Pages

Tuesday, November 22, 2016

25.Tour de Borneo_Batu kajang to Balikpapan

Jeruji roda belakangku yang putus sungguh sangat mengganggu kenyamanan dan menimbulkan kekhawatiranku untuk melanjutkan perjalanan akhirnya aku putuskan untuk loading sepeda hingga ke kota Kandangan,dikota ini sepedaku dibongkar disatu bengkel yang berada di pasar kota kandang untuk pemasangan jeruji baru,mekaniknya yang jarang menerima sepeda jenis sepeda multiple gear ini agak kesulitan menangani sepedaku karena Tools nya yang kurang kengkap "biasanya reparasi Becak pak"kata montirnya. Berkat kegigihannya,roda belakangku akhirnya selesai penambahan jerujinya walaupun setelannya masih tidak senter alias baling,aku putuskan untuk melanjutkan bersepeda dengan kondisi seadanya ke Barabai yang berjarak 30km lagi,sepeda terasa terseok seok tidak stabil jalannya,aku dayung sambil terus berdoa agar jangan sampai ada halangan lagi dalam perjalanan ke Barabai ini.

Sahabat kami di Barabai Iren B-Cex sudah menunggu dan menjemput kami di batas kota Barabai. Sepedaku dicek lagi yang ternyata stelan jari jarinya tidak bagus lalu di stel lagi disebuah bengkel yang sewaktu dibayar dia menolak dengan alasan bahwa dia juga sama sama pesepeda katanya. Alhamdulillah ketemu mekanik yang baik hati. Hari sudah jam 15 sore dan tawaran Budi B-Cex untuk menginap dirumahnya langsung kami terima.

Kami menginap di rumah keluarga Budi yang cukup uniq yaitu lima orang bersaudara mempunyai hoby sepeda dan sering ikut even sepeda memakai nama Bcex yang anggotanya terdiri dari Lima bersaudara tersebut.

Pagi 12 November setelah pamitan pada keluarga Budi yang baik hati ini,kami memacu sepeda lagi menuju Balikpapan dengan target sampai di gunung Halat,jalan yang agak datar kami libas dengan speed rata rata 26km/jam,kawan kawan yang mengantar kami merasa speed kami kencang sekali dengan membawa beban pannier,kami menyadari itu tapi hal ini adalah karena kami memanfaatkan jalan rata untuk mempersingkat waktu   yang mungkin akan lebih lama diwaktu di Gunung Halat yang mempunyai pendakian yang terjal nanti. Satu satu kota kami lewati,Balangan, Tabalong dan Kami sampai di kota Tanjung jam 11.

Tanpa istirahat kami melanjutkan hingga jalan dari Kota Tanjung mulai menanjak panjang disini tenaga kami mulai terkuras hingga makan siang disebuah warung sebelum desa Hulu.

Kami sampai di desa Namun jam 16 sore,pencapaian kami sudah 110km dan kami memutuskan untuk menginap di losmen tanpa nama yang ada dipinggir jalan itu dengan harga rp175 ribu semalam,lumayan bisa istirahat walaupun sempat listriknya padam dan tidur tanpa kipas angin diudara yang agak panas.

Pagi selesai subuh di desa Namun Kalbar kami mulai kayuhan kearah Kaltim,udara yang masih segar dan jalanan yang masih sepi kesempatan untuk memacu sepeda lebih kencang,kontur jalan yang terjal agak menguras tenaga akan tetapi permukaannya yang umumnya mulus agak membantu kami untuk tidak ragu meluncur kencang guna mendapatkan ayunan dorongan di tanjakan,sesampai dipuncak terlihat lagi tanjakan berikutnya persis seperti medan perjalanan sewaktu kami melewati Kalbar kalteng.

Jam 10 kami sampai di Gunung Halat perbatasan Kalsel dengan Kaltim. Sekitar daerah perbatasan banyak ditemui warung warung penjual makanan dan minuman,aku memesan air minum hangat untuk pelepas dahaga lalu Auful memberi tahu aku untuk melihat satu pohon di perbatasan yang cukup uniq tapi nama pohonnya aku tidak tahu,pada satu pohon tersebut ada dua ukuran daun yaitu dahannya yang kearah kalsel daunnya besar besar dan yang menghadap ke kaltim daunnya kecil kecil.tidak ada perkampungan diperbatasan ini tetapi hanya warung warung kopi tempat para pengendara kendaraan istirahat melepas lelah.

 Udara makin panas,jalan dibahagian kalimantan timur ini sungguh parah sekali,sebagian dalam perbaikan dan dicor dan ada juga yang masih terbengkalai compang camping,tanjakan yang tinggi tinggi di tambah lobang lobang besar dan batu batu kerikil berserakan dijalanan sehingga debu yang beterbangan sangat mengganggu pernapasanku,dalam kondisi tersebut kami tidak mungkin untuk memacu sepeda ditanjakan,beberapa kali aku harus dorong sepeda ditanjakan tersebut,mendorong sepeda di terik udara panas ditambah debu yang mengganggu pernafasan sungguh memerlukan kesabaran dan extra tenaga agar berhasil sampai ke puncak,aku berusaha menikmati pengalaman yang istimewa ini dan menyadari bahwa daerah ini benar benar suatu ujian kesabaran ku. Kadang kadang timbul rasa bosanku lalu aku berhenti dan duduk diam beberapa saat lalu bangkit lagi buru buru khawatir kemalaman di daerah tidak berpenghuni.

Beberapa ruas jalan dekat Muara komam ada penyemenan jalan sampai Batu Kajang, di kota ini mulai terasa aspal yang lumayan bagus,kami memasuki kota Batu kajang dengan rasa syukur yang amat sangat kami memutuskan untuk bermalam dikota ini,mataku tak henti hentinya mencari warung yang menjual es campur,entah kenapa aku rindu sekali minum es campur saat itu,tapi sepanjang jalan tidak kutemui akhirnya karena tidak tahan haus aku berhenti di kaki lima disitu ada penjual buah dingin,aku berenti disitu beberapa pasang mata memandang aku yang sudah kering dan kumal kena debu jalanan,aku lahap beberapa potong semangka dan pepaya terasa nyaman sekali dikerongkongan. 

Kami sholat dzuhur di masjid raya Batu kajang selesai sholat aku perhatikan sepertinya mendung diarah utara,kami pertimbangkan kalau perjalanan diteruskan kami akan kehujanan dijalan yang tidak ada perkampungannya,lalu kami memutuskan untuk istirahat di desa batu kajang saja.

Hujan deras turun mulai dari jam 16 sore itu sampai malam,kami mempertimbangkan untuk naik bus sampai penajam karena hujan tidak kunjung berhenti dan tentu jalannya akan sulit dilalaui karena berlumpur dan tidak aman untuk bersepeda, akhirnya kami tidak jadi tidur dikota tersebut dan kami menaiki bus malam jam 2pagi hingga sampai di Penajam subuh.

13 November 16 genap sebulan perjalanan kami,keluarga sudah menunggu di Balikpapan.

Kami turun bus di pelabuhan feri Penajam,aku lihat ban belakang sepedaku kempes total,di jembatan menuju feri yang masih sepi aku berhenti lalu mengganti ban dalam sepeda dengan yang baru lalu sepeda kembali kami kayuh menuju pelabuhan kelotok atau kapal kayu tradisional,disini kami menyebrang dengan kapal kayu menuju dermaga kampung baru Balikpapan.

Kesan pertamaku memasuki kota ini adalah bersih,tidak terlihat tumpukan sampah sebagaimana kota kota di Indonesia,lebih mirip kota kota di Malaysia,kendaraanpun rada tertip dan tidak ada yang serobot sana serobot sini,aku acungkan jempol untuk ketertiban berkendaraan ataupun kebersihannya di Balikpapan ini.

Sepeda kami menuju ke arah kantor Chevron di Pasir Ridge, Jalan Attaka Besar, Telaga Sari, Balikpapan Kota,kami bertiga memasuki tanjakan yang lumayan tinggi lalu berbelok ke kiri disitu terlihat papan nama PT.Chevron Pacific Indonesia dimana aku pernah bergabung selama 30tahun di perusahaan ini sayangnya sampai pensiun belum pernah berkunjung ke kantor Balikpapan ini,maka saat pensiun ini baru bisa berkunjung.

Tidak banyak pegawai terlihat karena hari itu adalah hari libur Minggu,kami lanjutkan menuju hotel Mega lestari disitu sudah menunggu keluargaku dan keluarga Awful. 

Ini lah akhir dari petualangan kami selama 30hari menjelajahi belantara Kalimantan total jarak tempuh sejauh 2640km,ini melebihi perkiraan kami sebelumnya yaitu 2335km. Perjalanan ini sudah menurunkan berat badanku dari 70kg menjadi 64kg kemudian menghancurkan 2 sendal jepit yang selalu lengket dikaki selama gowes dan 1ban luar sobek/berlobang,5ban dalam pada bocor semua,satu kali patah jeruji sepeda dan belong,satu kali jatuh dari sepeda karena ban bocor di daerah Palangkaraya Alhamdulillah tidak cidera hanya memar dipaha. Menyaksikan langsung fatal exident jalan raya Di daearah batas kota Rantau Kalsel dan jalan raya Loksado Kalsel. 

Dalam sebulan juga pernah mengalami sakit diare satu hari lalu batuk tanpa pilek di akhir perjalanan didaerah Muara Koman yang penuh debu. Dan yang tak kalah penting persahabatan dan silaturahim kami di semua tempat yang dikunjungi di  Malaysia ataupun di Indonesia makin bertambah. 

Terakhir saya Tasman Jen"Mak Katik" dan Sahabatku Syaiful Highlinder "Awful" mendoakan semoga semua kita khususnya yang mengikuti perjalanan kami ini di limpahi dengan segala keberkahan dan kesehatan oleh Allah...amiiin.

Sampai jumpa in sya Allah di mimpi kami berikutnya "silk road" in Central Asia. 

Salam hormat.

Tasman jen

No comments:

Post a Comment