Pages

Sunday, November 20, 2016

22.Tour de Borneo_Banjarmasin to Rantau

Senin 7 November 2016.
Jam 7 pagi kami menelusuri kota Banjarmasin keluar dari jalan beruntung jaya lalu masuk jalan Jend A Yani,jalan sudah mulai ramai oleh kendaraan yang,beberapa teman komunitas menelpon kami minta maaf tidak bisa melepas dan kami memaklumi karena kesibukan mereka bekerja di hari pertama minggu itu. Target kami hari ini adalah daerah Rantau yang berjarak kira kira 110km dari kota Banjarmasin.
Sekitar jam 12 kami berhenti di daerah Matraman untuk sholat zuhur lalu makan di warung jawa dekat masjid,tiba tiba ujan lebat turun,kami tunda keberangkatan sampai hujan reda. Hujan mulai reda tapi masih rintik rintik dan kami memulai lagi  meneruskan kayuhan sepeda,jalan yang umumnya datar dan tidak ada tanjakan bisa mempercepat kami sampai di  Rantau jam 16 sore di pintu gerbang bundaran kota Rantau sudah menunggu Teman komunitas sepeda Rantau oca Nirmalawati yang dari pagi memantau keberadaan kami,malam ini kami putuskan untuk mengunap di penginapan tanpa nama dengan tarif Rp 175 ribu semalam.
Selasa 8 November 16 dengan dilepas oleh beberapa komunitas sepeda Rantau lalu kami melanjutkan perjalanan ke Lok sado.
Lok sado adalah taman nasional
Di sebuah kecamatan kecil di kaki Pegunungan Meratus menawarkan begitu banyak pesona keindahan alam bagi para pencinta traveling,kita mengikuti bamboo rafting dan melihat objek wisata lainnya seperti air terjun Haratai. rancana ini adalah muncul tiba tiba sewaktu ke unikannya diceritakan oleh teman teman di Banjarmasin.
Kami mengayuh sepeda sampai desa  Kandangan sejauh 25km lalu berbelok kearah Lok Sado sejauh 35 km,tapi kondisi jalan menanjak arah lok sado ini cukup menguras tenaga kami,sebelum kami sampai di penginapan Amandit terasa sepedaku meliuk liuk, sewaktu di check jari jari belakang sepeda putus satu batang,di suatu tanjakan.
Sepedaku pelan merayap kepuncak jalan,dibelakangku ada mobil truck mengikuti.
Tiba tiba aku dengar benturan keras lalu meluncur dibelakangku sepeda motor yang rebah dan pengendaranya yang jumpalitan lalu  berhenti pas di belakang roda sepedaku.
Darahku rasa terhenti menyaksikannya,korban terbaring berdarah di lengan sambil meringis kesakitan,aku parkir sepeda dipinggir jalan,tak lama kemudian datang mobil pick up yang berikan bantuan dan membawa korban ke Rumahsakit di Kandangan.
Disebuah turunan aku lihat sebelah kanan jalan ada spanduk bertuliskan graha wisata Amandit dan Amandit river lodge,kami berhenti disitu dan putuskan untuk menginap di penginapan dipinggir lembah dan ditepi sungai Amandit yang jernih itu.
aku lihat speedo meter baru menunjukan 58km tapi capek di tanjakan dan strees kondisi jalan yang berbahaya tersebut rasanya aku menempuh perjalanan yang ratusan kilometer sehari itu.
Sore yang masih terang aku sempatkan mandi mandi di sungai yang jernih hingga kelihatan sampai kedasar sungainya yang setinggi dada tersebut. Auful juga tidak menyia nyiakan kesempatan dengan kameranya mencari objec yang menarik dipinggir sungai dengan sinar tembaga matahari di sore itu.

No comments:

Post a Comment