqua 600ml,cemilan.satu tongkat bambu dan bendera dikasih oleh panitia gunanya untuk upacara bendera 17 agus di puncak Arjuno nanti, terasa ringan sekali bebanku. tepat jam 06.30pagi dengan perlengkapan dan beban carier di punggung kami berkumpul melingkar didepan gueshouse untuk berdoa mohon perlindungan dari Allah,lalu dengan langkah yang pasti kami 23 orang pendaki didukung 15 orang guide serta porter berangkat memulai xpdc Arjuno dan Welirang yang membentang penuh misteri didepan kami.

Gunung Welirang adalah gunung yang masih aktif dengan kawah yang selalu menghembuskan asap dan cairan belerang. Gunung ini merupakan kompleks gunung yang membentuk barisan. Terdapat beberapa gunung di sekitar Gunung Welirang-Arjuna diantaranya : Gn. Arjuna (3339 mdpl), Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl). Gn. Welirang dapat didaki dan berbagai arah; arah Utara (Tretes dan Trawas ), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta). 

Jalur Utara Tretes
Jalur yang sedang kami lalui ini adalah jalur Tretes,sebelum pendakian sebetulnya kita diwajibkan ketempat pendaftaran berada di pinggir jalan raya. Dengan membayar biaya pendaftaran Rp.4.500,- serta diwajibkan menitipkan katu tanda pengenal tetapi semua kelengkapan administrasi ini sudah diselesaikan pada hari sebelumnya oleh panitia. Di pos pendaftaran ini terdapat empat buah kamar mandi umum yang bisa dipakai oleh para pendaki yang tidak menyewa gueshouse.

Dari Pos pendaftaran kita berjalan mengikuti jalan aspal sekitar 200 meter kita akan sampai di pintu masuk Taman Wisata Air Terjun Kaket Bodo yang berada di belakang hotel Surya. Dari pintu masuk ini jalanan sudah di semen hingga Pos Pet Bocor atau Air Terjun.

Berjalan sekitar 200 meter kita akan bertemu dengan percabangan yang ke kanan menuju Bumi Perkemahan dan Air Terjun Kakek Bodo. Sedangkan ke kiri (lurus) menuju Pet Bocor arah menuju puncak Gunung Welirang.

Hingga Pet Bocor jalur masih rapi disemen dengan kemiringan yang sangat tajam, sehingga bisa dijadikan pemanasan pendakian yang cukup menguras nafas dan tenaga. Dengan suasana lingkungan yang bersih dan sejuk karena masih terlindungi oleh pohon-pohon besar namun sudah tidak ada perumahan atau kebun penduduk,suasana pagi yang sedikit berkabut khas pegunungan ini lah yang sering aku rindukan,kami menapak jalan dengan santai sambil bercerita yang ringan dengan Elephant sheet,simple dan beberapa orang lainnya yang berada di posisi agak tertinggal dibeakang,aku melihat ada juga yang memanfaatkan perjalanan sambil berfoto di objek objek yang dianggap menarik.


Warung di Pet bocor



Setelah berjalan sekitar 45 menit kita sampai di Pos Pet Bocor. Di sebelah kiri jalan di suatu lapangan yang cukup luas terlihat banyak tenda,dari informasi yang aku dapat ada beberapa kemungkinan pengunjung yang camping disini yaitu mereka yang hanya sekedar kamping disitu tapi tidak melanjutkan ke puncak gunung atau mereka camping disitu kemudian melanjutkan pendakian esok paginya ke puncak gunung sehingga bisa menghemat waktu kepuncak dan menghemat biaya gueshouse.Di Pet Bocor terdapat tempat yang sangat luas untuk membuka beberapa tenda. Terdapat pula sumber air yang berasal dari pipa-pipa saluran air yang bocor mungkin karena pipa bocor inilah asal nama daerah ini. Pada hari-hari libur terdapat warung makanan. suasana disini khas sekali dengan para komunitas pendaki pendaki muda dengan pakaian gunung kusut tubuh kucel nongkrong didepan tenda menunggu masakan pagi sambil becanda ria dengan teman,kadang kadan suasana ini kami rindukan karena diwaktu itu kita bisa sejenak menanggalkan segala beban pikiran dan tuntutan hidup formal dan kerja rutin yang sangat membosankan dan kita tinggalkan cara hidup dikota yang sangat materialist.
Selamat pagi pak...mari mampir ngopi dulu pak...mereka anak anak muda yang cukup ramah menyapa kami,aku  merasa kagum sekali dengan anak anak yang sederhana dan ramah tersebut.Aku melewati mereka sambil mengucapkan terimakasih atas tawarannya karena belum saatnya untuk istirahat.


Dari Pet Bocor perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalanan berbatu yang sudah rusak. Jalur sangat lebar bisa dilewati Jip, dengan kondisi alam yang terbuka, jarang terdapat pohon, dan dikiri kanan jalan hanya ditumbuhi alang-alang dan ditanami pisang untuk mengatasi alang-alang.Satu persatu ada kawan yang aku lewati dan ada juga yang melewatiku. tapi saat ini aku merasa agak didepan sedangkan teman lain sudah tertinggal diblakang. Porter pribadi Pram sirambut Gimbal yang aku harapkan bisa jalan bareng ternyata sulit direalisasikan akhirnya kami terpisah terus.


Jalur dengan batu batu gunung yang seperti disusun ini biasa digunakan oleh Jip pengangkut belerang hingga Pos Kokopan.Membayangkan jalan puluhan kilometer yang ditutupi batu yang rata rata sebesar kepala kerbau dipindahkan kemudian disusun rapi dijalan yang sedang kami lalui ini tentu dilakukan dengan manual atau tenaga manusia ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah .


Pendaki bisa juga menuju ke Pos Kokopan dengan menumpang Jip yang hanya ada bila memang hendak mengambil belerang saja. Makin siang jalur ini makin terasa sangat panas dan berdebu,aku memahami kenapa orang melakukan pendakian di sore atau malam atau pagi hari sekali sehingga tidak begitu panas. Di sepanjang jalur pendaki akan disuguhi pemandangan ke arah Tretes dan gunung Penanggungan yang sangat indah.

Pos Kokopan




Setelah berjalan sekitar 3 jam pendaki akan sampai di Pos Kokopan. Kokopan berada diketinggian 1500 mdpl, terdapat pondok-pondok yang didirikan oleh para penambang Belerang dan disitu juga terlihat kumpulan tenda para pendaki,tidak jauh dari camping ground terdapat pula sungai kecil yang airnya cukup melimpah. serta dilengkapi dengan MCK sederhana. pas dipinggir jalan terdapat pula warung makanan yang hanya buka pada hari-hari libur. Kawasan ini bisa menampung cukup banyak tenda dan dikelilingi pohon-pohon cemara. Nyaman untuk menginap karena cukup terlindung dari hembusan angin. Di siang hari udara terasa dingin sehingga banyak yang beristirahat disini baik itu pendaki yang akan naik atau pendaki yang baru turun, saat itu suasananya cukup ramai pengunjung sebagian kawan yang duluan sudah behenti dan istirahat disitu.
Diwarung satu satunya tersebut aku memesan secangkir teh manis dan memakan tempe goreng mendoan yang agak dingin ,aku duduk bergerombol dengan anak muda pencinta alam untuk melepas lelah di warung kaki gunung yang khas tersebut.Usia kami yang sudah lanjut mengakibatkan kami jadi pusat perhatian mereka,umumnya mereka sangat bersimpati dengan kami dan mengatakan "kami bangga lihat bapak dan jadi terpicu setelah melihat spirit bapak bapak ini" lalu aku katakan motto kita dalam hidup ataupun dalam bertualang "tetaplah bersemangat dalam kondisi apapun dan jangan pernah menyerah"

Makam misterius

Di kokopan terdapat sebuah makam yang katanya keramat dan ditandai dari susunan batu. Makam ini tepatnya berada di sebelah bawah Pos Kokopan di dekat tikungan jalur. Konon cerita para pendaki yang aku kenal diwarung,para pendaki atau penambang sering dimunculkan oleh penampakan seseorang kakek dan kakek tersebut mengajak berbicara, setelah memperkenalkan diri sebagai Sech Malik Ibrahim maka kakek tersebut berpamitan hendak pulang ke rumah dan menghilang tepat di makam tersebut,sebetulnya aku tidak ingin mendengar cerita cerita gaib tersebut tapi saat itu aku otomatis mendengar cerita warung kopi.


Dari Pos Kokopan kami melanjutkan perjalanan dilanjutkan menuju Pos Pondokan. Terdapat banyak jalur untuk menuju Pondokan. Jalur yang sering digunakan para pendaki adalah jalur utama yang berupa punggung gunung yang lurus. Jalur berupa jalan berbatu yang terjal sehingga sangat menguras tenaga terutama bila pendakian dilakukan di siang hari seperti saat ini, di malam hari jalur pendaki ini akan susah dikenali karena tertutup semak-semak. Tidak ada rambu-rambu penunjuk arah. Pendakian di siang hari cukup nyaman karena banyak terdapat pohon-pohon besar di sepanjang jalur pendakian serta dataran yang ditutupi belukar. Jalur pendakian ini agak membosankan karena jalannya yang ditutupi batu batu dan monoton tidak berfariasi seperti seperti gunung lainnya yang bertanah dan lentur,disini kita harus hati hati memilih pijakan kaki karena salah pijakan di pinggir batu bisa terpeleset dan mencederai kaki. air minum aqua yang tadinya aku bawa 3 botol 600ml sekarang tinggal setengah botol,mulai dari berangkat tadi aku tidak ketemu Pram yang membawa air minum dan perbekalanku,satu persatu teman tertingal dibelakangku dan ada juga yang mendahuluiku,Neni si  Lenggok Uni atau LU seorang srikandi pendaki tidak diragukan lagi staminanya derap sepatunya dibelakangku bagaikan dicambuk agar aku lebih cepat,kecepatan hampir menyamaiku kadang kadang dia didepanku tapi keseringan dia mengikutiku dari belakang.
Jalan batu sekarang berganti jalan tanah yang penuh debu,setiap langkah akan menerbangkan debu debu yang ditiup angin,rasanya muka yang dipenuhi keringat sekarang ditambah dengan debu yang melekat dimuka dan dipakaian,langkah ini makin gontai dan mulai loyo,Jam 13 perutku sudah tidak bisa dibohongi lagi dengan segala macam makanan kecil,nasi dan lauk itulah solusinya..tapi sialnya nasi bekalku dititip ke si Pram gimbal..aku berjalan mulai gelisah dan tidak fokus lagi karena lapar sedangkan pos pondokan belum ada tanda tandanya. Disuatu tanjakan yang agak rindang aku lihat seorang porter yang membawa beban team sedang beristirahat,aku menanyakan keberadaan Pram,ternyata menurut bapak porter itu pram masih belum nyampe atau masih di belakang,mukaku yang mungkin kelihatan agak kecewa lalu bapak tadi bertanya "kenapa pak" aku jawab "aku lapar tapi nasi dan air ada sama si Pram" lalu bapak porter tadi menawarkan nasi dan airnya bisa di makan dulu dan nanti kalau Pram datang akan diganti. Aku langsung menerima tawaran tersebut tidak lama LU datang menyusul dan ikut berhenti untuk makan siang disitu. Sebungkus nasi dengan goreng ayam serta serundeng ditambah sayur daun ubi dan sambal goreng bukan main lezatnya apalagi dimakan dipinggir hutan pinus pegunungan rasanya mengalahkan restoran mewah manapun saat itu.
Selagi asik menikmati makan tersebut aku didatangi seorang laki laki asing paruh baya kurus dan tidak bawa beban turun dari arah gunung,dia menyapaku dengan bahasa jawa yang tidak aku mengerti sambil menunjuk nunjuk ke nasi yang sedang aku makan,lalu aku menanyakan porter yang ada dekatku apa maunya orang ini,lalu porter mengatakan sesuatu dalam bahasa jawa kepada orang asing tersebut,kemudian orang asing tersebut berdiri dan pergi,aku terheran melihat adegan ini dan menanyakan lagi porter "kenapa dia pak?" dan porter mengatakan "katanya dia lapar minta makan" aku kaget dan merasa kasihan...buru buru aku panggil laki laki asing yang sudah pergi tersebut,untung dia mau datang lagi mendekat,aku bagi separoh nasi yang ada berikut lauknya ke sebuah kertas,terlihat dia begitu bahagia menerimanya.
Istirahat yang cukup lama sehabis makan siang ini membuat suhu badan terasa dingin,aku mulai bergerak lagi mendaki tanjakan yang berdebu tadi,kira kira 200 meter mendaki aku mendengar suara banyak orang dan sedikit berbelok kekiri disitu terlihat pondokan pondokan dan tenda tenda para pendaki,taku terus mendekat kedekat kerumunan pendaki ditenda, ternyata disitu sudah menunggu beberapa porter kami dan beberapa kawan dari group kami, aku bersukur sekali akhirnya sampai di Pos Pondokan kemudian menyusul LU dan Monkylek dibelakangku.

Pos Pondokan berupa tanah terbuka yang cukup luas dengan ketinggian berkisar 2250 mdpl. Terdapat pondok-pondok sederhana yang dibangun oleh para penambang Belerang. Di sebelahnya terdapat sungai dengan debit air yang sangat kecil. Sumber air berupa bak penampungan yang dialiri air dari pipa-pipa yang berasal dari rembesan air sungai.

Pos Pondokan

Pada hari Minggu dan musim liburan kadangkala ada warung makanan yang buka. Di pos ini pendaki biasanya bermalam untuk mempersiapkan diri melanjutkan pendakian ke puncak gn-Welirang atau menuju gn.Arjuna. Persediaan air minum disiapkan dari Pos Pondokan ini.

Perasaanku sangat senang membayangkan sudah bisa istirahat di tenda tapi Guide kami Tongky memberi tahu saat ini jam 14 adalah waktu yang tepat untuk melanjutkan pendakian ke puncak Wilirang yang akan memakan waktu lebih kurang 3 jam,sehingga turun dari puncak tidak kemalaman,beberapa kawan sudah duluan menuju puncak.
Tadinya aku tidak begitu semangat untuk  melanjutkan kepuncak karena sudah terlalu lelah ditambah lagi wind breaker serta senter penerang tertinggal sama Pram si porterku,tapi Tongky khawatir aku kemalaman kalau menunggu si porter yang tidak pasti kedatangannya,akhirnya dia meminjamkan wind breaker dan senter penerang untuk ku pakai.
Aku,LU,Mangkilek,parno dan Galih guide melanjutkan pendakian,kemiringannya makin terjal kami melalui beberapa cadas kadang kadang berganti pasir yang gampang sekali melorot karena terjal,aku lebih berhati hati karena terjal dan licin,vegetasi sudah berobah menjadi hutan pinus dataran tinggi,tapi tumbuhnya tidak rapat sehingga cahaya matahari tetap menjangkau tanah

Menuju Puncak Gn-Welirang terdapat banyak jalur pintas, jalur utama berupa jalan berbatu yang terjal. Jalur penambang tidak terlalu terjal tetapi memutar melipir sisi sebelah kanan. Masih dibutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk mencapai puncak gunung Welirang. Jalur memasuki kawasan hutan cemara yang diselimuti semak-semak. Menjelang Puncak Gunung welirang jalur terbagi menjadi dua. Jalur penambang lurus menuju kawah di mana para penambang mengambil belerang. Jalur pendaki ke arah kanan melintasi punggungan yang sangat curam dan berbatu-batu.
Beberapa kali kami berpapasan dengan para pengangkut belerang yang ditarik denga  gerobak kecil yang sangat sederhana,terbuat dari kayu kemudian dipasang dua ban sebesar ban secuter,gerobak diberi dua tangkai penarik yang dipegang oleh buruh lalu seutas tali diikatkan di pinggang yang berfungsi menambah tarikan dengan badan diwaktu pendakian,diwaktu menurun gerobak tangkai gerobak diulur kebawah sehingga badan gerobak bawah akan tertahan ketanah sehingga mengurangi luncurannya,sesuatu yang menurutku sangat beresiko tapi itu adalah soal biasa bagi bagi buruh angkut disitu. Aku sempat berbincang dengan salah seorang buruh angkut Pak Sarmin usia 50tahun,tiap hari beliau ini mengangkut 200kg belerang dari puncak kawah ke Pondokan tempat pengumpul,aku menanyakan berapa harga belerang itu dijual ke pengumpul,dia mengatakan RP2000/kg,lalu aku katakan berarti bapak bisa dapat uang RP400 ribu sehari ya..? lalu dia menjawab yang punya belerang orang lain dia hanya sebagai buruh angkat dengan upah RP50/Kg jadi rata rata beliau membawa upah RP100.000 per hari dengan beban dan resiko yang luar biasa besarnya,tapi pak Sarpin tidak pernah mengeluh dan tetap bersyukur sewaktu aku tanya segala kesulitannya katanya inilah yang bisa dilakukannya demi menghidupi keluarganya dengan 2 anak yang masih di SMU dan SMP.
Salah satu dari sekian banyak sosok perkasa, dibalik industri sulfur Indonesia. Jelas bukan hobi semata, Tapi untuk sejumput asa, dibalik kerasnya dunia. Kawan, masihkah kau berfikir hidupmu lebih susah dari mereka?
Kembali aku tertegun apakah arti sebuah kemerdekaan bagi pak Sarpin yang besok akan kami rayakan di puncak gunung Arjuno...dan di istana negara ????
Masker yang menutupi hidung sedikit membantu dari debu debu yang terbang,makin tinggi oksigen makin menipis terasa sekali beratnya pernafasan ditambah bau belerang yang agak menyengat.beberapa kawan yang turun berpapasan dengan kami.
Sebelum mencapai puncak terdapat Gua Sriti yang cukup luas di dekat Puncak gunung Welirang, konon kabarnya gua ini dahulunya di jaman Belanda pernah dibangun sebuah villa serta tempat penangkaran Kijang. Terdapat batu-batu pondasi bekas pagar dan bangunan-bangunan villa serta kandang kijang. Juga terdapat sebuah makam keramat di dekat gua tersebut yang diyakini oleh para penambang belerang sebagai makam Mbah Tedjo Geni. 

Arjuno disisi Wilirang


Di lereng gunung sebelum puncak kita bisa menyaksikan gunung Arjuno dengan jelas,makin mendekati puncak dan dilereng yang terjal banyak tumbuh bunga adelweis dan Lavender,terpaan angin semakin kencang seakan mendorang kami kebelakang kami berusaha tetap berjalan pelan,pasir pasir halus yang berterbangan dibawa angin menyulitkanku untuk melihat jalan,sekali kali aku berhenti menunggu angin reda,lalu setelah agak tenang kami lanjutkan berjalan,begitu juga teman lain berusaha terus maju,kami sampai disatu dataran terbuka dan berbatu batu terlihat lobang kawah yang sudah mati dan disisi lain ada kepulan asap kawa.
Puncak Gunung Welirang sering diguncang gempa lokal, yang disebabkan oleh pergerakan belerang di dalam perut gunung yang bergerak menuju lubang-lubang di atas puncak. Batu-batu di sekitar puncak juga terasa panas bila dipegang atau diduduki.
Di kawasan Puncak Gunung Welirang pemandangannya sangat luar biasa indahnya,perasaan kita bagai diatas awan kita, Pendaki bisa berkeliling mengelilingi kawah untuk mendaki beberapa puncak-puncak kecil. Bila cuaca bersih kita bisa memandang puncak gunung Arjuna dengan detail yang sangat jelas. Gunung Penanggungan juga jelas terlihat sangat dekat.



Terdapat banyak puncak dan banyak kawah yang masih aktif. Kawah yang paling besar dan dalam adalah Kawah Jero, di sebelahnya adalah Kawah Plupuh. Tebing-tebing di sekitar puncak menghembuskan asap belerang. Beberapa lubang di tebing juga mengeluarkan cairan belerang yang berwarna keemasan.


Asap belerang yang pekat sangat berbahaya bila berhembus mengenai mata bisa menyebabkan mata bengkak untuk itu segera cuci mata dengan air bersih. Bila terhirup dalam waktu yang cukup lama maka bisa menyebabkan pening dan pingsan. Untuk itu bila asap tebal belerang sedang menyelimuti puncak sebaiknya tidak mendekatinya. Agar sedikit lebih aman aku gunakan kaca mata dan masker penutup hidung yang dibasahi dengan air.
Kami sedikit kebingungan menentukan puncak tertinggi wilirang karena di dataran dekat kawah ada beberapa puncak kecil,lalu Galih sang guide yang membawa kami mengasih aba aba ke arah puncak yang ada benderanya, satu persatu dari kami LU ,Parno,Monkylek dan Guide berhasil sampai ke puncak tertingginya. waktu sudah menunjukan 17.30 matahari sudah mulai warna merah tembaga sebentar lagi akan masuk ke cakrawala,pelangi diufuk barat sungguh suasana alam yang sangat mempesona,awan Tiupan angin yang makin dingin makin menyiksa lebih kurang 10 menit kami di puncak untuk sekedar berfoto lalu kami segera turun. 
pelangi diufuk barat

Puncak Welirang (3156 mdpl)

Menuruni puncak yang peuh dengan pasir dan cadas bukanlah hal yang gampang,salah injak bisa terpeleset di cadas yang berpasir dan akibatnya bisa fatal. Aku turun lebih hati hati sementara angin kencang bertiup mendorong tubuh kami ke samping dengan desirannya yang menciutkan nyali,keluar dari dataran puncak,tiupan angin mulai berkurang,kami mulai kembali menelusuri jalan menurun yang licin penuh debu.
jam 18.15 sore pandangan mulai gelap,senter penerang aku berikan pada Galih untuk berjalan didepanku,didepan sekali berjalan Monkylek dan Parno tanpa senter kemudian dibelakangku ada Auful dan LU yang pakai satu senter.
Perjalanan terasa makin sulit dimalam hari,dua kali aku terpleset dipasir cadas tapi alhamdulillahtidak sampai cedera,
Dari kejauhan dibawah aku mendengar suara dan kilauan senter penerang dari beberapa orang,sewaktu kami makin dekat ternyata mereka adalah Hernia,Loli,Eka dan Ali angus dan Simanto dan beberapa lainnya yang belum sempat aku ketahui,mereka bertekat untuk mendaki keatas puncak pada malam itu juga,lalu aku yang mengetahui situasi jalan yang membahayakan serta agin yang sangat kencang  memberi saran untuk membatalkan rencana pendakiannya pada malam ini karena situasi agin yang begitu kencang serta menghadapi jalan yang kurang jelas dan rawan dimalam hari,tapi rombongan tersebut tetap gigih ingin melakukan pendakian ke puncak malam ini juga. Kaki dan perntah otak sudah tidak sinkron lagi karena kecapean beberap kali aku terpeleset,akhirnya di kejauhan dibawah tebing kami melihat kilauan cahaya lampu dari tenda tenda para pendaki yang sudah istirahat,jam 20 malam kami sampai di Pos Pondokan lagi tenda tenda masih penuh dilapangan itu sayup sayup tedengar suara suara obrolan dan ketawa cekikan penghuninya di dalam tenda tenda tersebut,dipertigaan pondokan kami belok kanan kearah pendakian Arjuno.
Tanpa beristirahat di pondokan, pendakian di lanjutkan dengan menempuh jalur ke arah kanan. Melintasi hutan pinus dan setelah berjalan sekitar 1 jam sampai di Lembah Kidang. Lintasannya agak mendatar dan banyak ditumbuhi pohon rumput yang agak tinggi dan pohon pinus tapi kami tidak bisa menikmati pemandangan dikegelapan malam tersebut,hanya bunyi serangga hutan dan derap langkah kami saja yang memecah kesunyian malam dihutan itu. kami sampai di lembah Kidang satu jalan yang kami lalui penuh dengan tenda para pendaki,kami diberi tahu beberapa penghuni tenda bahwa rombongan kami camping di lembah Kidang 2.
lebih kurang 20 menit berjalan dari lembah kidang satu akhirnya kami sampai


di Lembah Kidang 2,untuk mengetahui posisi teman teman di kegelapan malam itu kami memberi isarat panggilan pada Sakai dan Simple,suara kami bergema diantara lebih kurang 50 tenda yang berada disitu,setelah mendapat jawaban lalu kami menuju ke situ kearah tenda yang menyahut tadi. Aku masuk ke dalam tenda yang sudah dihuni oleh Simple dan Elephant shit,bertiga satu tenda lumayan sempit tapi dalam situasi kelelahan semuanya menjadi nyaman asal bisa selonjoran. Aku lihat jam tangan menunjukan pukul 21.30 malam,ransel yang dibawa porter sudah menggeletak didepan tenda,bekal nasi yang sudah dingin aku makan untuk mengisi kalori agar tubuh lebih hangat,setelah mengganti pakaian bersih aku berusaha tidur,lama sekali aku baru bisa tertidur karena tenda yang terlalu sempit buat kami bertiga,pernah aku bangun untuk mengambil ransel tiba tiba kaki kram karena salah gerak di udara yang dinginnya mencapai 5degC...busyeeet..tapi walau sebentar sempat ketiduran juga beberapa jam.
HPC....The old soldier never die

How can I get rest..

Lembah Kidang 2 jam 6 pagi

17 Agustus 2015 pagi jam 05.00 sudah terdengar sebahagian pendaki berjalan menuju puncak Arjuno,aku masih malas untuk keluar tenda karena dinginnya udara luar,karena desakan pengin pipis aku keluar tenda setelah itu tidak tidur lagi karena Simple yang terlalu aktif menyuruhku bangun...hehehe..
Pagi yang cerah sekali,kalau tadi malam belum sempat terlihat pemandangan sekitar tenda maka pagi ini terlihat kami ditengah savana yang dikelilingi hutan dan kearah barat terbentang kaki gunung Arjuno yang nanti akan kami panjat.
Terdapat sumber air yang berada di ketinggaan sekitar 2.300mdpl. Di lembah ini dapat dijumpai satwa-satwa penghuni gunung arjuna. 
Jam 6.30 pagi kami sudah kembali mulai menuju puncak Arjuno,peralatan atau beban yang tidak perlu aku tinggal ditenda karena kepulangan ku akan kembali ke jalur Tretes sedangkan beberapa orang lainnya akan menuju jalur Lawang,dengan satu ransel kecil berisi 2 botol air mineral aku memulai pendakian ke puncak Arjuno,perasaan ku kali ini kurang semangat mungkin ini disebabkan karena terlalu capek pendakian Wilirang kemarin. Dari Lembah Kidang Jalur kembali menanjak dan selanjutnya akan bertemu dengan persimpangan jalur yang menuju puncak Gn. Arjuna dan Puncak Gn.Welirang ( lewat Gn. Kembar1 dan Gn. Kembar 2),jalannya masih tetap berdebu,kerongkonganku mulai terasa gatal sepertinya aku akan dapat flu.


Meraih puncak


Berjalan menyusuri hutan cemara, jalur kembali menanjakanyak juga pendaki yang sudah turun kelihatan mereka berjalan lebih cepat karena turunan,tapi sayangnya setiap berpapasan dengan pengunjung debu debu jalanan akan berterbangan. 
persimpangan

setelah berjalan sekitar 2 jam dari persimpangan kita akan melewati jalan yang begitu sulit karena licin oleh debu,tubuhku penuh debu tangan menghitam karena debu yang lengket dikeringat,hampir saja aku tergoda untuk kembali turun karena setiap kali satu bukit kami daki akan muncul lagu bukit yang lain seolah olah puncak Arjuno itu hanya misteri,akhirnya disatu lereng aku melihat bendera merah putih yang ditancapkan di satu puncak cadas Arjuno,aku berusaha mencari jalan termudah kearah bendera itu. aku berhasil mencapai puncaknya disitu sudah menunggu beberpa pendaki lain yang juga baru sampai.
di area puncak ini terdapat beberapa makam para pendaki yang gugur diwaktu pendakiannya dan tempat ini dinamakan juga "Pasar Dieng" bermacam cerita mistis yang di isukan ditempat ini yaitu pasar tempat berkumpulnya para makhluk gaib, ketinggiannya hampir sama dengan puncak G. Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan waktu ± 10 menit. Di puncak Gn. Arjuna banyak terdapat batu-batu besar yang berserakan. Ada juga sebuah batu yang dikeramatkan masyarakat, batu tersebut berbentuk seperti kursi.

Puncak G. Arjuna anginnya sangat kencang dan suhunya antara 5-10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu Panorama yang sangat indah terutama bila malam hari katanya kita dapat melihat ke bawah, kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan. serta laut utara dengan kerlipan lampu- lampu kapal. Puncak G. Arjuna disebut juga dengan Puncak 'Ogal-Agil' atau 'PuncakRinggit.
Dari pasar Dieng jelas terlihat kumpulan orang orang berbendera merah putih penuh memadati puncak arjuno tersebut.
Ogal-Agil

lebih kurang lima belas menit menelusuri puncak dan pasar dieng dan mengambil beberapa foto lalu pada jam 12 aku kembali turun pulang ke lembah kidang,Parno yang dari tadi bersamaku sekarang berpisah karena dia akan turun dari jalur Lawang.
Dalam perjalanan turun kesulitannya adalah menahan kaki agar tidak terpeleset di gundukan debu yang tebal,pernah aku terpeleset di gundukan debu tebal didaerah yang terjal hingga meluncur kira kira lima meter dan akhirnya tertahan oleh pohon pinus.
Diperjalanan turun aku berjumpa beberapa teman yang masih menuju keatas setidak tidaknya mereka akan sampai dipuncak kira kira sejam lagi.kemudian tidak berapa jauh menjelang lembah Kidang aku jumpa seorang remaja putri yang cedera pergelangan kaki mungkin terpleset hingga tidak bisa menginjakan kaki dan terpaksa di gotong oleh tiga orang untuk turun ke pos bawah,jeritannya membuat perasaanku kurang nyaman waktu itu karena tidak bisa menolong dan sebagai tanda simpati aku beri mereka minum yang masih bersisa di botolku. dibelakangku muncul Auful yang terseok seok dan sejak itu kami turun berdua.
Kami sampai kemabali di lembah Kidang 2,hanya beberapa tenda yang masih berdiri disitu dan tempat kami kelihatan sudah kosong hanya ada empat porter yang sedang menunggu barang barang.
Dua cup pop mie direndam dengan air panas jadi menu kami untuk makan siang itu,selesai sholat dzuhur kami melanjutkan perjalanan kearah pos pondokan dan pulang ke Tretes.
Merdeka..
Tenda tenda di daerah pos Pondokan sudah terlihat kosong dan beberapa pendaki sudah berkemas,banyak pendaki sudah berjalan menuju pulang ke tretes seperti pengungsi pengungsi perang,kami ikut dalam arus pulang itu,tapi mereka umumnya muda muda dan lebih gesit dan kencang berjalan.
Kami sampai di pos Kopan hari sudah mulai magrib tidak jauh dari situ aku ketemu Joker yang sedang duduk istirahat di jalan,ternyata kaki joker bermasaalah dan ngilu dibawa jalan makanya dia pulang lebih awal dan membatalkan naik ke puncak Arjuno.
Joker menitipkan tas dan menyuruh kami duluan karena dia akan jalan pelan.
Berjalan dari pos kopan dimalam hari sangat menyulitkan karena harus meniti batu batu yang disusun,saat itu telapak kakiku dekat jempol sudah terasa lecet kedua duanya. Dengan perasaan jenuh dan capek akhirnya jam 8 malam kami sampai di tretes dan masuk hotel,terakhir aku dengar joker sampai di hotel jam 10 malam dan simple dengan Elephant shit jam 23 malam inilah yang terakhir kali sampai di hotel.
kemudian rombongan yang melalui jalur Lawang sampai di hotel lebih awal yaitu jam 17.30 malam.
Malam ini aku tidur di hotel dengan beribu kenangan manis dan pahit yang tak kan pernah terulang kembali,aku mensyukuri apa yang telah Allah ajarkan melalui alam dan bagaimana cara bersyukur diwaktu suka dan duka.
sampai ketemu di perjalanan berikutnya.
Salam gunung
NIS "Tasman jen"


Sunday, July 12, 2015

EAGLE PEAK_Mount Diablo

Mt Diablo 2360ft

Summit attack to eagle peak ...
Bahagian kedua xpdc kami sekeluarga kali ini trecking menuju Eagle peak dg elevasi 2360ft salah satu puncak dari pegunungan Mt Diablo di Bay area California.
Kami start jam 10.30 pagi dari Juniper Campground suatu puncak yang sangat indah untuk menandang kearah sisi barat pegunungan.
Didaerah itu juga dikerimbunan pohon Querecus agrifolia atau coast live oak yang seperti conopi,berdiri tenda tenda camping pengunjung dikapling kaplingan yang sudah dibagi dan dinomori.
Untuk yang ingin camping disini harus booking dulu via internet. Fasilitasnya bagus dan lengkap,ada meja taman tungku,kran air bersih dan toilet,namun kami tidak ada rencana camping disitu saat ini.
Tiupan angin bagaikan tiupan udara frezer,kami harus segera bergerak karena tidak mau kaku kedinginan, udara yang cerah,padang dan lembah yang hijau yang a






da kalanya ditumbuhi bunga bunga liar  berwarna kuning dan pink mungkin ini yang disebut California wild rose sangat enak di pandang,Nina serta anak cucu walaupun pemula mereka sangat bersemangat. aku jalan dibelakang dg Nina dan Firly,reihan yang di gwndong Bayu suluan beberapa mil didepan kami.
Jalan tanah yang ditaburi kerikil sering membuat kami terpeleset.
Dragon back

Memasuki daerah Deer flat rd jalan mulai agak sulit karena penurunan dan pendakiannya yang agak terjal ditambah lagi kerikil yang ditabur membuat kami sering terpleset. Sepanjang jalan ditumbuhi pohon pinus yang besar besar dan buahnya pun besar besar seperti buah durian saja bentuknya. Beberapa batu yang aku lihat agak bagus kadang kadang berkilau kena sinar matahari aku ambil dan amati seperti ahli batu akik,kalau suka aku ambil lalu masuk Backpack..aku kena virus akik mungkin ya..haha.
Setiap persimpangan selalu diberi petunjuk atau nama jalan dan arah apa yang bisa kita capai kesitu,sangat indormatif sekali,berbeda sekali dengan treck gunung kita di indonesia yang jarang sekali diberi tanda seperti itu,sehingga berbahaya sekali bagi pendaki baru tanpa guide.
Memasuki Meridian Ridge rd terlihat ngarai ngarai dan slope yang curam dan di kejauhan diseberang lembah kami melihat puncak  eagle peak,kami berbelok ke kiri dan memasuki jalan setapak yang kiri kanan nya dirimbuni oak yang kadang kadang menutupi sampai kepala,beberapa kali kami berpapasan dengan pendaki yang baru turun dari eagle peak,ada juga yang kelihatannya mereka itu sambil berlari marathon.
Disatu puncak Meridian ridge kami menyaksikan seekor elang meliuk liuk diatas kami dan jauh disana nampak eagle trail yang menurun terjal ke lembah dan menghubungkan secara gradual menanjak ke puncak cadas Eagle Peak yang berdiri kokoh menunggu kedatangan kami,di beberapa bagian trail atau jalan terlihat ada beberapa orang bergerak kearah puncaknya. Nina sempat ciut melihat jauh dan terjalnya jalan yang masih akan ditempuh dan sempat berpikiran akan berhenti dan menunggu saja disitu tapi karena kawatir sendirian akhirnya berusaha untuk tetap melanjutkan. Stick di kedua tangan membantu Nina untuk menjaga keseimbangan,aku agak khawatir juga dengan jurang menganga kiri kanan yang siap menunggu kami apabila terpeleset atau salah langkah waktu itu,aku berusaha menenangkan agar tidak panik,adrenalin dan keringat dingin meningkat waktu itu,akhirnya keadaan kritis itu dengan pelan dan pasti kami lewati.
Di kaki cadas sayup sayup terdengar teriakan dan lambaian Raihan dipuncak eagle peak...omaaa..Inyiaaak..
Nina makin bersemangat untuk segera mencapai puncak dan beberapa pendaki yang baru turun memberi jalan pada kami yang mungkin kasihan karena terlihat sepuh dan rapuh...jam 14.30 sore setelah 4 jam perjalanan akhirnya kami sampai di puncak eagle atau Eagle Peak. Kami bersalaman bahagia menyambut keberhasilan menundukan rasa takut dan membangkitkan semangat tidak mudah menyerah...selesai makan bekal yang ada dan berfoto foto kami kembali pulang melalui jalan yang sama,kali ini beban punggungku diganti dengan raihan cucuku,tidak banyak kesulitan waktu pulang mungkin karena sudah mengenal medannya,akhirnya kami sampai di Juniper campground jam 18.00 sore. Alhamdulillah,hari ini Allah sudah ajarkan kami melalui alam bagaimana harus bersabar dan tidak mudah menyerah menghadapi kesulitan...sampai jumpa 
Salam sehat
Katik

Friday, July 10, 2015

Gowes Berkeley to Martinez



Sudah sebulan lebih di San Fransisco belum sekalipun gowes,pada hal jalan jalan kotanya semua di lengkapi dengan bike lane yang membangkitkan hasrat untuk kayuhan sepuas puasnya....
Sebetulnya,kalupun kita tidak punya sepeda pribadi maka tempat tempat rekreasi seperti golden gate bridge,union square dan China town menyediakan rental sepeda jam jaman atau seharian penuh, tapi harga rentalnya perjam rata rata us$15/jam atau Rp195,000 per jam,rental satu jam terlalu singkat ngga bisa kemana mana,enaknya 5 jam baru bisa jalan sekitar objek wisata di golden gate bridge,tapi mengeluarkan uang untuk rental bike hampir satu juta sungguh aku belum tega...... katro kayak aku ke Amrik setiap melihat harga otaknya otomatis mengkonversi ke rupiah..jangan ditiru ya...wkwkkk.
Kayaknya lebih bagus beli sepeda dari pada rental.
Hari ini Selasa 17.march 2015 bertepatan dengan hari st Petric day aku akan meminang si hitam manis yang aku temukan di web site craigslist yaitu "WorkCycles Secret Service Mens Bike" ...wuuiih namanya kreen dan murah meriah.
Sekitar jam 14 waktu San fransisco aku menuju rumah penjual sepeda di daerah Murray st Berkeley. Tidak begitu sulit menemukan tempat tersebut yang lokasinya agak sepi. Beberapa mobil diparkir dipinggir jalan tapi orangnya tidak satu pun terlihat di jalan aku agak ragu juga  mengetuk pintunya terbayang film film criminal didaerah Bronx yang menjual narkoba. Lama aku cari cari letak bell tapi tidak ketemu yang ada hanya keyboard kunci electronic. Selagi mikir akan menelpon,tiba tiba pintu terbuka lalu muncul seorang muda kulit putih tinggi kurus berjambang lebat persis Archimedes..
Hi man..dengan gaya selatannya menyapa ku..lalu mempersilahkan aku masuk ruang kerjanya untuk memperlihatkan sepeda yang akan di jualnya,ruangan kerjanya seperti dipenuhi harta karun dengan koleksi sepeda sepeda kuno keluaran eropah,dengan mecerocos dia mengenalkan beberapa sepeda import yang di rekondisinya,ada satu sepeda yang tinggi sekali ternyata sepeda tersebut dibuatkan untuk seorang pemain basket NBA yang tubuhnya setinggi 190cm.
Aku menuju sepeda jenis commuter made in Holland satu tahun pakai, tapi masih mulus dan terawat,aku minta izin dan mencoba kendarai di jalan ternyata masih bagus,inner gear hub serta dinamo hub  ditambah sadle brook dan pannier gratis makin menambah ketertarikanku dengan sepeda tersebut. Kemudian aku membayar dengan harga yang sudah disepakati. Aku lihat jam sudah menunjukan jam 15 sore,aku harus segera pulang karena khawatir kemalaman dijalan.
Ini adalah hari pertamaku turing di USA,dengan sedikit grogi aku melihat jalan yang harus ditempuh di google map kemudian langsung meluncur dengan tujuan Martinez yang berjarak 25mil atau lebih kurang 45km,kalau estimasi google map jarak tersebut bisa sitempuh dalam 2jam 40menit dengan catatan tanpa nyasar.
Keluar dari murray str masuk jalan russel str kemudian aku jadi bingung juga mengikuti rute google map yang rasanya tidak sesuai dengan posisi saat itu.
Mobil dan kendaraan lain dipersimpangan jalan selalu mendahulukan pesepeda dan pejalan kaki,pernah satu kali aku berhenti dipinggir dekat penyeberangan pejalan kaki sewaktu memastikan posisi di google map yang terpasang di handle bar,beberapa mobil berhenti dan sopirnya memberi aba aba mempersilahkan aku menyeberang,tapi kemudian aku balas dengan lambaian menyuruhnya lewat,barulah mobil itu berani jalan, ditempat keramaian lainpun perlakuan drivernya santun seperti itu,belakangan aku ketahui tidak mendahulukan pejalan kaki adalah satu pelanggaran dan bisa di tilang...!
Sepanjang Spurce str jalan nya agak menanjak aku mendorong sepeda sampai kira kira 500meter lalu lanjutkan mendayung lagi,jalannya yang mulus mulai menurun kiri kanan rumah rumah yang asri dan mewah,sekali sekali berpapasan pesepeda road bike yang meluncur laju,mobil sudah jarang muncul mungkin ini daerah perumahan.
Sepanjang wildcat canon road kita sisuguhi pemandangan pohon pinus besar mungkin ini sejenis red wood,cahaya matahari terhambat oleh rimbunnya pohon ponon dipinggir jalan,udara mulai terasa dingin,lalu disatu posisi puncak aku berhenti istirahat untuk memakai baju dingin. Keringat yang tadi terserap baju sekarang menjadi begitu dingin ditubuh.
Aku melanjutkan kayuhan hingga melewati San Pablo Dam Road dan sebelah kiri ada lembah yang ditengahnya danau atau San Pablo Reservoir,indah sekali danau ini dilihat dari atas dengan pancaran cahaya matahari sore yang merah tembaga ditambah hijau lembah yang menyejukan mata.
Sinar mentari sore dari arah danau sedikit menghangatkan tubuh,dulu aku kurang menghargai cahaya matahari tapi sekarang di negri empat musim ini aku lebih menghargai dan mensyukuri cahaya mentari...Alhamdulillah.
Dekat camino pablo tiba tiba hp sebagai penunjuk jalan batraynya lowbat,lalu aku pasang powér bank agar google map sebagai penunjuk jalan tetap nyala. Aku sangat kawatir google map menghilang karena aku sangat buta arah yang dituju,untuk menghindari kehilangan arah aku tidak berani mengutak atik hp sekalipun untuk berfoto atau melihat miss call yang ada.
Dari camino pablo aku masuk kiri ke jalan Bear creek rd dan menyelusuri kaki bukit Briones regional park yang berliku dan menanjak. jalan sepi dari kendaraan dan dikiri kanan jalan banyak di jumpai range tempat pemeliharaan kuda dan kadang terlihat orang sedang menunggang kuda,persis seperti film cowboy zaman dulu suasananya,aku ingat pak Indra di Indonesia yang hobi kuda memintaku mendatangi horse stables seperti itu kemudian menceritakan pengalaman itu,tapi saat ini belum bisa karena aku berpacu dengan waktu yang hampir malam,mudah mudahan ada waktu khusus untuk itu.
Aku sampai dipertigaan Alhamra valley rd lalu belok kiri,disini sepeda harus aku dorong karena tanjakannya tinggi dan panjang,udara dingin menyebabkan kaki terasa kram,aku berhenti sesaat lalu lanjut jalan pelan pelan.
Diujung Alhamra valley ketemu John Muir Nasional park disini,aku berusaha mengingat daerah ini dan perasaanku mulai tentram karena aku sudah paham dan mengetahui daerah ini,ternyata aku sudah memasuki kota Martinez. Sepanjang jalannya banyak ditumbuhi pohon cherry blasom yang sedang bersemi dengan bunganya yang memutih bagai kapas dan sebagian gugur ke jalan sehingga berbentuk salju yang memutih.
Hari sudah menunjukan jam 19 malam yaitu waktu menjelang sholat magrib,jalan kota sudah kelihatan banyak mobil,sebelum gelap aku percepat kayuhan hingga sampai di rumah jam 19.30 malam.
Seisi rumah menyambutku dengan suprise,Nina,Bayu,Firly dan Raihan dari tadi mengkhawatirkan aku yang tidak bisa dihubungi dengan telpon,akhirnya mereka mencoba mencari dengan mobil tapi tidak ketemu. Dirumah aku cerita rute yang aku lalui ternyata rute yang aku ambil sudah di reroute ditengah jalan oleh google map ke jalan yang lebih jauh dan nanjak,ini disebabkan salah masuk pertigaan lalu secara otomatis google menyesuaikan,tapi
Alhamdulillah rutenya jadi bagus ada view danau dan valley,pengalaman pertama turing di Usa sangat mengesankan...
Salam sehat dari kami sekeluarga di Martinez
Katik..
Tween Peak

Mimpiku ke USA

Sekadar untuk menambah bahan bacaan di milis ini,dengan catatan sederhana aku ingin berbagi pengalaman mengurus visa USA yang konon kabarnya lebih sulit dari pengambilan visa ke negara lain.
Seminggu istirahat dirumah betul betul terasa nikmatnya berkumpul dengan anak cucu,Keila 4 tahun cucuku yang tertua kelihatan makin lincah dan gesit begitu juga Addin 2 tahun dulu waktu aku tinggal dua setengah bulan yang lalu masih kelihatan imut imut sekarang sudah bisa berlari dengan tangkas mengejarku kian kemari dalam permainan petak umpet dan kejar kejaran. Dalam hati aku menginginkan disamping menjadi anak anak yang sholeh dan sholeha juga menjadi anak anak yang tangkas dan pemberani,aku yakin itu adalah impian semua kakek kakek seperti aku.
Kalau sudah bermain dengan cucu aku merasa kembali segar dan pegal pegalku selama petualangan sepedaku dua setengah bulan kembali pulih.

Tawaran yang menarik dari Bayu putra kami yang tinggal di California USA agar kami berkunjung,kembali mengusiku untuk pergi lagi meninggalkan rumah sekadar untuk memenuhi mimpi kami melihat dan menyaksikan langsung USA,apalagi saat aku membayangkan nanti bisa turing sepeda di USA ini tentu sangat menarik sekali dan ingin segera aku wujudkan.
Hari ini aku dan Nina istriku berencana untuk mengurus visa usa ke Jakarta.
Urusan visa usa ini sangat menarik perhatianku karena dari informasi untuk mendapatkannya agak sulit dan lama menunggu persetujuan nya,malah ada yang ditolak tanpa ada alasan yang jelas dari kedubes Usa,tapi konon kabar yang dibisikan karena ada simbol simbol islam seperti pakai jilbab,berjenggot dan nama islam yang melekat pada orang tersebut kemungkinan visa nya selalu ditolak atau gagal,...dikarenakan rumor inilah aku semakin ingin membuktikannya Semua kriteria ini ada pada kami dan tidak akan pernah kami tanggalkan walaupun itu akan menggagalkan harapan kami,jadi hal inilah yang membuat aku makin tertarik untuk membuktikannya dan mendapatkan pengalaman dari situ,sukses atau gagal mendapatkan nya tidak jadi masaalah.
Semua persyaratan administrasi sudah dikirim via internet dan jadwal interview hari senin pagi jam 7.
Pagi jam 05.30 sehabis subuh kami meluncur dengan taksi yang sudah dipesan malamnya untuk berjaga jaga jangan gagal karena susah dapat taksi dipagi hari dan ditambah kemacetan ditempat kami di jatiwaringin.
Aku agak risih memakai pakai kemeja dan celana rapi yang sudah lama ditinggal dan berganti ke tshirt dan celana selutut untuk sepeda sejak pensiun 2 tahun yang lalu. Tepat jam 07 pagi kami sampai di kedubes usa di Jl.Merdeka selatan,aku lihat didepan pintu masuk sudah antri orang sepanjang lebih kurang 20 orang,ternyata banyak yang lebih duluan dari kami. Aku buru buru turun dari taxi dan dengan jalan super cepat kami masuk ke antrian paling belakang berikut disususul pengunjung lain dibelakang kami.
Petugas keamanan meminta paspor dan print conformasi interview,lalu memastikan jam interview yang disepakati,satu orang muda disuruh keluar dari antrian dan berbincang dengan petugas sepertinya dia batal karena salah jadwal.
Dalam antrian didalam pembatas tali yang terpasang,aku melirik kesemua sudut pagar ada 3 polisi pengaman berwajah angker lengkap dengan senjata otomatis dan rompi anti pelurunya berdiri di beberapa sudut ,perasaanku seperti menonton film perang badai gurun waktu itu,Nina istriku mencoba memotret kesana kemari untuk mengisi waktunya kadang kadang aku jadi modelnya..hehe..muka cuek aja karena aku pikir ini penting buat dokumentasi,tapi tiba tiba security mendatangi kami dan mengatakan "buk dilarang berfoto disini" nah lhooo...aku kaget kayak ketahuan nyontek oleh guru pengawas ujian,...lalu dengan spontan aku menjawab "aku ngga lihat ada larangan berfoto disini pak" dan petugas tadi mengatakan "ia pak ini daerah terlarang" sambil tersipu Nina menyimpan Hp nya ke dalam tas tapi petugas meminta supaya mengeluarkan hp lagi dan foto yang baru saja diambil supaya dihapus,dalam hati aku berkata..sakral sekali daerah ini ngga boleh di foto.
Antrian yang berjumlah 21 orang dibagi menjadi tiga kelompok masing kelompok menjadi 7 orang
Kami masuk perkelompok 3,baru masuk gerbang pertama security megeledah seluruh badan pakai metal detector oleh petugas yang bermuka dingin,koq susah senyum ya..? Apakah securitinya harus bermuka seram begitu ya..?apa lagi waktu interview nanti tentu orangnya lebih seram lagi...aah masa bodo ,yang penting ngga menerkamku saja hehehe..., kita diminta untuk masuk ke dalam gedung, dipindai dulu alias di x-ray. Nah di bagian pemeriksaan ini, barang-barang bawaan kita harus dipindai semua, barang-barang elektronik dititipkan ke petugas, dan segala jenis makanan dan minuman tidak boleh di bawa ke dalam dan tidak boleh dititipkan ke petugas. Cuma ada dua pilihan, kalau tidak dimakan habis, ya dibuang.
semua barang elektronik seperti hand phone hingga ke masalah powerbank, headset dan cable cable dan sejenisnya ini sangat tegas harus ditinggalkan.. Kalau tas kita dipindai dan terdeteksi adanya barang elektronik yang berada di dalamnya, langsung petugas meminta kita mengeluarkan barang tersebut dan tasnya dipindai ulang. Begitu terus sampai tas kita dinyatakan steril oleh petugas. Tas boleh dibawa masuk ke dalam dengan barang elektronik semuanya dititipkan di pos keamanan dan diberi tanda terimanya. Selanjutnya pemohon pindah dari pemindaian ke tempat antri loket pemeriksaan kelengkapan dokumen. Di sini petugasnya orang Indonesia, embak-embak agak jaim (jaga image) susah senyum juga, padahal masih pagi. Salah arah ngasih paspor pun sudah dapat kuliah pagi dari si mbak, masih pagi itu seharusnya sebar senyum genit dan ramah. Tapi enggak apa-apa, mungkin pusing juga karena ada applicant yang datanya kurang lengkap di formulir. Sudah beres kita dikasih nomor grup untuk pindai sidik jari dan wawancara.
Dari sini, saya masuk ke tempat tunggu yang ada TV-nya saat itu ada acara pengenalan warga warga muslim Amerika yang berprestasi seperti ada senator muslim kulit hitam (lupa namanya) dan pengusaha muslim yang sukses juga ada informasia cara mengambil peluang kerja di Usa.
Semua informasi ini positif sekali memberi tahu bahwa amerika sangat menjunjung kesetaraan dan kesamaan hak serta membuka peluang kerja untuk memasukinya.Allahualam bisawab..
Abis itu ada pengumuman  nomor antrian grup 1 sampai 10 dipersilahkan masuk ke ruang wawancara. Di sini musti antri lagi nunggu nomor antrian grup dipanggil. Kemudian grup 7 saya dipanggil ke loket 1 untuk dipindai sidik jari, di seberang kaca loket terlihat tante Amerika yang gaul abis dan didampingi diluar loket oleh seorang petugas kedutaan yang membantu proses pemindaian. Aku disapa si tante "Good morning" aku dengar tidak begitu jelas diam saja ,kemudian dia ulangi lagi sampai tiga kali lalu petugas pendamping memberi tahuku bahwa petugas didalam memberi salam,aku mendengar kurang jelas melalui microphon yang ada,begitu aku diberi tahu,buru buru membalasnya "good morning" kemudian dengan lugu aku katakan " sorry mam,I am nervous facing you" sambil cekikan dia mengatakan oow really...? (Dalam hati,ngga marah dia,pengertian juga si tante nih)
Selesai dengan sidik jari, kita diminta menunggu lagi, sampai dipanggil untuk wawancara,selagi menunggu ada dua orang ibu dan ponakan yang sedang menunggu wawancara,kami sempat ngobrol dengan mereka dan tukaran nomor telpon. Ternyata ibu tadi sudah perpanjangan visa ke dua kali untuk melihat anaknya yang bekerja di Texas dan diceritakan waktu visa pertama itu dia sampai empat kali pengajuan baru bisa dapat approval,dan yang sekarang ini dia juga masih deg degan dan ponakannya baru kali itu untuk berkunjung ke usa. Dia memberi tahu nina sebetulnya dia sehari hari pakai jilbab tapi karena wawancara ini dia dan ponakannya buka jilba sampai selesai wawancara.
Nina tanya aku,..aku jawab tegas biarlah tidak dapat apa apa dari pada harus buka aurat.
Tidak terlalu lama menunggu,akhirnya nomor grup saya dipanggil ke loket 12 dan diwawancara sama tante bule yang murah senyum . Sebelum saya,sudah ada 2 orang yang terlebih dahulu diwawancara. Yang pertama untuk bisnis ke US bahasa inggris nya lancar betul kayak air mancur dan di-approve dapat surat putih, anak muda ini sudah perpanjangan visa ke Amrik dan gak ada masalah. Yang kedua adalah Ibu dan bapak dengan logat sunda saya sempat nguping pembicaraannya mau ke Amrik untuk mengunjungi anaknya yang sedang kuliah, wawancara gak ada masalah, visanya disetujui,kemudian di loket sebelah ada ibu muda ditanya dalam bahasa inggris mengapa ke Amerika dan dia menjawab mengunjungi adik,kemudian ditanya petugas lagi"kamu disana dengan account siapa" di jawabnya "dengan accunt adiknya" agak lama menunggu lalu petugas bule tadi mengembalikan paspor dengan kartu merah pada ibu tadi,yang aku dengar "please complete your document" ibu muda tadi berbalik dengan muka murung,aku bisa merasakan kekecewaannya.
Tiba giliran saya dan Nina. Untuk dua wawancara sebelumnya,petugas mama bule yang murah senyum berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Pas giliran saya,mama bule pakai bahasa Inggris juga. Berikut cuplikannya:
Mama bule
MB: Hi, good morning!
Aku : Good Morning!! (senyum agak ditarik,biar ngga kelihatan grogi)
MB: How are you?
Aku: I’m fine! Thanks! And how are you (jawabannya complete kayak diajarkan instruktorku dulu..hihi)
MB: I am Okay, thanks (jawabnya sama..hehe)
So,is she Nina ?(Sambil nunjuk bini gwe)
Aku: Yes,she is Nina my wife and also applied for the visa today. Do we have to interview together?
MB: Yes, no problem. So what do you want to do in  US? (Berarti tadi dia ngerti..hehe)
Aku: For holiday and visit my son in San fransisco California.
MB: hmm...so..your son stay in San faransisco?
For what..?
Aku: yes,he stay and works for IT company in San fransisco Mom,...and I am sorry I don't know exactly the company name,maybe IT mobile company.
MB: okay,good,no problem.
Do you have grandchild?
Aku: yes,I have 3 grandchildren,
two person in pekanbaru and one person in Martinez (duh..jawabannya panjang amat)
BM:woow..you are lucky,
How long will stay in usa.
Aku: I don't know mom,maybe more than one month
BM: hmm..one month not enough in Usa (sambil senyum ramah)..anyhow well come to usa.(sambil menyodorkan kertas putih yang belum aku mengerti)
Aku: ooh..thank you mom.
(Dapat visa ngga nih ya..?)
So,when I can get my paspor?
MB: in three days,we will send it to your addess.
Aku:okay mom,thanks for your time.
MB:Okay,see you
Aku jalan tinggalkan ruangan yang masih dipenuhi pengunjung,diluar aku tanya dan pastikan ke petugas indonesia biar agak nyantai,apakah artinya kertas putih ini lalu dengan singkat dia menerangkan kalau yang putih artinya visa disetujui dan dalam tiga hari akan dikirim ke alamat,kalau kuning artinya pending,document sedang diverifikasi dan kalau merah visa ditolak dan pasport dikembalikan.
Alhamdulillah dapat pengalaman baru....surat tanah ,rekening koran,Pbb ,npwp yang aku persiapkan tidak diperluka dan tidak pernah dicheck oleh mbak bule...hehehe
Ternyata cerita yang serba sulit mendapatkan visa usa itu terhindar dariku tanpa harus mengorbankan keyakinan kami.
Sorenya ibu dan ponakan yang tadi ngobrol dengan Nina menelpon dan menanyakan apakah  visanya di approved,lalu kami jawab baru dikasih kertas putih dan dia mengatakan paspor ponakannya dikembalikan dengan kertas merah artinya ditolak dan dia sendiri dapat kertas putih.
Tiga hari kemudian kami dapat telpon dari fedex pekanbaru bahwa ada kiriman amplop,kami pergi mengambil ke kantor fedex di jalan sudirman dan langsung buka Amplop ternyata janji kedutaan us benar dalam tiga hari kami sudah terima paspor dan approval visa usa untuk 5 tahun..
Alhamdulallah
Salam sehat buat bapak ibu HPC semua nya
Wassalam
Katik