Pages

Thursday, December 19, 2013

PENDAKIAN KE GUNUNG PANGRANGO


Catatan perjalanan trans java Bali hari pertama kami mulai dari Jalur Pendakian Gunung Gede dan Gunung Pangarango
Dua carrier penuh berisi peralatan camping dan satu box berisi sepeda sudah dimuat di bak belakang mobilku dan siap untuk diboyong ke bandara ssk pekanbaru.
Kali ini kami berencana mendaki 2 gunung sekali gus yaitu Gunung Gede-Pangrango.
Turun dari gunung tersebut kalau Allah mengizinkan aku dan Joker melanjutkan perjalanan sepeda trans java Bali yang sempat tertunda.
Aku salami dan ku peluk satu persatu Istri dan anak cucuku kali ini aku minta izin dan doa untuk pergi beberapa lama.
Mereka sangat memahami keinginanku yang beresiko tersebut dan cucuku Keyla yang baru bisa ngomong berucap "inyiak jangan lama lama ya" aduuuh...kata kata itu yang membuat aku jadi terpana dan harus hati hati..
Nina istriku mengantar aku dan joker ke bandara ssk.
Aku Berangkat dengan Lion air,begasi yang kubawa ternyata overweight 5kg dan tambahan uang begasi rp55ribu harus kuikhlaskan.
Dua ransel yang padat ku sandang ke cabin dengan kecemasan kalau ditegur karena bawa ransel yang kelewatan genduuut.
Sore waktu Ashar kami sampai di Bandara cengkareng begasi kami kumpul lalu kami menuju mushola untuk sholat jamak zuhur dan Ashar.
Begasi yang over weight

Perut sudah makin lapar terutama joker yang belum makan siang,tidak berapa lama aster anak joker datang menjemput kami dan membawa kami ke kediamannya di serpong.
Esoknya jumat 1November kami menumpang mobil Simple simon hutagalung menuju cibodas.
Diperjalanan menuju cibodas kami sempat diguyur hujan,aku berpikir apakah kami juga akan diguyur hujan sewaktu di gunung nanti...?aku lihat joker dan simple hanya tersenyum kecut.
Di sekitar Kebun Raya Cibodas terdapat tempat parkir yang luas, banyak terdapat pedagang makanan dan oleh-oleh di sepanjang jalan.
Ada juga lokasi untuk berkemah di dekat kantor Taman Nasional. Lebatnya hutan tropis di lereng gunung Gede-Pangrango ini sudah terasa di Cibodas, namun suasana hutannya terpotong oleh padang golf yang sangat luas hingga ke arah puncak gunung pangrango.
Jam 19 malam kami sampai di satu hotel di cibodas udara mulai menusuk tulang sweater dan topi kupluk aku pasang untuk mengatasi dingin.
Cibodas

Beberapa orang teman pendaki,Brahmanta cilukbra,Turidho Torpedo,yusrizal Anak ayam,winadrianshah elshit,sugeng jigong,Romy sakai putih dari pengamatanku ada 7orang pensiunan chevron (HPC) yang ikut dalam xpdc gede pangrango ini ditambah beberapa orang muda yang belum aku kenal sudah lebih dulu sampai di hotel tsb,kemudian menyusul beberapa pendaki dari kalimantan yang pegawai cpi,sehingga jumlah peserta menjadi 32orang.
Gunung Gede-Pangrango adalah satu-satunya gunung yang menjadi faforit para pendaki di Indonesia, kurang lebih 50.000 pendaki per tahun, meskipun peraturan dibuat seketat mungkin, bisa jadi karena lokasinya yang berdekatan dengan Jakarta dan Bandung.Maka dari itu untuk mengembalikan habitatnya tiap bulan Agustus ditutup untuk pendaki juga antara bulan Desember hingga Maret.
Untuk mengurangi kerusakan alam maka dibuatlah beberapa jalur pendakian, jalur yang populer adalah melalui pintu Cibodas.Untuk mendaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango di berlakukan sistem booking 3 sampai 30 hari sebelum pendakian harus booking dahulu. Jumlah pendaki di batasi hanya 600 per malam, 300 melalui jalur Cibodas, 200 jalur Gunung Putri, dan 100 jalur.
Jam 6 pagi kami sudah berkumpul di depan hotel,menyampaikan apa yang boleh dan tidak boleh lalu doa bersama.
Doa bersama

Kami diingatkan bahwa di Pintu gerbang masuk bascamp Cibodas pendaki wajib melapor dan menunjukan surat - surat perijinan dan akan dilakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan untuk barang yang dilarang seperti pisau, radio, sabun, odol, dll. Akan di minta oleh petugas, dan pada saat keluar Taman Nasionaljuga akan dilakukan pemeriksaan kembali. serta wajib memperlihatkan sampah yang dibawa turun sisa- sisa pemakaian kita sendiri.
Peringatan tersebut sangat bagus untuk lingkungan tapi prakteknya ngga pernah dilakukan oleh petugas pada kami.
Dari jalur Cibodas ini tersedia beberapa pos tempat peristirahatan yang berupa bangunan beratap yang sangat bermanfaat untuk berteduh dan menghangatkan badan. Sebaiknya tidak mendirikan tenda di dalam pos karena mengganggu para pendaki lainya yang ingin berteduh.
Awal pendakian dimulai dengan menyusuri jalan setapak berbatu, melintasi kawasan hutan tropis yang lebat. Kicauan burung dan suara monyet akan menyambut para pendaki sejak dari pos penjagaan. Setelah berjalan sejauh 1,5 km melintasi kawasan hutan yang sangat asri, terdapat sebuah rawa yang disebut telaga biru dalam ketinggian 1.500 mdpl. Telaga biru yang warna airnya bisa berubah - ubah di sebabkan oleh tanaman ganggang yang tumbuh di dasar danau.
Dengan melintasi jembatan kayu sepanjang jalur selanjutnya akan sampai pos Rawa Gayang Agung pda ketinggian 1.600 mdpl. jalur jembatan kayu ini sudah mulai rusak, banyak kayu-kayu yang lepas sehingga pendaki bila kurang hati - hati bisa terperosok jatuh.Setelah berjalan di atas jembatan kayu sepanjang kurang lebih 1 km, jalur kembali menapaki jalan berbatu hingga sampai di Pos Panyancangan Kuda. Pos ini berada diketinggian 1.628 mdpl, terdapat bangunan beratap yang dapat dipergunakan untuk berlindung dari hujan dan angin, namun pendaki-pendaki yang egois sering membuka tenda di dalam bangunan ini. Di lokasi ini terdapat persimpangan jalur (pertigaan). ke kanan ke arah air terjun Ciberem, sedangkan arah ke puncak ambil jalur lurus.
Bila pendaki ingin mampir ke air terjun mungkin tas dan bawaan lainnya bisa ditinggal di pos ini, dan ada salah satu rekannya yang menunggu.Berjalan sekitar 30 menit dengan lintasan berbatu yang sedikit menurun, dan di beberapa tempat digenangi air sehingga sepatu bisa basah, maka kita akan sampai di Air Terjun Ciberem yang berada di ketinggian 1.675 mdpl).Air terjun Ciberem ini terdiri dari tiga buah yakni; curug Cidendeng, curug Cikundul, dan curug Ciwalen. Wisatawan umum bisa datang ke lokasi air terjun ini cukup dengan membayar tiket masuk di pos penjagaan. Untuk melanjutkan pendakian pendaki harus balik lagi ke Pos Panyancangan Kuda (pertigaan).Dari pertigaan, jalur pendakian mulai menanjak dan berliku-liku melewati jalan setapak dari batuan yang terjal. Gemuruh air terjun yang berada jauh di bawah terdengar dengan jelas. Suara-suara satwa sering terdengar terutama di sore dan di pagi hari. Sejenak kita bisa beristirahat di Pos Batu Kukus (1.820 mdpl). 
Di tempat ini terdapat bangunan untuk duduk istirahat, dahulu ada atapnya yang disangga oleh sebuah tiang kayu di tengahnya.Lintasan kembali menanjak, jalan setapak berbatu mulai berganti dengan jalan tanah yang lebih alami. selanjutnya jalur mulai landai dan bonus-bonus turunan akan mempercepat kita sampai di Pos Pondok Pemandangan (2.150 mdpl). Pada musim pendakian, karena ramainya pengunjung maka kita bisa beristirahat di pos ini sambil menunggu antrian melewati air panas.Air panas berupa lereng curam yang sangat berbahaya, yang dialiri air panas dengan suhu yang mencapai 70°C, pendaki perlu ekstra hati-hati karena sempit dan licin.

 Sebaiknya jalan satu persatu dan menunggu bila ada pendaki yang melintas dari arah berlawanan. Karena bila dua orang pendaki bertemu maka pendaki di sisi jurang akan sulit mendapatkan pegangan bila terpeleset dan kesenggol akan fatal akibatnya, meskipun ada rantai besi pengaman namun kondisinya kurang aman untuk dijadikan pegangan.Batuan di Air Panas terasa panas bila disentuh. Namun banyak juga pendaki yang berhenti untuk menghangatkan badan. Sebaiknya tidak berhenti di sini karena sangat menggangu pendaki lainnya, selain itu sebaiknya menggunakan sepatu, panasnya air sangat terasa bila kita hanya menggunakan sandal.Mandi di sungai di Pos Kandang Batu (2.220 mdpl) ini yang berair hangat sangat menyegarkan badan, menghilangkan capek dan membantu melancarkan aliran darah yang beku kedinginan. Jangan gunakan sabun, odol, shampoo, karena banyak pendaki mengambil air minum di sungai ini. Membuka tenda di Pos ini sangat mengganggu perjalanan pendaki lainnya.

Meninggalkan Pos Kandang Batu kita akan melewati sungai yang kadang airnya deras sehingga hati-hati dengan sendal yang dipakai. Celana panjang mungkin perlu digulung, namun bila air sungai sedang tenang (tidak ada hujan di puncak) kita bisa melompat di atas batu-batu. Selanjutnya kita akan sampai di tanah lapang yang cukup untuk mendirikan beberapa tenda.Mendekati Kandang Badak, kita akan mendengar suara deru air terjun yang cukup menarik di bawah jalur pendakian. Kita bisa memandang ke bawah menyaksikan air terjun tersebut, atau turun ke bawah untuk mandi bila air tidak terlalu dingin. Di sekitar air terjun ini lintasan terjal dan sempit sehingga harus menunggu antrian satu per satu untuk melewatinya. Setelah itu jalur mulai landai dan sedikit menurun hingga Pos Kandang Badak (2.395 mdpl).

Bagi pendaki sebaiknya mengisi persediaan airnya di pos Kandang Badak, karena perjalanan berikutnya akan susah memperoleh air.
Porter kami sudah memepersiapkan tenda di area ini,jam 12 siang semua pendaki sudah sampai dikandang badak,makan nasi soto sudah tersedia.makanan pans diudara sedingin itu uenak sekali,sebaiknya makanan sedang panas segera disantap saja kalau tidak makanan tersebut beberapa menit saja akan dingin.
Makan di Kandang Badak
 Selesai makan dan sholat perjalanan akan dilanjutkan ke puncak pangrango.
Beberapa teman tidak melanjutkan karena kaki lecet dan sudah kehabisan tenaga juga.
Setelah kandang Badak perjalanan menuju puncak sangat menanjak dan melelahkan disamping itu udara sangat dingin sekali. Disini terdapat persimpangan jalan, untuk menuju puncak Gn.Gede ambil arah ke kiri namun jangan salah jalan menuju ke kawah, dan untuk menuju puncak Gn.Pangrango ambil arah kanan. Persiapan fisik, peralatan dan perbekalan harus diperhitungkan, sebaiknya beristirahat di pos ini dan memperhitungkan baik buruknya cuaca.Menuju puncak Pangrango waktu yang dibutuhkan sekitar 3 jam dengan jarak tempuh lebih kurang 3 km, dengan melintasi kawasan hutan lebat yang sangat terjal. Dari puncak gunung Pangrango pendaki tidak bisa menikmati pemandangan sekitar karena masih banyak pohonan. Sedikit turun ke arah barat terdapat areal terbuka seluas 5 ha yang dipenuhi dengan tanaman bunga edelweis. Tempat ini di sebut Alun Alun Mandalawangi.
(Bersambung menuju puncak gunung gede)
Puncak Pangrango
Alun alun Mandala wangi

No comments:

Post a Comment