Pages

Saturday, December 8, 2018

10.Jelajah eropah"memasuki negeri para penakluk"


Bismillah
02November 2018.
Keluar dari gerbang perbatasan Kapikule,sepeda kami meluncur pelan memasuki jalan raya Turkie menuju Istambul,ada perasaan lega memasuki negri ini,didepan board besar melintang jelas diatas jalan raya bertuliskan "Welcome to Turkie" agak kedepan lagi sebelah kanan jalan berdiri sebuah Masjid jami,aku berpikir sejenak untuk berhenti di masjid namun aku urungkan karena berharap didepan ada kafe yang ada wifi nya untuk melihat pesan dan berkirim email yang sudah dua hari tidak aku buka dan terutama sekali mencari warmshower untuk menginap malam nanti.
Kira kira 500meter kedepan ada kafe dan pump bensin kami berhenti disitu. Seorang pelayan namanya Azhar menghampiri dan menyapa kami dengan bahasa Turkie,aku membalasnya dengan ucapan Assalamualaikum sambil memberitahu bahwa kami dari Indonesia,tapi dia mengulangi lagi "Makedonia" aku ulangi lagi Indonesia,dia masih bilang Makadonia akhirnya aku diam saja sampai akhirnya kata kata makedonia dia gunakan mencandaiku. Secangkir kopi dan sepotong roti coklat dengan free wifi kami nikmati sambil surfing di dunia Maya. Kami merasa lega keluar dari tekanan batas waktu visa schangen kami yang hampir habis,akibatnya kami bersepeda seperti berpacu dengan waktu. Kami belum tahu kemana menginap malam ini lalu aku coba hubungi langsung menelpon salah satu warmshower di kota Edirne yaitu Osgur denis karacay dengan senang hati dia mempersilahkan kami datang walaupun katanya ditempatnya masih ada tamu tiga orang yaitu dari greeck dan french. 
Kami sampai di rumah Osgur di jalan Ibrahim ay appartment Ulas sore jam 18.
Kembali aku dapat kesulitan memberitahunya kalau aku sudah didepan appartementnya,telpon dan internetku sudah tidak berfungsi karena habis pulsa. Aku berjalan sendiri mencari free wifi sementara joker menjaga sepeda di depan appartement,kira kira seratus meter dijalan yang sama ada cafe,aku temui pelayannya dan minta tolong numpang wifi,sayang nya pelayan tersebut tidak bisa bahasa inggris,lalu aku diajak menemui seorang laki laki breokan tampang timur tengah,dia menatapku dingin,lalu aku ucapkan Assalamualaikum dan kenalkan diri dari Indonesia dan minta tolong diberi Wifi,kelihatan mukanya mulai cerah dan menyahut salamku lalu mengatakan "that 's okay brother,no problem" dia membantu memasukan pasword wifi...hmmm ternyata hatinya lembut tidak sesangar tampangnya,dia menawarkanku secangkir kopi tapi aku tolak karena buru buru,sekarang internet ku terhubung dan aku coba telpon ozgur dan dia langsung menerima telponku,dan menjawab akan segera turun membuka pintu.
Buru buru aku kembali kedepan apparrtement Ulas dan didepan pintu sudah menunggu Enes dan Ummut,sedangkan Ozgur keluar lumah be erapa waktu uyang lalu.
Tempat tinggal mereka ada di lantai empat jadi sepeda dan semua barang kami diboyong keatas lewat tangga karena tidak ada lift semua dilakukan oleh sahabat baru kami Ummut dan Enes.
Malam ini adalah seperti pertemuan keluarga besar International,peturing dari manca negara,para pesepeda Mario dari Greeck yang sudah berkelana selama satu tahun,Laura dan théo dari french berkelana enam bulan dan para kawan kawan komunitas pesepeda Turkie Edirne,umut kapucu,ozgur deniz karacay, abdulsamet,Enes.
Malam pertama kami diajak nonton bareng sepakbola piala liga utama Turkie di sebuah cafe tapi karena kami terlalu capek dan ingin istirahat saja dirumah.
Aku,joker dan Mario tidur di ruang tamu lalu Theo dan Laura di kamar tamu dan samut dan ummut dan Anies dikamar lain lagi.
Tapi .. Wow kali ini kami belum menemukan kata-kata untuk menggambarkan dua hari yang baru saja kami jalani dan kata terima kasih tidak cukup untuk kebaikan semua ini. Selama dua hari kami tinggal di apartemen seolah-olah kami seperti sahabat lama saling kenal,semua berbicara bahasa yang sama dan kadang kadang juga keluar bahasa tubuh yang universal tanpa canggung dan dalam suasana hati riang dan bahagia,semuanya saling memahami.

Hari Sabtu3 November 2018 
Di appartemen Ozgur kami para pesepeda tamu diwawancarai oleh jurnalist koran local.
Kami saling berbagi informasi mengenai negara masing masing dan berkeinginan saling mengunjungi suatu saat nanti,aku sempatkan berbagi mengenai objec wisata Riau saat itu,semua pada senang mendengar keterangan yang menyejukan mengenai Indonesia khususnya,insyaAllah mereka akan visit indonesia for next journey sebagaimana pesan promosi wisata kami khususnya negeri Anak Melayu Riau.
Aku sangat mengagumi kearifan lokalnya dan keramahan masyarakat Turkei saat ini dan persaudaraan para pesepeda jarak jauh,sekarang aku buktikan sendiri rasa persaudaraan tulus ikhlas dari mereka,tanpa memandang latar belakang kami. Mereka sangat respect pada tamu dan memanggil kami "Grand pa".
Grand pa,...feel free like at your home and tell me if you need help.tommorow I ll company you to masjid Jami salamija. 
MasyaAllah....

Bagda dzuhur kami berlima dibawa Ozgur cs ziarah ke Masjid Cami salamije di daerah kota lama Edirne.
Kesultanan Turki Usmani merupakan sebuah dinasti besar yang berkuasa pada akhir abad ke-13 sampai awal abad ke-20. Di bawah kepemimpinan Sultan Selim I dan Sultan Sulaiman pada abad ke-16 M, Dinasti Usmani berhasil mencapai puncak kejayaannya. Saat itu, wilayah kedaulatannya membentang dari Aljazair di sebelah barat hingga Azerbaijan di sebelah timur dan Yaman di sebelah selatan sampai Hungaria di sebelah utara. 
Dengan kata lain, 43 negara dari tiga benua yang ada saat ini pernah dikuasai Dinasti Usmani. Puncak kejayaan Usmani mengantarkannya pada periode klasik. Pada periode inilah Dinasti Usmani memfasilitasi kesultanannya dengan berbagai sarana pemerintahan dan sarana publik berupa bangunan-bangunan bernilai tinggi.
Sampai sekarang, jejak-jejak era keemasan Usmani masih bisa dirasakan melalui karya-karya arsitektur yang tersebar di berbagai penjuru wilayah kedaulatannya, terutama di Turki. Proyek pembangunan Dinasti Usmani pada era tersebut tidak dapat lepas dari peran seorang jenius bernama Mimar Sinan yang kala itu menjabat sebagai kepala arsitek dan teknik sipil Kesultanan Usmani. 

Di antara deretan karyanya tersebut terdapat sebuah bangunan monumental yang diakui oleh Mimar Sinan sendiri sebagai karyanya paling termasyhur, yaitu Masjid Selimiye. 
Masjid Selimiye dibangun di Kota Edirne. Menurut catatan Evliya Celebi, seorang penjelajah asal Kesultanan Usmani, dipilihnya Edirne sebagai tempat pembangunan masjid tersebut didasarkan pada mimpi Sultan Selim II. Di dalam mimpinya, Nabi Muhammad SAW memerintah Sang Sultan untuk membangun sebuah masjid besar di Edirne, kota yang menurut mimpi itu dilindungi oleh Nabi Muhammad. 

Alasan lainnya menyatakan bahwa para sultan terdahulu telah mendirikan begitu banyak masjid besar di Turki wilayah timur, sedangkan baru sedikit saja yang berada di wilayah sebelah barat. Padahal, daerah ini memiliki peran yang sangat penting, khususnya Kota Edirne yang menjadi gerbang penghubung antara daratan Turki dengan Benua Eropa. Oleh karena itu, dipilihnya Edirne sebagai tempat pembangunan masjid ini dianggap sebagai pilihan yang sangat bijak.

Muslim harus dapat membangun kubah sebesar kubah Hagia Sophia di Istanbul,motivasi inilah Mimar Sinan untuk membangun Masjid Selimiye. 
Mimar Sinan berhasil mendirikan Masjid Selimiye yang memiliki kubah berdiameter 31 meter, setara dengan kubah Hagia Sophia.  Tinggi kubah utama dari lantai dasar Masjid Selimiye adalah 42 meter. 

Kubah utama ini memiliki penampang berbentuk persegi delapan yang masing-masing sudutnya ditopang oleh delapan pilar besar. Bagian antara dasar kubah dengan kedelapan pilar tersebut diisi oleh muqarnas (ornamen berbentuk stalaktit). Di bawahnya, empat buah half-dome (kubah terpotong) ditempelkan pada keempat sisi penampang kubah utama dan sebuah half-dome lainnya menaungi ruang mihrab.

Dengan demikian, apabila dilihat dari atas, rangkaian kubah terpusat Masjid Selimiye terlihat seperti seekor kura-kura. Jumlah half-dome dan kubah kecil yang menaungi ruang shalat utama masjid terbilang sangat sedikit. Hal ini membuat kubah raksasa yang berada di pusat bangunannya terlihat sangat dominan.

Seperti masjid bergaya Usmani lainnya, Masjid Selimiye memiliki halaman berbentuk persegi panjang dengan sebuah tempat wudhu berupa air mancur (sardivan) di tengahnya. Area terbuka ini dikelilingi oleh portico (teras berpilar) yang beratapkan 18 kubah. Portico Masjid Selimiye memiliki 16 pilar. Menurut para ilmuan, pilar-pilar tersebut berasal dari Mesir, Siprus, Syria, dan Turki. Halaman dengan gaya sepeti ini mengadopsi bentuk peristyle pada halaman bergaya Romawi Kuno atau bentuk sahn pada bangunan-bangunan di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Pada keempat sudut masjid bediri empat buah menara setinggi 84 meter. Masing-masing menara memiliki tiga buah balkon. Dua menara di antaranya memiliki tiga buah pintu tangga yang menuju langsung pada ketiga balkonnya. Artinya, terdapat tiga jalur tangga yang berbeda pada sebuah menara. Hal tersebut merupakan bukti lain dari kejeniusan seorang Mimar Sinan.

Ruang utama masjid terdiri dari dua lantai, yaitu lantai dasar sebagai tempat shalat utama dan lantai atas berupa balkon yang mengelilingi ruangan utama. Rancangan seperti ini adalah ciri khas masjid berarsitektur Turki Usmani.

Masjid Selimiye diterangi oleh 384 buah jendela. Ratusan jendela itu terbagi ke dalam lima tingkatan. Jendela-jendela pada tingkat terbawah dan tingkat kedua menerangi lantai dasar dan balkon masjid. Barisan jendela pada tingkat ketiga dan keempat merupakan jendela-jendela clerestory (jendela pada dinding atas) yang cukup banyak membiaskan cahaya alami ke dalam masjid. 

Pada tingkat kelima terdapat deretan jendela kubah yang menerangi interior kubah masjid. Sinan menggunakan kaca jendela berwarna terang untuk memberikan efek pencahayaan yang maksimal pada interiornya.  Interior masjid didominasi oleh Marmer berwarna putih dan coklat muda dari Pulau Marmara serta ubin-ubin keramik yang berasal dari Kota Iznik. 

Berbagai ornamen kaligrafi karya Hasan Celebi, hiasan arabes, dan muqarnas khas corak Usmani klasik pun turut menghiasi interior dan eksteriornya. Hampir seluruh lengkungan antarpilar yang terdapat pada Masjid Selimiye terdiri dari voussoir (balok-balok pembentuk lengkungan) berwarna merah dan putih yang disusun secara berselingan.

Di dalam masjid, tepat di tengah ruang shalat utama terdapat mahfil muazin, yaitu bangunan menyerupai panggung yang berfungsi sebagai tempat untuk mengumandangkan azan. Mahfil muazin di Masjid Selimiye memiliki tinggi 2,4 meter dan ditopang oleh 12 tiang kecil dengan lengkungan berukir. Letak mahfil yang berada tepat di bawah kubah utama ini sempat menimbulkan kontroversi karena biasanya mahfil muadzin diletakkan di pinggir ruang shalat utama.
Sinan meletakannya tepat di tengah supaya tidak mengganggu kesimetrisan masjid. Di bawah mahfil muadzin, Sang Arsitek menempatkan sebuah air mancur kecil sebagai metafora jiwa dari kubah raksasa yang tepat berada di atasnya.

Mihrab Masjid Selimiye terletak pada sebuah ceruk yang menonjol keluar seperti apse pada bangunan gereja. Mihrab ini terbuat dari pahatan batu marmer monolitik yang dihiasi ornamen geometri dan kaligrafi. Sebuah mimbar bertangga yang sangat tinggi terletak di sebelah kanan ceruk mihrab. 

Mahfil sultan sebagai tempat shalat sultan dan para petinggi negara berada di atas balkon yang terletak di sebelah kiri ceruk mihrab. Semua lantai masjid ditutupi oleh karpet berwarna merah. Pada malam hari, pencahayaan interior masjid dibantu oleh sekian banyak lampu gantung.

Masjid Selimiye yang bediri di atas lahan seluas 2.475 meter persegi ini dapat menampung sekitar enam ribu jamaah. Hingga kini, masjid yang berusia empat abad tersebut menjadi ikon Kota Edirne sekaligus menjadi salah satu warisan terbesar peradaban Islam di bidang arsitektur. 
Kami mendengar dua kali kumandang azan Ashar dan magrib yang menyejukan dan sempatkan sholat berjamaah di masjid agung tersebut. Selesai sholat kami berjumpa dengan Imam besarnya yang ramah lalu memberi keterangan sangat rinci mengenai masjid ini. Bagda magrib kami lanjutkan jalan ke pasar yang bersebelahan dengan masjid,bazar yang berbentuk dome dibangun bersamaan dengan masjid di sini kita bisa membeli berbagai souvenir atau makanan khas Turkie, mampir ke restoran turkie untuk makan malam dengan menu khas Turkie menutup perjalanan kami hari itu.

04 November 2018,Hari ketiga di Edirne,pagi selesai sarapan pagi dilepas oleh sahabat kami Ozgur,Ummut,Mario,Thio dan Laura kami berangkat menuju Istambul,sampai jumpa lagi sahabat, satu saat insyaAllah kita bertemu lagi di Istanbul, Turki, Yunani, Indonesia atau Prancis.
Kami meluncur menuju arah Istambul kemudian berhenti di restoran sevgi Duragi di Kocasinan mahallesi,kami berjanji untuk ketemu dengan petugas KjRI istambul di sini,sejam kemudian petugas kjri datang menyamperi kami. Pak iwan dan ibu Kurnia petigas Kjri saat itu sedang ada tugas mensurvey anak anak indonesia yang sedang belajar di salah satu pesantren di Turkie Atau kota Edirne ini. Siangnya aku kami menumpang mobil pak Ega yang cukup besar untuk bawa kami dengan sepeda. Setelah jalan jalan kebeberapa tempat di erdine ini kami langsung menuju Istambul.(bersambung10)


3 comments:

  1. AJO_QQ poker (k)
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    -bandar 66
    -perang baccarat (new game )
    Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!! :d
    PROMO MENARIK
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) |
    Whatshapp : +855969190856 ;-)

    ReplyDelete