Pages

Thursday, April 2, 2015

5.TOUR de ASIA_KOTA MUAR

Subuh di daerah semenanjung dimulai jam 5.50wpm, kalau di pekanbaru jam segitu jamaah sudah pada bubar. Kali ini aku mengatakan tidak bisa tidur karena peristiwa diganggu orang tidak waras tadi malam,tapi aku merasa bersukur dapat pembelajaran dari peristiwa tersebut yaitu dimanapun kita berada harus waspada dan mencari informasi situasi dan potensi gangguan yang akan kita hadapi.

Kami pamitan pada pengurus surau,sepeda kami bergulir lagi di jalan aspal yang masih sepi,udara pagi masih terasa dingin dan dibeberapa ruas jalan masih terlihat genangan air hujan yang turun kemarin sore.

Perasaanku sedikit santai karena jarak yang akan kami tempuh  lebih kurang 50km sampai di rumah pak Acid Mustafa,dijalan tadi aku dihubungi Pak Acid menanyakan posisi kami,siang ini cuaca lebih cerah tapi agak panas dan biasa nya sekitar jam 15 sore baru mulai kelihatan mendung.

Di daerah Benteng Peserai kami berhenti di sebuah food court atau Medan selera untuk makan siang suasananya ramai mirip terminal bus dan didepan berjejer kedai kedai makanan,umumnya menjual nasi barayani dengan lauk yang bervariasi.
gambar





Benteng Peserai



Kami pesan 3 nasi barayani dan 3 limau ice dengan harga RM4 atau kira kira RP15ribu ,nasi briani sepertinya makanan fafvorit di Malaysia tak ubahnya seperti nasi ramas padang atau pecal lele dan warteg nya di Indonesia.
Selagi makan dapat wachup dari pak acid menanyakan posisi kami saat itu.Kami melanjutkan perjalanan disiang hari memang banyak tantangan,terutama panas yang menyengat kulit,jalan mulus dan datar,aku kayuh santai tapi kami masih tetap saja tetpisah satu sama lain.
Kali ini aku mengayuh duluan di depan,aku bersemangat sekali waktu itu,hingga joker dan opung Yosef tertinggal jauh dibelakang. aku perhatikan nama nama daerah daerah di Johor ini banyak yang sama dengan nama daerah di Indonesia seperti Pekanbaru,Kampar dan Semarang,hal ini menambah keingin tahuanku apa hubungan dengan nama di Indonesia,sewaktu ada kesempatan ketemu dan ngobrol dengan beberapa warga didaerah tersebut barulah aku ketahui bahwa daerah tersebut adalah tempat para imigran Idonesia asal Jawa dan Sumatra yang pindah dan berladang didaerah tersebut puluhan atau seabad yang lalu,dan bahasa mereka masih banyak yang menggunakan bahasa Jawa khususnya generasi tua nya.
Di depan aku diterpa angin yang cukup kencang dan terlihat mendung mulai menyelimuti sekitarnya.
ternyata ada Pekanbaru juga di Malaysia


Di daerah parit Jawa hujan lebat mengguyurku,aku berteduh disebuah warung kosong tak berpenghuni,menunggu hujan berhenti tanpa aktivitas sangat menjemukan,aku buka HP tapi tidak ada sim card, jadi tidak bisa berkomunikasi atau buka email.
Angin kencang meniup hujan hingga aku basah seperti ayam kedinginan kena tempias air hujan. Penyakit lamaku kambuh kalau hari dingin sering kencing,kali ini aku kebingungan mau kencing dimana karena kiri kanan meskipun agak jauh ada kedai dan depan juga ada kedai,karena sudah tidak tahan aku masuk kegarase kedai yang kutumpangi ternyata disitu masih ada barang barang bekas,di pojok yang aman aku laksanakan hajat itu,sambil melirik lirik jangan sampai dilihat orang,aku jadi menyesal lalu mengambil air hujan dengan kaleng yang ada disitu dan menyiramnya sampai hilang...busyeeet dinginnya  pakaian lembab dan aku tetap menunggu joker dan opung sitor sudah hampir 1 jam masih belum muncul,itulah repotnya tidak punya alat komunikasi satu sama lain.


Aku ingat pak Acid memberi tahu agar kami nanti berhenti di km60 menjelang Malaka dan kami disuruh menunggu disitu lalu aku melanjutkan perjalanan hingga 2km hingga sampai di posisi yang dianjurkan.
Menunggu kawan


Sengaja aku berhenti tepat di batu pal 60km Malaka dan duduk menunggu kawan disitu,kira kira 15 menit joker,opung sitor muncul lalu, aku ceritakan pemberhentian sewaktu hujan diwarung kosong tadi,ternyata joker dan opung Yosef hanya beda sekitar 200meter dibelakangku.disitulah terasa pentingnya alat komunikasi,akhirnya walaupun itu sedikit butuh dana tapi kami putuskan untuk masing masing harus membeli secepatnya.
Kami melanjutkan perjalanan sama sama lagi ke kota Muar dengan pakaian yang masih lembab kena hujan,kendaraan mulai ramai kadang kadang genangan air yang di lindas mobil muncrat ke arah kami,suasana seperti ini betul betul adventure,kumal dingin dan capek dan lapar. 
Diperbatasan masuk kota kami membeli sim card Malaysia lagi untuk aku dan opung sitor.
Disuatu pertigaan kami berhenti untuk menelpon bang Acid mustafa,sayang tidak berhasil,kami duduk dipinggir trotoar sambil mikir mau kemana,tiba tiba datang seorang anak muda menanya aku "bapak mencari Bang Acid kah?" Aku meng Iyakan sambil bertanya heran "koq abang tau saya mencari bang Acid?" Di menjawab "saya kenal dia karena di sering bawa turis basikal",bapak tersebut menelpon pak Acid menanyakan posisinya.
Kami naik sepeda lagi mengikuti arahan bapak tadi dan akhirnya pak Acid kami temui di satu jalan yang saya lupa namanya.
Pak acid yang 10hari yang lalu nginap dirumahku di Rumbai sekarang bertemu lagi di Muar,beliau adalah seorang pensiunan dari kerajaan Malaysia dan mempunyai hobi sepeda dan peturing sepeda yang sudah pergi ke beberapa negara.
Dengan Pak Acid


Beliau mampir kerumahku dalam perjalanan solo turingnya dari Melaka ke sumatra barat tapi saat di perjalanan dari duri ke Pekanbaru lututnya terasa nyeri,akhirnya beliau memutuskan untuk stop di pekanbaru dan pulang lagi ke Muar,sebelum pulang ke muar beliau juga ikut mengantar kami team Tda ke sungai duku dan besoknya beliau pulang ke muar melalui Dumai.

Pak acid membawa kami ke hotel yang sudah di reserve buat kami,kamar dengan triple bed dilengkapi dengan penyejuk ruang serta kasur yang empuk terasa terlalu mewah buat aku.mudah mudahan aku bisa tidur dengan perobahan yang terlalu menyenangkan ini.
Dikamar hotel aku melihat Opung Sitor membongkar dan mejejerkan semua pakaian dan peralatan nya di tempat tidur untuk memisahkan yang akan dibawa dan yang akan ditinggal,sewaktu aku tanya ternyata sebagian barangnya khususnya barang yang di panier depan akan di tinggal dan dititip pada Pak Acid karena terlalu berat kata Opung dan barang tersebut akhirnya sewaktu kami sudah pulang turing dibawakan Pak Acid lagi ke Pekanbaru diwaktu beliau mengulangi turingnya ke Pekanbaru lagi. Aku mulai berpikir apakah akan meninggalkan sebagian beban juga karena jalan masih jauh,tapi setelah aku pertimbangkan akhirnya aku putuskan tetap membawa barang semua.

Barang opung sebagian ditinggal


Sorenya kami istirahat dan sehabis isya beliau menjemput kami lagi ke hotel untuk nite rider ke kota dan Tanjung Mas Muar serta river site,indah sekali suasana di pinggir sungai Muar tersebut,kami duduk di satu cafe yang terbuka dan pesan makan nasi berayani. Kota lama yang indah dan bersih,beberapa warga terlihat jogging di tepian sungai Muar.
Tanjung Mas Muar


Di satu lokasi aku melihat dermaga ferry dan terlihat di papan petunjuk ada route ke Bengkalis,terasa dekat dengan Indonesia saat itu dan lebih lagi sewaktu mendengar percakapan warga dengan bahasa Melayu rasanya saat itu aku berada di Riau, begitulah perjalanan sejarah politik dan kekuasaan yang telah membagi bagi saudaranya menjadi berbeda dalam bangsa dan ideologi.
Bergaya di pinggir Sunagi Muar

Hilang rasa penat duduk dipinggir sungai Muar,dihadapan kami membentang sungai Muar yang tenang dan diseberang terlihat mesjid kerajaan yang berdiri anggun seakan akan mengapung diatas air sungai Muar,sementara sebelah kanan kami membentang jembatan muar yang berdiri kokoh dihiasi kelap kelip lampu kendaraan yang melintas,lamunanku jauh ke masa lampau kesebuah Bandar perdagangan yang makmur dimana kerajaan Melayu berjaya pada zamannya
Pak Acid menawarkan dan berkomentar "bapak bapak sebaiknya 2hari disini baru puas" Opung yosef,aku dan joker hanya tersenyum,aku melirik pak yosef dan dia langsung mengatakan,kalo begitu iyalah biar kita libur sepedaan dan nyuci nyuci sehari.kami pulang untuk istirahat,dan besok bisa bersih bersih semuanya....(bersambung)


















No comments:

Post a Comment