Pages

Wednesday, December 5, 2018

1.Jelajah Eropa "Willkommen in Berlin"

Paspor dengan cap visa schangen serta,ticket pesawat pekanbaru Berlin aku pandangi berkali kali,besok lusa insyaAllah aku sampai dibelahan dunia lain untuk menggapai mimpi,bayangan tidak pasti dan beribu teka teki menari dibenakku,sanggupkah aku menjalaninya??
Ahad 16 september 2018 saatnya aku berangkat memulai suatu perjalanan panjang ke belahan bumi eropah dan dan berakhir di belahan Asia dengan sepeda,kami akan mulai bersepeda dari Berlin jerman,Belanda,Belgia,Perancis,swiss,Austria,Slowakia,Hungaria,serbia,Bulgaria dan berakhir di Istambul Turkie dengan jarak tempuh lebih kurang 4000km.
Bermacam perasaan saat itu,perasaan senang dengan petualangan baruku dan sedih meninggalkan keluarga juga ada khawatir dengan sesuatu yang tidak pasti dan takdir apa yang akan aku terima dalam safarku nanti,apakah Allah akan membimbingku sampai kerumah lagi atau akan dicukupkanNya disatu tempat yang sudah ditulisnya di Lauh Mahfuz.
Namun hal ini tentu lumrah disaat saat rencana perjalanan jauhku akan dimulai selalu ada perasaan ini,ditambah lagi pagi itu dengan rengekan cucuku Adin yang ingin diajarkan bersepeda yang katanya ingin segera pandai supaya bisa menemani aku dalam turing kali ini,aku ketawa dan sedih melihat kepolosannya. 
Tiba diBandara sultan syarif kasim 1 pekanbaru sudah menunggu para pengurus dan santri pesantren Darrusalam tempat aku mengabdi saat ini. Hal yang amat istimewa bagiku mereka berdoa dan satu persatu menyalamiku dengan harapan keselamatan dan keberkahan perjalananku nanti.
Perjalanan ini adalah perjalanan yang penuh makna buat santri santriku dan masyarakat Riau dan inilah yang membuatku lebih bersemangat dan ikhlas dalam menjalaninya.
Sahabatku Joker terlihat lebih bersemangat tiada yang menyangka beliau sudah diusia 70tahun saat ini atau lebih senior 8tahun dari usiaku.
Saat saat penyerahan Barang bawaan begasi kami,ternyata masing masing begasi kami kelebihan berat 3.5kg tapi Alhamdulillah bisa diterima tanpa kami harus bayar extra,itulah satu berkah yang aku terima,bayangkan kalau harus bayar lagi tentu mahal sekali..
Aku dan joker masing masing membawa dua tas tentengan kabin yang cukup berat dan besar,ini menjadi kekhawatiran kami juga untuk diizinkan masuk ke cabin,di custom barang joker diperiksa ternyata ada stick tenda terbuat dari logam yang tidak boleh masuk kabin. Sedikit stress saat itu karena joker harus antar stick tersebut  kembali ke begasi dalam waktu yang singkat,Alhamdulillah Joker kembali ke ruang tunggu tepat waktu,perasaan ku kembali lega,itu lah ujian pertama yang didapat.
Pesawat scoot yang baru pertama kali aku tumpangi transit di singapore dan menunggu 5jam disingapor,menunggu adalah suatu yang menjemukan tapi aku coba mengisi waktu dengan mencari dan berkirim email pada host warmshower di beberapa tempat di jerman. Jam 23 waktu singapore kami boarding lagi dan penerbangan dilanjutkan dengan pesawat scoot yang lebih besar ke Berlin. 
Penumpang penuh tidak satupun kursi yang kosong. Tempat dudukku berada di belakang hampir sampai ke ekor pesawat.Aku amati penumpang penumpang yang lalu lalang menuju kursi masing masing sebagian besar penumpang dari etnis chinees dan selebihnya eropah dan asia.
Senin 17 September 2018
Setelah menempuh penerbangan yang melelahkan selama  15jam Kami mendarat di bandara Tegel Berlin. Jam 7pagi waktu setempat,dengan pakaian dingin serta backpack ditambah tentengan tas di kiri kananku aku menjejakan kaki di kota Berlin.
Udara dingin,langit biru dan cerah,beberapa petugas terlihat mengarahkan kami naik bus menuju ke pintu kedatangan.  
Kami ikuti arus penumpang menuju check in di Immigrasi,disitu ada dua jalur antrian,papan petunjuk yang memakai bahasa jerman tidak terlalu membantuku. Aku dan joker saling bertanya ikut yang mana karena semua papan petunjuk berbahasa Jerman dan tidak ada petugas tempat bertanya jadi kami ikut naluri dan antri di satu sisi  yang sedikit antriannya saja. Beberapa lama antri seseorang memberi tahu bahwa aku dijalur yang keliru karena jalur aku ini pemegang pasport negara schangen atau negara negara uni eropa kami pindah ke antrian pemegan pasport non schangen dan kembali jauh kebelakang..hmm.
aku dijalur yang keliru
Bagian immigrasi adalah bagian kritis yang bisa membuat kita tidak dibolehkan masuk kesatu negara,petugas bisa saja dengan alasan tertentu menolah kita untuk masuk negaranya,jadi aku siap siap dengan jawaban yang tepat sambil mempersiapkan paspor ditangan.
Petugas membolak balik pasporku lalu memberi tahuku untuk menempelkan Jari telunjukku kemesin sidik jari,,kembali dia melihat dan membandingkan foto di pasport dengan wajahku,saat seperti ini sering membuat grogi juga,aku mendengar bunyi ketokan stempel di paspor dan dia mengembalikan paspor tersebut sambil mengucapkan "Willkommen in Berlin.." rasa lega karena yang aku khawatirkan ditanya ticket pulang tentu ini menjadi masaalah bagi kami yang tidak punya return ticket.
Karton sepeda lumayan besar kami usung dengan troli ke luar,papan informasi berbahasa jerman kurang membantuku tapi Alhamdulillah setiap petugas yang aku tanya dengan bahasa inggris bersikap ramah walaupun jawabannya berbahasa jerman.seorang warga kulit hitam aku tanyakan dimana tempat yang bisa untuk merakit sepeda dan kami ditunjukan tempat untuk merakit sepeda di suatu pojokan gedung sepertinya tempat tunggu bus diluar gedung bandara.
"Willkommen in Berlin.."
merakit sepeda di suatu pojokan
Tidak ada kendala yang berarti dalam perakitan sepeda, Simcard Vodafon eropa yang sudah aku persiapkan sejak dari Indonesia pertama kali aku gunakan untuk chatting wa dengan Gerald seorang host warmshower di Berlin yang akan jadi tuan rumah kami malam ini,dirinya mengatakan agar aku menunggu di bandara kemudian menjemputku sore sepulangnya dia bekerja,tapi aku kasih tahu aku akan ke KBRI dulu setelah itu sore akan kerumahnya dan dia menyetujui rencana tersebut.
 Selesai semua sepeda kami bergerak menelusuri jalan di Berlin ini dengan tujuan pertama ke KBRI.
Bendera merah putih yang kupasang disepeda berkibar dihembus angin seakan melambai pada penduduk lokal memberi tahu kedatangan kami untuk persahabatan. Bermacam perasaan dalam dibenaku,ada rasa senang didaerah yang aku impikan dan ada juga rasa was was apakah aku sanggup mengatasi segala kendala atau kesulitan yang akan terjadi tapi dalam hati aku sudah bertekad aku harus menyelesaikan misi ini sebaik mungkin tanpa merepotkan orang lain. Aku sebagai navigator mengikuti arahan google map dan joker mengikutiku dari belakang. 
Seting dikepalaku biasa kendaraan di kiri agak lama penyesuaiannya ke jalur kanan disetiap persimpangan aku harus pikirkan lagi jadi sedikit agak lambat.
Jalur khusus untuk sepeda umumnya lebar dan nyaman banyak pesepeda berpapasan. 
Disini mobil akan mengalah apabila berhadapan dengan sepeda begitu juga sepeda akan mengalah berhadapan dengan pejalan kaki.
Udara segar dan terasa agak panas jadi tidak seperti yang aku perkirakan sebelumnya. Keluar dari bandara kami menelusuri Saatwinkler dam hingga  berakhir Lehrter str,bangunan bangunan kuno disepanjang jalan mengingatkanku film James bond dalam actionnya di jerman Timur zaman dulu. Lebih kurang Satu setengah jam kami bersepeda,disatu bangunan berasitek eropa clasik aku melihat bendera merah putih di dinding bangunan,melihat merah putih berkibar di negri asing ternyata lebih membahagiakan dari pada melihat di negri sendiri.
Disambut pak Hannan hadi KBRI Berlin

Kami masuk ke gedung KBRI yang beralamat Lehrter str 16-17 Berlin dan disambut oleh Pak Fahmi beserta beberapa staf lalu menyusul Dubes pak Arief Havaz oegroseno. Kami beramah tamah sambil  aku menyatakan misi promosi wisata Riau dan penggalangan dana untuk pembangunan pesantren tahfiz Darussalam untuk para yatim dan dhuafa dibawah yayasan wakaf Almarwa Riau.
Aku menyerahkan foto foto dan video wisata dari dinas pariwisata Riau yang insyaAllah akan dibantu untuk dipublikasikan di Berlin ini.
Pak Dubes yang juga "penggiat" sepeda itu kelihatan senang sekali,bertemu sesama pesepeda rasanya kami seperti ketemu teman lama. Beliau menawarkan penginapan untuk kami malam itu di hotel Rossy kira kira 400meter dari kbri,dengan suka cita kami terima tawaran tersebut, beliau juga akan menemani kami bersepeda esok hari di Berlin.
Masuk hotel Rossy sepertinya terlalu mewah buat kami,malam nya aku blusukan ke tembok Berlin dan Stasion trai Berlin yang bangunannya spectakuler tersebut. Aku mmberi tahukan Gerald calon host ku malam ini bahwa aku tidak bisa hadir mungkin besok saja karena terlalu capek untuk kerumah dia lagi sayangnya dia tidak bisa menerimaku besok hari karena kesibukannya. Aku sedikit merasa bersalah dengan ketidak hadiranku kerumahnya malam ini perasaanku mengatakan dia agak kecewa dengan pembatalanku untuk kerumahnya malam ini.
Gowes bareng dubes RI untuk Jerman Bapak Arif Havas Oegroseno
Alhamdulillah hari kedua gowes bareng dengan pecinta sepeda Dubes RI untuk jerman bapak Arif Havas Oegroseno.Kami keliling Berlin kota yang ramah untuk para pesepeda dan santun pada pejalan kaki, pesan moralnya semoga Pekanbaru bisa jadi kota Berlin yang ramah untuk para pesepeda dan menghargai pejalan kaki.......
Sorenya kami check out dari hotel Rossy dan menuju ke Leipziger str appartement kepunyaan mertua pak Andi tinelung,kebetulan mertua beliau yang berasal dari sumatra barat itu sedang liburan ke luar kota dan pak Andi sendiri tinggal di appartemen lain tidak berapa jauh dari appartemen yang kami tempati sekarang. Malam itu kami hanya berdua dengan joker tapi segala sesuatu seperti makanan sudah dipersiapkan beliau untuk kami,aku duduk menikmati dinginnya malam dibalkon lantai 13, gemerlap malam kota Berlin bertabur cahaya dari lampu kendaraan yang tidak putus putus disepanjang jalan Leipziger,bangunan bangunan tua yang kokoh menjadikaan pemandangan yang sungguh excotic malam itu.
Pak Andi menetap dan bekerja di Brunai Embassy di Berlin ini dan juga sebagai Reporter sebuah tv swasta di Indonesia dan tertarik juga untuk meliput perjalanan kami.
Sambutan yang hangat dari keluarga pak Andi sungguh tidak bisa terlupakan.  
Pagi waktu subuh jam 6,Aku lihat dari smartphone suhu udara luar saat itu 6degC, Sambil menunggu udara sedikit hangat lalu kami menyedu kopi panas dan beberapa potong roti yang sudah dipersiapkan pak Andi,sekitar jam 11 udara luar sudah agak hangat kami berangkat bersepeda mengunjungi checkpoint Charlie. 
Udara cerah enak untuk beraktivitas pagi itu,dijalanan terlihat banyak pesepeda yang kelompok kelompok dan masing masing ada tour leadernya,kami masuk dalam arus tersebut. 
Hanya dalam waktu 20menit kami melihat  sebuah pos pengamanan dengan tulisan  Checkpoint.
Checkpoint Charlie (atau "Checkpoint C")
Checkpoint Charlie (atau "Checkpoint C") adalah nama yang diberikan oleh Sekutu Barat untuk titik penyeberangan antara Berlin Timur dan Berlin Barat di masa Perang Dingin.
Pemimpin Jerman Timur Walter Ulbricht memohon pada pemimpin Uni Soviet untuk membangun Tembok Berlin tahun 1961 untuk menghentikan emigrasi Blok Timur ke barat melewati sistem perbatasan Soviet, mencegah pelarian diri melewati batas sektor kota dari Berlin Timur ke Berlin Barat. Checkpoint Charlie menjadi simbol Perang Dingin, menggambarkan pemisahan Timur dan Barat. Ratusan bahkan ribuan korban mati tertembak sewaktu mereka berusaha penyebrang dengan melompati tembok bahkan menggali terowongan untuk lewat ke berlin barat.

Add caption
 Tank Soviet dan Amerika pernah berhadapan di lokasi ini pada Krisis Berlin 1961.
Setelah runtuhnya Blok Timur dan Reunifikasi Jerman, bangunan di Checkpoint Charlie menjadi atraksi bagi wisatawan. Sekarang terletak di Museum Sekutu di daerah Dahlem di Berlin.
Sebelum Sholat dzuhur kami kami menuju ke Masjid Indonesia berlin,bertemu dengan beberapa jamaah yang umumnya orang Indonesia dan beberapa muslim eropa.
Kami berkenalan dengan pak Hendra suhendar seorang akademisi yanng ramah,beliau bekerja  dan menetap di Berlin,dan beliau actvis muslim di german,Alhamdulillah misi perjalanan amal kita untuk pembanngunan pesantren Darusalam sudah disampaikan,beliau sangat antusias insyaAllah beliau akan bantu usahakan donatur dar jerman...
Jalan kota berlin umumnya datar dan mempunyai jalur khusus untu para pesepeda,sore itu kami terus melanjutkan perjalanan menuju rumah Bodo dan Britta seorang teman pesepeda local yang tergabung dalam komunitas Warmshower yaitu komunitas pesepda jarak jauh,sebelumnya aku sudah dapat konfirmasi untuk jadi tamunya menginap dirumahnya malam itu,jadi walaupun hari hampir gelap kami usahakan untuk tetap datang.
Aku sampai dirumahnya sudah agak malam sekitar jam 8. Daerah Spandow tempat mereka tinggal terletak lebih kurang 40km diluar Berlin adalah daerah peristirahatan dimusim panas dan di musim dingin umumnya warga sini akan kembali ke kota. Kami menggelar tenda dihalamannya yang asri kemudian malamnya disuguhi makan malam spageti yang langsung dibuat Bodo seorang IT enginner namun juga punya hobi memasak. Kami ngobrol dengan suami istri tersebut sampai tengah malam sambil menyeruput kopi panas yang kebetulan dari sumatra.
Bodo and Britta warmshower pertamaku di Berline
Bodo dan Britta juga seorang pemerhati lingkungan yang agak kecewa dengan kondisi hewan terutama orang hutan yang sudah tidak punya habitatnya lagi akibat perusakan hutan.
Aku berkesempatan memperlihatkan foto dan video wisata wisata riau dan mereka sangat tertarik dan dia akan atur waktunya untuk berkunjung ke Sumatra.(bersambung)
makan malam dengan keluarga Bodo



Gedung Parlemen Berlin





potongan potongan tembok Berlin sebagai monumen
Monumen Holocaust, Berlin, Jerman
makanan halal Kebab UE 5
checkpoint C blackbox
Gedung parlemen dari Landwher canal

No comments:

Post a Comment