Bismillah
02November 2018.
Keluar
dari gerbang perbatasan Kapikule,sepeda kami meluncur pelan memasuki
jalan raya Turkie menuju Istambul,ada perasaan lega memasuki negri
ini,didepan board besar melintang jelas diatas jalan raya bertuliskan
"Welcome to Turkie" agak kedepan lagi sebelah kanan jalan berdiri sebuah
Masjid jami,aku berpikir sejenak untuk berhenti di masjid namun aku
urungkan karena berharap didepan ada kafe yang ada wifi nya untuk
melihat pesan dan berkirim email yang sudah dua hari tidak aku buka dan
terutama sekali mencari warmshower untuk menginap malam nanti.
Kira
kira 500meter kedepan ada kafe dan pump bensin kami berhenti disitu.
Seorang pelayan namanya Azhar menghampiri dan menyapa kami dengan bahasa
Turkie,aku membalasnya dengan ucapan Assalamualaikum sambil memberitahu
bahwa kami dari Indonesia,tapi dia mengulangi lagi "Makedonia" aku
ulangi lagi Indonesia,dia masih bilang Makadonia akhirnya aku diam saja
sampai akhirnya kata kata makedonia dia gunakan mencandaiku. Secangkir
kopi dan sepotong roti coklat dengan free wifi kami nikmati sambil
surfing di dunia Maya. Kami merasa lega keluar dari tekanan batas waktu
visa schangen kami yang hampir habis,akibatnya kami bersepeda seperti
berpacu dengan waktu. Kami belum tahu kemana menginap malam ini lalu aku
coba hubungi langsung menelpon salah satu warmshower di kota Edirne
yaitu Osgur denis karacay dengan senang hati dia mempersilahkan kami
datang walaupun katanya ditempatnya masih ada tamu tiga orang yaitu dari
greeck dan french.
Kami sampai di rumah Osgur di jalan Ibrahim ay appartment Ulas sore jam 18.
Kembali
aku dapat kesulitan memberitahunya kalau aku sudah didepan
appartementnya,telpon dan internetku sudah tidak berfungsi karena habis
pulsa. Aku berjalan sendiri mencari free wifi sementara joker menjaga
sepeda di depan appartement,kira kira seratus meter dijalan yang sama
ada cafe,aku temui pelayannya dan minta tolong numpang wifi,sayang nya
pelayan tersebut tidak bisa bahasa inggris,lalu aku diajak menemui
seorang laki laki breokan tampang timur tengah,dia menatapku dingin,lalu
aku ucapkan Assalamualaikum dan kenalkan diri dari Indonesia dan minta
tolong diberi Wifi,kelihatan mukanya mulai cerah dan menyahut salamku
lalu mengatakan "that 's okay brother,no problem" dia membantu memasukan
pasword wifi...hmmm ternyata hatinya lembut tidak sesangar
tampangnya,dia menawarkanku secangkir kopi tapi aku tolak karena buru
buru,sekarang internet ku terhubung dan aku coba telpon ozgur dan dia
langsung menerima telponku,dan menjawab akan segera turun membuka pintu.
Buru
buru aku kembali kedepan apparrtement Ulas dan didepan pintu sudah
menunggu Enes dan Ummut,sedangkan Ozgur keluar lumah be erapa waktu
uyang lalu.
Tempat tinggal mereka ada di lantai
empat jadi sepeda dan semua barang kami diboyong keatas lewat tangga
karena tidak ada lift semua dilakukan oleh sahabat baru kami Ummut dan
Enes.
Malam ini adalah seperti pertemuan keluarga
besar International,peturing dari manca negara,para pesepeda Mario dari
Greeck yang sudah berkelana selama satu tahun,Laura dan théo dari french
berkelana enam bulan dan para kawan kawan komunitas pesepeda Turkie
Edirne,umut kapucu,ozgur deniz karacay, abdulsamet,Enes.
Malam
pertama kami diajak nonton bareng sepakbola piala liga utama Turkie di
sebuah cafe tapi karena kami terlalu capek dan ingin istirahat saja
dirumah.
Aku,joker dan Mario tidur di ruang tamu lalu Theo dan Laura di kamar tamu dan samut dan ummut dan Anies dikamar lain lagi.
Tapi
.. Wow kali ini kami belum menemukan kata-kata untuk menggambarkan dua
hari yang baru saja kami jalani dan kata terima kasih tidak cukup untuk
kebaikan semua ini. Selama dua hari kami tinggal di apartemen
seolah-olah kami seperti sahabat lama saling kenal,semua berbicara
bahasa yang sama dan kadang kadang juga keluar bahasa tubuh yang
universal tanpa canggung dan dalam suasana hati riang dan
bahagia,semuanya saling memahami.
Hari Sabtu3 November 2018
Di appartemen Ozgur kami para pesepeda tamu diwawancarai oleh jurnalist koran local.
Kami
saling berbagi informasi mengenai negara masing masing dan berkeinginan
saling mengunjungi suatu saat nanti,aku sempatkan berbagi mengenai
objec wisata Riau saat itu,semua pada senang mendengar keterangan yang
menyejukan mengenai Indonesia khususnya,insyaAllah mereka akan visit
indonesia for next journey sebagaimana pesan promosi wisata kami
khususnya negeri Anak Melayu Riau.
Aku
sangat mengagumi kearifan lokalnya dan keramahan masyarakat Turkei saat
ini dan persaudaraan para pesepeda jarak jauh,sekarang aku buktikan
sendiri rasa persaudaraan tulus ikhlas dari mereka,tanpa memandang latar
belakang kami. Mereka sangat respect pada tamu dan memanggil kami
"Grand pa".
Grand pa,...feel free like at your home and tell me if you need help.tommorow I ll company you to masjid Jami salamija.
MasyaAllah....
Bagda dzuhur kami berlima dibawa Ozgur cs ziarah ke Masjid Cami salamije di daerah kota lama Edirne.
Kesultanan
Turki Usmani merupakan sebuah dinasti besar yang berkuasa pada akhir
abad ke-13 sampai awal abad ke-20. Di bawah kepemimpinan Sultan Selim I
dan Sultan Sulaiman pada abad ke-16 M, Dinasti Usmani berhasil mencapai
puncak kejayaannya. Saat itu, wilayah kedaulatannya membentang dari
Aljazair di sebelah barat hingga Azerbaijan di sebelah timur dan Yaman
di sebelah selatan sampai Hungaria di sebelah utara.
Dengan
kata lain, 43 negara dari tiga benua yang ada saat ini pernah dikuasai
Dinasti Usmani. Puncak kejayaan Usmani mengantarkannya pada periode
klasik. Pada periode inilah Dinasti Usmani memfasilitasi kesultanannya
dengan berbagai sarana pemerintahan dan sarana publik berupa
bangunan-bangunan bernilai tinggi.
Sampai
sekarang, jejak-jejak era keemasan Usmani masih bisa dirasakan melalui
karya-karya arsitektur yang tersebar di berbagai penjuru wilayah
kedaulatannya, terutama di Turki. Proyek pembangunan Dinasti Usmani pada
era tersebut tidak dapat lepas dari peran seorang jenius bernama Mimar
Sinan yang kala itu menjabat sebagai kepala arsitek dan teknik sipil
Kesultanan Usmani.
Di
antara deretan karyanya tersebut terdapat sebuah bangunan monumental
yang diakui oleh Mimar Sinan sendiri sebagai karyanya paling termasyhur,
yaitu Masjid Selimiye.
Masjid
Selimiye dibangun di Kota Edirne. Menurut catatan Evliya Celebi,
seorang penjelajah asal Kesultanan Usmani, dipilihnya Edirne sebagai
tempat pembangunan masjid tersebut didasarkan pada mimpi Sultan Selim
II. Di dalam mimpinya, Nabi Muhammad SAW memerintah Sang Sultan untuk
membangun sebuah masjid besar di Edirne, kota yang menurut mimpi itu
dilindungi oleh Nabi Muhammad.
Alasan
lainnya menyatakan bahwa para sultan terdahulu telah mendirikan begitu
banyak masjid besar di Turki wilayah timur, sedangkan baru sedikit saja
yang berada di wilayah sebelah barat. Padahal, daerah ini memiliki peran
yang sangat penting, khususnya Kota Edirne yang menjadi gerbang
penghubung antara daratan Turki dengan Benua Eropa. Oleh karena itu,
dipilihnya Edirne sebagai tempat pembangunan masjid ini dianggap sebagai
pilihan yang sangat bijak.
Muslim
harus dapat membangun kubah sebesar kubah Hagia Sophia di
Istanbul,motivasi inilah Mimar Sinan untuk membangun Masjid Selimiye.
Mimar
Sinan berhasil mendirikan Masjid Selimiye yang memiliki kubah
berdiameter 31 meter, setara dengan kubah Hagia Sophia. Tinggi kubah
utama dari lantai dasar Masjid Selimiye adalah 42 meter.
Kubah
utama ini memiliki penampang berbentuk persegi delapan yang
masing-masing sudutnya ditopang oleh delapan pilar besar. Bagian antara
dasar kubah dengan kedelapan pilar tersebut diisi oleh muqarnas (ornamen
berbentuk stalaktit). Di bawahnya, empat buah half-dome (kubah
terpotong) ditempelkan pada keempat sisi penampang kubah utama dan
sebuah half-dome lainnya menaungi ruang mihrab.
Dengan
demikian, apabila dilihat dari atas, rangkaian kubah terpusat Masjid
Selimiye terlihat seperti seekor kura-kura. Jumlah half-dome dan kubah
kecil yang menaungi ruang shalat utama masjid terbilang sangat sedikit.
Hal ini membuat kubah raksasa yang berada di pusat bangunannya terlihat
sangat dominan.
Seperti
masjid bergaya Usmani lainnya, Masjid Selimiye memiliki halaman
berbentuk persegi panjang dengan sebuah tempat wudhu berupa air mancur
(sardivan) di tengahnya. Area terbuka ini dikelilingi oleh portico
(teras berpilar) yang beratapkan 18 kubah. Portico Masjid Selimiye
memiliki 16 pilar. Menurut para ilmuan, pilar-pilar tersebut berasal
dari Mesir, Siprus, Syria, dan Turki. Halaman dengan gaya sepeti ini
mengadopsi bentuk peristyle pada halaman bergaya Romawi Kuno atau bentuk
sahn pada bangunan-bangunan di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pada
keempat sudut masjid bediri empat buah menara setinggi 84 meter.
Masing-masing menara memiliki tiga buah balkon. Dua menara di antaranya
memiliki tiga buah pintu tangga yang menuju langsung pada ketiga
balkonnya. Artinya, terdapat tiga jalur tangga yang berbeda pada sebuah
menara. Hal tersebut merupakan bukti lain dari kejeniusan seorang Mimar
Sinan.
Ruang
utama masjid terdiri dari dua lantai, yaitu lantai dasar sebagai tempat
shalat utama dan lantai atas berupa balkon yang mengelilingi ruangan
utama. Rancangan seperti ini adalah ciri khas masjid berarsitektur Turki
Usmani.
Masjid
Selimiye diterangi oleh 384 buah jendela. Ratusan jendela itu terbagi
ke dalam lima tingkatan. Jendela-jendela pada tingkat terbawah dan
tingkat kedua menerangi lantai dasar dan balkon masjid. Barisan jendela
pada tingkat ketiga dan keempat merupakan jendela-jendela clerestory
(jendela pada dinding atas) yang cukup banyak membiaskan cahaya alami ke
dalam masjid.
Pada
tingkat kelima terdapat deretan jendela kubah yang menerangi interior
kubah masjid. Sinan menggunakan kaca jendela berwarna terang untuk
memberikan efek pencahayaan yang maksimal pada interiornya. Interior
masjid didominasi oleh Marmer berwarna putih dan coklat muda dari Pulau
Marmara serta ubin-ubin keramik yang berasal dari Kota Iznik.
Berbagai
ornamen kaligrafi karya Hasan Celebi, hiasan arabes, dan muqarnas khas
corak Usmani klasik pun turut menghiasi interior dan eksteriornya.
Hampir seluruh lengkungan antarpilar yang terdapat pada Masjid Selimiye
terdiri dari voussoir (balok-balok pembentuk lengkungan) berwarna merah
dan putih yang disusun secara berselingan.
Di
dalam masjid, tepat di tengah ruang shalat utama terdapat mahfil
muazin, yaitu bangunan menyerupai panggung yang berfungsi sebagai tempat
untuk mengumandangkan azan. Mahfil muazin di Masjid Selimiye memiliki
tinggi 2,4 meter dan ditopang oleh 12 tiang kecil dengan lengkungan
berukir. Letak mahfil yang berada tepat di bawah kubah utama ini sempat
menimbulkan kontroversi karena biasanya mahfil muadzin diletakkan di
pinggir ruang shalat utama.
Sinan
meletakannya tepat di tengah supaya tidak mengganggu kesimetrisan
masjid. Di bawah mahfil muadzin, Sang Arsitek menempatkan sebuah air
mancur kecil sebagai metafora jiwa dari kubah raksasa yang tepat berada
di atasnya.
Mihrab
Masjid Selimiye terletak pada sebuah ceruk yang menonjol keluar seperti
apse pada bangunan gereja. Mihrab ini terbuat dari pahatan batu marmer
monolitik yang dihiasi ornamen geometri dan kaligrafi. Sebuah mimbar
bertangga yang sangat tinggi terletak di sebelah kanan ceruk mihrab.
Mahfil
sultan sebagai tempat shalat sultan dan para petinggi negara berada di
atas balkon yang terletak di sebelah kiri ceruk mihrab. Semua lantai
masjid ditutupi oleh karpet berwarna merah. Pada malam hari, pencahayaan
interior masjid dibantu oleh sekian banyak lampu gantung.
Masjid
Selimiye yang bediri di atas lahan seluas 2.475 meter persegi ini dapat
menampung sekitar enam ribu jamaah. Hingga kini, masjid yang berusia
empat abad tersebut menjadi ikon Kota Edirne sekaligus menjadi salah
satu warisan terbesar peradaban Islam di bidang arsitektur.
Kami
mendengar dua kali kumandang azan Ashar dan magrib yang menyejukan dan
sempatkan sholat berjamaah di masjid agung tersebut. Selesai sholat kami
berjumpa dengan Imam besarnya yang ramah lalu memberi keterangan sangat
rinci mengenai masjid ini. Bagda magrib kami lanjutkan jalan ke pasar
yang bersebelahan dengan masjid,bazar yang berbentuk dome dibangun
bersamaan dengan masjid di sini kita bisa membeli berbagai souvenir atau
makanan khas Turkie, mampir ke restoran turkie untuk makan malam dengan
menu khas Turkie menutup perjalanan kami hari itu.
04
November 2018,Hari ketiga di Edirne,pagi selesai sarapan pagi dilepas
oleh sahabat kami Ozgur,Ummut,Mario,Thio dan Laura kami berangkat menuju
Istambul,sampai jumpa lagi sahabat, satu saat insyaAllah kita bertemu lagi di Istanbul, Turki, Yunani, Indonesia atau Prancis.
Kami
meluncur menuju arah Istambul kemudian berhenti di restoran sevgi
Duragi di Kocasinan mahallesi,kami berjanji untuk ketemu dengan petugas
KjRI istambul di sini,sejam kemudian petugas kjri datang menyamperi
kami. Pak iwan dan ibu Kurnia petigas Kjri saat itu sedang ada tugas
mensurvey anak anak indonesia yang sedang belajar di salah satu
pesantren di Turkie Atau kota Edirne ini. Siangnya aku kami menumpang
mobil pak Ega yang cukup besar untuk bawa kami dengan sepeda. Setelah
jalan jalan kebeberapa tempat di erdine ini kami langsung menuju
Istambul.(bersambung10)
Manstabs
ReplyDeleteTerimakasih mas sudarmadji
ReplyDeleteAJO_QQ poker (k)
ReplyDeletekami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
-bandar 66
-perang baccarat (new game )
Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!! :d
PROMO MENARIK
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856 ;-)