Pages

Thursday, April 9, 2015

9.TOUR de ASIA_TAMASYA DI SUNGAI PELEK

Pakaian kotor sehabis subuh tadi sudah di cuci semua,pagi itu aku lihat diluar Pakngah sedang mengutak atik sepeda di bikekitchen samping rumah,beliau begitu menikmati masa pensiun dengan menggeluti hobi bersepedanya dan masing masing dari istri hingga anak beliau persiapkan sepeda dan beliau yang merawat sendiri.
Hari sabtu yang ceria terdengar canda ria dari anak menantu dan cucu,kami ikut bergabung ditengah keluarga yang harmonis ini,malam tadi kami belum sempat jumpa jadi pagi ini kami dikenalkan dengan anak menantu beliau yang ramah ramah.
Kami duduk diluar kearah tasik sambil menikmati sarapan pagi yang sudah dipersiapkan oleh istri pak ngah asal negeri sembilan ibu Rosenani Ahmad,beliau masih aktif bekerja di kerajaan Malaysia sebagai seorang Auditor.
Roti canai,kue kue kecil dan kopi atau teh yang terlezat kami rasakan saat itu,suasana hati sangat mempengaruhi rasa makanan,kalau hati sedang galau apapun akan terasa tidak enak tapi dalam suasana hati tenang dan damai semuanya terasa enak.
yang ku tunggu tunggu

Opung Sitor yang dari kemarin mengidamkan untuk main kayak di danau mulai mempersiapkan kayak dengan di bantu oleh pakngah,dua kayak kami luncurkan ke tasik,aku meluncur di tasik yang tenang itu disusul opung Sitor dengan gaya seorang atlit yang handal.
Rasanya penat setelah menempuh perjalanan sepeda yang hampir 600km bisa terobati saat itu. 




Camping di Tasik sungai sepat

Kami mengembangkan tenda dipinggir tasik dan memancing sambil berperahu sekitar tasik yang sangat tenang.




Santai


Sore yang cerah kami diajak bersepeda sejauh lebih kurang 25km ke pantai bagan lalang melihat sunset,pantainya bersih tidak begitu banyak pengunjung waktu itu,ada beberapa keluarga dan pelancong yang sedang bermain di pantai. aku sangat menikmati suasana pantai yang tenang dan di sinari matahari senja merah tembaga tersebut
Pantai Bagan Lalang

Hari mulai gelap kami pergi ke warung sea food milik pak Syafri seorang imigran dari Minang atau kamang anaknya Ben Syafri teman pakngah sama sama pesepeda juga.
Obrolanku dengan pak syafri makin menarik karena kamang kampung beliau berbatasan dengan kampungku Magek.
Pak syafri datang ke Malaysia untuk mengadu nasib pada tahun 1990 waktu itu usahanya sebagai penjual perabot di kota pekanbaru mulai bangkrut kemudian mereka sekeluarga hijrah ke Malaysia dan membuka warung di pinggir pantai bagan lalang. 

Lima tahun beliau membangun bisnisnya dari cuma warung kecil hingga sekarang restoran "sea food view" sangat dikenal di kota sungai pelek.
Tiba waktu nya pak ngah akan bayar makanan,pak Syafri menolak dengan alasan "sekali kali traktir buat saudara sekampung" kata beliau.

Pak Syafri "orang kampungku"
Alhamdulillah,sudah di traktir dan bisa ngobrol enak dengan orang yang ulet yang perlu ditiru kegigihan dan keberaniannya untuk mencapai sukses...sampai ketemu pak syafri,kami perlu belajar banyak dari bapak...





8.TOUR de ASIA_SUNGAI PELEK

Hari ini adalah hari ke 12 sejak kami tinggalkan pekanbaru. Sebelum meninggalkan Malaka kami sempat berkeliling kota tua yang sempat diduduki Portugis ini.
Kami makan siang di sungai udang,setelah mengayuh selama lebih kurang 3 jam sepanjang hutan rekreasi Sungai Udang,udara disini agak dingin mungkin karena dataran tinggi.
Sewaktu melanjutkan perjalanan kami bertiga sempat terpisah,Joker belok kiri kearah pantai jl.Padang kambing dan saya dengan Sitor laju ke arah mesjid tanah yang rencananya akan terus menuju pantai tapi ternyata kami dengan opung Sitor sudah mengambil jalur yang keliru.
Karena sudah berapa lama menunggu joker tidak muncul, aku menelpon nya dan kami janjian untuk bertemu di persimpangan dekat pasir panjang.
Aku dan yosef agak keteteran dapat jalur yang bergelombang dipanas yang seterik itu,perasaanku jadi tidak nyaman membayangkan kalau kemalaman masih belum ketemu,tiba tiba di suatu pertigaan kayu hitam aku disapa seorang bersepeda motor "bapak kehilangan kawan ya..?" Aku tetap mendayung dan melengong ke orang tersebut,ternyata pak yazid dari Melaka,perasaanku sedikit tenang dengan pak yazid yang membawa sepeda motor itu. Aku ceritakan kejadiannya,pak yazid lalu beliau berangkat mencari Joker sesuai pososi gps yang dikirim melalui watchup.

Aku dan yosef disuruh lanjut dan menunggu sampai joker dan pak yazid muncul di pertigaan di daerah Kuala sungai baru di pertigaan jalan Melaka Kualalumpur. Lebih kurang setengah jam joker dan pak yazid muncul lalu kami melanjutkan perjalanan dengan di escort oleh pak yazid sampai ke Batas  Melaka dan port dickson negeri sembilan yang dibatasi oleh aliran sungai Linggi. 

Jembatan Sungai Linggi

Selesai istirahat dan ngopi traktiran pak Yazid,lalu kami berpisah dengan beliau yang akan kembali ke Melaka dan kami akan terus ke Sungai pelek.
Kembali aku terpana dengan kebaikan pak yazid yang tidak pernah kami kenal sebelumnya,kebaikan yang ikhlas tanpa pamrih dan belakangan aku baca di FB nya masih memberikan pesan kebaikan pada komunitas sepeda di santero semenanjung "untuk memberikan bantuan apabila menemui kami "
Didaerah kampung Tanjong Pelanduk kami berhenti disebuah Masjid kami minta izin untuk menginap disitu karena hari sudah mulai gelap,pengurus masjid yang masih berdarah Jawa menerima kami dengan senang hati dan berpesan pada kami untuk berhati hati menjaga barang karena masjid tersebut adalah tempat persinggahan para musyafir.
Dari jamaah aku ketahui masjid ini sering juga pesepeda jarak jauh yang numpang untuk bermalam sebulan yang lalu ada sepasang suami istri pesepeda dari Perancis menumpang nginap di shelter halaman mesjid.
Masjid di Tanjung Pelanduk

Pagi selesai subuh kami melanjutkan perjalanan menuju Sungai pelek,panas sore sedikit berkurang jalan yang kami tempuh di daerah port Dickson datar dan mulus,negeri sembilan banyak dihuni oleh etnis turunan Minang,dekat pantai sebelum belok ke Lukut aku melihat rumah adat Minang Kabau,aku yang berdarah minang saat itu merasa bahagia melihat sesuatu yang unik ini.
Rumah adat Minang di Port Dickson
Jam 12 kami sampai di pasar Sungai Pelek,aku,joker pergi sholat Jumat dan sitor pergi makan siang ke pasar.
Selesai sholat jumat kami jadi perhatian jemaah yang pulang sholat,keheranan mereka umumnya dengan usia kami yang tua untuk bersepeda sebegitu jauh.
Salah seorang jamaah,yang tadi bercerita pernah berkunjung ke Padang,tiba tiba memberi "salam tempel" padaku,aku berusaha menolak dengan sopan,tapi beliau mengatakan "ini wajib diambil untuk minum di jalan",aku menerima dengan perasaan sendu yang tak kumengerti.
Pak Ngah yang kami telpon kini muncul dihadapan kami,aku langsung mengenal beliau dengan brewoknya yang khas,kami salami dan peluk beliau perasaanku aku sudah kenal lama dengan beliau,pada hal selama ini kami hanya kenal dan bercanda di FB saja.




Pakngah menjemput kami



Sebelum dibawa kerumah pakngah kami berkenalan juga dengan pak Syahrir tetangga pak ngah yang berdarah aceh,dia sangat terkesan dengan xpdc kami dan beliau ingin sekali mengajak kami makan malam ini sambil bincang bincang dengan kami katanya.
Kami lanjut mendayung menuju rumah pak ngah berdarah Bengkulu ini kira kira 5 km di Tasik sepat satu,pantai sepang putra,Sungai Selangor.













Rumah pak ngah yang begitu asri didepan tasik


Aku terkagum kagum dengan rumah pak ngah yang begitu asri didepan tasik yang indah dan tenang,dibelakang rumah ada bike kitchen yang jadi impian Sitor untuk melihatnya,aku terkagum melihat kerapian ruang kerja atau bahasa gaulnya "Bike Kitchen" beberapa sepeda surly dan sepeda ternama lainnya nangkring disitu,ada yang milik pribadi beliau dan ada juga diantaranya titipan orang yang sedang "di olah" oleh Pakngah.
Bike Kitchen

kemudian kira kira 100meter ada tasik yang yang disitu ada beberapa ekor angsa yang sedang berenang,2 unit canno sangat menggoda kami untuk mencoba bertualang di danau yang tenang tersebut.
Kami diberi satu kamar tidur yang terlalu nyaman untuk seorang pengelana.
Malam jam 8 kami dijemput oleh pak Syahrir untuk makan malam sea food di pinggir bagan 
Lalang yang aku yakin tentu harga menunya cukup tinggi disitu.
dengan Pak Syahrir
Pak Syahrir 49tahun seorang developer di malaysia dan mempunya hoby dan bisnis ternak kucing import yang harga perekornya ada yang rp30juta,si jakarta beliau punya rumah di cibubur dan sekali 2minggu beliau ke jakarta untuk urusan bisnisnya.

Kucing pak Syahrir
Kami berkunjung kerumah pak syahrir untuk melihat kucing kucing manis import berbagai jenis  yang baru kali itu aku melihat kucing yang warnanya mirip macan tutul dan harimau dan semuanya jinak jinak.
Jam 11 malam kami baru kembali kerumah,sepertinya kami dua hari disini karena terasa nyaman seperti di villa hehehe....

















Tuesday, April 7, 2015

7.TOUR de ASIA_NGINAP DI MASJID MELAKA

Jam 07 Bang Acid sudah menunggu kami di luar kamar hotel,kali ini beban pannier opung yosef sudah berkurang dibagian depan dan barang beserta pannier depan tersebut dititip di rumah Bang Acid.
Jam 7 lewat kami meninggalkan hotel mengayuh pedal lagi menuju Malaka. Jalan belum terlalu ramai kami melewati jembatan sungai Muar menuju utara,tidak terlalu sulit buat kami keluar kota karena ada Bang Acid yang jadi escort.
Disuatu warung pinggir jalan kami berhenti untuk sarapan,menu disini hanya ada roti canai dengan minuman teh tarik atau kopi. 
Diantar Bang Acid sampai perbatasan Muar
Di sungai Rambai perbatasan Muar dengan Malaka ditandai dengan monumen becak raksasa kami berpisahan dengan pak Acid yang kembali pulang ke Muar.
Becak raksasa di perbatasan Muar Melaka

Kami meneruskan perjalanan.panas terik memang jadi tantangan tapi jalan yang datar sedikit mengurangi rasa penat ditambah lagi lambaian penduduk juga jadi penyemangat kami. 
Sewaktu kami istirahat di serkam pantai 10km sebelum Kota Melaka,datang seorang bapak memakai sepeda motor mendekati kami,beliau bertanya "dari mana dan hendak kemanakah" aku menjawab "kami dari pekanbaru Indonesia hendak ke utara semenanjung" beliau memperhatikan kami satu persatu,lalu merogoh kantongnya dan menyodorkan uang 10 ringgit,...aku kaget..apa ini pak?..buat minum bapak bapak di jalan....Subhanallah..Alhamdulillah...semoga Allah menambah rizki pak Maslan dan di beri kesehatan..amiin


Pak Maslan yang baik hati.
Dalam kayuhanku pikiranku kembali pada orang orang baru yang kutemui,mereka tidak mengenal kami sebelumnya tapi mereka begitu ikhlas memberikan segala kebaikan,aku jadi malu pada diriku sendiri yang ada kalanya tidak peduli pada lingkungan dan orang lain,aku berigstifar dalam hati..dan mengucapkan syukur dengan segala contoh dan pelajaran kebaikan yang seharusnya aku tiru.
Kami sampai di kota Melaka,kami belum pasti mau kemana,seperti biasa setiap sampai di satu kota kami pasti mencari tempat bernaung dan bermalam, lalu menuju mesjid Pulau Melaka untuk sholat.
mesjid Pulau Melaka 

Selesai sholat kami seakan enggan meninggalkan masjid yang indah dan menyejukan itu,masjid ini termasuk salah satu objec wisata yang banyak dikunjungi para pelancong mungkin karena posisinya yang sangat indah di pinggir laut selat Melaka dan juga arsitekturnya yang modern,sehingga setiap pengunjung ingin berlama lama menikmati udara laut nya yang segar. Beberapa orang Indonesia yang menetap di Malaysia sempat ngobrol dengan kami di masjid ini,bahagia rasanya bertemu dengan saudara saudara sebangsa di rantau orang,mereka ramah ramah dan awalnya menyapa kami dengan logat local tapi begitu mereka tahu kami dari Indonesia mereka langsung memakai logat Indonesia,kadang kadang mereka ajak aku berbahasa Jawa,untung ada joker yang dengan senang hati melayaninya ngobrol..rono rene...hehe.
Kami masih belum tahu akan menginap dimana di Bandar Melaka ini,aku tertarik untuk nginap di masjid Pulau Melaka ini tapi aku agak pesimis untuk diizinkan kalau dilihat dari securitynya yang ketat,sewaktu aku coba menanyakan ke security,ternyata benar tidak boleh ada tamu nginap di Masjid. Aku mengajak kawan untuk makan siang di restoran Bukittinggi dikota,aku kenal Pak Azwir pemilik restoran tersebut sewaktu berkunjung ke Melaka beberapa tahun yang lalu,mudah mudahan kami dapat tumpangan murah begitu harapan kami..
Dari hand phone aku baca pesan di inbox Tumenggung Melaka menanyakan keberadaan posisi kami,aku belum mengenal siapa yang mengirim pesan ini tapi aku yakin ini adalah sahabat baru kami pesepeda di Malaka dan aku menulis posisi kami yang saat itu sedang makan di restoran Bukittinggi dekat dengan pelabuhan ferry .
Pak Azwir orang Piangkek
Pak Azwir yang berdarah minang dan juga sebagai keta orang Minang di Melaka menolong telponkan Tumenggung Melaka tentang posisi kami saat itu,tak lama berselang seorang muda mengendarai sepeda motor menyalamiku sambil bertanya"pak tasmankah?" Aku mengangguk mengiyakan. Beliau memperkenalkan nama yg sebenarnya  "yazid"
Pak yazid dapat berita dari FB yang dikirim oleh pak Abdul Razak di johorbaru,beliau selalu memantau perjalanan kami sejak dari johorbaru hingga pertemuan ini. Rumah beliau 15km dari pusat kota dan terletak antara Muar dan Malaka yang tadi kami lewati.
Kami menanyakan Pak Yazid masjid mana yang bisa untuk kami nginap malam ini dan kami utarakan juga keinginan kami untuk nginap di Masjid Pulau yang tidak dapat izin dari security,lalu Pak Yazid minta izin sesaat untuk menanyakan lagi langsung ke pengurus apakah kami bisa diberi izin untuk nginap. Alhamdulillah Pak Yazid membawa berita bahwa kami boleh nginap di teras menara yang cukup menarik dan bagus menurutku.
Kami memutuskan tidur di masjid pulau Malaka malam ini karena tawaran nginap kerumah pak Yazid berarti kami surut lagi kebelakang.
Malamnya kami di traktir pak yazid disatu restoran dekat kota tua,kami dijemput dengan mobil,sepeda dan barang lainnya dititip dan ditinggal di masjid yang di jaga security.
Kota Melaka ini terkenal dengan masakan asam pedasnya kata Pak Yazid,beliau membawa kami ke pusat jajan Asam pedas yang disitu banyak sekali restoran asam pedasnya. 


Restoran asam pedas

Pak yazid yang sudah berkeluarga mempunyai putra 2 orang adalah seorang polisi diraja Malaysia sangat perhatian pada kami,beliau membawa kami jalan dengan mobilnya ke tempat tempat bersejarah seperti makam Hang jebat,Hang lekir di satu sudut kota tua yang penuh dengan etnis cina. 
Menyusuri sepanjang sungai Melaka sangat menyenangkan dengan kelap kelip lampu di Pirate Park akhirnya pada
Jam 10.30 kami diantar kembali ke mesjid pulau malaka untuk numpang istirahat.
Kami tidur di teras menara depan Masjid yang beratap dan kami memilih teras arah ke jalan karena tidak terlalu kencang tiupan anginnya dibandingkan yang mengarah ke laut,
Tiupan angin makin terasa dingin dan aku memutuskan untuk mengembangkan tenda agar tidak kedinginan dan bisa tidur.


teras masjid pulau Melaka
Pagi selesai sholat subuh kami berangkat ke kota yang berjarak sekitar empat kilometer lalu direstoran India kami makan roci canai dan secangkir teh tarik yang terasa nikmat sekali dikerongkongan.
Kayuhan kami mengarah ke Kampung Morten yaitu pasar lama Melaka yang beroperasi sekitar 1960 hingga 1990 dan kini dipindah ke terminal, pasar dan bazar Melaka Sentral.
Di satu belokan,kami melihat Ferris Wheel dan Pirate Ship di Pirate Park Sungai Melaka iaitu taman tema yang dibuat dengan pembiayaan sebanyak RM3.3 juta.
Di sebelahnya kelihatan perkampungan china yang juga terdapat banyak kedai menjual berbagai jenis cenderamata serta barangan antik unik.
Selepas deretan kedai kami melihat kawasan menara jam. Ini adalah tarikan utama pelancong karena disitu ada Dutch Stadthuys ataupun bangunan merah yang antik dan masih terpelihara.
Kawasan Middleburg Bastion iaitu sebahagian daripada dinding benteng Melaka yang dibina pada abad ke-16 dapat dilihat setelah kawasan menara jam.

Kami terus ke Bastion dengan kincir air yang dibuat mengikut reka bentuk asal sebuah kincir air yang terkenal di Belanda.
dengan turis Indonesia
Bangunan di sebelah kincir air adalah sebuah Gudang lama yang dahulunya pernah digunakan sebagai tempat menyimpan barang dagangan di Jeti Parameswara,ini salah satu daya tarik pelancong dan dibuat seperti bentuk asal serta menempatkan beberapa restoran dan kedai 
Yuuk berangkat...


cenderamata yang dikenali sebagai Quayside. Didaerah ini kami turun dan istirahat ambil foto,banyak turis turis lalu lalang di daerah itu dan ada diantaranya dari indonesia lalu menyapa untuk foto bersama serta menanyakan asal serta daerah tujuan kami.




Flora de La Mar

Di hujung bangunan Quayside, terletaknya replika ‘Flora De La Mar’ yaitu kapal portugis yang tenggelam di perairan Melaka ketika perjalanan balik ke Portugal.
Sampai di satu lagi jeti Melaka River Cruise iaitu Jeti Muara Sungai Melaka,kami melanjutkan kayuhan keluar kota dengan tujuan Sungai Pelek yaitu rumah Pakngah.





Thursday, April 2, 2015

6.TOUR de ASIA_KOTA MAHARANI

Aku sangat menyukai suasana kota muar yang tidak begitu ramai dan juga tidak terlalu sepi. Hari ke dua kami di Muar ini betul betul kami gunakan untuk berbersih bersih dan istirahat. Tugasku adalah memasak buat team dan joker mencuci 3 sepeda kemudian opung sitor mencuci semua baju kami yang kotor.
jemuran dan kain kotor

Sore hari sehabis ashar kami di jemput oleh pak Acid untuk gowes city tour lagi. Distrik Muar terletak di barat laut negara bagian Johor, Malaysia. Distrik Muar terdiri dari kota Muar itu sendiri (lebih dikenal dengan nama Kota Maharani) dan juga distrik kecil Tangkak. Muar berbatasan dengan negara bagian Melaka (Sungai Rambai) di utara, distrik Segamat di timur dan distrik Batu Pahat di selatan.
Distrik Muar seluas 2346,12 km persegi dengan populasi 328.695 orang. Kata ‘Muar’ dipercaya berasal dari Muara. Kemungkinan lain adalah ia berasal dari kata hindu yaitu “Muna” dan ‘Ar” yang masing-masing berarti Tiga dan Sungai, menggambarkan keberadaan Sungai Muar yang mengalir melalui kota ini dan juga merupakan sungai terpanjang di Johor.
Pusat administratif baru yang dikenal sebagai Muar 2 sedang direncanakan untuk dibangun di Muar.
Kami mampir lagi ke Muar river site terlihat dan jetty dimana ferry dari Bengkalis Indonesia sandar,kami terus menyusuri sungai hingga sampai di satu perempatan jalan dan disebelah kiri terbentang Jembatan Sungai Muar.


Jenbatan sungai Muar
Disatu taman di pinggir sungai Muar yang banyak dikunjungi penduduk kami duduk istirahat disitu lalu beberapa orang mendekati kami begitu mengetahui kami dari Indonesia bersepeda mereka minta foto bareng..hehehe selebriti dadakan.
Selesai gowes,malamnya kami di jamu makan malam oleh istri Bang Acid yang seorang dokter.
ramah tamah dengan warga Muar
Aku kagum dengan keluarga ini yang mempunya hobi yang sama yaitu touring jarak jauh dengan sepeda dan ada kalanya pakai Sepeda motor gede atau moge.
kami dibawa oleh Bang Acid ke ruang pribadi khusus sepeda yang berukuran 6x3meter disitu berjejer 21 sepeda berbagai merek yang terkenal,beliau betul betul pencinta sepeda disitu juga ada work shopnya.
sepeda koleksi Bang Acid

Sebelum pulang kami dedikasikan nyanyian hymne goweser buat keluarga yang ramah ini semoga beliau terhibur walaupun suara kami gonjang ganjing fals..hehehe..jam 11 malam kami diantar ke penginapan untuk persiapan menuju Melaka besok pagi. (Bersambung)


5.TOUR de ASIA_KOTA MUAR

Subuh di daerah semenanjung dimulai jam 5.50wpm, kalau di pekanbaru jam segitu jamaah sudah pada bubar. Kali ini aku mengatakan tidak bisa tidur karena peristiwa diganggu orang tidak waras tadi malam,tapi aku merasa bersukur dapat pembelajaran dari peristiwa tersebut yaitu dimanapun kita berada harus waspada dan mencari informasi situasi dan potensi gangguan yang akan kita hadapi.

Kami pamitan pada pengurus surau,sepeda kami bergulir lagi di jalan aspal yang masih sepi,udara pagi masih terasa dingin dan dibeberapa ruas jalan masih terlihat genangan air hujan yang turun kemarin sore.

Perasaanku sedikit santai karena jarak yang akan kami tempuh  lebih kurang 50km sampai di rumah pak Acid Mustafa,dijalan tadi aku dihubungi Pak Acid menanyakan posisi kami,siang ini cuaca lebih cerah tapi agak panas dan biasa nya sekitar jam 15 sore baru mulai kelihatan mendung.

Di daerah Benteng Peserai kami berhenti di sebuah food court atau Medan selera untuk makan siang suasananya ramai mirip terminal bus dan didepan berjejer kedai kedai makanan,umumnya menjual nasi barayani dengan lauk yang bervariasi.
gambar





Benteng Peserai



Kami pesan 3 nasi barayani dan 3 limau ice dengan harga RM4 atau kira kira RP15ribu ,nasi briani sepertinya makanan fafvorit di Malaysia tak ubahnya seperti nasi ramas padang atau pecal lele dan warteg nya di Indonesia.
Selagi makan dapat wachup dari pak acid menanyakan posisi kami saat itu.Kami melanjutkan perjalanan disiang hari memang banyak tantangan,terutama panas yang menyengat kulit,jalan mulus dan datar,aku kayuh santai tapi kami masih tetap saja tetpisah satu sama lain.
Kali ini aku mengayuh duluan di depan,aku bersemangat sekali waktu itu,hingga joker dan opung Yosef tertinggal jauh dibelakang. aku perhatikan nama nama daerah daerah di Johor ini banyak yang sama dengan nama daerah di Indonesia seperti Pekanbaru,Kampar dan Semarang,hal ini menambah keingin tahuanku apa hubungan dengan nama di Indonesia,sewaktu ada kesempatan ketemu dan ngobrol dengan beberapa warga didaerah tersebut barulah aku ketahui bahwa daerah tersebut adalah tempat para imigran Idonesia asal Jawa dan Sumatra yang pindah dan berladang didaerah tersebut puluhan atau seabad yang lalu,dan bahasa mereka masih banyak yang menggunakan bahasa Jawa khususnya generasi tua nya.
Di depan aku diterpa angin yang cukup kencang dan terlihat mendung mulai menyelimuti sekitarnya.
ternyata ada Pekanbaru juga di Malaysia


Di daerah parit Jawa hujan lebat mengguyurku,aku berteduh disebuah warung kosong tak berpenghuni,menunggu hujan berhenti tanpa aktivitas sangat menjemukan,aku buka HP tapi tidak ada sim card, jadi tidak bisa berkomunikasi atau buka email.
Angin kencang meniup hujan hingga aku basah seperti ayam kedinginan kena tempias air hujan. Penyakit lamaku kambuh kalau hari dingin sering kencing,kali ini aku kebingungan mau kencing dimana karena kiri kanan meskipun agak jauh ada kedai dan depan juga ada kedai,karena sudah tidak tahan aku masuk kegarase kedai yang kutumpangi ternyata disitu masih ada barang barang bekas,di pojok yang aman aku laksanakan hajat itu,sambil melirik lirik jangan sampai dilihat orang,aku jadi menyesal lalu mengambil air hujan dengan kaleng yang ada disitu dan menyiramnya sampai hilang...busyeeet dinginnya  pakaian lembab dan aku tetap menunggu joker dan opung sitor sudah hampir 1 jam masih belum muncul,itulah repotnya tidak punya alat komunikasi satu sama lain.


Aku ingat pak Acid memberi tahu agar kami nanti berhenti di km60 menjelang Malaka dan kami disuruh menunggu disitu lalu aku melanjutkan perjalanan hingga 2km hingga sampai di posisi yang dianjurkan.
Menunggu kawan


Sengaja aku berhenti tepat di batu pal 60km Malaka dan duduk menunggu kawan disitu,kira kira 15 menit joker,opung sitor muncul lalu, aku ceritakan pemberhentian sewaktu hujan diwarung kosong tadi,ternyata joker dan opung Yosef hanya beda sekitar 200meter dibelakangku.disitulah terasa pentingnya alat komunikasi,akhirnya walaupun itu sedikit butuh dana tapi kami putuskan untuk masing masing harus membeli secepatnya.
Kami melanjutkan perjalanan sama sama lagi ke kota Muar dengan pakaian yang masih lembab kena hujan,kendaraan mulai ramai kadang kadang genangan air yang di lindas mobil muncrat ke arah kami,suasana seperti ini betul betul adventure,kumal dingin dan capek dan lapar. 
Diperbatasan masuk kota kami membeli sim card Malaysia lagi untuk aku dan opung sitor.
Disuatu pertigaan kami berhenti untuk menelpon bang Acid mustafa,sayang tidak berhasil,kami duduk dipinggir trotoar sambil mikir mau kemana,tiba tiba datang seorang anak muda menanya aku "bapak mencari Bang Acid kah?" Aku meng Iyakan sambil bertanya heran "koq abang tau saya mencari bang Acid?" Di menjawab "saya kenal dia karena di sering bawa turis basikal",bapak tersebut menelpon pak Acid menanyakan posisinya.
Kami naik sepeda lagi mengikuti arahan bapak tadi dan akhirnya pak Acid kami temui di satu jalan yang saya lupa namanya.
Pak acid yang 10hari yang lalu nginap dirumahku di Rumbai sekarang bertemu lagi di Muar,beliau adalah seorang pensiunan dari kerajaan Malaysia dan mempunyai hobi sepeda dan peturing sepeda yang sudah pergi ke beberapa negara.
Dengan Pak Acid


Beliau mampir kerumahku dalam perjalanan solo turingnya dari Melaka ke sumatra barat tapi saat di perjalanan dari duri ke Pekanbaru lututnya terasa nyeri,akhirnya beliau memutuskan untuk stop di pekanbaru dan pulang lagi ke Muar,sebelum pulang ke muar beliau juga ikut mengantar kami team Tda ke sungai duku dan besoknya beliau pulang ke muar melalui Dumai.

Pak acid membawa kami ke hotel yang sudah di reserve buat kami,kamar dengan triple bed dilengkapi dengan penyejuk ruang serta kasur yang empuk terasa terlalu mewah buat aku.mudah mudahan aku bisa tidur dengan perobahan yang terlalu menyenangkan ini.
Dikamar hotel aku melihat Opung Sitor membongkar dan mejejerkan semua pakaian dan peralatan nya di tempat tidur untuk memisahkan yang akan dibawa dan yang akan ditinggal,sewaktu aku tanya ternyata sebagian barangnya khususnya barang yang di panier depan akan di tinggal dan dititip pada Pak Acid karena terlalu berat kata Opung dan barang tersebut akhirnya sewaktu kami sudah pulang turing dibawakan Pak Acid lagi ke Pekanbaru diwaktu beliau mengulangi turingnya ke Pekanbaru lagi. Aku mulai berpikir apakah akan meninggalkan sebagian beban juga karena jalan masih jauh,tapi setelah aku pertimbangkan akhirnya aku putuskan tetap membawa barang semua.

Barang opung sebagian ditinggal


Sorenya kami istirahat dan sehabis isya beliau menjemput kami lagi ke hotel untuk nite rider ke kota dan Tanjung Mas Muar serta river site,indah sekali suasana di pinggir sungai Muar tersebut,kami duduk di satu cafe yang terbuka dan pesan makan nasi berayani. Kota lama yang indah dan bersih,beberapa warga terlihat jogging di tepian sungai Muar.
Tanjung Mas Muar


Di satu lokasi aku melihat dermaga ferry dan terlihat di papan petunjuk ada route ke Bengkalis,terasa dekat dengan Indonesia saat itu dan lebih lagi sewaktu mendengar percakapan warga dengan bahasa Melayu rasanya saat itu aku berada di Riau, begitulah perjalanan sejarah politik dan kekuasaan yang telah membagi bagi saudaranya menjadi berbeda dalam bangsa dan ideologi.
Bergaya di pinggir Sunagi Muar

Hilang rasa penat duduk dipinggir sungai Muar,dihadapan kami membentang sungai Muar yang tenang dan diseberang terlihat mesjid kerajaan yang berdiri anggun seakan akan mengapung diatas air sungai Muar,sementara sebelah kanan kami membentang jembatan muar yang berdiri kokoh dihiasi kelap kelip lampu kendaraan yang melintas,lamunanku jauh ke masa lampau kesebuah Bandar perdagangan yang makmur dimana kerajaan Melayu berjaya pada zamannya
Pak Acid menawarkan dan berkomentar "bapak bapak sebaiknya 2hari disini baru puas" Opung yosef,aku dan joker hanya tersenyum,aku melirik pak yosef dan dia langsung mengatakan,kalo begitu iyalah biar kita libur sepedaan dan nyuci nyuci sehari.kami pulang untuk istirahat,dan besok bisa bersih bersih semuanya....(bersambung)