Pages

Thursday, December 6, 2018

4.Jelajah Eropa"Batas imaginer Germany Nederland"



Aku tidak merasakan bahwa pagi ini sudah berada di negara kedua yang aku masuki yaitu Nederland. Satu keunikan dari negara negara uni eropa adalah tidak adanya tanda batas daerah atau gerbang pemisah antara negara sebagaimana biasanya apabila memasuki perbatasan dua negara disitu akan ada imigrasi dan ada daerah netralnya,tapi kenyataannya tidak seperti itu,yang ada hanya batas imajiner yang aku ketahui melalui google map yang setiap saat aku monitor agar tidak salah arah dan juga saat itu berkeinginan memotret kalau ada gerbang perbatasannya.
Terlihat posisiku di google map di ootmarsumer str bergerak kearah Nederlad,beberapa saat titik lokasiku itu pas digaris batas germany dan Nederland. Aku berhenti di garis imaginer tersebut diwaktu yang bersamaan muncul pesan otomatis sms dari simcard vedafone memberi tahu bahwa lokasiku berada di Nederland dan tidak perlu bayar roaming di europe zone,saat ini aku yakin roda depan sepedaku sudah berada di nederland dan roda belakang masih di Jerman.
Jarang kelihatan pejalan kaki saat itu,mungkin ini termasuk kota kecil atau karena masih dingin atau juga orang sibuk beraktivitas dirumah,jalan raya juga ada beberapa kendaraan yang melintas,aku duduk istirahat di pedistarian tembok pagar sambil memperhatikan perbedaan plat nomor polisi kendaraan jerman dan kendaraan Nederland kelihatan sama saja dengan warna dasar putih,belakangan aku ketahui ada kode negara pada satu sisi dan lainnya sama untuk seluruh unieropa. Beberapa lama aku duduk memandang kearah rumah mereka yang berada di zona jerman dan Belanda rasanya kita berada di negara yang sama,belakangan aku sedikit tahu masih ada perbedaan diantara mereka yaitu kebijakan pajak yang ditarik oleh pemerintah masing masing,namun dari beberapa teman Belanda yang berkomentar mereka tidak keberatan dengan tagihan pajak yang agak tinggi itu karena sesuai dengan jaminan sosial dan fasilitas yang didapat dari pembangunan. Aku sempat melamun dunia ini semakin indah kalau tidak ada batas negara dan masing masing saling menghormati hak nya dan saling membantu....inilah mimpi seorang pengelana.
Kami meneruskan perjalanan di daerah Belanda ini dengan jalur jalan yang sama tapi nama berbeda yaitu Laagsestraat.

Sampai siang ini kami masih belum tahu menginap dimana,aku coba searching host di warmshower tapi belum ada jawaban dan  terakhir kami putuskan untuk mencari camping ground terdekat melalui google map. Camping Kuiperberg ootmarsumer yang berjarak 20km adalah piihan yang satu satunya saat itu,kami menelusuri jalan jalan tikus untuk short cut sayangnya sering kesasar tapi aku sangat menikmati suasana lingkungan alam pertanian khas eropa dan warganya yang ramah pada kami sebagai orang asing saat itu. dua puluh kilo meter akhirnya kami tempuh lebih kurang dalam dua jam sampai di area Camping Kuiperberg.
Suhu udara sore semakin dingin,aku parkir sepeda lalu melapor ke Receptionist untuk camping malam itu,aku agak kaget mengetahui rate satu malam disitu 25euro/orang atau sama dengan Rp425 ribu,aku dan joker mengurugkan untuk camping disitu karena kemahalan dan berencana untuk cari camping tempat lain,mengetahui hal tersebut recepsionist bicara pada pmpinannya dan Alhamdulillah kami diberi special price yaitu 15 Euro dua orang pesepeda jarak jauh katanya.
Area camping cukup luas rapi dan bersih tapi kurang ditumbuhi pohon pohon besar,di camping ground Kuiperberg di ootmarsum ini terlihat beberapa mobil RV atau trailler camping car,hanya kami berdua dengan joker yang memakai sepeda. Tenda kami pasang dekat pintu masuk camping ground sehingga sering dilewati para camper. Mereka yang lewat selalu ucapkan Goedemorgen atau good morning pada kami,tapi beberapa orang tua mengucapkan "selamat pagi"sambil berhenti sekedar ingin tahu tentang kami,sepertinya dari bendera disepedaku mereka sudah tahu aku orang indonesia,mereka langsung bercerita bahwa pernah ke Indonesia seperti ke Bali,jogja,Bukittinggi dan lain lain. Pak Henk seorang doktor sejarah berusia 82tahun yang pernah ke Bukittinggi begitu bersemangat bercerita mengenai sejarah kerajaan kerajaan yang ada di benua eropah zaman dulu dan kekeliruan bangsanya menjajah Indonesia zaman dulu.
Mandi dengan  air panas cukup menghangatkan tubuhku dari suhu udara luar yang mencapai 5c jam 20 matahari mulai tenggelam,kami memasak air untuk kopi serta membuat spageti yang dimakan dengan roti yang dibekali dari kota Meppen kemarin. Udara dingin terasa membeku membuat aku tidak bisa lama diluar dan aku lihat pengunjung lain juga pada masuk tenda dan RV nya masing masing. Malam yang dingin terlihat cahaya cahaya lampu temaram dari dalam tenda tenda pengunjung,suara desiran angin diluar terdengar makin kencang dan bergemuruh tendaku terasa di goyang goyang dan termiring miring diterpa angin,aku menambah satu jacket lagi penahan dingin,kepala kututup pakai topi eskimo hingga kantuk dan kelelahan mengantarku ke alam mimpi hingga subuh.
Cahaya matahari pagi membangunkan aku,terdengan kicau burung burung gagak diluar tenda,mereka beterbangan menjauh begitu aku mencogokan kepala keluar tenda,aku lihat bahan makanan yang tadi malam diletakan dimeja camping habis di acak acak para tamu tamu liar tadi,yang lebih sedih lagi sarung tangan Joker sempat bolong di patok burung burung tersebut,aku bilang sama joker sepertinya aroma sarung tangan joker yang sudah beberapa hari tidak kenal air bikin ngiler para penyamun..haha.
Aku ingat pesan orang tua tua "bangun pagi jangan kesiangan ntar rejekinya keburu di patok ayam"
kami mulai berangkat agak siag menuju arah Denhag,di perjalanan aku menghubungi Adrin yaitu sahabat Nina istriku yang tinggal di Harderwijk,kami ditawari untuk singgah kerumahnya yang masih 120km lagi dari tempat kami saat itu,tapi jarak sejauh itu tidak mungkin rasanya kami tempuh dalam satu hari. Kami tetap melanjutkan kearah yang sama yaitu Harderwijk. Beberapa kota kecil yang kami lewat terlihat indah bersih dan rapi,tapi herannya tidak ada orang di luar ataupun ditoko,kami berniat untuk beli makanan tidak ada toko yang buka mulai dari kota Reutum,Albergen,Armelo,wierden dan Rijjken persis seperti kota mati,hanya kami berdua saja yang bersepeda. Didaearah Rijjken hari sudah mulai gelap,aku coba menelpon salah satu warmshower yang ada disekitar 15 km kearah den hag.
Rene yang tinggal 16km didepan kearah denhag mempersilahkan kami datang kerumahnya untuk menginap malam itu. Suhu mulai terasa dingin didepan terlihat gumpalan awan tebal siap mencurahkan airnya, hujan rintik rintik mulai turun,target lokasi aku kunci dan sepedaku langsung ngacir ingin keluar dari perangkap hujan,dari kaca spion aku lihat joker menyusulku dengan jarak agak jauh sekali sekali aku tahan laju sepeda atau berhenti sejenak menunggu joker lalu lanjut lagi,bagian muka terasa dingin kena hujan dan hembusan udara dingin dan badan yang terbalut pakaian dingin dan jas hujan terasa agak hangat tapi basah oleh keringat.
Dari jalan utama N304 tidak terlalu banyak kendaraan kami belok kiri masuk jalan kecil berkerikil ke arah EPSE lebih kurang 2km masuk ke daerah pertanian lalu sampai di rumah Rene van der weerd di daerah EPSE kira 60km timur Amsterdam.
Rumah atau townhome yang nyaman untuk kami menginap malam ini,Rene yang tinggal sendiri dirumah tersebut menunjukan kamar dan fasilitas mandi untuk kami. Malam itu kami disediakan dinner yang dimasaknya sendiri nasi putih yang kami rindukan saat itu terhidang dengan beefsteak serta sayur campur katanya sayur khas keluarganya.





Rene adalah seorang electrical engineer dan wiraswasta diberbagai macam bidang,mulai dari electronic dan automatisasi juga bidang constuction,bahkan jadi chef pun dia ahlinya,terbukti dengan hidangan dinner yang diramunya sendiri untuk kami malam itu. kami ngobrol bertiga hingga larut malam,kami ngobrol seperti ketemu kawan lama,keramahan dan pandangan hidupnya membuat kami betah duduk berlama lama malam itu.
Kehidupannya yang membujang digunakannya untuk berbagi ilmu atau sebagai motivator pada perguruan tinggi dan komunitas lain. Hidupnya yang berkecukupan membuat dia hanya berkeinginan diujung usianya untuk berbagi pada sesama dan tidak lagi berharap finansial. Dia berencana yang cukup extream tahun depan 2019 akan menjual seluruh assetnya termasuk rumah,mobil semuanya akan di jual dan di donasikan kemudian dia akan mengembara dengan sepeda keseluruh penjuru dunia termasuk Indonesia,dia akan berhenti disatu tempat apabila tenaga dan pemikirannya dibutuhkan masyarakat setempat. Subuh di espe baru mulai jam 6,aku mulai berbenah dan terlihat dimeja sudah tersedia kopi hangat dan sarapan pagi,aku jadi malu sendiri dengan pelayanan tanpa pamrih dari seorang yang baru aku kenal di negri asing ini. Kebetulan cuaca diluar sedang hujan dan suhu drop ke 8c dingin bagai dihembus angin frezer,kami tunggu hingga hujan teduh sementara Rene memasang charger dan lampu belakang sepedaku yang tidak berfungsi. Hujam mulai berhenti dan pengerjaan sepedaku juga selesai,sambil bercanda Rene katakan di Amsterdam kamu akan lihat dam dam hasil uang dari Indonesia sekarang saya sudah ganti dengan memasang charger disepedamu candanya...terimakasih Rene banyak segi positif yang bisa kami pelajari dari pemikiranmu,saat ini kita duduk sebagai sahabat yang saling menghormati.
Kami dilepas Rene melanjutkan perjalanan ke arah Harderwijk sementara Rene berangkat ke Utrech.
Langit terlihat mendung wind breaker warna ungu dan topi kuplug penutup telinga dan hidung aku pasang  begitu juga Joker,kami telusuri jalan N302 yang membentang dari espe ke arah harderwijk dan Ermelo,hujan sebentar berhenti dan sebentar panas,sinar matahari merupakan kemewahan saat saat kedinginan begitu matahari sedikit bersinar memberi kehangatan didaerah hutan terbuka Apeldron kami berjemur menghadap mentari untuk memanaskan badan dan pelemaan otot,roti yang di bekali dari rumah Rene kami sikat habis,jam enam sore stelah menempuh jarak sejauh 72km dalam suhu yang mulai turun ke 6c sampai di rumah Adrin teman Nina yang menetap didaerah Willem de zwijgerland Harderwijk. Kejadian yang kurang nyaman terjadi sewaktu sampai di depan appartemen Aldrin,kami duduk di kursi depan lantai satu apartemen untuk menunggu Aldrin yang masih di perjalanan pulang,tapi tiba tiba seorang laki laki muda bule keluar sambil memperlihatkan muka marah dan menanyakan sesuatu dengan bahasa belanda yang aku tidak mengerti sepertinya dia curiga kami pelaku kriminal,aku berusaha menahan emosi agar tidak mara,lalu aku jawab dengan bahasa inggris "aku tidak bisa bahasa Belanda dan kamu perlu bicara sedikit sopan karena kami bukan kriminal,kalau kamu mau tahu kami ini dari Indonesia sedang menunggu Aldrin yang dalam perjalanan pulang" si bule memandang kami dari atas sampai bawah dan akhirnya minta maaf "oh..sorry...sorry" sambil masuk kerumahnya kelihatan sempoyongan,"mungkin lagi fly itu bule" kataku pada Joker.  Tidak berapa lama Aldrin dan Rijk sampai dirumah tapi cerita kurang enak tadi kami simpan sendiri agar suasana enak tidak terganggu.
Aldrin bersuamikan yan Rijken seorang Belanda mempunyai dua orang putri yang sudah berkeluarga. Kami disambut dengan suka cita dirumahnya yang bertingkat tiga,rumah yang nyaman dengan tuan rumah yang ramah membuat kami lebih rilex untuk istirahat melepas lelah hingga melanjutkan perjalan kami yang berikutnya  ke Amsterdam(bersambung)
camping ground Kuiperberg di ootmarsum

No comments:

Post a Comment