Pages

Wednesday, February 24, 2016

12.Tour de km0_masuk serambi Mekah

Jumat 12 februari 16
Langsung nanjak di gunung Gerutee sejauh lebih kurang 20km,naik pegunungan yang masih asri suara siamang bersahutan menyambut kedatangan kami ,kadang kadang kendaraan melewati kami, monyet monyet hutan pada bermain di warung warung kosong tersebut,mereka kaget melihat kedatangan ku dan ada diantara monyet tersebut yang coba menggertakku,agak khawatir juga waktu itu,aku berhenti takut dikerubuti,sambil mendorong sepeda aku awasi mereka dari belakang,
mendekati puncak berderet cafe dan warung warung yang tidak ada penghuninya suasananya sepi,
tanjakan ini memang luar biasa jauhnya,beberapa lama kami mencapai puncak
pemandangan yang menakjubkan dari arah puncak pegunungan Guretee kelihatan samudra hindia lebih dekat lagi sebuah teluk lamno dengan dua pulau kecil menambah keindahannya,lukisan alam yang tak bosan bosannya ku pandangi,masyaAllah...hatiku jadi sendu,tiada arti aku dihadapan ciptaanNya yang maha agung, terimakasih ya Allah sudah kau beri aku kesempatan untuk menyaksikan dan mensykuri ciptaanMu...dari puncak ini Aku mohonkan Indinesia yang tentram,damai dan dilimpahi berkah...amiiin.
Dari puncak meluncur tajam sampai di Cok Jeumpa untuk makan siang disebuah warung masakan Aceh,obrolan yang menarik dengan ibu warung bahwa tempat ini diketinggian 200km dengan pantai sejauh 1km,penduduknya 90% hilang jadi korban tsunami dan ibu itu dengan dua anaknya selamat lari ke Bukit terdekat.
Kami lanjut mendayung kita menemui tanjakan pegunungan Kulu,kali ini tanjakan terasa berat karena udara makin menyengat dan perut masih penuh sulot dipaksakan kayuhannya,laju sepeda diturunan bukit kulu langsung disambut oleh Pegunungan Paro,rasa tidak habis habisnya pegunungan ini yang kami lintasi akhirnya sampai di desa Lhoong,disini kami sholat Jumat,disini setelah sholat jumat 2rakaat lalu disambung sholat 4rakaat dzuhur berjamaah,aku ikuti ini kebetulan niatku untuk jamak ashar.
Dari Lhoong jalan datar sampai ke lhok nga kami sudah ditunggu oleh Herry Santi dan juga kami dijemput oleh pak M Yusuf Mahmud sahabat kami sesama pensiunan Chevron.
Dengan didampingi bersepeda oleh santi teman FB dari komunitas sepeda turing Aceh kemudian diikuti pak Yusuf Mahmud mengendarai mobil kami menuju  ke Masjid Baitullah yang selamat dari tsunami di desa Lampuk. Dua belas belas tahun yang lalu atau tujuh hari setelah terjangan Tsunami 25desember 2004 aku pernah berkunjung ke daerah ini menjadi relawan bulan sabit merah,waktu itu daerah ini sulit di jangkau semuanya rata dengan tanah dan hanya Masjid Baitullah ini lah satu satunya yang berdiri kokoh tapi agak sulit menuju ke Masjid tersebutĺ karena jalan yang terhalang sampah sampah kayu dan beton yang di campakan Tsunami dan sebahagian daerah rendah digenangi air,beberapa jenazah masih tergeletak dibeberapa tempat karena baru ditemukan dan belum sempat dibawa truck pengangkut. Sekarang tempat ini sudah tertata baik dengan rumah penduduk dan ada lahan tempat kuburan masal,kami jumpa dengan beberapa turis asing yang menginap didaerah tersebut suasana aceh yang dulu mengerikan sekarang sudah bangkit jadi metropolitan diujung Sumatra.
Sudah hampir sebulan diperjalanan sekarang ditengah kota aku baru merasa berbeda,pakaian kusam dengan kulit hitam tersengat matahari serta beban seabrek disepeda menjadi pusat perhatian saat itu
Kami berlima bersepeda beriringan dijalan lebar dan mulus melewati jembatan yang indah menyeberangi sungai lalu masuk ke depan masjid Baitul Rahman terasa nyaman sekali,mata liar celingak celinguk suasana islami disini para wanita memakai kerudung cantik sekali dipandang....huuuusy...!! Mata jangan liar ntar nabrak..! Aku candai opung,dan opung bilang maklum aja baru keluar hutan lihat sapi terus...wkwkk kami becanda kesenangan ditengah keramaian.
Pria diwajibkan pakai celana Panjang yang menutupi sampai lutut sebagai aurat bagi orang muslim,aku merasa berjalan dikota metropolitan yang islami dan rakyatnya yang makmur.
lalu perjalanan berakhir dirumah pak Yusuf Mahmud di Gampoung pineung.
Kami merasakan sambutan pak Yusuf dan keluarga yang begitu hangat terhadap kami,welcome drink serta beragam kue dihidang untuk kami,dirumah yang indah ini kami mandi sepuasnya dan mencuci kain pakaian kotor lalu hidangan sudah terhidang dengan bubur duren sebagai desserts.
Tidur di kasur empuk malam ini mudah mudahan akan mengembalikan tenaga kami untuk mengejar mimpi ke titik nol Sabang esok hari.
Salam sehat

No comments:

Post a Comment