Pages

Wednesday, January 8, 2014

5.BERSEPEDA DALAM DEBU GUNUNG MERAPI (TRANS JAVA BALI)

Hujan yang yang hampir tiap hari dan kondisi phisic kami yang sudah mulai menurun,akhirnya joker mengusulkan untuk merobah rencana rute dari jogja yang tadinya ke jalur selatan yaitu melalui Tawang mangu,pegunungan Dieng,lawu ,kediri dan batu malang yang penuh tanjakan pegunungan ,kami robah ke jalur tengah yaitu prambanan,Surakarta,Sragen dan masuk Ngawi di jatim yang relatif datar.
Masjid Almutaqun Yang berlokasi di desa prambanan mempunyai arsitektur yang sangat indah dari informasi yang kami dapat dilokasi itu ditemukan prasasti masjid lamanya yang diperkirakan berumur 2 abad yang lalu kemudian pemda membangun masjid baru dilokasi tersebut,peresmian dilakukan oleh bapak Hidayat Nur Wahid ketua MPR dimasa itu juga dibadiri oleh mentri agama dan imam masjid Nabawi Madinah.
Jalan disekitar prambanan belum begitu ramai pagi itu,sebelum berangkat kami ingin singgah di lokasi candi Prambanan tapi karena tidak diperbolehkan naik sepeda ke lokasi tersebut maka niat kunjungan kami batalkan dan diganti dengan  mencari sarapan pagi yang kami temukan disebuah warung lesehan pinggir jalan.
Lesehan diudara pagi yang masih dingin dipinggir jalan raya Prambanan mempunyai daya tarik tersendiri lalu lintasa masih sepi,kelihatan beberapa penduduk yang sedang jogging dan bersepeda balap disepanjang jalan,aku baru menyadari ternyata hari itu adalah hari libur Ahad. Bubur ayam prambanan sungguh terasa nikmat sebagaimana perasaan kami yang lepas tanpa beban pikiran,bebas dari isu ekonomi politik karena memang kami hampir tidak pernah mendengar berita.Bebas dari pikiran pkiran bisnis,kami hanya memikirkan ada apa didepan kami nanti dan memohon selalu perlindungan Allah.
Bubur ayam prambanan
Melanjutkan perjalanan menuju Surakarta sering sekali kami dilewati oleh pesepeda roadbiker lokal,mereka memperlambat sepedanya dan menanyakan tujuan dan asal kami,atau kalau mereka melewati kami selalu memberi lambaian,hal seperti ini membesarkan hati kami karena didaerah asing ada perasaan solider karena kami sehobi,pernah sewaktu aku agak jauh meninggalkan Joker seorang pesepeda memberi tahuku bahwa joker tertinggal jauh sekitar setengah jam dibelakang hal ini sangat berguna karena aku harus mengurangi kecepatan tapi Joker masih belum muncul juga dan agar tidak terlalu jauh jaraknya pada suatu SPBU aku mampir untuk buang air kecil kemudian duduk di cafe yang ada disitu sambil menunggu joker,namun hampir setengah jam joker masih belum muncul,aku berusaha menelpon dan joker memberi tahu posisinya didekat rumah sakit tapi manalah aku tahu daerah asing itu,kami jadi bingung apakah aku yang didepan atau joker yang didepan,aku mencoba menanyakan pada penduduk lokal posisi yang diterangkan joker itu apakah didepanku atau sudah terlewati,akhirnya seorang pesepeda memberi tahu bahwa posisi itu kira kira 2km didepanku,lalu aku pesan joker agar menungguku disuatu tempat khusus yang kebetulan di perlintasan ketera api,akhirnya kami berkumpul lagi dan mulai memasuki perbatasan Surakarta.dan tak lama di suatu pertigaan jalan sebelah kanan terlihat tugu yang unik yaitu orang duduk sedang menenun mungkin ya..? ?
Kami memasuki kota Surakarta jam 10 siang dan duduk duduk di jalan utama depan pertokoan sambil menikmati surabi dan sebotol aqua dihadiahi orang toko yang katanya juga berasal dari Sumatra dan sangat bersimpati pada kami,dia memberi informasi pada kami bahawa jalan yang kami rencana ke Dieng sungguh penuh tanjakan dan sangat berat apalagi di musim hujan seperti sekarang,mendengar informasi tersebut akhirnya dengan berat hati aku menyetujui untuk mengambil jalur utara yaitu melewati sragen dan ngawi tapi dengan syarat sewaktu di Banyuwangi nanti kita harus naik ke gunung Ijen.
Meninggalkan kota Surakarta kami sampai di Karanganyar dan belok ke kiri kearah Sragen.
MASUK KOTA SRAGEN

Sore jam 16 kami memasuki Kabupaten Sragen,ini adalah daerah perbatasan antara jateng dan jatim tapi kami tidak bisa mencapai sampai perbatasan karena hujan semakin lebat,dikota Sragen kami mulai mencari tempat nginap dalam hujan lebat tersebut,kami berhenti disalah satu mesjid yang cukup besar tapi sedang di renovasi,aku lihat kondisi mesjid tidak memungkinkan kami untuk menginap dengan aman disitu.lalu jemaah yang ada memberi tahu kami kearah pucungsari ada satu mesjid yang cukup bagus untuk singgah nginap.
Dalam hujan dan gelap yang mulai menyergap kami pacu sepeda untuk mencapai daerah yang ditunjukan,joker tertinggal dibelakang,sayup sayup aku mendengar nada pangil dari HP yang kuletakan di box depan,aku berhenti disatu gubuk untuk menjawab panggilan ternyata dari joker yang memberi tahu aku sudah terlewat dari mesjid baziz yang kami tuju,sepeda langsung kebali balk arah.
Didesa Pucungsarià kami berhenti dan nginap dimesjid Baziz yang terletak sangat strategis dimana banyak ditemukan warung makanan,mesjidnya bagus dan mandi cuci lengkap dan bersih,aku mendorong sepeda kearah teras toilet untuk berteduh dari hujan,kedatangan kami dengan sepeda dalam keadaan basah kuyup menarik perhatian beberapa warga yang ada disitu lalu kami menemui pengurus untuk minta izin menginap disitu,alhamdulillah kami dizinkan untuk tidur di teras mesjid.
Aku menuju kamar mandi dan mengganti baju dengan yang kering untuk sholat dan istirahat malam ini,Sepeda yang aku parkir didinding toilet dijadikan tempat jemuran pakaian yang basah.
Si"Marine" yang multy fungsi
 Sehabis subuh aku ngobrol dengan seorang pengunjung mesjid yang sangat aktif mengingatkan pengunjung agar barang barang bawaan jangan ditinggal,pak Arif usia adalah seorang purnawirawan KKO dan sekarang diusia yang sudah 74thn itu mempunyai kegiatan sebagai pedagang pakaian keliling dari desa ke desa,dia bercerita begitu bangga dengan propesinya sekarang ditambah lagi 4orang anaknya yang semua sudah jadi guru dan menyarankan dia untuk dirumah saja,hal itu ditampiknya dan dia menyatakan akan pulang kerumahnya di Lawu setiap 1bulan sekali dan selain itu dia akan terus berkelana sambil mengasong dagangan serta istirahat di mesjid atau rumah makan,aku terrkagum kagum melihat semangat hidup bapak Arif yang betul betul seorang prajurit sejati...the old soldier never die...semoga beliau tetap sehat...amiin
Jam 06.10 pagi kami mulai lagi perjalanan,beberapa saat aku perhatikan seperti ada embun yang turun dan lengket memutih dipakaian ternyata debu vulkanik dari Gunung Merapi di jateng sudah sampai di daerah Sragen,aku tutup hidung pakai scraf dan pakai kaca mata hitam.
HUJAN DEBU MERAPI
 Kami berhenti istirahat dan berfoto sewaktu memasuki perbatasan Jateng dan jatim pakaianku memutih oleh debu vulkanik,begitu juga mobil mobil yang lewat penuh debu.
Selepas Kabupaten Ngawi kami memasuki Caruban,hari sudah jam 5 kami tidak mungkin lagi untuk melanjutkan karena hutan Saruban terlalu sepi dan rawan untuk dilewati sore itu.
SELAMAT TINGGAL JATENG
MEMASUKI JATIM
Sebuah mesjid di desa Caruban kira kira 100meter dari jalan raya kami datangi dan minta izin untuk numpang nginap disitu.
Pak bowo salah satu jamaah mentraktir kami untuk makan malam di sebuah warung pinggir jalan yang banyak di singgahi oleh mobil truck barang antar propinsi,aku memilih nasi campur yang berisi goreng ikan dan sayur nano nano "rasanya ngga ngerti" supaya enak aku tambahkan banyak sambal dan garam,baru rasanya nendang dan berkeringat sesuai lidah padangku.
Sehabis makan beliau memberikan wejangan tentang islam lalu kami dibekali foto copy amalan doa doa yang katanya di dapat dari seorang habib Hasan dari kediri.
Jalan Gus Dur di Jombang
Perjalanan dari caruban ke nganjuk,Kertosono dan jombang kami selesaikan sampai siang,udara cerah tidak hujan tapi joker sedikit agak batuk mungkin itu pengaruh dari hujan debu vulkanik dulu.
Jalan masih padat tapi kami tetap mengayuh pelan dan di daerah mojokerto atau persimpangan 50km menjelang ke surabaya, kami ikuti jalan lurus yang ke Banyuwangi.
Di desa Jampi rogo kami berhenti dan nginap di mushola spbu...insyallah besok perjalanan masih akan kami lanjutkan..mohon doa

No comments:

Post a Comment