Pages

Friday, October 28, 2016

16.Tour de Borneo_Tayan hulu ke Tayan hilir

Sehabis subuh yang masih gelap itu sarapan mie goreng dan kopi sudah dipersiapkan oleh istri pak Sujiman untuk kami,pak sujiman sendiri tidak biasa makan pagi beliau hanya menemani kami dimeja makan.
Aku agak malu hati juga merepotkan keluarga ini di pagi subuh itu.
Perlengkapan sepeda aku dan auful sudah siap berangkat.
Reza putra (6thn), si kembar Sara/sari (7thn) putra putri pak Sujiman memegang tanganku sambil menanyakan "kakek koq cepat sekali perginya,kapan lagi kesini?" Aku terenyuh mendengarnya,merekalah yang menyambut kedatangan kami kemarin dengan beberapa kawannya ,mereka mengelilingi kami sambil melihat lihat sepeda dan muka kami,seakan akan kami mahluk aneh yang baru turun dari langit dengan sepeda ajaibnya...aku candai mereka sampai kaget kaget dan terpingkal pingkal lalu aku mendongeng,mereka senang mendengarnya.
Aku rangkul mereka bertiga dan mengatakan "kalian berdoa dan minta pada Allah supaya kita ketemu lagi lalu kalian belajar supaya pintar agar bisa nyari kakek nanti"
Aku salami keluarga itu satu per satu  lalu kami berangkat mengarahkan sepeda ke jalan raya menuju arah Tayan hilir.
Sambil mendayung pelan aku doakan keluarga tersebut agar dilimpahkan pada mereka segala kebaikan dan kemudahan.
Jalan pagi jam 06.30 masih sepi mobil masih satu satu,sampai di simpang tiga tanjung kekiri adalah ke serawak sedangkan kami belok kanan ke arah Tayan hilir.
Setelah satu jam kemudian kami sampai di pasar Sosok,kami mampir kepasar untul membeli kacamata hitam pengganti kacamata hitamku yang patah karena terengut waktu buka terburu buru mau pipis..hiik..
Bekal roti dan supermi kami beli lagi untuk persiapan dijalan ketika tidak ditemukan warung atau makanan halal nanti. Jalan mulai turun dan naik serta berdebu,memasuki daerah Batang Terang beberapa ruas jalan tidak ada asphal nya sama sekali,aku merasa masuk ke zaman primitif lagi,hanya satu dua mobil kesini.
Debu yang berterbangan menambah susahnya pernafasan kami.
Di jalan yang tidak beraspalt ini kadang kadang dipenuhi batu batu sebesar tinju ada yang bulat dan ada juga yang runcing,hal inilah yang membuat sepedaku kadang oleng dan hampir terpeleset. Sekitar jam 10 udara panas mulai menyengat,tiba tiba aku merasa oleng dan ternyata ban sepedaku kempes,kami berhenti di pesawangan yang tidak ada penduduknya untuk ganti ban dalam mobil. Udara panas membakar tubuh kami selama berada dijalan menambal ban bocorku.
Setengah jam kemudian kami berangkat lagi hingga sampai di pertigaan Ampar kearah kanan ke pontianak dan lurus ke Tayan hilir. Dipertigaan ini kami melihat ada rumah makan padang,lalu berhenti untuk makan siang.
Selesai makan siang sewaktu akan berangkat ternyata ban dalamku tadi sudah bocor lagi untuk yang ledua kalinya,lemas melihat ini,aku bongkar beban pannier dan aku coba membuka ban dalam yang ternyata bocor dibagian yang sama lalu ban dalamnya aku ganti dengan ban dalam yang sudah ditambal.jam 5 sore kami sampai di pertigaan simpang Tayan aku mulai mencari tempat menginap,tidak terlihat masjid ,lalu tidak berapa jauh dari sebelum pertigaan ke jembatan Tayan disebelah kanan jalan ada hotel yang Hujan emas,kami arahkan sepeda kesitu dan ternyata tarifnya cukup bagus yaitu rp175ribu permalam,kami putuskan untuk nginap di hotel tersebut,perjalanan kali ini menguras tenaga,aku akan istirahat untuk pulihkan tenaga mungkin selama 2malam.

No comments:

Post a Comment