Pages

Monday, March 23, 2015

3.TOUR de ASIA_SAHABAT SINGAPORE KU

Dalam pelayaran kami dengan ferry Sindo dari Pelabuhan Sekupang Batam,aku sedikit merasakan ke khawatiran dengan perlakuan diskriminasi petugas imigrasi Singapore terhadap kami nanti,karena kali ini kami masuk Singapore adalah sebagai pengelana bersepeda bukan sebagai turis yang siap untuk menghamburkan uang untuk bersenang senang,bermacam pertanyaan dalam hatiku saat itu,tiba tiba lamunanku buyar sewaktu loud speaker mengumumkan kapal segera sandar di Harbour front Singapore.


LOADING DI SEKUPANG BATAM


Penumpang mulai turun antri satu persatu,begitu keluar ferry aku langsung menunggu sepeda yang diletakan di atas geladak tidak berapa lama datang petugas menurunkan sepeda kami satu persatu dengan hati hati,berbeda sekali pelayanan di singapore dengan di Selat panjang Riau dulu yang kasar dan tidak mempedulikan keselamatan sepeda kami,kami merasa kecewa sekali dengan sikap buruh pelabuhan yang tidak menunjukan sikap sebagai tuan rumah yang ramah.

Kami antri untuk check imigrasi singapore,petugas menanyakan berapa lama kami tinggal di Singapore,dimana tempat kami menginap di Singapore dan berapa uang yang dibawa,jawaban ini sudah ada dikepala kami masing masing yaitu tinggal tiga hari di rumah anak Joker di Red hill dan bawa uang us$500,petugas kemudian membolak balik pasporku sementara aku sedikit tegang menunggu entah apa yang di bolak baliknya,lalu petugas yang bertampang melayu itu mengetok pasporku dengan stempel,terasa perasaaku lega,kekhawatiranku terhadap petugas yang discriminatif tidak terbukti,aku bersorak dalam hati,kini aku datang dan memulai petualangan di negeri asing.
Dibagian custom clearance semua barang yang terpasang disepeda di copoti dan di masukan kedalam detector,terasa repot juga tapi apa boleh buat karena itu adalah aturan dan aku mematuhi itu,selesai pemeriksaan custom aku memasang kembali panier kesepeda dan sekarang kami siap untuk keluar dermaga,aku lihat standar speda tidak berfungsi lagi dan sudah bengkok,aku rasa tadi petugas menaikan ke kapal menyeret sepedaku selagi berdiri dengan standard hingga bengkok.
di pintu keluar aku melihat beberapa orang yang kelihatannya berpakaian jersey menyapa kami dengan logat melayu "bapak Tasman atau pak Yosef kah?" saya jawab "iya saya Tasman dan ini pak Yosef dan pak Joko" lalu dia memperkenalkan diri satu persatu yaitu Pak Jailani Mahmoud,Maszelan,Rizal,Andre Tukiman dan beberapa orang lagi yang dulu kami hanya saling kenal melalui Facebook.


BANG JAILANI AND I

Setelah saling kenal lalu pak Jailani merancang perjalanan kami hari ini yaitu pergi sholat Dzuhur ke masjid kemudian mencari makan siang lalu mengantar kami ke Red Hill rumah helen anak Joker.
Memasuki jalan mulus di Singapore sangat menyenangkan kendaraan sangat tertib berlalu lintas kami bertiga di konvoi oleh mereka persis seperti tamu negara tapi yang pakai sepeda..hehe..subhanallah..bahagia dan takjub perasaanku saat itu,tidak pernah membayangkan akan bisa naik sepeda di negara tetangga ini,aku perhatikan semua keadaan saat itu,mulai dari cuaca yang cerah dan agak panas kemudian lalu lintas yang lancar,tidak ada kebisingan suara klakson,semua mematuhi traffik light,aku hati hati betul mengikuti Jailani dari belakang supaya jangan terjadi pelanggaran lalu lintas. Beberapa pengemudi dan pengguna jalan melirik pada rombongan kami seakan ingin tahu dengan tampilan kami yang mempunyai beban panier yang cukup berat di sepeda. Di traffic light pada saat menunggu lampu hijau ada saja yang bertanya kami dari mana,kami sampai disuatu masjid Jamiyah Al Rabitah di daerah 601 Tiong Bahru Rd,selesai sholat Dzuhur kami mencari makan halal di sebuah rumah makan Pakistan di Arab str ,aku pesan nasi briani dan teh tarik,nikmat sekali rasanya makan dipinggir jalan yang tidak begitu ramai,kami tidak dibolehkan bayar makanan waktu itu.
CITY TOUR DI KOTA SINGA

karena hari masih agak siang,pak jailani membawa kami gowes ke daerah Alexander canal,Singapore River di sini kami istirahat dan sempat menyanyikan Lisoi untuk para pengunjung yang ada,kami begitu lepas dan bebas berexpresi waktu itu,kami cukup bahagia bisa berbagi kebahagiaan untuk warga dan sahabat singapore kami waktu itu.


TOURING SEPANJANG SINGAPORE RIVER

kemudian perjalanan dilanjutkan ke down town dan terakhir ke rumah anaknya Joker di Red Hill.
Kami menginap dirumah Helen dan pak Jailani cs kembali pulang dan besok pagi Pak Maszelan berjanji akan membawa kami gowes keliling Singapore besok pagi.
Hari kedua di Singapore kami mengunjungi KBRI dan diantar oleh Helen yang berboncengan dengan papa tersayangnya. 

sweet memory in Singapore

Di KBRI kami disambut oleh minister consellor Bapak Simon DI Soekarno setelah sedikit ada acara ceremonial penyerahan plakat kota Pekanbaru kemudian kami juga di berikan plakat KBRI Singapore berikut amplop berisi uang jalan dari pak Lilik....alhamdulillah.




KBRI SINGAPORE
sorenya kami dijemput dan diajak jalan sampai malam oleh pak Maszelan.
Hari ke tiga kami meninggalkan rumah Helen,aku melihat rasa sedih diwajah Helen melepas kepergian kami.
Malam ini kami akan nginap di rumah pak Jailani Mahmood di daerah yishun,setelah bersepeda dari redhill ke jembatan yishun sejauh 35km kami sampai dijembatan Lentor ave.
SAHABATKU DI SINGAPORE
Dijembatan tersebut kami menunggu pak Jailani yang berjanji akan  jemput kami pada jam 20 atau sepulang beliau dari kerja. Jam menunjukan pukul 19sore,dikegelapan malam kami duduk di trotoar jalan Lentor ave yang kadang kadang di lewati oleh satu dua orang yang sedang jogging,kami persis seperti orang homless menunggu didaerah asing,tapi perasaanku sangat bahagia walaupun duduk dalam udara dingin.
Aku hanya berharap supaya tidak turun hujan saja,tepat jam 20 pak Jailani muncul dengan sepeda lipatnya. Kami sama sama diajak ke restoran arab.
Aku dan joker pesan nasi briani yang porsinya mungkin cukup untuk 3 orang.
Appartement pak Jailani berada tingkat 4 kami coba menaikan sepeda dengan lift,tapi gagal larena terlalu besar,setelah beban dilepas  barulah bisa naik lift.

RUMAH BANG JAILANI YISHUN
kami dikenalkan dengan keluarga beliau yang sangat ramah sebagaimana keluarga muslim yang taat. Rumah appartement yang berada dilantai 4 lumayan besar untuk ukuran singapore dan tertata rapi,ruang depan berjejer sepeda sepeda koleksi dan sepeda pelanggan yang akan diservice oleh Syaikhul 'Azim anak beliau yang sulung,bengkelnya sangat bersih jauh dari bayangan bengkel yang kotor penuh dengan tetesan oli tidak setetespun oli dilantai,betul betul bersih dan rapi seperti show room sepeda saja layaknya. Sepedaku di tune up lagi dan kick standku yang sudah tidak berfungsi di suruh ganti oleh pak Jailani dengan cuma cuma begitu juga pannier joker yang sudah sobek akibat over weight diganti oleh pak jai dengan punya dia yang masih dalam keadaan baru. Aku coba membayarnya tapi beliau menolak menerimanya.
Jam 01 kami baru tidur dan jam 04 sebelum subuh kami sudah bangun dan siap siap untuk menuju bandar Tenggara Malaysia.










Sebelum waktu sholat subuh kami sudah berangkat,jalanan masih sepi ada beberapa orang yang sedang joging pagi,di masjid woodland kami berhenti untuk sholat subuh.
Saat menuju perbatasan singapur dan Malaysia hari sudah mulau fajar,rombongan kami saat itu berjumlah 10 orang yaitu 3 orang TdA dan 7 orang dari singapor.
Perasaanku antara senang dan khawatir seandainya kami tidak boleh masuk ke malaysia,tapi yang membuat aku percaya diri adanya teman teman singapore bersama kami.
Kendaraan roda dua termasuk kami Team TdA berjumlah 10 pesepeda antri satu persatu,kami bertiga TdA jadi perhatian dam sering ditanya dari mana dan mau kemana mungkin karena mempunyai beban yang paling besar muka dan belakang ditambah lagi bendera merah putih dan bendera singapura yang kami pasang.
Aku paling terakhir selesai check imigrasi,tidak ada rombongan sepeda terlihat,lalu aku genjot sepeda kearah yang sedikit agak menurun lalu disisi kiri jalan rombongan kami tadi terlihat berhenti dan bersalaman dengan seseorang,opong sitor sibuk selfy dengan gaya khasnya tujuk sana sini.

Aku dikenalkan dengan bang abdul Rozak my seorang pesepeda dari johor yang sudah dikontak pak Jailani sejak kemarin melalui FB.
Aku jadi malu hati, kedatangan kami dari Batam,singapore hingga Malaysia selalu di sambut oleh kawan kawan pesepeda. Seperti seorang ambasador saja,tapi akhirnya aku bisa banyak belajar arti dari suatu persahabatan yang tanpa garis garis batas imaginer negara yang diciptakan manusia dan tanpa status status kebangsaan yang sering menggiring kita pada keangkuhan pribadi dan anti persahabatan,pada hal kita terlahir sama lalu didunia kita dibedakan oleh bangsa ini dan bangsa itu batas negara ini dan negara itu...aaakh pikiranku mulai liar,biarlah aku jadi mahluk dunia saja yang tanpa batas negara dan tanpa status sosial in sya Allah tentu akan lebih bermakna..
Bang Abdul Rozak menyalami kami sambil berucap "selamat datang pak,kawan kawan pesepeda Johor titip salam untuk team Tda" lalu beliau mengatakan "pertama tama kami akan bawa rombongan untuk breakfast dulu kemudian kami akan diantar ketempat tempat bersejarah setelah itu kami akan di escort sampai batas kota untuk menuju bandar tenggara".
Dengan mengendarai motor honda 500cc kami di escort ke suatu cafe"Rasa rasa johor"

Jailani,aku,Rozak,Yosef dan Joker 
Pak Rozak memberi tahu kami khusus team TdA lebih baik mencoba makanan specific johor yaitu Lasa johor. Aku menurut saja maklum harus jadi tamu yang baik apalagi ditraktir..hehehe.
Lasa johor ternyata memang enak,mirip spageti,uniknya kalau yang memakan tersebut tidak pakai sendok atau dengan tangan, itu bisa dipastikan orang asli johor.
Tuntas sarapan pagi kami mengunjungi gedung parliment dan istana raja johor kemudian ke bukit timbalan kerajaan johor.

gedung Parliment

istana Johor

Jam 9 pagi kami diantar menuju Bandar Tenggara sampai batas kota johor baru.pak Razak bercerita bahwa sepeda motornya yang dipakai sekarang adalah pemberian seorang pesepeda yang cukup kaya di johor dengan pesan untuk tugas antar jemput para tamu pesepeda luar yang masuk Johor baru.
Sewaktu berpisah pak Rozak menyalami kami satu persatu dan beliau memberi tahu bahwa kedatangan kami team Tda sudah diberi tahu ke komunitas sepeda dikota kota yang akan kami kunjungi nanti. Perjalanan kami lanjutkan tanpa pengawalan pak Rozak,sengatan panas matahari semakin garang dan kendaraan makin padat disepanjang jalan menuju bandar tenggara.
Beberapa kilo meter selepas negeri Kulai,ada pengemudi sebuah sedan mendahului dan melambai kami minta berhenti lalu laki laki muda yang ada didalam kendaraan menanyakan apakah kami pesepeda dari Indonesia yang tour de asia itu,kami meng iya kan,lalu dengan perasaan senang dia memberi kami minuman dan dia dapat kabar dari pak Rozak untuk memberi kami bantuan apabila diperlukan. kami akhirnya berpisah dan melanjutkan perjalanan
Sahabat dari  kulai

kami istirahat dan makan siang di sebuah food court kota Kulai,nasi soto menjadi pilihan kami bertiga,ternyata yang terhidang lontong soto katanya nasinya seperti itu....( bingung aku!##@). Di food court ketemu seorang ibu ibu yang sedang mempromosikan Mie Bandung tapi ini bukan made in Bandung lho.....rupanya makanan yang berlabel Bandung jadi favorit juga di Malaysia ini,apakah konsumennya hanya orang Indonesia,tidak juga..kata ibu tadi ,kami dibekali beberapa bungkus dengan imbalan kami diminta berfoto bersama,jadi iklan mungkin ya...hehe
jadi iklan mie Bandung di Kulai
Si opung yosef mulai lagi beraksi,dari tempat duduku aku melihat si opung memanjat loteng ,sepertinya sedang mengambil bendera bendera lecil Malaisia. sewaktu melihat jejeran bendera bendera kecil Malaysia,dengan riangnya dia datang ke kami "kau lihatlah apa yang kubawa,nih...pasang satu satu biar gagah nampaknya sepeda kau"
nyari bendera Malaysia
Jalan dari Kulai ke bandar tenggara relatif mulus dan lurus tetapi gelombangnya cukup tinggi bisa buat roller coster. Jarak diantara kami tidak begitu jauh.
Kawan singapore Rizal selalu berada dibelakang yang tugasnya untuk berjaga jaga kalau ada yang perlu bantuan. Insiden kecil terjadi saat joker belok kiri dipertigaan 1km sebelum bandar Tenggara,roda depan slip kebahu jalan hingga jatuh,bahu joker sedikit lecet tapi untunglah tidak parah.

kecelakaan kecil
hal ini terjadi menurut joker karena dia sedang mengobrol kemudian ban depan jatuh ke bahu jalan yang agak curam,kami istirahat beberapa saat disitu dan dilanjutkan dengan kontur jalan yang datar.


rehat di gerai Bandar Tenggara
istirahat di homstay Bandar Tenggara

Jam 16 kami sampai di bandar tenggara dan masuk homestay yang sudah di booking sebelumnya oleh kawan singapore.aku istirahat karena sudah ngantuk sekali,mudah mudahan besok segar lagi untuk melanjutkan perjalanan ke batu pahat.....(bersambung)





















4 comments:

  1. kalau ada turing lagi saya pengen ikutan dong saya heri kristanto pesepeda dari bandung oh iya saya juga pernah ke singapore cuma tanpa sepeda maklum baru penjajakan kesana pertama,saya kira di pelabuhan tdk diperbolehkan bawa sepeda wah nyesel gk bawa sepeda wktu itu he...he... contac sy 08222 318 2328

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo mas Heri,tapi saat ini belum ada rencana ke singapore karena rencana tahun ini akan turing ke Kalimantan,tapi nanti kalau ke singapore akan dikabari in Sya Allah.

      Delete
  2. sekali sekali mampir ya di bandung sy ada spot bagus kiara payung buat pesepeda,pecinta sepeda,dab daerah bandung ,lembang serta dago juga cukup keren,..utk tempat tinggal kebetulan sy ada home stay yg kosong 1 bh di tempat saya,milik sy sendiri,ya ala backpacker lah kasur lipat,bantal dan kopi gratis he..he... oh iya home stay seiklasnya ya pengganti kopi gk lebih dari 1 bln ya klw lebih niat namanya,he...he...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wadouuh tawarannya menggiurkan,coba kenalnya dari thn 2014 tentu saya akan mampir 1 atau 2 bulan ..eeeh sorry 1 atau 2 hari..hEhe,...saya pernah mampir ke bandung sewaktu Sepeda turing Trans Sumatra,Jawa dan Bali,tapi nginapnya di masjid Taqwa di Ciranjang. In sya Allah kalau nanti saya ke Bandung mampir ke homestay nya Kang Heri.Terimakasih tawarannya kang Heri

      Delete