Pages

Friday, December 7, 2018

5.Jelajah eropa"Diterpa hujan di Hardewijk"

Satu hari istirahat di rumah Adrin di Hardewijk ada perasaan malas dan takut keluar rumah mengingat dinginnya udara diluar yang sampai 7c. Namun hari kedua kami putuskan  untuk melanjutkan perjalanan karena waktu yang sudah mepet. Jam 8 pagi kami sudah siap untuk berangkat menuju Amsterdam segala makanan di persiapkan oleh Adrin hingga terasa panier kami padat dan berat oleh logistik tersebut. Jam 8.30 diiringi hujan rintik rintik dan udara dingin 10c kami mulai mengayuh sepeda kearah Amsterdam,aku tutupi telinga dan mulut agar tidak terlalu dingin kekepala. Sepeda kami bergulir ke arah barat yaitu kekota Almere dan menyeberang sungai Goormeer Melalui jembatan Hollanse burg.disuatu tempat istirahat kami coba mencari warmshower untuk menumpang,beberapa warmshower aku hubungi tapi karena hari tersebut akhir pekan maka umumnya mereka keluar kota dan tidak dirumah.waktu yang sudah mulai sore aku mencoba googling masjid yang ada di Amsterdam,ternyata sekitar 20km dari tempat kami saat itu ada masjid Al Ikhlas dibawah organisasi Ppme atau pemuda pelajar Mesjid eropa.

Sepeda kami kayuh kearah kota lalu,trafik terasa agak padat,terutama sepeda yang ramai dan jalannya kencang sekali,kadang kadang aku sempat terkaget kaget sewaktu dipotong dari belakang,dengan beban sepedaku yang berat aku hanya bisa jadi penonton saja.

Amsterdam didepan Rijkmeseum

Di tengah kota Amsterdam didepan Rijkmeseum kami berhenti diatas jembatan penyeberangan canal,dicanal terlihat beberapa boat untuk para turis,air nya terlihat jernih dan kadang air tersibak oleh boat yang sedang berlayar,langit biru serta suhu udara yang mulai turun menjadikan sensasi tersendiri di daerah ini. Kami berjalan terus ke arah barat hingga sampai disuatu tempat yang ditunjukan google map Saaftingestraat 312, 1069 BW Amsterdam,tapi ternyata disini bukan masjid yang dimaksud,lalu kami mengambil alamat masjid Al ikhlas yang kedua yaitu jalan Jan van Gentstraat 140, 1171 GN Badhoevedorp yang lebih kurang 3km dari tempat terakhir,barulah disini kami menemukan masjid Al Ikhlas sebenarnya dengan merah putih yang berkibar diatasnya. Waktu mulai masuk magrib tapi masjid masih terkunci dan kami tidak menemukan seorangpun berada disitu sementara hari mulai gelap dan udara luar mulai turun menjadi 6c. Kami sudah tidak tahan kedinginan lalu memutuskan untuk pasang tenda guna istirahat penahan dingin di  lorong belakang masjid yang memisahkan dua bangunan. 

camping tersembunyi


Berbagai macam perasaan camping di bangunan masjid yang bertetangga dengan bangunan pergudangan,khawatir kami dianggap kriminal,tapi rasa dingin dan keberadaan kami dimasjid Indonesia membuat kami percaya diri untuk istirahat disitu.

Rasanya tidak ada orang yang melihat kami tapi kadang terdengar ada kesibukan orang sebelah bercakap cakap,hingga akhirnya aku tertidur sampai pagi subuh jam 6. Tenda kami tutup lalu masak kopi dan sarapan roti kemarin,jam 8 sewaktu kami akan berangkat tiba tiba dua orang ibu muda wajah Indonesia keluar dari mobil yang diparkir didepan masjid,kami ucapkan salam dan kenalkan diri bahwa kami dari Indonesia bersepeda keliling eropa tadi nginap dibelakang masjid ini.

Mba ica dan Entin terlihat kaget dan bertanya apakah bapak yang buka tenda di belakang masjid? Kami mengiyakan. Kelihatan mereka kecewa karena penjaga masjid pagi sebelum keluar masjid menelpon dia mengatakan ada orang camping dibelakang masjid tapi tidak berani buka pintu karena penjaganya tidak bisa bahasa belanda jadi takut ditanya. Kami masuk masjid untuk sholat dhuha dan disediakan breakfast.

PPM Al Ikhlas Amsterdam


Jam 9 kami melanjutkan perjalanan ke arah KBRI di Den hag,udara cerah dan matahari bersinar sepanjang jalan.kami keluar kota Amsterdam kearah Schipol dan menelusuri pedesaan kearah Leiden kami mengikuti jalur sepeda Harlemmertreckervark sampai di kota Leiden kami berhenti dekat universitas Leiden yang terkenal itu,aku terkenang Bung Hatta yang pernah beberapa tahun menuntut ilmu di negri asing ini dan beliau cukup dikenal oleh golongan tua di Leiden.Rasanya Amsterdam dan Denhag kotanya sudah menyatu,jam 18 kami sampai di KBRI Den Hag dan disambut oleh staff kbri pak Suparno.

Malamnya KBRI adakan ramah tamah dan kami bisa bertemu dengan Bapak H.E.I Gusti Agung Wesaka Puja sebagai duta besar LB & BP Belanda.


Kembali kami utarakan misi silaturahim dengan masyarakat eropah dan pengenalan objek wisata Riau serta charity ride untuk pesantren wakaf yayasan Al Marwa Riau.


Kami diberi penginapan di wisma Indonesia di Wassenarstrat. 


Hari ke dua jumat di Denhag kami pergi sholat jumat dengan persepeda ke masjid Al Hikmah ps Indonesia di jalan Medlerstraat 4 yang berjarak 10km dari wisma tempat kami nginap. Sholat jumat di mulai jam 13.30 dan terlihat jemaah dari berbagai etnis seperti India,turkey,arab dan mayoritas jamaah Indonesia. Khatib menyampaikan khotbahnya dalam bahasa Indonesia,jemaah yang bukan indonesia aku perhatikan tetap memperhatikan khatib tapi tidak tahu apakah mereka paham atau tidak apa yang disampaikan.


Beberapa orang indonesia sempat kami kenal di masjid ibu Ellen yang berasal dari Pekanbaru dan sekarang menetap di Denhaag dengan satu orang anaknya yang masih bersekolah sd di Denhaag.


Sabtu 6Oktober pagi kami dilepas oleh pak Suparno dan ibu dari Kbri untuk melanjutkan perjalanan menuju appartemen uni Cun yang mengundang kami kerumahnya di Rotterdam,pak Suparno menyiapkan logistic untuk kami tapi akibatnya beban sepeda semakin berat. 


Antara Den hag dan Rotterdam kami melewati beberapa tempat yang cantik dan asri yaitu sepanjang sungai de Rotte,dengan beberapa kincir angin tradisionalnya banyak turis yang jalan jogging ataupun bersepeda dan mancing kesitu,dipinggir ada beberapa cafe untuk duduk duduk sambil menikmati hangatnya matahari dan alam. Waktu perjalanan kami banyak habis untuk sekedar foto foto dan istirahat di pinggir sungai tersebut.


Jam 16 sore kami sampai di apartemen 


Zernikeplaats Rotterdam,di Appartemen mewah tersebut tinngal ibu Cun orang sekampungku yang mempunyai dua orang anak semua sudah bekerja dan jadi warga Belanda. Aku sangat senang bisa bertemu orang sekampung di negri sejauh ini,selesai makan sore itu ibu Cun mengutarakan dengan berat hati bahwa peraturan di appartemen ini tidak mengizinkan tamu untuk menginap,aku dan Joker agak gelagapan mencari tempat nginap malam. Aku menelpon beberapa warmshower tapi mereka umumnya sedang liburan,terakhir aku hubungi Roell yang pernah mampir ke rumahku di Pekanbaru dan sekarang tinggal di desa Kartgene selatan Rotterdam. Roell terkaget mendengar suaraku lalu menyatakan dia sedang di camping ground dan besok dia harapkan aku bisa datang kerumahnya. Dan untuk malam ini dia mengatakan kalau belum dapat penginapan dia akan coba hubungi beberapa warmshower sekitar aku yang bisa untuk menumpang. Akhirnya sebuah warmshower sejauh 12km dari appartemen uni Cun mempersilahkan kami datang. Aku pamitan pada uni Cun lalu beliau menyelipkan uang €20 ketanganku dan Joker,aku berusaha menolak pemberian itu karena uang kami masih cukup untuk perjalanan tapi beliau berusaha keras agar aku menerimanya. 

Aku melanjutkan perjalan matahari mulai tenggelam dan suhu semakin dingin ditubuh, Kami ikuti terus arahan google map,hingga sampai didaerah Nordfiets google mengarahkan kami ke pinggir laut,kami sempat mikir lama kenapa ngga ada jembatan menyeberang,sedangkan route google menyeberangi selat tersebut hingga ke daratan ke daerah Rhoon yang dituju. Kami sempat bolak balik melihat dari ujung ke ujung jalan lain dengan harapan ada jembatan penyeberangannya. kami berdiri lesu kebingungan dipinggir jalan.Aku menunggu orang lewat untuk bertanya tapi tempat tersebut sepi dari pejalan kaki ataupun pesepeda untuk bertanya,kami tercenung lama disitu,sempat ngomel...google guoblok dalam hatiku...saking kesalnya. Malam semakin dingin,didepan kami ada sebuah bangunan aku perhatikan ada beberapa orang bersepeda masuk ke pintunya sepertinya itu pintu lift,tadinya aku perkirakan itu adalah pintu cafe,aku mendekati salah seorang pesepeda yang sedang menuju pintu tersebut lalu menanyakan dimana jembatan untuk menyeberang ke seberang arah Rhon,lalu dia menjawab lewat tunnel bawah ini dan turun dulu pakai lift lalu naik sepeda ditunnel bawah laut tersebut...aku merasa kurang yakin lalu menanyakan lagi sambil menerangkan bahwa aku membawa sepeda apakah boleh lewat sini? dan laki laki tersebut meyakinkanku lagi bahwa pesepeda dan pejalan kaki semua lewat tunnel ini katanya. dia mengajak kami ikut bersamanya di lift,terasa dunia terang lagi karena lepas dari kebodohan tersebut,aku bilang sama Joker "dasar wong ndeso" turun dari lift ada tunnel dan kami bisa mengayuh sepeda hingga seberang cannal sejauh lebih kuang 1km. diujung tunnel lalu kami naik lift lagi hingga sampai dijalan raya daerah Rhoon. aku dan Joker ketawa kegelian mengingat keluguan ini.


akhirnya kami sampai di appartemen atau warmshower Metha bot di Jalan Rhoon  jam 20malam,di rumah orang asing yang baru kukenal ini aku bisa dapatkan tempat istirahat yang tenang dan makan malam seadanya karena kedatanganku yang mendadak. Metha seorang yang a travelliing sepeda juga dan pengalamannya yang luar biasa sewaktu berjalan kaki sejauh 3000km di daerah Itali selama empat bulan,jadi dia sangat memahami suka dukanya sebagai seorang musyafir.Aku bersyukur dapat pengalaman yang getir ini banyak yang bisa dipelajari dari sini dan semuanya perlu disyukuri.


Paginya sehabis sarapan yang dipersiapkan Metha kami berangkat menuju rumah Roell dan Esther di Desa Kortgene lebih kurang 86km dari tempat kami sekarang yaitu di selatan Rotterdam,ada tiga pulau yang harus kami seberangi.(bersambung)



No comments:

Post a Comment