Pages

Monday, December 23, 2013

3.SILIWANGI DAN DIPONEGORO (TRANS JAVA BALI)

Memasuki kota  Majenang hari masih agak siangan,rasanya kami ingin untuk meneruskan perjalanan ke Purwokerto, tapi karena ingin tahu keunikan kota Majenan akhirnya diputuskan untuk berhenti dan nginap disini.
Kami numpang nginap di mesjid jamik Almujahiddin yang berlokasi persis didepan alun alun kota.
Sekitar mesjid dan alun alun tersedia beraneka kuliner,es dawet,bubur es kacang hijau,wedang ronde,mie bakso,nasi goreng dll.Malam sehabis magrib kami jalan sekitar alun alun udara cerah dan angin bertiup lembut,alunan gamelan Jawa dari radio lokal yang distel yang punya warung membawa khayal kami ke zaman "Majapahit" sungguh ini adalah hiburan yang murah dengan suasana yang sangat tradisional dan mengesankan.
Kami memillih es dawet hijau untuk pembuka selera makan malam,duduk makan es dawet didepan alun alun diterangi kelap kelip lampu diudara terbuka, seporsi nasi goreng masih belum meredakan nafsu makan akhirnya satu mangkok kacang hijau dingin dan ketan hitam dengan sajian yang belum pernah kutemui menjadikan kami terperangah kekenyangan sedangkan wedang ronde yang direncanakan sudah tidak sanggup kami makan lagi.
Joker sangat menikmati obrolannya dengan pengunjung lain,aku menyimak supaya bisa mengerti tapi kadang kadang pertanyaan dalam bahasa jawa diarahkan padaku,joker menerjemahkan dulu baru aku jawab,kayak turis bule perasaan..haha..
Majenang merupakan daerah "peralihan" Sunda-Jawa dalam arti bahwa di wilayah ini bahasa ibu yang mereka pakai terdiri dari Sunda dan Jawa, namun Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa- nya boleh dibilang agak kasar dibanding Sunda di Jawa Barat atau Jawa di Jawa Tengah kearah timur. Sudah biasa desa sebelah sini berpenduduk Jawa dan sebalah sana berpenduduk Sunda.
Masjid jamik Almujahiddin
 Mesjid Almujahiddin bertingkat dua,bagian atas ruang utama mesjid hanya dibuka saat sholat fardhu kemudian ditutup,sedangkan bagian bawah setengah ruang kantor dan klas dan stengah ruang depannya jadi pelataran dimana kami bisa numpang tidur,kali ini matras dan sleeping bag kami gelar penahaan dingin tiupan angin malam karena ruang teras yang terbuka.
Mungkin karena mesjid di tengah kota sehingga malam itu banyak berdatangan musyafir seperti kami ada yang memakai sepeda motor ada yang pakai mobil malah ada juga pejalan kaki peziarah ketempat tempat tertentu di pulau jawa.
Rencana tidur agak sorean supaya puas ternyata ngga bisa karena ada saja yang ngajak ngobrol,tapi hal itu sudah termasuk resiko dan aku menikmatinya saja,karena bertemu dengan sesuatu yang baru banyak informasi menariknya,pernah bertemu seorang anak muda yang pernah pergi jalan kaki ziarah ke makam walisongo dan para aulia di pulau jawa di tempat ziarah dia bisa berhari hari atau hampir sebulan tinggal disitu,tidak terasa aku ketiduran selagi dia bercerita.
Aku terbangun oleh suara orang yang ketawa ketawa di sebelah kiriku aku lihat jam tangan ternyata baru jam 01.00,aku lihat kearah tamu tadi tidak ada kawan bicaranya tapi dia tetap saja ngomong bahasa jawa yang tidak aku mengerti,aku menyangka joker yang ngomong tapi ternyata bukan karena joker dari tadi tidur dekat pintu keluar. Aku pindah tidur menjauh dari orang yang ku perkirakan agak sinting.
Tidak terasa jam 3.30 pagi, suara loud speaker mesjid membangunkanku,aku benahi semua peralatan tidur dan segera ambil udhuk setelah itu tidak ada tidur lagi hingga keberangkatan Jam 06.30wib
Dijalan raya depan alun alun penduduk sudah mulai sibuk beraktifitas,roda sepeda kami mulai bergulir pelan menelusuri kearah timur.
Aku melihat joker lebih bersemangat mungkin karena sebentar lagi akan bertemu kerabat di purwokerto.
Dari angka pal batu menunjukan jarak ke purwokerto masih 79km lagi. Diperbatasan kota di desa cimanggu kabupaten cilacap terlihat pemandangan hutan pinus,jalan sekali kali mendaki dan menurun dan disambut tanjakan ringan dan mulus,kami bisa ber-roller coaster sambil menikmati pohon pohon pinus yang juga meliuk liuk dihembus angin.
Karang Pucung

Subhanallah sempurnalah ciptaan alam yang kami nikmati saat itu.
Sampai di desa Karang pucung jalan mulai menanjak agak tinggi kiri kanan kami disuguhi pemandangan jurang dan hutan hijaunya hutan pinus,aku berhenti menunggu joker di gubug yang sepertinya sudah ditinggal. Tiba tiba aku mendengar suara musik dangdut,aku jadi berpikir mistis...koq ada musik ditempat sesepi ini,...aku berusa cari tahu dan ternyata dibawah dipinggir jurang ada petani membunyikan radio.
Menjelang perbatasan Banyumas,beberapa kali aku bertemu pesepeda jarak jauh diantaranya berpapasan dengan dua orang pesepeda asing berkebangsaan German,mereka sudah menjelajah dari arah timur Indonesia menuju ke Sumatra dan masuk ke asia sampai tujuan terakhir German.

Memasuki kabupaten Banyumas jalan menurun tajam hingga di desa semanggu genteng,dipinggir jalan terhampar pemandangan sawah yang luas dan dibeberapa tempat ada orang jualan es dawet,air seleraku meleleh melihatnya,aku berhenti di salah satu pondok jual es dawet tersebut dan memesan es dawet hitam satu gelas. Selagi duduk duduk aki didatangi ibu ibu setengah baya menggendong ketiding penuh dengan aneka rebusan pisang,jagung dan kacang,dia menawarkan aku,tapi aku tidak berselera saat itu dengan makanan karena sudah kenyang dengan air.
Sewaktu ibu tadi akan pergi timbul rasa hibaku melihat tubuh ringkihnya yang akan mengangkat ketiding berisi beban seabrek,lalu aku bilang mau beli satu pisang rebus,kuberikan uang 50ribu dan tidak usah dikembalikan,ibu tadi berterimakasih berkali kali dan mendoakan panjaaang sekali untuk ku..menjadikan aku makin terharu... begitu ikhlasnya dia dengan hidup seadanya..semoga ibu parni sebagai pencari nafkah untuk 4orang anak dan seorang suami yang sepuh tetap sehat dan kuat menjalani hidupnya...amiin.
Ibu Parni   
 Aku melanjutkan perjalanan dengan harapan bisa makan siang di Wangon,tapi sebelum wangon sudah terdengar azan Dzuhur,aku berhenti untuk sholat dimasjid pinggir jalan.
Joker masih belum muncul aku coba menghubungi HP nya dan ternyata dia bari memasuki perbatasan Banyumas,aku beritahu dia bahwa aku menunggu di warung Sunda di pinggir jalan sebelah kiri sebelum wangon.
Aku makan di warung sunda yang cukup bagus di daerah itu dan letaknya berseberangan dengan mesjid,sepeda sengaja aku pajang di depan warung agar Joker bisa melihat keberadaanku. Hanya ada aku tamu yang makan pada waktu itu dan beberapa orang pelayan pria melayani dan menanyakan pesananku,salah seorang pelayan pria Fadli yang bertubuh besar dan gendut tapi agak "kemayu"tadi sama sama sholat dzuhur denganku waktu di mesjid sepertinya surprise sekali mengetahui aku sedang dalam perjalanan dengan sepeda dari Jakarta ke Bali selama makan aku diberi banyak pertanyaan dan aku menjawab dan menceritakan suka duka di perjalan walaupun saat itu aku ingin sendiri karena lagi capek dan ngantuk. Karena ngantuk...aku minta pamitan sama tukang warung dan minta tolong agar nanti kalau joker datang memberi tahu dia bahwa aku sedang tidur di Mesjid,tapi Fadli memberi tahu agar tidur di Mushala warung itu saja,aku mengiyakan karena dekat apabila Joker datang nanti.
Mataku yang berat karena ngantuk akhirnya tertidur belum sempat pulas aku merasa tanganku di pijat pijat,aku buka mata ternyata si Fadli gendut ada di sampingku sambil mijit tangan dan ngomong "bapak capek saya pijatkan ya" tingkahnya yang ke perempuan perempuanan membuat hatiku jadi kecut,aku bilang "ngga usah aku ngga biasa di pijat" matanya menatapku dalam dalam..uugh bahaya nih.....ketemu bencong kesurupan pikirku...aku langsung bangkit berdiri takut di terkam sama raksasa tersebut...sekarang duduk didekat jendela saja nungguin joker biar lebih aman....
Setengah jam kemudian Joker baru muncul terengah engah mendorong sepedanya,lalu aku pesankan dia pocari dingin dan nasi timbel.
Joker mengeluhkan sepedanya yang terlalu berat dikayuh apalagi dipendakian dipenurunan saja sudah ngga mau meluncur,aku curiga vbreaknya lengket dan sewaktu di cek putar roda dengan tangan tidak bisa mutar,lalu kami coba membetulkan dan berhasil. kemudian aku ceritakan Joker,gara gara vbrake lengket aku menunggu joker kelamaan dan hampir saja aku diperkosa Bencong edaaaan....
Sekarang sepeda joker mulai laju,aku sering tertinggal di belakang tapi aku bersyukur ngga perlu tunggu tungguan lagi.
Memasuki wangon kita jalan beriringan dengan joker,persis 10meter didepan kami terdengar bunyi guabraaak...didepan mata aku melihat ibu jatuh dari motor dan anaknya umur lebih kurang 3tahun bergulung gulung jatuh koprol layaknya karateka...aku dan joker teriak Astagfirullah....kendaran yang ada waktu kejadian hanya sepeda kami dan beberapa mobil sudah lewat didepan.
Sepeda ku titip ke joker dan aku mendekati anak ajaib tadi,aku lihat dia tidak ada yang luka lalu kubawa ke pinggir jalan,sementara ibunya tergeletak dijalan di tolong oleh warga yang mulai ramai berdatangan.
Aku dengan seorang bapak mengangkat ibu korban ke pinggir jalan,aku lihat dia belum sadar,aku ajak seorang bapak warga disitu menyetop mobil apa saja untuk membawa korban ke rumah sakit,Alhamdulillah sebuah pickup bersedia membawa korban ke puskesmas terdekat.
Satu pembelajaran kalau naik sepeda motor jangan mengganduli stang dengan barang bawaan yang bisa melintir dan mencelakakan diri sendiri.
Di tepinya Sungai Serayu.....

13 km sebelum Purwokerto kami sampai di pinggir sungai Serayu yang kelihatan indah sore itu,sejenak kami duduk melepas lelah dipinggirnya sambil minum segelas es dawet hijau..es dawet lagi es dawet lagi..hehehe..
Dawet daweeet...
Begitu mulai masuk desa Kebasen kami diguyur hujan lebat dan hari mulai gelap,lampu sepeda kupasang kami terus mendayung pelan dikegelapan yang kiri kanannya sudah mulai terlihat rumah rumah penduduk hingga hingga sampai di rumah kakak joker jam 7 malam didaerah stasion timur purwokerto,semua basah kuyup tidak ada bagian yang kering lagi,mudah mudahan kami tetap sehat karena perjalanan masih jauh.....
Sampai jumpa di perjalanan menuju purworejo...

2 comments:

  1. hehehhe keren pa. tapi kasian ya yang jatuh itu. hmmmmm

    jangan di perkosa bencong pa. ngak enak. hehehe

    ReplyDelete
  2. Hehehe...aneh aneh pengalamannya

    ReplyDelete