Pages

Saturday, November 12, 2011

RANU PANI MENUJU RANU KUMBOLO


Ranupani ke Ranu kumbolo



Jam sudah menunjukan pukul 14.00wib,mulai dari Jalur awal yang kita lalui landai dan datar, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan semak dan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m,aku ikuti saja tanda ini,sementara suara teman didepan sudah tidak terdengar lagi ini pertanda mereka sudah makin jauh didepan.

Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang tinggi sangat tidak nyaman


Jalan terowongan kayu  
Terus ku ayun langkah agak lebar dan sedikt hati hati karena salah menapak kaki bisa kepleset,dinginnya udara mengimbangi panasnya tubuh.
Kiri kanan jalan menjelang pos satu ditumbuhi seperti bunga aster yang berbunga kuning dan putih dan lalar lalar beterbangan sepanjang jalan ,biasanya lalar hidup di tempat kotor tapi kali ini aku lihat berkeliaran sepanjang jalan, mungkin bunga aster disukai lalar juga….aku tetap melangkah sambil terengah-engah dan menebak nebak mengenai hubungan kehidupan lalar dan bunga aster…..ouup satu ekor lalar salah masuk ke mulutku….uuuhuuk..uhuuuk aku berusaha batuk tapi lalar sial tersebut ngga bisa keluar,dan tetap nyangkut di tenggorokan,aku mengupat sendiri…lalar geblek ngga bisa bedain mulutku dengan bunga aster,aku berenti sejenak dan minum agar lalar geblek tadi masuk ke perut dengan tenang….

Aku lanjutkan perjalanan dengan agak santai,sambil menikmati desir angin yang lembut dan menyejukan hati sekali sekali diselingi kicauan burung,perasaan lapar mulai hilang mungkin karena nikmatnya pemandangan kearah lembah atau karena perutku sudah terisi lalar….?? He..hehe..
Aku berharap ada seseorang dari arah berlawanan yang bisa kutanyakan apakah jalur yang kujalani sekarang sudah betul,tapi sampi saat itu belum ada yang muncul.dibelakang sepertinya ada orang ikut dengan mendengar bunyi gemersik semak yang diinjak,aku yakinkan dengan berhenti sebentar dan ditungu ngga ada yang muncul..aku yakin suara tadi berasal dari gesekan daunan yang ditiup angin saja..aku meyakinkan diri supaya tidak berpikir yang aneh aneh…
Dari arah bukit seberang sayup sayup terdengar suara orang yang sedang ngobrol tapi aku tidak bisa melihat karena tertutup rimbunan tanaman,jalur jelas kelihatan karena dibagian jalan tidak ditumbuhi pohon yang tinggi.
Sambil jalan Aku pegang camera video untuk mengabadikan keindahan suasananya,tiba tiba aku salah injak batu bulat yang menyebabkan aku terhuyung dan rebah kearah semak…bangun lagi dan menyimpan kamera yang tergantung dileherku.

Didepan mulai terdengar suara orang makin lama makin dekat,aku percepat langkah dan disuatu terowongan beratap semak dan kayu tumbang terlihat beberapa orang sedang duduk duduk mereka adalah bagian team kami dan aku ikut istirahat disitu.

BERBAGI AIR MINUM
Jam menunjukan pukul 15.00wib,Perjalanan dilanjutkan sampai di Pos satu,disitu sedang berkumpul team yang komplit.Aku orang terakhir yang sampai di pos satu.

Hal pertama kutanya pada rombongan adalah minta jatah makanan yang belum sempat aku terima,porter yang membawa logistik memberiku 1 potong arem-arem,beberapa potong biscuit dan satu botol air mineral,kita harus bisa mengatur air minum karena jumlah yang dibawa terbatas sedangkan sepanjang jalan menjelang Ranu kumbolo tidak akan menemukan sumber air..


Rombongan pertama sampai, melanjutkan perjalanannya dan aku pun bersiap siap untuk melanjutkan perjalanan karena udara terlalu dingin untuk berlama lama disini..

Kembali aku melanjutkan perjalanan pada urutan ketiga dibelakang,paling belakang adalah Mas Yudi dan Ekak  yang akan jadi swiper dibelakang.
Jalanan mulai naik turun bukit dan jurang,vegetasinya sudah sangat berkurang disbanding sebelum pos satu tadi.aku melihat asap yang masih mengepul dari kebakaran hutan yang baru saja padam,sejam perjalanan kami sampai di pos dua tapi kami tidak menemui rombongan pertama lagi disitu hanya ada Mas Data yang ingin memastikan kondisi kami kemudian menyusul rombongan pertama.

 Pos 2 dengan mas data
                  
Lebih kurang sepuluh menit kami istirahat dan menurunkan beban ransel dipunggung sudah cukup untuk mengumpulkan tenaga guna melanjutkan perjalanan,aku,yudi,Ekak dan Paranormal dan kentut busuk berjalan di pinggiran jurang yang habis termakan api,kira kira 50 menit perjalanan, jalan satu satunya menuju Ranu Kumbolo tertutup oleh kebakaran yang sedang berkob,kami mundur agak menjauh karena khawatir terkurung api.
Kami berusaha untuk mengurangi kebakaran dengan memukul-mukul semak yang terbakar,tapi hal itu tidak ada artinya dibandingkan besarnya luas yang terbakar,kami mundur dan memutuskan untuk menunggu api dan asap reda sehingga kami bisa lewat.

Video pemadama api
Lebih kurang 30 menit menunggu maka api mulai padam tetapi aspnya masih mengepul,aku mencoba menerobos asap tapi sia sia karena dada dan mata terasa pedih aku kembali kedaerah aman api.

Menunggu kebakaran                                      
Setelah agak lama dan asap mulai menipis aku mengajak teman tema untuk menerobos,Ekak sang pimpinan YAPE mempersiapkan Tali agar kami bisa berjalan beriringan sehingga idak tersesat didalam asap yang bisa berakibat fatal.

Menerobos sisa kebakaran                                                      
Mulut dan hidung kami tutupi agar asap yang terisap tidak menyakitkan pernapasan kami,mata kami buka sekecil mungin,kami harus lebih waspada karena jurang yang masih panas siap menunggu kami kalau sempat terpleset....Alahamdulilah kami lolos kesebrang dengan perasaa lega,kami langsung melanjutkan perjalanan karena jam sudah menunjukan pukul 16.30 sore.
Gersang pasca kebakaran                                   
Sepanjang jalan setelah pos dua akau melihar hutan yang sudah gundul karena kebakaran,sungguh memprihatinkan satwa satwa pada hilang entah kemana,dari porter aku ketahui bahwa hal semacam ini hampir tiap tahun terjadi di hutan Sumeru,aku membayangkan 20 tahun kedepan kalau tidak ada penanggulangan tentu kaki sumeru jadi lautan pasir seperti di Gunung Bromo juga.

Dari puncak bukit kami melihat kekiri bawah disitu Ranu kumbolo terbentang dengan anggunnya,aku berteriak kesenangan.....kami mengambil beberapa jepretan kearah Danau.
RANU KUMBOLO                              
Puas ber foto foto,hati hati kami menuruni tebing ke Ranu (danau) Kumbolo,dikejauhan aku melihat kawan kawan sudah mendirikan tenda di pinggir danau sebelah ke barat.kami susuri pinggiran danau dan naik lagi ketebing barat yang cukup melelahkan akhirnya jam 17.50wib kami sampai di titik perkemahan Ranu kumbolo di ketinggian 2400mdpl.

selamat datang di Ranu kumbolo                  
Kami saling ucapkan selamat karena sudah berhasil sampai di Ranu Kumbolo yang selama ini hanya ada dalam bayangan saja.
Hal pertama yang kulakukan adalah mencari batu yang dirasa nyaman untuk tempat duduk,kuturunkan ransel yang hampir 4 jam menggayuti punggung dan membuka sepatu agar lebih nyaman,aku duduk istirahat memandang ke danau dengan menyeruput secangkir capucino hangat yang sudah dipersiapkan teman teman porter serta beberapa potong biscuit sekadar pengganjal perut...kebahagian seperti ini tidak bisa digambarkan dengan kata kata.....dari mulutku terucap...Maha suci engkau  ya Allah....

Sore di Ranu Kumbolo .
                                        
Matahari mulai hilang dibarat aku tersentak dan buru buru ambil udhuk  untuk Sholat magrib berjamaah dipinggir danau.
Dalam sholat aku merasa dingin sekali sampai menggigil apalagi air udhuk masih lengket dikulit lalu ditiup oleh angin..duuuh kayak di dalam kulkas.....


 Saat Sholat magrib di Ranu kumbolo            
Makan..makan..panggilan pada kawan kawan yang sembunyi dari kedinginan didalam tenda.kami berkumpul dekat unggun dan tungku masak untuk ambil makan malam dengan lauk sarden serta sayur mie rebus yang dimasak khas Gunungers,kalau dibawa kekota mungkin diketawain orang tapi kalau di alam bebas ini adalah makanan yang terlezat menurut kami..(karena ngga ada pembanding hehehe),mungkin kalau disuruh buat menu seperti tadi rasanya pasti beda lagi....

Cuaca malam di ranu sangat cerah walau tiupan anginnya seperti menusuk tulang sebagian teman yang kuat duduk diluar mengelilingi api unggun dan ngoblol kian kemari...aku sendiri hanya sebentar sanggup diluar dan akhirnya kembali ketenda untuk menghangatkan tubuh.

Aku satu tenda dengan Kentut busuk dan Paranormal,posisi bertiga mengakibatkan kami sulit bergerak,aku segera masuk dalam sleeping bag agar lebih hangat dan berusaha memejamkan mata agar segera tertidur,tapi ada batu seukuran setengah bola tenis dibawah matrasku yang agak menonjol yang membuat mata sulit untuk segera tidur,aku melapisi tonjolan tersebut dengan handuk supaya tidak terlalu menusuk punggungsedikit agak nyaman,ngorok kawan kiri kanan terdengar sampai akhirnya  aku terlelap sampai subuh memanggil...bersambung besok pagi ya.....

SELAMAT PAGI RANU KUMBOLO

Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan yang sangat indah terutama di pagi hari kita saksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.

3 comments:

  1. wihh mantap. seru pa. kok bisa sih makan lalat. hihi apa rasanya tuh.

    wih ngeri juga ya pas kebakaran hutan gitu. hmm ngak kebayang nih

    ReplyDelete
  2. Menurut penelitian lalat banyak mengandung protein, jadi ga apa-apa jg dimakan buat ganjal perut;). Danaunya sumpah keren banget Om. Ternyata ada dataran ya Om di ketinggian sono. Syukur deh TJ n team selamat, dari foto kelihatannya kebakarannya parah...
    Can't wait for the next story....

    ReplyDelete
  3. lalar buta kali..main nylonong aja tuh...hehe

    ReplyDelete