Pages

Thursday, March 8, 2018

4.Trans celebes cycling xpdc_monyet monyet penolong


4.Parepare-Pinrang-Enrekang-Toraja
memasuki kota Parepare ada gapura bertuliskan selamat datang di kota parepare dikota ini lahir seorang pemimpin bangsa president RI ke 3 Bj Habibi. Perjalana kearah enrekang mulai terasa tanjakan tanjakan hingga kami sampai di desa Bone yang sudah dekat dengan perbatasan Kabupaten Enrekang. Kami menginap di masjid haji Havid Ali yang baru selesai dibangun,tidak ada penduduk disekitar masjid,jadi tanya waktu itu apakah masjid ini ada jamaahnya karena jauh dari mukim penduduk,tapi sewaktu magrib datang para jamaah mulai berdatangan satu persatu. Masjid yang bagus ini ternyata adalah sumbangan pribadi dari seorang penduduk setempat yang berwasiat pada anaknya untuk dibikinkan masjid di lokasi tersebut.
Jam 07 selesai sarapan kami lanjutkan perjalanan menuju Enrekang,Abu bakar yang sudah menemani kami sejak dari parepare akan kembali pulang ke parepare.
Tanjakan tanjakan di Anrekang semakin gila sehingga kecepatan hanya bisa 10kmh,setiap 30menit kami istirahat.kejadian lucu terjadi sewaktu kami istirahat di sebuah balai balai pinggir jalan,tiba tiba terdengar suara gaduh monyet monyet dipohon,ada kira kira 15 buah mangga dari pohon mereka lemparkan kearah kami,beberapa saat kemudian mereka pergi lalu aku ambil satu mangga tersebut dan membukanya ternyata mangga masak dan manis,mangga mangga yang berserakan tadi kami kumpulkan untuk makanan dijalan.
Jam 17 kami sampai di dusun Kotu desa Bambapuang Enrekang dan berhenti di Masjid Ridho Allah,selesai magrib aku minta izin untuk menginap satu malam di masjid tapi pengurusnya pak Nohon atau biasa dipanggil juga pak Eva keras mengajak kami untuk tidur dirumahnya,akhirnya kami berempat nginap dirumah pak Nohon yang tak jauh dari masjid. Pak Nohon bertiga dengan istri dan satu anak yang sudah bekerja cukup sibuk melayani kami dengan berbagai makanan malam itu. Pagi bagda subuh kami disuguhi kopi dan kue,serta dibekali nasi kotak untuk kami dijalan.
Dilepas oleh keluarga pak Nohon,sepeda kami dayung lagi menuju utara sepanjang jalan di suguhi keindahan pegunungan,tanjakan dan turunan yang terjal serta udara yang panas mampu menaikan adrenalin dengan sensasi pegunungan diketinggian 500mdpl.
Setiap tanjakan ada saja mobil yang menguntit dibelakang,mereka selalu membunyikan klason,bunyi klason sering membuat aku kaget hal ini yang paling tidak enak diperjalanan.
Jam 14 kami sampai di gunung nona yang punya cerita khusus bagi masyarakat sulawesi selatan. Dari gunung nona tanjakan mulai berkurang hingga akhirnya kami berhenti dirumah makan daeng Revano,disini ternyata makanan yang ada hanya mie bakso dan tidak ada makanan nasi atau pilihan lainnya ,karena rasa lapar sejak dari siang akhirnya kami pesan mie Bakso. Kepada pemilik warung daeng Revona kami tanyakan apakah ada masjid terdekat kearah Tana Toraja karena saat itu sudah jam lima sore dan kami mencari tempat istirahat atau masjid untuk bermalam,beliau mengatakan masjid hanya ada di kota Makale yang masih 20km lagi kedepan,mungkin karena melihat kami yang agak kebingungan untuk mencari tempat bermalam lalu dia menawarkan kalau kami mau bisa bermalam di warungnya,tanpa pikir panjang kami menerima tawaran itu. Sore menjelang magrib suami daeng revano datang, lalu memperkenalkan kami pada suaminya sebagai tamu yang akan menumpang dirumahnya. Gepeng yang berbadan kurus dan mata merah dan sayu seperti habis minum miras menyambut salam kami dengan muka dingin, tanpa banyak bicara pergi ke kandang ayam jagonya dan mengambil ayam terus pergi. Aku jadi sangsi, apakah Gepeng kurang suka kami nginap disitu?

Sehabis magrib Gepeng datang tergopoh gopoh membawa dua ekor ayam yang satu sepertinya masih hidup dan berdarah darah dan yang satu lagi sudah mati disembelih, dia tergopoh gopoh memanggil istrinya minta tolong "Ren cepat ambil jarum dan benang buat menjahit perut ayamku" aku hanya bengong melihat ayam jago yang sudah sekarat berdarah darah di perutnya mungkin kena pisau taji lawan tandingnya. Tidak lama istri gepeng datang membawa jarum dan benang jahit. 

Malam itu juga perasi penyelamatan dimulai, semua duduk diatas bangku kayu, Renova istri daeng memegang ayam yang akan diselamatkan, om widodo yang punya lampu penerang menyenter kearah luka yang akan dijahit tadi. Gepeng memasukan usus ayam yang keluar dari perutnya, setelah usus yang melingkar lingkar tadi masuk semua lalu perut ayam tadi dirapatkan dan dijahit pakai jarum dan benang jahit. Tidak sampai lima belas menit operasi penyelamatan ayam jagonya Gepeng selesai, ayam tersebut diberi makan ramuan khusus yang bisa mempercepat penyembuhan lukanya. Aku jadi terpana melihat keterampilan Gepeng ini tak ubahnya seperti dokter profesional, dari obrolan ternyata hal seperti ini sudah sering dilakukannya.
Kenapa Gepeng begitu bahagia dibanding sore tadi?..,ternyata ayam aduannya menang berlaga walau sempat terluka dan keluar usus seperti tadi, menurut bisik bisik yang aku dapat, gepeng sudah menang adu ayam dan dapat uang rp5juta...busyet pantas mukanya berseri seri sekarang. Pada kesempatan yang berbahagia itu aku bertanya apakah kami diizinkan nginap diwarungnya...gepeng langsung menjawab "iya pak...iya pak tentu saja boleh, bapak bapak tidur dikamar dan kami tidur diwarung saja"sambil tangannya mencabuti bulu ayam aduan yang kalah berlaga tadi "ini ayam akan kita makan bersama pak" katanya lagi...aku jawab "terimakasih Gepeng aku sudah kenyang barusan makan bakso" kataku berbasa basi.

Kawan kawan berbisik "sepertinya malam ini adalah malam istimewa karena kita akan makan ayam seharga 5juta"

Jam 21 malam sudah jarang kendaraan yang lewat begitu sepinya mata terasa mengantuk sekali, kami tidur dikamar pribadinya daeng Revano dan Gepeng ukuran 2x3meter yang berfungsi juga sebagai dapur dan tempat lemari pakaian serta piring semua menyatu. Dinding kayu ditutup dengan spanduk kampanye dan lantai cor semen yang pecah pecah.
Aku merebahkan diri diatas kasur palembang yang motifnya sudah mulai tertutup daki menghitam dan licin. 

Diluar kamar terdengar bunyi ayam dan jangkrik malam, lamunanku kembali pada keluarga yang unik ini, suami seorang berprofesi sebagai penjudi ayam dan tidak ada kegiatan lain sementara istrinya jualan makanan yang jauh dari penduduk dan pembelia, disisi lain aku terkagum kagum dengan dengan kesederhanaan dan keikhlasan mereka menghadapi kehidupan dan tak segan segan untuk berbagi dengan apa adanya.
Makin malam makin terasa dingin, sleeping bag aku keluarkan untuk menghangatkan tubuh hingga tertidur sampai subuh.
Sarapan pagi dengan nasi panas dan goreng ikan teri kacang serta sayur pucuk singkong dipersiapkan oleh ibu Roshid tetangga daeng Revano untuk kami. 

Kami berangkat pagi itu meninggalkan orang sederhana dengan hati yang ikhlas, jalan masih sepi ke arah Tana Toraja, beberapa ruas jalan kelihatan diperlebar hingga terlihat gapura selamat datang di Tana Toraja. Dipinggir jalan mulai terlihat Gereja gereja Toraja.
Jalan yang mulus dan menurun kiri kanan terlihat sawah dan ladang kemudian di kejauhan ada bukit bukit cadas berdiri kokoh yang mengingatkan aku sewaktu memasuki kota Luangprabang di Laos. Kami memasuki kota makale di bundaran kota berdiri patung Lakipadada,lalu sepeda kami tuntun kepelataran dan pesan es cendol yang kebetulan lewat alun alun,sambil makan es cendol kami dekat Lakipadada kami berencana hari ini akan menelisuri objek wisata Lemo dan Katekesu (Bersambung)

1 comment:

  1. https://tajenonline.live/cara-mengetahui-ayam-aduan-kalah-atau-menang-saat-beradu

    Cara mengetahui ayam aduan kalah atau menang saat beradu dengan membagikan bagaimana caranya dalam perawatan dan bagus untuk penggemar hobby ayam aduan.

    Bagi yang mau cari kelemahan saat beradu? Cocok ini Artikel di https://tajenonline.live

    Bisa memberitahukan cara mengalahkan musuh ayam aduan.
    Ditunggu kedatangannya.

    ReplyDelete