Pages

Sunday, November 20, 2016

21.Tour de Borneo_Pasar terapung Lok Baintan

5 November 2016.
Selesai sholat subuh kami langsung persiapkan sepeda untuk menuju pasar terapung Lok Baintan,sungai Martapura di kabupaten Banjar. Pasar terapung di lok Baintan ini masih natural atau bukan hasil rekayasa pemerintah untuk wisata seperti halnya di pasar terapung di Sirin di kota Banjarmasin. Kita bisa naik perahu kira kira setengah jam dari Banjarmasin ke Lok Baintan atau lewat jalan darat yang agak jauh dan sulit ditempuh,tapi tidak ada salahnya kami mencoba ke situ bersepeda melalui jalan tradisional.
Kawan kawan pesepeda Banjarmasin menelpon kami untuk segera berangkat agar kami sempat kepasar tradisional tersebut sebelum turup jam 9pagi.
Jam 6pagi kami sudah meluncur dengan sepeda tanpa pannier dari jl.Raya beruntung menuju Lok Baintan sejauh lebih kurang 20km.
Jalan aspal berakhir setelah 10menit perjalanan lalu diganti dengan jalan tanah berkerikil dan berbatu batu pecah/runcing sebesar tinju,sepeda bergetar getar sewaktu roda menggelinding diatas batu batu tersebut,masuk dan keluar desa dengan kecepatan 10km per jam cukup kencang bagiku saat itu.lebih kurang 1 jam bersepeda dijalan berbatu selebar 2meter,kami sampai di desa Lok Baintan kabupaten Banjar .
Kiri kanan jalan bangunan rumah penduduk yang sederhana umumnya dari kayu dan kelihatan lingkungannya bersih,penduduknya umumnya muslim dan ramah menyapa.
Kami menuju sebuah barak atau rumah penduduk yang terletak persis menjorok ke sungai Martapura.
Teman kami dari Banjarmasin mencarter satu perahu untuk kami berperahu ketengah pasar terapung yang sedang ramai tersebut.
Di sungai yang lebar itu terlihat perahu perahu dengan pedagang pedagangnya yang semuanya perempuan yang berjilbab.
Di dalam perahu terlihat  hasil hasil ladang mereka seperti pisang,ubi,timun,jeruk,sayur,ayam dan juga ada perahu yang hanya menjual kulkner seperti kopi dan teh panas lalu ada juga kue kue basah,serta nasi kebuli dll.
Aku pesan teh hangat dan beberapa potong kue untuk pengganjal perut yang sudah mulai keroncongan. Perahu mereka hilir mudik menyelusup diruang antara perahu perahu yang ada sehingga saling bergeser satu sama lain, itu adalah suatu hal yang biasa tidak ada kemarahan dan tidak terdengar suara suara keras seperti pasar tradisional di daratan umumnya,suasananya khas sekali dengan bahasa banjar pinggiran yang tidak aku mengerti,mencari pembeli sambil menawarkan dagangannya kepada pengunjung yang juga diatas perahu. Kalau ada transaksi perahu mereka didempetkan lalu setelah transaksi perahu mereka bergeser lagi kearah lain. Ada juga transaksi yang dilakukan dengan Barter atau mempertukarkan barang dagangannya yang mereka sebut Bapanduk. Lebih kurang kami satu jam diatas perahu akhirnya kami ingin pulang kembali ke dermaga tempat naik perahu tadi,lumayan jauhnya pasar itu hanyut mengikuti arus air sungai Martapura dan menurut pak Ismail tukang perahu kami,pasar akan berakhir nanti di daerah sungai Madang lain sekitar jam 10 pagi.
Jam 10 kami pulang ke kota Banjarmasin melalui kabupaten Barito kuala dengan jalan jalan desanya yang cocok untuk sepeda montai bike,barang barangku yang diletakan di handle bar bag pada bergetar getar semua dan satu flash light copot kepalanya berantakan.
Kami sampai dikota dan mampir di kuliner khas daerah yaitu Ketupat Kandangan dengan cara makannya yang uniq yaitu dengan memakai tangan dan tidak pakai sendok walaupun ada kuah santannya yang menggenang.
Beberapa saat kami di warung tersebut menyusul datang teman kami yang dulu ketemu di Palangkaraya Jelly Kalbulan yang sedang turing keliling Indonesia,kami berencana meneruskan perjalanan senin nanti ke Balikpapan dengan gowes bersama.
Kawan kawan dari banjarmasin satu persatu pamitan dan ucapkan selamat jalan pada kami kalau tidak ketemu.jam 12 kami kembali ke penginapan di jalan Raya Beruntung jaya,Alhamdulillah capek sudah terobati dengan pengalaman baru yang ditemui...sampai jumpa..😍😀

No comments:

Post a Comment