Pages

Sunday, December 23, 2018

8.Jelajah eropa "the capital european culture "



amteatre Plovdiv

Bismillah


26 Oktober 2018.Kami sampai di Sofia hari jumat masuk kota langsung menuju masjid Turkey,sholatnya sama seperti di indonesia. 
Karena di sofia juga dari aliran sunni bertemu beberapa saudara seiman rasanya membesarkan hati setelah beberapa lama di eropa jarang bertemu masjid dan umat muslim. 
Ibu dubes astari Rasyid kebetulan saat itu sedang pulang ke indonesia jadi kami bertemu dengan wakil dubes saja.,seandainya bertemu dubes tentu ceritanya akan panjang lagi karena beliau adalah istri presiden direktur pt.cpi tempat kami bekerja dulu. Kami berencana dua hari di sofia untuk istirahat dan jalan jalan ke kota dan ke Plovdiv.

27 Oktober 2018

Sepeda kami parkir dulu di KBRI Sofia dan kita akan blusukan jalan kaki di kota Sofia. Kota Sofia berumur lebih dari 5000 tahun,Sofia menjadi kota tertua kedua di Eropa setelah Plovdiv. 
Awalnya Kota Sofia bernama Serdika. Nama ini merupakan pemberian  dari Suku Thracian pada 800 tahun sebelum Masehi. 
Nama Sofia baru dipakai pada abad ke-14. Beberapa gedung-gedung tua berumur ratusan tahun masih kokoh berdiri. Pusat kota Sofia masih ramah bagi pejalan kaki. Destinasi wisata utamanya letaknya relatif berdekatan. Jika memilih penginapan di jantung kota, kita bisa jalan kaki ke mana-mana.

Ibu kota Bulgaria berada di kaki Pegunungan Vitosha. Di hari cerah, kita bisa menyaksikan gunung ini menjulang gagah di kejauhan. 
Pegunungan tersebut juga menjadi destinasi wisata ski di musim dingin. Ibu kota negeri ini terlihat elagan dan kosmopolitan. Istirahat kami hari pertama di Sofia kami gunakan untuk explore kota Sofia.
Bertepatan hari libur Sabtu kami bisa ditemani pak Endi zulham Tobing dan staff dari KBRI sofia kami naik bus satu kali,tiketnya dibayarkan pak Endi,kami berempat kemudian jalan menuju pusat kota. Jam 10 pagi udara masih terasa dingin matahari sedikit menghangatkan tubuh. 
Kota tua dengan gedung gedung tua kokoh ciri khas bangunan Soviet yang terlihat bersih dan clasic,trotoar dari batu granit kasar yang tersusun rapi dengan beberapa pejalan kaki yang umumnya berpakaian tebal penahan dingin,kendaraan sepi sehingga kita bisa menyeberang dengan santai dari satu trotoar ke trotoar seberangnya.

Untuk berkeliling Kota Sofia sembari melihat situasi kota, kami bergabung dengan Free Sofia Tour,fasilitas ini disediakan free oleh pemerintah setempat lengkap dengan fasilitas tour guide gratis. 
Kami sampai di bulevard "Knyaginya Maria Luiza, Sofia central market hall,disebelah utara berdiri masjid Banya Bashi yang dibangun pada abad ke 15 sewaktu Turkie Ottoman berkuasa dan arah barat berdiri Sinagog tempat ibadah Jahudi dan di bawah bagian selatan terdapat situs kota peninggalan yunani kuno. 


Masjid Banya bashi peninggalan abad 15 Turky
dengan Mahasiswa indonesia di sofia


Situs Romawi kuno dibawah kota sofia

Kantor pos

Di Svetka betka Beberapa kelompok turis dengan satu orang tour guide terlihat mendengar keterangan dari masing masing Tour guide tentang kota kuno.
Kami bergabung dengan salah satu kelompok dan ikut mendengar keterangan tentang situs kota yunani kuno tersebut dan sewaktu penggalaian bagian dari terowongan kereta metronya ditemukan juga puing puing kota kuno seakan akan kota sofia ini berada diatas puing kota kuno tersebut.
dari gereja jadi masjid sekarang gereja lonceng


Sinagog



Kemudian tour guide mengajak rombongannya kearah masjid Banya Bashi peninggalan Turkie Ottoman dan sampai saat ini masih berfungsi sebagai tempat ibadah umat Muslim di Sofia,di belakang masjid terdapat Hammam yaitu tempat permandian air panas para bangsawan Turkie zaman dulu tapi sekarang fungsinya sudah berobah jadi museum tapi didepan bangunannya masih ada kran air panas bumi tempat cuci tangan,aku sempat merasakan panas air tersebut yang cukup panas untuk mandi di udara sedingin saat itu. 
Kami berlima indonesia ikut menjejalah jalur khusus pedestrian berama rombongan dan tour guide di Jalan Vitosha. Sebuah shopping street yang sangat ramai. Bahkan pada hari- hari biasa, ia selalu sibuk oleh para pejalan kaki. Baik warga lokal mau pun turis.

Pedestrian Jalan Vitosha sangat lebar, sekitar 20 meter. Di kedua sisinya berdiri toko-toko berbentuk mirip ruko berlantai lima namun berdekorasi klasik. Lantai dasar dimanfaatkan sebagai tempat usaha seperti toko, kantor atau rumah makan. Lantai atasnya berfungsi sebagai apartemen. Di depan toko berderet pepohonan rindang. Sekali kali ada pemusik jalanan sedang asyik memetik gitar sembari menyanyi daerah kadang mirip irama timur tengah ditelingaku. Pada jam makan, banyak orang memenuhi bangku-bangku kafe atau rumah makan yang tertata di pinggir pedestrian.



Di pusat kota, saya menemukan toko-toko unik. Toko atau tempat usaha yang sebagian menempati ruang bawah tanah. Ada toko kelontong, penjual rokok, pengrajin sepatu, tukang kunci, dan sebagainya. Ada jendela kecil tempat penjual di dalamnya dan pembeli bertransaksi. Karena letak jendela tersebut relatif rendah, orang harus jongkok saat bertransaksi. Toko semacam ini disebut sebagai klekshop atau toko jongkok. Salah satu contoh arsitektur komunisme di Sofia adalah Gedung Partai yang berada di Neza visimost square, tidak jauh dari Patung St Sofia. Berhadapan dengan Istana Kepresi denan. Berdiri sejak 1954, bangunan gagah ini dulunya menjadi pusat kegiatan Partai Komunis. Secara keseluruhan, ia berbentuk seperti huruf V. Bagian depan gedung memiliki pilar-pilar tinggi dan menara.

Sofia memiliki taman-taman kota yang apik dan rapi. Cocok untuk tempat refreshing warga kota mau pun turis, kami sempat mampir ke Taman Zaimov yang berseberangan dengan halte bus bandara berada di pinggir taman ini.Nama taman ini berasal dari nama Jenderal Vladimir Zaimov. Di sini orang bisa mendapatkan wifi keliling taman dibanding berselancar di dunia maya. Sebuah taman berhias patung-patung dan aneka karya seni pahat. Bangku-bangku tamannya banyak. Ada fasilitas fitness, tempat main skate board Dan lainnya. Di salah satu ujung taman, saya melihat salah satu monumen. Relief di dindingnya menggambarkan serdadu perang. Tamannya bersih. Meski tak luput dari penggemar grafiti.

Katedral Aleksandr Nevski ,Agama Kristen Ortodoks dianut sebagian besar warga Bulgaria. Di Sofia tentunya tak susah kita temukan gereja mereka. Gereja yang kubahnya mirip masjid. 










Di ujung jalan Vitosha, kami langsung melihat katedral megah Sveta Nedelya. Hanya berpuluh meter dari situ, berdiri Gereja Sveta Petka. Katedral terbesar di Bulgaria, yang juga merupakan salah satu gereja ortodoks terbesar di dunia adalah Katedral Aleksandr Nevski (Chram-pametnik Aleksandr Nevski). Letak gereja ini di Aleksandr Nevski Square, pusat Kota Sofia.Didaerah ini rombongan yang ikut tour guide bubar dan beberapa orang memberikan tip sukarela pada tour guide yang ramah tersebut.
Katedral Alexander Nevsky

Sebelum masuk kompleks katedral, kami bertemu taman penuh patung. Di sekitarnya banyak warga lokal membuka lapak barang bekas. Barang dagangan mereka pajang di atas meja-meja. Sebagian pedagang itu mendirikan tenda. Pasar loak kecil ini buka setiap hari. Jika jeli dan pandai menawar, orang bisa mendapatkan barang antik di sini. Banyak diantaranya dijual barang barang pernik pernik peninggalan komunis uni soviet dan peninggalan Nazi jerman yang bagi kita orang indonesia masih terasa trauma dan alergi melihat lambang palu arit tersebut. Katedral Alexander Nevsky merupakan salah satu destinasi utama Sofia. Baik bagi para penganut Kristiani, serta para turis. Ia dibangun pada 1882 -1924. Rumah ibadah ini terlihat sangat jangkung.

Kubah-kubah utamanya berwarna keemasan. Bagian atap lainnya berwarna biru sedangkan dindingnya dari batu berwarna terang. Lukisan- lukisan ikon bisa kita lihat di atas pintu-pintu. Sementara dinding koridor depannya berhiaskan fresko. Suasana temaram dan mistis terasa menyapa ketika kita memasukinya hal ini mengingatkanku pada film horor pangeran Dracula. Semua gereja ortodoks yang kami singgahi selama di Bulgaria, memasang tanda larangan memotret atau mengambil video di bagian dalamnya. Terdapat rungan kecil penjual lilin bagi mereka yang hendak berdoa. Pintu kedua membawa kami menuju bagian inti gereja. Dinding dan bagian dalam kubah tertutup aneka lukisan dinding. Kisah-kisah dari Injil. Seperti banyak gereja ortodoks lainnya, katedral ini memiliki pahatan dan ukiran dari batu marmer dan kayu yang memiliki motif tertentu.

Capek jalan seharian kami mencicipi kopi Bulgaria di sebuah cafe di daerah vitosa yang jadi pusat keramaian malam dengan aneka street performance,rasa pegal berjalan seharian rasanya sudah impas dengan pengalaman baru yang didapatkan...Subhanallah

28 Oktober 2018

Kami berjalan di Sekitar Kota Tua Plovdiv bersama sahabatku dari KBRI Sofia bapak Acha Anshari Acha,bapak Endy Zulham Tobing bapak Fadi. Sepanjang Pedestrian Street jalan pejalan kaki utama Knyaz Aleksander I atau Aleksander Batenberg Street berjalan sejauh 1 km dari utara ke selatan, melewati pusat kota tidak secara teknis “kota tua” tetapi dekat dengan itu. Rasanya aku betah berjalan-jalan di sepanjang jalan ini selama berjam-jam. Jalan khas eropa kuno ditutupi susunan batu gunung hitam dengan ukuran yang sama dan mengkilat rapat serta terlihat kokoh walaupun kalau dilewati mobil terasa bergetar,terbayang bunyi derap kereta kuda benhur,bersama prajurit berkudanya sedang menuju amfiteater. Ada banyak toko yang menjual semuanya, mulai dari sepatu bot hingga botol anggur, dan ada juga beberapa kafe besar dengan meja yang tumpah ke jalan.

Sebagian besar bangunan di sepanjang Knyaz Aleksander dibangun pada akhir abad ke-19 dan awal abad 20 dan sementara banyak contoh terbaik arsitektur telah diubah menjadi pusat perbelanjaan, mereka masih cantik dari luar,warna bangunan didominasi warna coklat.Plovdiv adalah kota tertua ke-6 di dunia dan merupakan kota terbesar kedua di Bulgaria setelah Sofia. Kota ini awalnya merupakan pemukiman Neolitik dari Thracian kembali 4.000 SM dan telah diduduki sejak saat itu, menjadikannya kota tertua yang dihuni terus menerus di seluruh Eropa.


Sejarah yang luar biasa kaya ini telah memberi Plovdiv salah satu kota tua yang paling menawan di Eropa Timur. Batu-batu besar menghantam jalanan, membuat foto-foto yang menakjubkan,termasuk foto kami dengan spanduk promosi kami "visit for your next journey Riau Indonesia" semua mata memandang kearah kami dan ada juga turis asing yang mengabadikannya,hingga petugas memberi tahu kami bahwa waktunya sudah habis.

Bagian-bagian dari tembok kuno masih dapat ditemukan di daerah-daerah tertentu di kota dan ada amfiteater Romawi yang spektakuler yang memerintahkan tebing yang menghadap ke lingkungan Kapana dan bagian kota yang lebih modern.

Beberapa tempat menarik selain yang saya cantumkan di atas termasuk Museum Etnografi, Gerbang Timur ke kota, dan Asimetris House hanya saja kami tidak cukup waktu untuk kesitu.

Sholat dzuhur kami mampir ke masjid jamik Turkie yang berada dekat amfiteater yang dibuat pada waktu kesultanan Ottoman menguasai Bulgaria.



Bismillah.

29 Oktober 2018.Satu hal yang tidak aku sukai dalam satu pengembaraan adalah perpisahan dengan orang orang yang telah banyak berbuat baik untukku,tapi bagaimanapun juga perjalanan ini harus berlanjut,pada hari ini aku hanya bisa berdoa semoga saudara saudaraku di Sofia Bulgaria khususnya KBRI senantiasa dilimpahi BerkahNya dan semoga Allah pertemukan kita lagi dalam RahmatNya...aamiin.
Staff KBRI Sofia yang baik hat

Waktu visa schangen kami yang hanya tinggal 8hari lagi harus bisa kami gunakan untuk keluar dari negri Balkan Bulgaria sebelum tanggal 5November,jarak dari Sofia ke perbatasan Turkie di Kapikule sejauh 325km. 

Kontur jalan Sofia ke Kapikule melewati pegunungan Balkan dan melalui lembah mawar akan memperlambat kami.

Keluar dari kota sofia kami masuk ke route timur,dua puluh km pertama jalan masih datar dan kami juga bisa menikmati keindahan danau Iskar dan lebih keselatan lagi mulai terasa tanjakan demi tanjakan sudah tidak ada lagi perkampungan yang kami temui. 
Matahari terlihat cerah namun dibawah pohon pohon hutan yang kami lewati terasa sekali dinginnya,topi kupluk penutup kepala dan telinga penangkar dingin tak pernah tanggal dari kepalaku,disetiap lembah yang kami lewati terdapat kampung kampung yang hanya terdiri dari beberapa rumah yang terlihat usang dan jarang terlihat orang dijalanan ini menjadikan aku ingat film dr chivago di tahun 80an yang bercerita peperangan di Balkan dengan shooting panorama khas balkan. Jam 16.30 sore kami masih berada di lembah yang tidak ada perkampungan apalagi penduduknya.


Aku yang berada didepan joker sekitar 500meter berusaha mencari spot yang aman dan nyaman untuk camping dan tidur malam itu. Kami masuk ke jalan menanjak arah sutet dengan jarak kira kira 100meter dari jalan raya disitu agak tersembunyi dan tidak banyak angin lalu kami pasang tenda. 

Suhu Udara mulai terasa dingin 8c,roti kebab yang dibekali tadi pagi jadi makanan malam kami. Tidak ada intrnet dan tidak ada bunyi kendaraan,sunyi sepi,hanya bunyi jangkrik dan sekali kali terdengar bunyi listrik sutet yang berdesir diatas tenda kami. Udara yang dingin membuat aku buru buru masuk kekantong tidur,hingga terbangun oleh kicau burung sebelum subuh jam 06.00 pagi.

1 comment:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^cc
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami... (k)
    di ajopk.com ^_~
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    ReplyDelete