Pages

Saturday, July 4, 2015

17.TOUR de ASIA_KBRI Bangkok ke Saraburi



Sarapan pagi di appartement pak Dicky alias eyang jangkung (FB),kemudian kami menuju rumah cak Didit untuk mengambil sepeda yang kami parkir dirumah beliau.
Cak Didit sudah duluan berangkat mengajar kesekolah dan kami di tunggu oleh pembantu beliau yang dengan ramah memberikan bekal nasi serta lauk pauknya untuk masing masing kami ditambah satu baju kaos,seragam yang berlambang KBRI yang diberikan oleh cak Didit,pakaian ini langsung kami sorongkan dan jam 8 kami mendayung sepeda dengan di konvoi mobil mas Dicky menuju KBRI ,kami dapati KBRI masih belum dibuka.
Sebelum bertemu pejabat kbri kami bertemu Cak Didit disekolah Indonesia yang masih satu komplek dengan KBRI,cak Didit memperkenalkan kami pada beberapa kariawan dan siswanya lalu beliau meminta kami memberi motivasi pada pelajar indonesia tersebut,senang juga rasanya bisa berbagi pada anak anak tersebut agar mereka lebih bersemangat dan pantang menyerah dalam berbuat sesuatu yang positif,aku berpesan pada mereka "Berikan yang terbaik untuk sesama dan jangan pernah menyerah mengejar cita cita"
Pak Gafar sebagai atase budaya di KBRI Bangkok menerima kami di kantornya lalu kami menerangkan misi kami mengenalkan Pekanbaru dan Indonesia di dunia luar kemudian menyerahkan plakat kenang kenangan dari wako pekanbaru.





Apresiasi dari Atase kebudayaan Bangkok

Kami coba minta bantuan consulat untuk minta diuruskan visa ke china dan perpanjangan tinggal di laos untuk satu bulan,tapi setelah staffnya mencoba menanyakan ke Consulat China di Bangkok sepertinya kbri tidak bisa untuk membantu dapatkan visa ke China,kami hanya pasrah dan kami akan coba lagi memintanya sewaktu di Laos nanti.
Pak Dicky yang setia menunggu kami dari tadi sekarang kembali ikut mengescort kami hingga keluar kota Bangkok. Di batas kota daerah Phatumtani,Sewaktu akan berpisah pak Dicky memberikan uang yang bantuan yang cukup besar pada masing masing kami,Subhanallah besar sekali pengorbanannya pada kami,aku hanya bisa berdoa untuk beliau semoga Allah membalas segala kebaikannya.
Udara terasa makin panas menyengat kulit,setelah dua jam lebih mengayuh lalu di universitas Bangkok kami berhenti istirahat dan makan siang di Mc Donald.
Terasa sekali beda jalan di thailand yang lebar,tetapi trailler panjang ngebut dibelakang kami membuat hati ini ciut juga. Kami terus mengayuh hingga jam 16 sore,aku agak galau memikirkan tempat nginap malam itu karena biasanya aku tidak begitu khawatir di daerah muslim yang banyak mesjid untuk menumpang malam.


Akhirnya di suatu stasion pengisian bensin di distrik wang Noi,aku buru buru ambil uduk karena sholat zuhur dan asharku belum dilaksanakan karena tidak ada tempat sholat yang dirasa pantas,lalu disuatu pojok pedestrian aku geĺar matras lalu aku dan joker bergantian sholat disitu beberapa orang yang lewat seperti melihat keheranan pada kami namun aku tidak hiraukan dan sangat memaklumi hal ini.

Sholat di pojok pedestrian

Kami bertanya pada petugas kebersihan disitu untuk numpang pasang tenda untuk nginap di area tersebut,tapi susah sekali berkomunikasi akhirnya kami diam saja menunggu agak sepi lalu mendirikan camping berjejer dipojok dekat tanki,tadinya aku agak khawatir dilarang oleh petugas tapi Alhamdulillah kami bisa istirahat sampai pagi di tenda itu.


camping di emperan

Untuk makan sore itu untung ada nasi yang tadi disediakan oleh istri mas didid dari Kbri lalu kami numpang makan di foodcourt sebelah tenda kami,agar tidak terlalu nora numpang makan nya kami pesan air mineral,sambil nanya out let listrik untuk charge phone cell kami...wkwkk.
Pagi hari tanggal 18 November sudah satu bulan kami meninggalkan rumah,rasanya baru kemarin kami berangkat dari rumah,aku melamun sambil membenahi tendaku dan peralatan tidur lainnya,rasanya saat di Thailand ini kami mulai merasakan banyak tantangan,terutama faktor bahasa,makanan halal dan tempat istirahat dan sholat.
Malam tadi opung tidak mengembangkan tendanya untuk tidur karena malas dan panas katanya jadi dia lebih memilih pakai matras dan sleeping bag saja di emperan foodcourt,belakangan aku ketahui ternyata tendanya sudah rusak akibat salah pasang sehingga berantakan.

opung tidak mengembangkan tendanya

Jalan menuju Saraburi lebar mulus dengan tiga jalur di tambah jalur lambat yang mempunyai jalur khusus untuk sepeda walaupun ramai kendaraan trailler yang panjang panjang tapi aku merasa aman di jalan thailan ini.

Kiri kanan jalan umumnya di hiasi gudang dan fabrik fabrik,aku tidak melihat perumahan penduduk dipinggir jalan walaupun disitu banyak pekerja kemungkinan kariawan disitu pakai transportasi khusus dari daerah yang lain untuk datang kesitu,kadang kadang ada sepeda motor melewati kami 
mereka datang dari jalan jalan desa yang lebar kurang lebih 8meter dan juga mulus kemudian bertemu di jalan utama ini. kemudian disetiap 5km ada jalan layang untuk pindah jalur atau U turn, Aku melihat Thailan lebih bagus diantara negara asean dalam hal infrastukturnya,pembangunan dan jalan antara kota dan desamereka  mempunyai kwalitas yang bagus dan merata, apalagi kalau dibandingkan Indonesia yang mendapat perhatian dengan kwalitas yang bagus hanya di kota dan jalan daerah umumnya compang camping tak terurus.
udara sangat panas dan kayuhan kami juga banyak dipengaruhi hembusan angin yang bertiup dari depan hingga kecepatan rata rata kami hanya bisa maximum 14km/jam kalau normal tanpa angin biasanya bisa 21km/jam.
Masuk Saraburi hari sudah jam 11.00 lalu kami lanjut ke kanan kearah Lam takhong,sambil jalan kami melirik terus kalau ada mini market 7elevent yang ada menjual makanan halal untuk makan siang.


Dibawah jembatan layang kami berteduh dan istirahat lepas lelah,tiba tiba ada truck berhenti,dan sopirnya turun berjalan kearah kami,aku sedikit heran, mau apa orang ini,tapi begitu dekat kami dia menyodorkan sebotol besar air mineral pada opung,omongannya tidak kami mengerti tapi dari gerakannya tentu dia mengatakan "minumlah air ini untuk kalian"  belum habis heran kami lalu orang tersebut permisi dan berangkat naik truknya lagi.
Sudah jam 13 masih belum ketemu makan yang cocok akhirnya karena sudah tak tahan lapar kami mampir disebuah warung pinggir jalan di Mueang yang cukup nyaman dan  ada beberapa pengunjung lokal yang sedang makan.

mampir di warung

Aku lihat disitu ada telor dan sayur sayuran seperti bahan pembuat gado gado,aku meyakinkan diri kalau nanti yang akan dimasaknya halal,tiba tiba ada seorang bapak bapak pengunjung mendekati kami dan bertanya dengan bahasa inggris yang terpatah patah,nampaknya dia ingin membantu kami berkomunikasi,mungkin karena kami orang asing dan pesepeda jauh yang kelaparan,aku coba minta bantuan dia memesankan makanan yang halal tanpa unsur babi buat kami atau hanya goreng ayam dan gado gado.
Nasi yang rasa ketan segela lewat ke perut kami selanjutnya ayam goreng dan gaso gado yang rasanya khas sekali,pedasnya minta ampun,mudah mudahan perutku tidak bergolak karenanya.
Sebotol pepsi cola dingin mengurangi haus saat itu. Bapak yang tadi menolong memesankan makanan membayar semua makanan kami,sambil memberi tanda kemeja dan menunjukan dompetnya dia bilang "I pay..I pay all"
Huuh..malaikat mana lagi yang menolong kita ini aku bilang pada opung yosef untuk menolaknya dan bayar sendiri,tapi orang tersebut ngotot membayarkannya, dan aku terperangah dan mengatakan "thank you..may god bless you" lalu bapak tersebut pergi melanjutkan perjalanannya dengan tujuan Bangkok untuk membawa dagangannya dari hasil pertanian. aku meihat gambaran petani di thailand umumnya seperti bapak tadi yang mempunyai kendaraan pickup dan bertani dengan menggunakan alat modern.
Lama kami istirahat di warung tersebut,mungkin karena kekenyangan dan udara yang panas diluar membuat kami enggan keluar warung tersebut untuk memulai kayuhan.




Tidur menunggu hidangan
Sudah jam 14.30 kami mulai mengayuh sepeda lagi,kali ini pemandangannya sedikit berbeda juga kontur jalannya yang naik turun didepan kami lihat ada bukit bukit dan kiri kanan sudah mulai ada hutan yang menghijau,kami memasuki Muak lek jalannya mendaki panjang,jam 17.00 kami berhenti di sebuah Gas station distrik Pak chong disitu kami buat kemah lagi di samping warung orang.

No comments:

Post a Comment