Pages

Saturday, June 29, 2013

Bersepeda Pekanbaru-Jakarta-Bandung-Bagian 5



SUNGAI LILIN ke PALEMBANG
 
Kami start dari Sungai lilin jam 07 pagi dan sampai di Palembang jam 17.00 sore dapat tempat nginap di mesjid Dakwah palembang yang berjarak 12km dari jembatan Ampera.
Jalan tidak terlalu bergelombang tapi traffic padat sekali,jadi extra hati hati karena kalau mobil truk akan melewati kami dan kebetulan ada lawan didepan maka kami harus turun bahu jalan,akan lebih sulit lagi di suatu pendakian didaerah pendakian di Banyuasin aku mengayuh didepan mobil truk yang antri dibelakang menunggu kami sampai dipuncak karena mereka tidak bisa memotong ada lawan didepannya.
desa Gajah mati

 Pernah tiga kali aku terpaksa turun bahu jalan karena dipepet diantaranya oleh mobil truk dengan nomor BM/Riau kearah palembang ,aku agak jengkel juga melihat tingkah sopir mobil BM tersebut,mungkin kalau bukan mobil Riau aku tidak peduli dengan cara demikian.
Kami istirahat siang di desa Gajah mati warung nasi Pangestu yang sering disinggahi truck truck besar ,ada ya ng nanya "jualan apa pak" 

Sepertinya menanya serius lalu sambil turun sepeda aku jawab kira kira yang pantas dengan muka dan bajuku yang kumal diwaktu itu"jualan sayur dek" aku buru pergi pesan minuman mizon dingin untuk basahi kerongkongan,tinggal dia clingak clinguk melihat pannier bag aku yang juga kumal kena lumpur dan debu.
"jualan apa pak"


Jam 16.00 jalan sudah terasa ramai dan rumah penduduk makin lama makin banyak itu salah satu tanda kita akan masuk kota,di km12 sebelum kota Palembang aku berhenti di mesjid Dakwah,beberapa orang mendekatiku dan bertanya darimana dan mau kemana lalu dan jawaban standard juga sudah aku persiapkan"dari pekanbaru mau ke jakarta" dan tambahannya apakah boleh kami menumpang nginap di mesjid ini? Salah seorang menjawab "oow tentu pak silahkan"ternyata pak sobur imam mesjid sangat ramah,kemudian pak Robert menimpali dengan gaya bicara medan
 "nanti kalau ada yang nanya nanya atau mengganggu bapak,bilang saja sudah diizinkan pak Robert yaa.."
lalu saya jawab sambil guyon "siap ndan"

Terakhir dapat informasi rupanya pak Robert adalah mualaf dan jadi pengurus di mesjid itu...dalam hati aku bersukur ketemu Robert yang siap membela kami saat itu,aku merasakan kenyamanan dan keamanan atas pertalian iman tersebut.
Menjelang subuh kami buru buru bangun karena mengumpulkan kain jemuran dibawah kipas angin yang sengaja diletakan disitu supaya segera kering besok pagi.

Jam 7pagi kami sudah meninggalkan mesjid menuju kota,udara pagi masih segar lalu lintas belum terlihat ramai mendekati pertigaan ke jokobaring dan kota jalan mulai terasa macetnya dan lampu lalu intas mengharuskan kami naik turun dari sepeda.
mendekati pertigaan ke jokobaring

Dari kejauhan aku melihat tiang yang tinggi dan joker  berseru "tuh lihat jembatan Ampera"
Kami menuju ke jembatan ampera tersebut masuk kedalam arus lalu lintas yang sangat padat lumayan menegangkan bersepeda dikelilingi kendaraan bermotor yang sangat rapat dengan kami,ada kalanya aku dan joker menurunkan kaki disisi kanan dan kiri sepeda lalu beringsut ingsut maju,akhirnya kami sampai kesisi trotoar jembatan yang cukup aman,perjuangan yang berat diakhiri dengan sesuatu yang manis,kami berfoto di beberapa sisi jembatan Ampera yang spectaculer dizamannya,terlihat konstruksinya begitu kokoh serta lebar bisa mengantisipasi perkembangan lalu lintas era sekarang dan juga bisa dibuka tutup untuk lewat kapal alangkah aku makin mengagumi Ir.Sukarno sebagai perancang jembatan tersebut,"nggak kalah dengan London bridge mungkin ya" komentar ku pada joker...
joker  berseru "tuh lihat jembatan Ampera"

Aku kembali ke jalur kendaraan,sewaktu mendayung pedal kiri ku tersangkut bibir trotoar lalu roda belakang dengan beban seberat 25kg melintir kedepan kananku,aku sempoyongan..terdengar joker teriak dari belakang "awaaas" aku terpelintir sepeda kedepan dan jatuh,kendaraan dibelakangku berhenti,buru buru aku berusaha bangkit,tapi beban sepeda yang menindih paha kananku sedikit sulit untuk bangkit,aku duduk dijalan dan kembali berusaha menarik kaki sampai berhasil keluar,aku  kepinggir mencek phisik dan sepeda alhamdulillah ngga ada yang cedera,hanya saja paha kanan agak nyeri dan biru kena stang sepeda.
Pelajaran berharga yang tidak boleh terulang lagi.dalam hatiku"Alhamdulillah telah kau selamatkan aku dari kecerobohanku"
Aku sempat jadi tontonan orang yang lewat beberapa saat .
Dari kertapati sampai Mrajan kami tempuh dengan santai karena jalan umumnya datar,tapi kendaraan besar tak habis habisnya malewati kami,aku lihat joker mendayung dengan enteng beberapa kali dia mendahuluiku,kelihatan dia fit sekali hari ini,ditambah lagi type road bike yang dipskainya sangat cocok dengan kondisi jalan yang datar.sepeda montain bike yang aku pakai perlu tenaga tambahan untuk jalan datar ini.

Istirahat siang di Mrajan sampai satu jam karena udara yang sangat panas membuat kami malas untuk memulai mendayung,kami memanjakan diri dengan minuman susu soda es ditambah 2 kaleng pocari dingin,kebetulan ada signal aku buka email dan kirim pesan ke kawan kawan di milis:
Alhamdulillah istirahat siang di Mrajan indralaya setelah gowes 56km dari palembang,udara 29degc trafic padat truck besar.extra hati hati.mentang mentang besar dia aku dipepet pepet terus.habis tu ngelambai lagi...hik...emangnya kita ceweek...joker sudah oke sekarang...
salam dari mrajan
Nis n joker

Jam 17 kami masih didaerah tanpa penduduk.kami mulai bertanya pada penduduk mesjid terdekat.mereka memberi tahu kira kira 2km lagi ada mesjid dekat restoran pagi sore akhirnys sampai tanjung lubuk
Hampir magrib kami melihat mesjid yang agak besar dan bersih.Kami bertemu garin mesjid untuk mabit disitu pada malam itu..kami ngobrol dengan jemaah yang bekerja di restoran tersebut.umumnya mereka pendatang.aku tertarik cerita perjalanan hidup pak Ajie yang  berasal dari Tanjung Priok kemudian berlayar dengan kapal Amerika lalu pada hari tuanya 76tahun sekarang menetap di desa Tanjung Lubuk.dan bekerja sebagai jenitor rumah makan pagi sore,orang tua yang energic....
Ini adalah hari ke dua belas perjalanan ini,tidur ditempat bagus seperti di mesjid muslim pancasila yang dibangun di zaman orba tidak menjamin bisa tidur lebih nyenyak,mesjid ini berdekatan dengan rumah makan Pagi Sore yang besar dan mewah servicenya juga berkwalitas tidak seperti rumah makan lainnya yang kita temui sepanjang lintas timur,cuma saja harganya membuat nyaliku jadi ciut,mungkin terasa mahal karena kami sudah terbiasa di warung warung murah meriah,aku bilang sama joker"kita memang tidak punya pilihan" tapi kalau ada warung warung kecil kita akan kunjungi yang kecil tersebut sebagai kontribusi kita pada orang kecil sekalian menjaga keutuhan kantong...kata kata yang sangat idealis untuk mencari pembenaran,,,hehehe..
foto
kita akan kunjungi yang kecil tersebut sebagai kontribusi kita pada orang kecil

Malam tadi tidur kurang nyenyak karena hampir setiap jam sampai subuh suara dari sound system rumah makan memanggil penumpang untuk turun bis dan menukar kupon dengan makanan,sampai kalimat titik komanya hafal diwaktu pagi..,rupanya joker juga terusik oleh suara tersebut,rasanya gangguan tidur kali ini susah kuredam dibanding gangguan tidur akibat cerita harimau lepas di Keritang atau juga gangguan orang stress di mesjid kami.

Perjalanan dari tanjung lubuk ke simpang pematang treck yang sangat enak dan datar,dijalan aku bertemu anak anak muda dari gang vespa butut yang dirobah seperti becak dan kumal.memakai rambut gimbal dan tubuh yang kelihatan kurus dan kumal aku perkirakan mereka jarang mandi tapi dari sorotan mata mereka sewaktu ngobrol terpancar hati yang bersih dan santun,pertemuan ini merobah pandanganku yang selama ini negatif terhadap mereka,Rony yang berasal Bekasi  adalah mahasiswa Binus yang sedang turing di daerah Sumatra punya target sebulan perjalanan kemudian masuk kuliah lagi,mereka punya komunitas dibeberapa kota dan biasanya tinggal beberapa hari di komunitas tersebut.
foto
anak muda dari gang vespa butut
 
Aku melihat joker mendayung penuh semangat tapi kali ini dia sempat jatuh kebahu jalan karena dipepet oleh bus,tapi tidak cidera.jam 16.30 aku jalan duluan didepan untuk mencari mesjid tempat istirahat malam.Kami sampai di desa simpang pematang dan mesjid ornamen dipinggir jalan jadi pilihan kami untuk nginap malam itu.
Pak Imam Nur Rofiq asal cimahi sangat ramah mempersilahkan kami untuk mabit disitu.Selesai mandi kami disuguhi keluarga pak imam yang berumah disamping mesjid dengan kopi angat tidak sampai disitu saja tuan rumah juga menghidangkan makan sore untuk kami....
Kami memasuki daerah Mesuji batas lampung yang dulu pernah heboh dengan perang antar warganya.Daerah lampung sudah lama aku kenal tapi iteraksi dan komunikasi dengan penduduknya bari kali ini aku lakukan sehingga aku mempunyai kesan seolah olah bersepeda di daerah Jawa karena umumnya masyarakat berkomunikasi memakai bahasa jawa.
daerah Mesuji batas lampung

Di kebon dan ladang sepanjang jalan dimesuji banyak terpasang bendera bendera berwarna merah dengan lambang sebuah LSM yang cukup militan di waktu reformasi dulu,sebagian bendera ada yang sudah sobek,beberapa petani kelihatan sibuk melakukan aktifitas diladang masing masing,aku menyapa beberapa petani "apa khabar pak" mereka mejawab dengan ramah dan menanyakan "aku berasal dari mana dan mau kemana" sambil menyuguhi air minum dari di jerigen plastiknya,aku duduk sebentar melepaskan lelah dengan pandangan keladang palawija yang sangat luas itu. Mereka kelihatan senang sekali aku datangi dan beda sekali dengan tayangan TV yang sepertinya beringas tapi kenyataanya setelah ngobrol terasa hati mereka sangat lembut...itulah mereka mereka yang oleh sukarno di panggil kaum Marhaen...
Dipenghujung siang jam 15.30 di pertigaan Menggala  kami dihadapkan dengan pilihan akan meneruskun perjalanan menuju arah Way Jepara atau istirahat di daerah menggala tersebut,karena hari masih terasa sore kami memutuskan untuk melanjutkan menuju arah Sukadana-Tulang bawang sebisanya,kemudian setelah 17.30 kami mendayung masih belum bertemu satupun rumah penduduk sepanjang jalan 30km hanya ada kebon tebu,hari sudah mulai gelap dari kejauhan aku melihat Tower telkom yang biasanya disitu tentu ada penduduknya,dengan penuh harapan aku pacu sepeda sekuatnya hingga kelihatan satu warung yang banyak mobil truck sedang parkir,aku berhenti di warung tersebut dan menanyakan kalau diizinkan untuk menginap malam disitu,Ibu penunggu warung yang berasal dari Jogja mempersilahkan aku untuk istirahat di emper mushala yang khusus disediakan bagi sopir sopir yang kemalaman.
Joker yang tertinggal menyusulku diwarung "Ojo Lali" desa sriwahono labuh maringgai,kami beristirahat di warung tersebut dengan damai hingga pagi menjelang. Pagi pagi kami terbangun dengan raungan truck yang siap berangkat ke tujuan masing masing,selesai aktifitas rutin pagi mandi,sholat dan sarapan aku cek ban sepedaku ternyata kurang angin,sewaktu akan memompa joker membantu memutar posisi ban supaya pas memasang pentil pompa tapi malangnya jari jari sepeda yang ditarik putus satu,sepeda tetap ku dayung dan alhamdulillah tidak berpengaruh hanya saja putaran roda belakangku sedikit baling/meliuk tapi menurut joker ban baling itu sudah terjadi sejak pemberangkatan di Pekanbaru hanya saja dia bilang tidak ngomong ke aku.
Bersambung bagian 6
Salam
katik n joker

No comments:

Post a Comment