Bismillah.
Dua hari di Bremen kami menginap di rumah/apartemen pak DR Maemun di daerah
Vegesacker
Str. 200a, 28219 Bremen.
Aku merasa bersyukur sekali bisa tinggal
dirumah seorang ilmuan Indonesia,muda yang sholeh.istri beliau juga
sedang mengambil doktor dibidang bahasa di bremen ini.
Pak
Maemun yang adalah seorang doktor bidang Robotic,mengajar di
universitas Bremen dan seorang peneliti dan pengembangan teknologi
Robotic untuk pesawat Airbus,bidang ilmu yang sangat langka untuk orang
jerman sendiri,beliau biasa diundang untuk seminar ke perguruan
perguruan tinggi ke beberapa negara termasuk pernah diundang juga ke
Unri fak Kedokteran.
Alhamdulillah sudah dua hari
ini kami bisa berdiskusi langsung dengan beliau yang rendah hati dan
ramah itu. Suami istri yang jebolan pesantren Gedongan di cirebon
dikaruniai seorang putra usia 5tahun.
Sore sepulang kerja beliau meluangkan waktu untuk mengantar kami melancong ke pusat kota Bremen.
Kota Bremen kita kenal dengan kota pelelangan tembakau Bremen yang berasal dari tembakau Jawa dan sumatra.
Juni
2010, acara lelang tembakau Sumatra dan Jawa di Bremen, Jerman yang
digelar setiap tahun di Tabak Bursa Bremen, Jerman, tampaknya mendekati
akhir kejayaannya menyusul banyaknya kampanye anti merokok khususnya di
Eropa. Sehari menjelang digelarnya lelang tembakau tahunan asal
Indonesia di Tabak Bursa Bremen itu para calon peserta lelang yang
terdiri atas makelar tembakau dan pabrikan cerutu merasa khawatir bahwa
lelang tersebut menjadi lelang terakhir di gedung yang dibangun pada
1959 itu.
Sekarang bangunan bangunan tua tersebut menjadi tempat tempat bersejarah di kota Bremen.
Pagi
sehabis subuh pak Maemun sudah berangkat kerja dan kami dilepas oleh
ibu Nida istri pak Maemun. Beberapa bekal makanan yang dipersiapkan ibu
Maemun tidak bisa kami tolak dan akibatnya panier depan dan belakang
kami gendut oleh beban makanan.
Merah
putih yang berkibar sepanjang jalan di eropa ini bukan saja sebagai
penyemangat kami tapi juga membawa beberapa manfaat yang tak pernah kita
duga,seperti halnya sewaktu memasuki kota Bremen,ada suami istri yang
melambai lambaikan tangannya kearah kami dan dia bertanya dari Indonesiakah
pak? Aku jawab iya dan aku balas bertanya bapak dari mana? Dia ketawa
kayak muka gini dari mana lagi dong pak.?hehe aku jadi malu sendiri.
Beberapa orang asing juga bertanya "is it your flag" ini kesempatan kami untuk berbagi tentang Indonesia,berikut ceritanya.
Di
udara pagi yang masih terasa dingin,sepeda kami arahkan ke selatan
sesuai petunjuk google kearah selatan lalu bertemu sungai Weser.
Kami
sempat tertegun mencari jalan naik kejembatan penyeberangan,ternyata
disebelah taman ada jalan sepeda menuju ke jembatan khusus sepeda
ditingkat bawah. Dilampu merah dekat keluar dari jembatan penyeberangan
kami sempat lama menunggu lampu hijau,seseorang yang tidak aku kenal
memotret kami dari mobilnya aku sempat melihat lalu mobilnya keburu
berangkat sambil sopirnya sempat melambaikan tangan kearahku. Aku
bertanya tanya dalam hati siapa gerangan orang di mobil tersebut? Tapi
tidak ada yang bisa terjawab,orang tersebut masih misterius rasanya.
Kami
lanjut perjalanan sekitar lima kilo meter jarak tempuh yaitu didaerah
Ganderkese tiba tiba kami distop seorang bapak tua yang ternyata orang
yang tadi dilampu merah memotret kami,ternyata beliau mengejar kami
setelah beberapa kilo kami mengayuh.Bapak Hansmann kakek berusia 78tahun
tersebut bicara pada kami dalam bahasa Jerman sambil menyodorkan
wallnut dan beberapa permen,kami hanya senyum senyum saja karena tidak
mengerti harus jawab bagaimana tapi aku hanya bisa menerima kacang
tersebut sambil ucapkan Dunke...dia perhatikan benderaku dan bertanya
dari mana?aku jawab dari Indonesia,aku keluarkan poscard objek wisata di
riau dan serahkan kebapak tersebut terlihat dia senang sekali
menerimanya.
Tidak berapa lama setelah kejadian
tersebut dari belakang joker ada seorang tua yang mengikuti lalu
bertanya "is it your flag? "Lalu di jawab iya itu bendera kami dari
Indonesia,lalu pertanyaan standard dari mana mau kemana? Akhirnya pak
Hendry nama panggilannya mengajak kami ke rumahnya untuk cicipi kopi.
aku dan joker mengiyakan dan kami menuju rumah pak Hendri yang punya
usaha import barang.
Pak Hendri terkesan melihat
kami membawa merah putih dibelakang sepeda,dirumah kami dikenalkan
berapa buah buahan yang baru pertama kami lihat. Sewaktu kami pamit
untuk melanjutkn perjalanan aku menyerahkan postcard wisata di Riau dan
berjanji suatu waktu akan datang ke Riau. Sampai siang kami belum punya
kepastian untuk numpang nginap hanya saja sepeda kami arahkan ke Meppen
yaitu jalan kearah Belanda, sekitar jam lima sore kami sampai di garet
city,aku cek email masih kosong confirmasi dari warmshower,aku
memutuskan untuk cari tempat camping malam itu. Kami keluar dari kota
garet lanjut terus kesalatan akhirnya sampai disuatu desa pertanian,kami
mengayuh sambil melihat posisi yang kira kira aman untuk camping.
Disuatu rumah pertanian kami minta izin untuk camping dihalaman
rumahnya ternyata dia tidak mengizinkan karena katanya anjingnya ganas
khawatir kami akan di gonggongnya terus,kami pindah lagi minta izin
disatu rumah petani Family crown mereka memberi izin kami camping di
halamannya yang luas,inilah camping cami yang ke dua sejak di Jerman.
Sore yang terlalu dingin buru buru kami pasang tenda lalu makan dan
langsung tidur masuk sleeping bag seperti ulat dalam kepompong,aku
sempat berapa kali terbangun untuk pipis karena terlalu dingin. Suasana
desa yaang sunyi sekalisekali dari kejauhan terdengar deru mobil.
Jam
lima subuh mataku sudah tidak bisa tidur lagi dan aku coba ambil air
untuk beruduk,subhanallah dingin nya seperti air es,..siraman air
ditambah hembusan udara dingin membuat aku semakin menggigil kedinginan.
Aku menyempurnakan wuduk dengan tayamum.
Jam 8 pagi semuanya sudah selesai dipersiapkan lalu kami setting google map kearah Meppen.
Pagi tadi aku sudah confirmasi dengan host sebuah warmshowee di Meppen.
Kami bersepeda sesikit santai karena jarak ke Meppen hanya 60km.
Google
map sebagai penunjuk jalan kami kali ini betul betul merepotkan kami
karena beberapa kali membawa kami ke area jalan tanah dan dikelilingi
hutan.
Meppen dekat border belanda
jerman lalu kami Ikuti jalan kemauan google map akhirnya terdampar di
Baumstadt dwertege. Alhamdulillah tempatnya matural sekali dan disitu
ada meja untuk piknik,kami duduk untuk menikmati suasana alam sambil
memasak air panas untuk secangkir kopi dikehijauan hutan. Sekitar dua
kilo jalan di tanah area hutan lalu kami bertemu jalan Aspal. Udara
siang terasa lebih panas aku dan joker mendayung dengan kecepatan rata
rata 20kmh.
Jam 15.30 sore kami memasuki desa
Meppel dan terus ke rumah host warmshower nyonya Inngel Noldestrase di
Meppel. Kami disambut dengan suka cita oleh Inngel yang mempunyai putra
dan putri 3orang dan sudah bekerja dan tinggal dirumah sendiri.Rumah
mewah yang luxury,kami ditempatkan dilantai atas terasa hotel bintang
lima apalagi tadi malam nginap di tenda dan sekarang nginap pakai
pemanas ruangan terasa bagai mimpi. Kami dipersiapkan dinner dengan
makanan khas jerman lalu ngobrol tentang Indonesia yang belum pernah
dikunjunginya. Waktu Subuh di Meppel jam 05 waktu setempat setelah itu
kami langsung persiapkan sepeda sementara Nyonya Inggel mempersiapkan
breakfast untuk kami. Sehabis makan pagi dengan bekal beberapa potong
roti Inggel mengantar kami sampai ke batas kota Meppel dan disitu kami
berpisah aku terus melanjutkan perjalanan menuju ke arah Perbatasan
Nederland di Kuiperbeg ootmaarsum. Sebelum keluar kota Meppel aku
melihat pesan inbox dari seseorang dan ternyata dari Ayin seorang
pesepeda Malaysia yang cukup legend pernah solo cycling selama enam
bulan di santero europe dan sekarang sudah menetap di Meppel. Dalam
pesannya dia berharap bisa bertemu kami walau sekejap. Aku mencoba
telpon beliau dan Ayin menyuruh tunggu aku ditempat berdiri saat itu
untuk segera didatanginya,tidak berapa lama Ayin datang dengan anaknya
dan pak azmi seorang musicus temannya dari Malaysia.
Kami
di ajak ke cafe dan ngobrol layaknya teman lama,terasa kami akrap
sekali bercerita tentang petualangan bersepeda tidak terasa hari sudah
jam 11 siang lalu kami pamit untuk lanjutkan perjalanan.
Dari
Twist jalan lurus sampai ke kota Nordhorn lalu melalui jalan
frensdoorferweg,aku tidak melihat border antara Jerman dan Belanda tapi
kita tahu hanya dengan melihat google map bahwa kita sudah berada di
perbatasan Germany dan Nederland. Hari sudah mulai sore aku berusaha
melihat email kalau ada jawaban dari warmshower untuk permintaan
host,ternyata tidak ada yang bisa jadi host karena banyak yang sedang
keluar kota atau ada tamu lain,begitulah warmshower jadi harus memahami
kalau tidak dapat tempat,kami terus mengarahkan sepeda ke arah Den hag
sambil mencari tempat yang aman untuk camping. Didaerah selagi kami
sedang mencari cari tempat camping dengan google tiba tiba ada suami
istri mendatangi kami dan menawarkan bantuan,aku tanyakan tempat camping
terdekat yang mengarah ke Jalan Denhag,dia memberitahu satu camping
ground Kuiperberg di ootmarsum sejauh 1.5 km dari tempat kami saat itu.
Kami langsung menuju ke Kuiperberg dan dipintu gerbang tertulis besar
Kuiperberg Camping. Aku menanyakan ke reseptionis biaya camping satu
malam,dan ternyata cukup mahal yaitu €14/malam,aku sebutkan ke dia bahwa
kami tidak persiapkan budget sebanyak itu tapi jawaban nya langsung
menanyakan berapa kami punya budget dan joker bilang €3 dan reseptionist
turunkan penawara menjadi €5,akhirnya kami menyepakatinya. Kami dirikan
tenda di area RV mobil treller. Badan yang sudah kedinginan aku bawa
mandi air panas terasa segar sekali beberapa potong roti dari Meppen
kapi lahap dengan lauk Rendang pemberian oti dari Trittau,(bersambung)
1.di rumah warrmshower Meppen
2.pertemuan dengan Ayin peturing dari Malaysia
3.dikincir angin daerah Nordhorn.
No comments:
Post a Comment