Pages

Friday, January 3, 2014

4.HUJAN DEBU DAN HUJAN AIR (TRANS JAVA BALI)

Selesai sarapan pagi dengan tempe Mendoan dan secangkir kopi panas,keberangkatan kami kali ini dilepas oleh bu De kakaknya Joker dengan wajah ke khawatiran membiarkan kami menempuh jalan yang masih ratusan kilo meter lagi dengan sepeda,kami membesarkan hatinya bahwa kami bersepeda sesuai kekuatan saja dan tidak memaksakan diri,Bu de memandang kami seakan akan kami akan mengadapi medan perang yang sangat membahayakan,aku sangat memahami kekhawatirannya dan juga sangat berterimakasih atas segala perhatiannya,belakangan kami ketahui beliau memberitakan rasa khawatirnya pada Aster.
Bu De Purwokerto

Jalanan masih sepi pagi itu,hanya ada beberapa mobil melintas di jalan station purwokerto tempat kami menginap.
Perasaan lega sekali setelah 2 malam istirahat penuh dirumah kakak joker dan juga sepeda yang sudah dicuci dan di minyaki begitu ringan dan laju dikayuh. Rem sepeda joker kembali di check dan kelihatan kesalahan pemasangan sling di vbrake sejak dari awal lalu seting yang salah dibetulkan dan di test sudah tidak ada masaalah lagi,putaran roda sudah lancar dan rem bekerja dengan normal.
kesalahan pemasangan sling di vbrake
 Kami melaju dengan tujuan Purworejo,melewati warung warung soto (bahasa lokal dibaca sroto) sokaraja yang masih belum dibuka.
foto
Warung Sroto Sokaraja


Tidak seperti di sumatra begitu keluar kota akan terasa berkurangnya rumah penduduk dan berganti vegetasi atau kehijauan hutan tapi kalau kota di Jawa seolah olah ngga ada batasnya karena sepanjang jalan umumnya ada terus rumah penduduk.
Jalan mulus dan hampir semua menurun di daerah Krumput Banyumas sepeda kubiarkan jalan sendiri tanpa didayung,santai dan relax sekali rasanya sambil melihat lihat hutan karet dipinggir jalan,tiba tiba terlihat sopir truck melempar sesuatu ke arah penduduk yang berjejer duduk di pinggir jalan,aku berhenti ingin tahu apa benda yang dilempar tadi dan ternyata beberapa lembar uang ribuan.
Beberapa orang penduduk memperhatikanku dengan muka menghiba,aku lihat yang paling tua renta lalu ku berikan uang beberapa rupiah,yang lain sekitar 10 orang kelihatan agak muda dan kuat duduk berjejer seperti menunggu pejabat,aku berencana tidak akan memberi lagi pada yang lain tapi sewaktu mau berangkat aku jadi hiba melihat muka penuh harap mereka dan ku ambil uang sekedarnya lalu kuserahkan ke satu orang untuk dibagi sama rata.
Belakangan aku tahu konon kabarnya aksi lempar uang dari mobil oleh para supir di daerah itu adalah suatu ritual yang dipercayai "membuang sial" Allahualam kebenarannya.
foto
Krumput Banyumas,mereka duduk berjejer di pinggir jalan

Memasuki Karang pucung jarang rumah penduduk disini kita disuguhi dengan jurang dan pohon pohon pinus serta jalan mulus dan tanjakan dan turunan yang meliuk liuk,bunyi uir uir serangga hutan selalu terdengar dikuping.
Di sepinya jalan tiba tiba di satu belokan berpapasan dengan 2 pesepeda berkebangsaan australia,kami berhenti saling menyapa dan kedua orang laki laki dan perempuan tersebut diketahui akan  meneruskan perjalanan ke Eropah dengan sepedanya.
Di daerah Karanganyar kami diguyur hujan lebat dan di masjid raya yang ada kami sholat jumat,kami menunggu hujan reda lebih kurang satu jam di pondokan santri disamping mesjid,pakaian basah yang kupakai terasa makin dingin dalam keadaan duduk,aku mengisi waktu mengobrol dengan beberap santri dan terlihat joker duduk di depan pintu pondokan tertidur pulas,hingga dibangunkan oleh air yang menggenang dikaki,begitulah nikmat yang kami terima dimanapun dan dalam suasana sesulit apapun kami bisa tertidur.


di depan pintu pondokan tertidur pulas  

menikmati es Degan
Hujan masih turun rintik rintik kami  kami mencari warung terdekat tetap jalan karena baju sudah kepalang basah.akhirnya kami sampai jam 06.30  di alun alun Purworejo lalu kami menuju mesjid raya yang ada disitu.
Aku menelpon Agus Anak mantu da junahar yang baru pindah ke Purworejo dan tidak berapa lama agus datang menjemput kami untuk nginap dirumahnya.
Pagi sehabis subuh kami dibawa sarapan nasi gudeg goreng ke Alun alun Purworejo,banyak penduduk olahraga joging waktu itu dan ternyata hari itu adalah hari libur Sabtu,sejak dalam perjalanan aku jarang me.perhatikan hari dan kadang waktu jumat aku tahu dari loud speaker mesjid atau informasi joker..perasaan week end terus hehebe....Alhamdulillah.
Numpang nginap di rumah Agus Purworejo
 Pakaian masih lembab terpasang lagi dan kami berangkat menuju jogja kali ini kami melewati jalur wates daerah yang kiri kanannya banyak persawahan dan ramai sekali kendaraan besar antar propinsi melewati jalur ini,dijalan ini kita harus extra hati hati karena mobil besar tersebut akan mendahului kita dengan ruang yang sangat minim buat kita dalam hal ini harus ambil putusan yang cepat yaitu turun bahu jalan atau resiko disrempet.
Kulon progo

Kontur jalan yang kami lewati pada jalur ini rata rata datar.
Jam 12 kami dihadang oleh Mas gungun teman joker didaerah Kali Progo,gungun adalah teman joker sewatu kuliah dan tinggal kulon progo,kami ditraktir makan siang sambil ngobrol pengalaman sepeda kebetulan beliau juga hobi gowes.
Mas gungun teman joker didaerah Kali Progo
Dalam hujan gerimis kami pamitan untuk melanjutkan perjalanan,sore jam 16 kami sampai di keraton jogja. Dalam keadaan basah kuyup oleh hujan kami sempatkan berfoto di depan Keraton jogja,aku mengambil kamera dengan sangat hati hati agar tidak kecipratan air,tukang mie bakso meminjamkan aku sapu tangan kering untuk melindungi kamera samsungku,kami bela belain berfoto disini karena entah kapan lagi kami akan sampai ke sini dengan bersepeda,berikut acara dilanjutkan makan mie bakso dan minum wedang ronde di luar pelataran kraton,terasa nikmat sekali makanan dan minum panas dalam keadaan kedinginan,walaupun mungkin sebagian kuahnya sudah bercampur dengan air hujan yang menetes dari atas.langit.
Keraton Jogja

Hujan tidak menyurutkan niat kami melanjutkan perjalanan kearah Prambanan,sepeda kami menyelusup kearah depan antrian macet begituseterusnya hingga kami sampai di jalan layang menuju prambanan pada highway ada pecahan arus menuju kota dan arus menuju Prambanan,sewaktu masuk jalur ke prambanan sungguh mendebarkan karena semua kendaraan laju kencang,lama kami menunggu arus kendaraan habis tapi tidak pernah ada habisnya kami turun menuntun sepeda dan berjalan lalu melambai memberi isyarat untuk bisa lewat,alhamdulillah selamat sepeda kami kebut seperti kecepatan kendaraan bermotor agar tidak tertabrak dari belakang.
Mesjid Raya almutaqun Prambanan

Azan magrib hampir berkumandang dan hari sudah mulai gelap karena hujan mulai turun lagi,kami berhenti di mesjid almutaqun yang terletak persis didepan candi Prambanan.
Malam itu ada tablig akbar di mesjid hingga jam 10 malam,kami harus  mengungsi tidur di pojok sport hall yang lantainya agak menghitam berdaki,matras aku bentangkan dan sleping bag buka,nyamuk dan suara nyanyian nasik dari mesjid sudah tidak sanggup menahan kantukku untuk tidur....,Alhamdulillah bisa tidur nyenyak hingga subuh...perjalanan kami belum berakhir,...

No comments:

Post a Comment