Pages

Saturday, January 30, 2016

2 & 3.Tour de km 0_Diguyur hujan

Selasa 19 januari 16.
Kami dibangunkan oleh kicauan burung dipagi yang dingin ini,keluarga pak datuk terlihat didapur sedang memasak,kawan kawan lain masih tidur meringkuk,aku keluar rumah untuk mandi dan uduk disungai kecil dekat rumah,embun pagi masih menyelimuti lembah,butiran butiran air embun dari daun dijalan setapak itu membasahi kaki disetiap langkahku,sensasi pedesaan yang sungguh luar biasa.
Selesai berbenah kami pamitan pada keluarga pak Datuak Suar lalu semuanya meluncur ke polres Payakumbuh. Hujan lebat mengguyur kami sampai ke polres dalam keadaan basah,kami sudah ditunggu oleh pak Djarot serta kawan komunitas sepeda payakumbuh, Kapolres payakumbuh ibu akbp Yuliani SH.dan jajarannya. Pertemuan yang sungguh akrap dengan ibu kapolres serta bapak bapak polisi Payakumbuh yang juga pencinta sepeda kami lebur bercerita tentang sepeda tanpa dibatasi status sosial.
Dilepas Kapolres Payakumbuh

Jam 8.30 pagi menghadiahi team dengan sovenir serta melepas keberangkatan kami dengan pembacaan doa.
Hujan rintik masih masih membasahi kota Payakumbuh namun kami ditemani 5 orang lainnya dari komunitas lokal  tetap lanjut mendayung ke Bukittinggi lebih kurang 30km,jalan yang mulus dan dibasahi hujan ditambah kendaraan yang laju kita harus extra hati hati.
Kami sampai dikota wisata Bukittinggi sekitar jam 11.00 lalu pak Djarot dan kawan kawan mengarahkan kami mencari makan khas minang yaitu nasi Kapau di pasar Bukittinggi,aku pesan lauk favoritku yaitu pangek ikan emas bertelor,udara yang dingin dan tubuh yang capek membuat makan makin lahap.kami mengambil foto foto di depan jam gadang lalu duduk duduk berteduh ditangga mall yang menghadap jam gadang sambil menunggu hujan reda. Pak Djarot dan kawan yang menemani kami dari kemarin minta izin untuk kembali ke payakumbuh. Jam 14 hujan masih belum reda dan kami memutuskan untuk menginap di bukittinggi saja malam ini,rumah orang tua ucup di Gulai bancah adalah tempat kami nginap malam ini.
Jam Gadang Bukittinggi

20 januari 16 pagi jam 7 cuaca pagi yang cerah di daerah Gulai bancah Bukittinggi kami dilepas oleh keluarga dan orang tua ucup. Kami berlima saya,opung yosef,abasri,syaiful dari Kalimantan,gozy abdullah dari Batam dan ucup mahasiswa uin Padang meluncur kearah gadut,matahari yang masih rendah dan tiupan angin sangat enak untuk mengayuh,sepeda meluncur  di jalan mulus hingga desa Kumpulan kemudian menanjak hingga pintu angin lalu menurun tajam hingga ke Bonjol sebelum masuk kota bonjol kami berhenti di sebuah cafe dipinggir Sungai Bonjol lalu dilanjutkan ke tugu equator disini kita bisa melihat garis batas equator mesium sejarah bonjol.
garis batas equator
 Dari literatur aku baca Tuanku Imam Bonjol lahir di Kota Bonjol , Provinsi Sumatra Barat tahun 1772. Nama asli Tuanku Imam Bonjol adalah Peto Syarif. Beliau adalah pejuang yang tangguh dan sulit ditundukan Belanda. Dalam bulan Oktober 1837, secara licik Tuanku Imam Bonjol diundang ke Palupuh untuk berunding. Tiba di tempat itu langsung ditangkap dan dibuang ke Cianjur, Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotak,Minahasa, dekat Manado. Di tempat terakhir itu ia meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864. Tuanku Imam Bonjol dimakamkan di tempat pengasingannya tersebut. Terasa panas yang menyengat sewaktu kami melanjutkan perjalanan yang menanjak hingga labuah barangin,banyak lapak lapak jual durian di pinggir jalan,harga nya rp10ribu lima durian ukuran sedang,murah sekali dibandingkan harga di kota.
Aku agak lega melihat didepan sudah tidak ada puncak yang harus didaki lagi, dipuncak ini kami berhenti istirahat sambil merebus air untuk ngopi di pinggir jalan pesawangan.
Ngopi dulu

Durian

10 km menjelang kota Lubuk sikaping jalan menurun tajam hingga memasuki jalan protokol Lubuk sikaping.
Kami mendayung pelan memasuki ibu kota kabupaten Pasaman ini jam 16 target kami saat ini mencari tempat nginap,sambil melirik apakah itu masjid ataupun tempat camping,tiba tiba dari pinggir jalan sewaktu memasuki kota aku mendengar seseorang memanggil namaku,spontan aku dan kawan kawan berhenti.
Laki laki tadi memperkenalkan dirinya Yonda effendi yang sudah mengenal aku dan opung melalui FB dan satu hari sebelumnya informasi kami akan melewati Lubuak sikaping dari komunitas sepeda bukitinggi menyebabkan dia menunggu kami untuk memberikan fasilitas penginapan dirumahnya.
Suatu hal yang membahagiakan kami bisa menginap dan bersilaturahim dengan komunitas sepeda Lubuak sikaping,ngobrol dan ramah tamah sampai larut malam disuguhi durian dan ketan.






Pak Lukas Kapten PM

Kamis 21 januari 16. Hari ini Syaiful salah satu team kami akan pulang ke rumah karena waktu cutinya yang sudah habis,sekarang team menjadi 5 orang yaitu saya,yosef sitor,Abasri,gozy dan khalis.
Jalan datar menuju utara melalui hutan panti yang masih rimbun sangat menyenangkan,anak dan dewasa pinggir jalan menyapa kami ramah "good morning mister" sapaan yang sepertinya akrap untuk para turis pesepeda yang melewati daerah tersebut. Jalan yang menanjak sewaktu memasuki perbatasan sumbar dengan sumut yaitu di daerah Muara sipongi,jalan perbatasan yang tidak terawat terasa sekali didaerah ini,anak anak berlarian mengejar kami mereka sangat agresif,sampai di kota nopan kami nginap di masjid Panyangek Muara sipongi,masjid yang hanya ada satu jamaah saja selama kami disitu dan orang itupun tidak bisa berbahasa indonesia,anak anak desa yang mengetahui kedatangan kami berdatangan sampai belasan orang,mereka ingin tahu semua peralatan yang kita punya,aku suruh mereka menyanyi lalu divideokan setelah itu hasilnya dipertontonkan kemereka,semuanya merasa terhibur dan minta diulang ulang.

Jumat 22 januari 16
Jam 6 pagi kami lansung berangkat menuju Penyabungan,medan yang dilalui sudah datar didaerah
Purbabaru kami sholat jumaat di masjid Istiqomah.di purbabaru ini kami sempat berhenti untuk bincang bincang dengan para santri Pesantren Mustafawiyah diasuh oleh tuan sech Abd Mustafa Husein Nasution di Desa Purbabaru,pesantren ini kabarnya menghasil tokoh tokoh nasional seperti mantan pangab faisal Tanjung,pesantren yang sangat bersahaja dan tradisional tapi menghasilkan orang orang yang hebat. Sepanjang jalan mulai dari kota nopan sampai Penyabungan nuansanya sangat islami dijalan jalan penuh santri dan terdapat banyak masjid. Dari hp aku melihat ada beberapa kali misscall dari Bang Warnerry Robert sahabatku semasa aktif di pt.cpi dulu dan sekarang berada di Penyabungan,dia mengundang kami untuk mampir kerumahnya. Jam 16 sore kami di samperi oleh pak robert dan dibawa kerumahnya.
Malam ini kami dibawa makan durian dan nginap di rumah anaknya bang Robert do kota Penyabungan.

No comments:

Post a Comment