Pages

Sunday, November 20, 2016

24.Tour de Borneo_menelusuri sungai Amandit

10 November 16
Bangun pagi aku, Jely Kelbulan dan Syaifull Highlander mempersiapkan diri untuk mencoba Balanting Paring atau Bamboo Rafting Menyusuri "Amazon kalimantan" atau sungai Amandit dengan rakit bamboo. Sepeda dan pannier sudah kami kirim dengan mobil pickup untuk diantar ke tempat finish rafting nanti.
Kami ditemani joki yang sudah berpengalaman mengarungi sungai dan rasanya cukup aman.
Selain akan merasakan sensasi riam jeram sungai Amandit, kita juga bisa menyimak aktifitas suku Dayak Meratus yang akan kita temui dibagian tengah dari perjalanan arung sungai ini.
Rute pendek bamboo rafting sekitar 3 jam, satu rakit bamboo yang terdiri dari 15 batang ikatan bambu berukuran 4" dan panjang 10meter bisa membawa kami 3 orang beserta seorang joki. Rakit bambu tersebut biasanya sampai ditujuan langsung di buka tali tali ikatannya lalu bambu bambu tersebut dijual ditempat finishnya atau juga dibawa kembali ke tempat asalnya menggunakan pickup.
Pertama menginjakan kaki dirakit,bambu bambunya sedikit terbenam dan kaki menyentuh air sungai yang amat dingin.
Rakit bergerak dimulai dengan dorongan tongkat joki kedasar sungai lalu pelan pelan mengikuti aliran sungai,terlihat jelas dasar sungai yang berbatuan kadang kadang terlihat ikan ikan melintas agak dipinggir tebing,ingin rasanya aku menyelam dan menangkap ikan ikan tersebut.
Hutan lebat dan bambu bambu sepanjang sungai dan bunyi binatang hutan serta gemercik suara aliran air sungai adalah sensasi yang sangat menyejukan perasaan.
Dibeberapa tempat dipinggir sungai kadang ada rumah suku dayak serta dipinggir sungai didepan rumahnya sering ada rakit rakit bambo,sepertinya rakit rakit bambo ini adalah kendaraan utama mereka untuk membawa hasil pertanian mereka kepasar terdekat.
Setelaah Aku memastikan pada joki disungai ini tidak ada buaya lalu dengan tidak sabar merasakan sejuknya air sungai Amandit kami langsung mencebur ke air bening tersebut.Rakit ditambat dipinggir sungai sementara kami mandi diair jernih tersebut.
Joki kami bercerita adatnya dayak Maratus setiap penganten baru akan diarak pakai rakit bambo dari dekat rumahnya sampai ke kampung terdekat,dan sekarang pemerintah sudah menjadikan even tersebut menjadi even tahunan untuk wisatawan.
Jam 10 kami sampai di pantai Ulin desa Lumpangi tempat finishnya dan disitu sudah menunggu sepeda kami untuk melanjutkan perjalanan ke desa Barabai kira kira 40km dari desa Lumpangi. Kami membayar Rp 250ribu kepada Joki yang hebat tersebut. Perjalanan yang sangat mengesankan yang sangat saya recomendasikan pada para pelancong.

No comments:

Post a Comment