Pages

Monday, July 6, 2015

22.TOUR de ASIA_Sorga Peturing Dunia





Perjalanan impian melewati Sorganya peturing dunia,itulah judul yang sering aku baca dan dengar dari setiap pengelana sepeda di pelosok dunia,Perjalanan yang cukup berat penuh tantangan itulah yang harus kami hadapi untuk menuju sesuatu yang jadi impian,semua persiapan untuk suatu perjalanan clasic Vientiane Luang prabang rasanya sudah siap semua.
Asean global at Mekong River Vien Tiene.

Sepeda yang kemarin diservice sudah terpasang dengan 4 pannier muka dan belakang berisisikan kebutuhan kami selama diperjalanan nanti,pagi ini hari Sabtu tanggal 29 November jam 6 pagi kami sudah mengayuh sepeda keluar dari mess KBRI,bermacam perasaanku saat itu,senang,khawatir dan sedikit cemas mendengar medan yang harus kami lalui nanti.
Belum banyak mobil saat itu dan lagi hari ini hari sabtu libur.
Kemarin sore ada sedikit kekeliruan yang tidak kami sengaja yaitu membawa tamu sahabat kami Kharleez yang non WNI menginap di Wisma RI belakangan kami diberi tahu bahwa hal ini tidak dibenarkan,atas kekeliruan ini kami minta maaf pada ibu Monica atase budaya lalu Kharleez akhirnya pindah ke tempat penginapan komersial.

Kami bertiga mengayuh menuju homstay Funky monkey di pinggir sungai Mekong menjemput kharleez peturing Malaysia yang akan kayuh bersama dengan kami menuju vietnam.
Funky monkey
Jalanan yang mulai ramai di vientien membuat kami terpisah lagi dengan opung Sitor,aku dan kharles sempat kembali lagi kebelakang dan mencari hingga setengah jam,sayang tidak ketemu.
Kami melanjutkan perjalanan bertiga dengan Joker dan kharles,semakin keluar kota kendaraan mulai berkurang dan jalanpun mulai ada yang rusak dan berdebu.


Kualitas aspal di laos permukaannya terlalu kasar seperti tidak dipadatkan dan kerikilnya kasar kasar menonjol dipermukaan seperti kacang yang ditebar diatas permukaan kue martabak.
Sampai daerah Nam houm kami istirahat makan siang dengan menu soup ayam yang hambar dan tidak begitu sesuai dengan lidahku.




orang laos agak pemalu

Disuatu lapak penjual buah buahan 20km sebelum pertigaan Nam Ngum lake kami istirahat makan buah semangka dan buah yang tidak kukenal namanya dan rasanya seperti mangga.
Beberapa menit kemudian opung muncul dihadapan kami sambil ter engah engah memberikan keterangan alasannya bisa terpisah.
Perjalan siang sangat menguras tenaga karena panas yang menyengat namun dengan pemandangan sawah dikiri kanan rasa bosan itu bisa terobati,hingga akhirnya kami sampai di gas station yang besar dan baru launching di daerah Sam zoum.

Zam Zoum gas station 
Malam ini adalah kali pertama kami nginap dan camping di gas station Laos. Agak sulit juga mengkomunikasikan permintaan izin kami untuk camping di area tersebut,tapi setelah kami tunjukan gambar camping kami yang lama,mereka baru mengerti dan mempersilahkan kami mendirikan tenda dekat cafe yang belum dibuka,tanpa menunggu lama aku menurunkan tenda dan peralatan tidur untuk dipasang,dalam sepuluh menit tendaku sudah berdiri didalam ruangan yang masih kosong tadi,sebetulnya tanpa tenda tidur sudah aman tapi mengingat udara yang dingin waktu malam aku memilih untuk pasang tenda saja.
Kecenderungan orang laos agak pemalu tapi setelah kita sapa dengan "Sabayde"Mereka sepertinya mulai terbuka dan ramah,kembali kami malam itu di jamu satu kluarga Laos yang suaminya Mr.Ing bekerja di gas station itu menjamu makan malam.



makan malam
Cara makan laos agak unik yaitu makan nasi ketan (nasi biasa jarang ditemukan) di satu wadah bambu lalu masing masing kita mengambilnya segenggam dan biasanya dikepal kepal dengan tangan hingga bulat lalu di celupkan ke wadah gulai dan di santap,rasanya seperti makan ketan pakai sayur dan agak asin asin sedikit,rasanya lumayan enak untuk pengisi perut.
Hinheup menuju Vang veng
Hari ke dua Hinheup menuju Vang veng,treck yang sangat menarik dengan diawali tanjakan perbukitan laos utara sekitar 2km kemudian sampai di puncak lalu penurunan yang panjang mengantar kami kembali melayang bagai camar menyelusup kedalam kabut pagi diantara hutan dan lembah pegunungan hijau seakan mengatakan "datang lah padaku dengan damai" nyanyian alam ebiet g ade makin menyatukan perasaanku dengan alam.
Aku ber kejar kejaran di penurunan itu dengan joker dan khaleez udara pegunungan yang dingin menambah indah perasàan.
Dari kejauhan,jalan yang tadi beraspal mulus tiba tiba berobah menjadi berlobang lobang besar yang menganga siap menerkam sepedaku,aku meliuk kekanan diantara aspal yang masih tersisa,debu dari semburan roda truck memancar kemana mana.

debu

Didepan aku lihat Joker dan Kharleez berhenti,ternyata roda belakang sepeda joker kembali baling menyebabkan rem v brake belakang lengket terus dan mengerem rodanya. dari kondisi yang aku lihat kerusakan ini tidak bisa kami tangani langsung saat itu karena akan memakan waktu yang lama sedangkan saat itu kita ditengah hutan.kami masih berusaha melepaskan v brake tapi tidak berhasil karena ban sepeda sudah menyenggol ke frame,akhirnya kami putuskan untuk mencari tumpangan dan loading sepeda joker sampai ke vang vieng dengan harapan nanti diperbaiki ke bengkel yang ada di Vang vieng,aku lihat joker mulai hilang semangat dan ingin kembali ke Viantiene dan mengakhiri perjalanan yang makin berat didepan kami,suatu ujian mental yang cukup berat saat itu bagi kami,opung Sitor yang ingin kami mintai pendapatnya sudah menghilang didepan tidak tahu rimbanya lagi dan juga tidak bisa dihubungi dengan telpon.
Aku dan Kharleez memberi semangat pada joker agar duluan ke Vang vieng mencari bengkel kemudian kami akan menyusulnya,akhirnya joker setuju.
Kira kira setengah jam kami berhenti dipinggir jalan belum ada kelihatan mobil yang kira kira bisa membawa sepeda joker kalaupun ada orangnya tidak bersedia menolong mungkin karena keterbatasan bahasa,suatu kali tiba tiba lewat mobil Mitsubishi pick up double cabin,dengan harap harap cemas aku mencoba lagi menyetopnya,ternyata dia berhenti sewaktu aku sapa "good morning sir,we are in trouble,would you like to help us" dengan antusias sopir dan tiga penumpang berhenti,ternyata mereka adalah orang Bangkok Thailand yang juga sedang menuju ke Vang vieng dan mereka menanyakan kondisi kami,lalu setelah kami beritahu ingin menumpangkan joker dan sepedanya sampai ke bengkel terdekat atau kota Vang vieng merekapun menyetujui.
joker dan sepedanya


Joker dan sepedanya naik ke pick up lalu aku dan Kharleez melanjutkan kayuhan sepeda dengan harapan bertemu nanti dibengkel terdekat atau di kota Vang vieng.
Disebuah pondok kosong ditengah pesawangan aku berhenti untuk minum dan menyeka muka yang berkeringat bercampur debu....Kharleez sudah duluan didepan,aku merasakan beratnya medan waktu itu,dalam hati aku bisikan pada diri sendiri aku harus kuat dan tidak boleh menyerah,aku tak henti hentinya berdoa agar diberi kekuatan.
baca pesan singkat

Aku lihat ada beberapa miscall dari joker dan aku baca pesan singkat mengatakan bahwa dia berada disuatu desa Sangnoum dan mencari tumpangan untuk kembali ke Vientiane karena menurut informasi dari warga tidak ada bengkel sepeda walaupu sampai ke Vang vieng,aku jadi penasaran lalu memberi pesan singkat lagi supaya jangan berangkat dulu karena aku akan akan memastikan keberadaan bengkel di Vang vieng,aku ingat pada Mr Kamdai teman kami orang bengkel di viatiane,dan dengan harap harap cemas karena signal telpon yang lemah aku coba telpon,Alhamdulillah berhasil dan aku dapat info dari Mr Kamdai bahwa dia memastikan ada bengkel di Vang vieng,lalu pesan ini ku sampaikan pada joker,akhirnya joker menunggu kami datang menyusul ke desa Sangnoum.


Desa Sangnoum

Dua jam kemudian kami ketemu joker di depan sebuah warung,lalu joker mengatakan dia turun dari tumpangan pick up tadi karena terpengaruh sewaktu bertanya ke bengkel sepeda motor disitu mengatakan dengan yakin nya bahwa tidak ada bengkel sepeda di Vang vieng lalu turun dari tumpangan ke Vang vieng tadi dan memutuskan untuk cari tumpangan pulang ke Vientiane,aku memaklumi kondisi Joker yang agak tertekan lalu aku meyakinkan Joker lagi untuk tetap ke Vang Vieng mencari bengkel yang sudah disebutkan posisinya oleh pak Kamdai. Kembali joker naik angkutan umum dan sepedanya diikat di dinding mobil kali ini terpaksa bayar seharga 75ribu kip atau kira kira 150ribu rupiah.
naik angkutan umum
Vang veng masih 68 km lagi,jauh aku harus bangkit lagi kalau tidak ingin tidur di hutan....setiap memasuki beberapa desa suara suara kecil anak laos memberikan semangat padaku "Sabaydee...sabayde" aku begitu terharu dan bahagia kalau kedatangan kami bisa memberi kebahagiaan pada mereka.
68 km lagi

Aku melanjutkan kayuhan dengan Kharleez hingga disuatu warung dipinggir desa aku melihat sepeda opung parkir,kami berhenti dan ternyata opung sedang makan siang,aku ceritakan semua kejadian tentang joker akhirnya kami bertiga melanjutkan perjalanan untuk bisa secepatnya bertemu Joker.
warung dipinggir desa 
Beberapa kali kami berpapasan dengan pesepeda turing dengan beban yang penuh.dari arah Vang vieng,kecepatan yang laju membuat kami segan berhenti tapi cukup dengan sapa lambaian tangan.
Suatu kali di suatu daerah yang cukup sepi aku ketemu seorang pemuda asal changshu bernama Xindan shen yang berjalan pakai Backpack di punggungnya lalu aku dan khalez berhenti tertarik melihat penampilannya dan menyapanya,dia bisa berbahasa Inggris menerangkan bahwa dia sudah berjalan dari daerah asalnya di changshu ke Vang vieng sudah tiga bulan lebih atau kira kira sudah 2000km lebih tanpa kendaraan hanya jalan kaki saja. 

Dia mengatakan murni jalan kaki dimana kemalaman disitulah dia tidur dengan segala peralatan backpack yang bertengger di punggungnya. Kami saling bertukar alamat FB dan aku memberinya satu botol air mineralku yang masih tersisa,belakangan sewaktu aku sudah sampai di Kamboja dapat berita dari dia bahwa dia terserang diare berat di daerah udong thani Thailand dan berencana untuk pulang ke china lagi.

Sore menjelang magrib kami dihadang bentangan pegunungan yang harus kami lalui menuju Ke Luang prabang. 

Welcome to Vang Vieng

Matahari mulai merah tembaga berarti magrib menyusul kami memasuki kota Vang Vieng lalu aku membaca pesan singkat Joker bahwa dia menunggu dipersimpangan Blue Lagon. 
Blue Lagon Vang Vieng

Kami memasuki kota Vang Vieng,udara terasa dingin,lampu cafe dan toko toko souvenir menerangi kota,suasana nya di penuhi oleh para turis kulit putih dan jepang persis seperti di Kuta Bali,kami berjalan menuntun sepeda di pedastrian kearah posisi yang diberi tahu Joker,lalu disuatu cafe aku melihat sepeda Joker yang dihiasi bendera asean ,kemudian muncul joker dengan wajah cerah mengatakan bahwa sepedanya sudah diperbaiki dan kembali normal.



joker dengan wajah cerah

Cukup sulit buat kami menentukan dan mencari tempat camping di hari yang sudah gelap saat itu,selagi berpikir dan berbincang itu tiba tiba ada seorang turis bule tertarik melihat kami bersepeda lalu menyapa dan menanyakan asal kami,dengan simpati dia memberitahu dan mengantar kami ke guest house yang cukup murah yaitu 50000kip atau sekitar rp70ribu semalam,maka kami putuskan ambil 2kamar untuk berempat dan kami nginap di guest house Seng Aloun di pusat turis Savang village.
Cari guest house



Savang village
Malam ini akan kami habiskan untuk istirahat di vang veng selama 2 malam dan esok kami akan explore Vang vieng yang exotic ini.
Note:foto foto ada di fb

No comments:

Post a Comment