Hari Pertama Persiapan Keberangkatan
Setelah
lebih kurang 8 bulan perencanaan XPDC Gunung Sumeru akhirnya 18 orang
“Gunungers” sepakat untuk memulai XPDC yang akan dimulai pada 17 Oktober 2011.
Usia
rata rata team 45tahun dan ada beberapa orang yang berumur diatas 50 tahun dan
aku termasuk kelompok ini.
https://youtu.be/imDy2pobmgg
Diluar komunitas kami banyak yang berkomentar kami
terlalu tua untuk petualangan ini,anggapan tersebut tidak menyurutkan niatku,XPDC
adalah melihat sesuatu yang baru dan belum pernah kita ketahui sebelumnya,bukankah
hal ini sangat menarik.
Satu
bulan sebelum keberangkatan kita intens berkomunikasi khususnya penentuan guide
serta porter yang jadi team pendukung,hal ini sudah dilakukan jauh hari oleh
Heri”Simanto” Iswanto sang organizer sehingga kami nantinya mendapatkan seorang
Guide yang professional untuk penjelajahan alam.
Aku
mulai mencek segala perlengkapan pribadi mulai dari back pack beserta isinya
sampai pada ticket pesawat Jakarta Malang pulang pergi yang harus dipersiapkan jauh hari supaya dapat tiket promo.
Menyadari
factor umur,physic adalah hal utama yang perlu dilatih supaya tetap prima
walaupun kegiatan pendakian gunung sudah sering kulakukan tanpa masaalah akan
tetapi Gunung Sumeru yang akan didaki kali adalah beda karakter dengan gunung
lainnya,baik cuaca,track yang dilalui,gas beracun dan kesulitan medan yang cukup berbahaya banyak
menelan korban salah satunya adalah Mahasiswa UI Su hok gie dan beberapa pendaki lainnya yang insyallah akan ditulis dalam tulisan berikut ini …..tekad kita semua bisa menapakan kaki di Mahameru..We shall
overcome…
Setiap
Senin,Rabu,Sabtu selama lebih kurang 2 jam aku melakukan latihan jalan dan
jogging di hutan lindung Rumbai dan Minggu pagi bersepeda Gunung.Sejak
pendakaian ke gunung Merapi Sumbar Maret 2011 dan gunung Masuray di Propinsi
Jambi pada 2 May 2011 rasanya kondisi dan stamina belum sempurna pulih,pada
pendakian yang agak terjal dengkulku masih terasa agak nyeri yang ngga hilang hilang,tapi keinginan
untuk menapakan kaki di puncak mahameru hal ini tidak aku pedulikan,aku akan berusaha sebisanya dan pendakian Sumeru adalah record tersendiri bagiku yaitu menaiki 3 gunung dalam satu
tahun
Seminggu
sebelum keberangkatan kami dberitahu untuk membuat surat keterangan sehat dari
dokter,rasanya agak beda dengan kebiasaan kami mendaki di beberapa gunung lain
yang tidak pernah mempersyaratkan hal semacam itu.
Ada diantara team yang harus
berulang kali check ke dokter karena dicurigai ada kelainan jantung dll,mungkin
dokter ngga berani keluarkan surat sehat kalau alasannya untuk perizinan naik
gunung untuk para pendaki “uzur”…hehe, ada juga yang berkomentar seharusnya
minta keterangan dukun juga biar ngga kesurupan jin di hutan….?? Masing masing
kita berusaha dapatkan surat
sehat dengan cara sendiri sendiri ada dengan system cloning dari punya
teman yang asli…heheh…,Alhamdulillah istriku bertindak cepat untuk mendapatkannya,jadi
surat sehat yang ku dapat asli sang istri…heheh.
Ahad
pagi 16 Oktober sehabis subuh aku menuju bandara SSK,satu ransel seberat 8kg,35liter
isi penuh untuk pendakian siap untuk dibawa dan satu ransel kecil pakaian ganti
yang akan ditinggal diposko di angkat menuju bandara.
Awal perjalanan dimulai
menuju Mahameru,dipesawat Pelita air yang mengangkut kami dari Pekanbaru ke Jakarta bertemu pendaki
lainnya yaitu Hernia,Torpedo,Paranormal,Sabun mira,Saka lawang dan long pant.
Suasana
pagi dibandara SSK cerah secerah perasaan kami waktu itu karena akan
meninggalkan segala rutinitas yang membosankan dan menuju sesuatu yang baru bersama pengalaman baru yang
ditunggu selama delapan bulan.
Dipesawat aku duduk dibangku deretan agak
belakang ,Jam 11.00 wib pesawat Pelita air meluncur menuju Jakarta,dalam penerbangan
aku gunakan waktu untuk membaca buku petualangan “haji backpacker” kisahnya 2 orang mahasiswa yang berkeinginan naik haji dengan dana yang terbatas tapi mereka mempunyai semangat pantang menyerah dalam menghadapi tantangan dalam perjalanan memasuki kota suci Mekkah,cukup membuat
aku terinspirasi untuk dilakukan sewaktu pension nanti.
hanya
beberapa halaman yang terbaca tiba tiba pramugari memberi tahu bahwa pesawat
dalam beberapa saat lagi akan mendarat di air port Halim perdana kesumah
Jakarta. Jam 12.30 wib kami sudah landing di bandara,setelah semua bagasi
diambil lalu,9 orang Aku,Torpedo,Hernia,Paranormal ,Kentut busuk,Saka
lawang,Sabun Mera dan Long pant berkumpul dan mencarter 2
mobil APV untuk menuju ke Bandara Sukarno Hatta,terjadi tawar menawar yang
akhirnya didapat dengan harga RP150,000.- satu mobil.
Mungkin karena hari itu
adalah libur kami dapati arus kendaraan jalan lancar,sopir yang membawa kami
mahir bahasa Minang dan cukup ramah,setelah ngobrol panjang lebar ternyata sang
sopir dari salah satu daerah diAceh yang penduduknya berbahasa minang,jadi urung untuk discount karena bukan orang kampong awak…
Kami
sampai Bandara SuTa sekitar jam 14.00 setelah sempat salah antar ke terminal
Garuda yang seharusnya ke terminal Garuda city link,suasana bandara memang
khas,udara cukup panas,di koridor pada sibuk masing masing,ada yang mendrong
dorong kopor dan ada juga yang clingak clinguk (calo kali ya..?? atau nyari
makanan yang sesuai dengan selera dan kantong) jalan raya cukup padat dengan
antrian taxi yang bongkar muat penumpang. Pesawat menuju Surabaya yang kami gunakan
adalah5 orang dengan Garuda Citylink dan 4 orang
dengan Batavia air ,kami menuju counter untuk check in dan diberitahu boarding
pada jam 16.40 untuk Citylink dan Batavia kami mengetahui setelah itu bahwa
ternyata Batavia delay sampai jam 17.00wib,menjelang boarding kami cari makan
siang yang murah meriah di warung yang ada dekat parkiran mobil,rasanya cukup uenak
untuk lidah tradisionalku,bersih dan ringan dikantong,sekali gus bisa bantu
pedagang kecil…lumayan perut kenyang amal dapat…syaratnya ngga boleh ditawar
dan tidak boleh mengeluh walaupun tempatnya ngga senyaman di gedung bandara. Menikmati apa
yang nggak nyaman dan berdamai dengan keaadaan adalah suatu kenikmatan
tersendiri bagi seorang musyafir.
Sewaktu masuk ke ruang tunggu keberangkatan,salah satu teman
"Mak Itam" di tahan oleh petugas keamanan karena tedeteksi bawa logam,dan setelah
diperiksa ternyata pisau lipat..kayaknya Mak Itam lupa kalau kita masih di kota dan belum masuk hutan.
Setelah boarding pesawat kami sempat tertunda hampir setengah jam menunggu antrian run way,ternyata bukan jalan mobil saja yang macet,jalan pesawatpun musti antri atau ikut ikutan macet kali ya...?
Jam 17.00 citylink take off menuju Juanda Surabaya,perasaan sedikit lega,...stress juga menunggu di pesawat apalagi AC nya kayak ngga berfungsi puanaaas...jam 18.30 kami sampai di Bandara Juanda Surabaya.
Kami masih asing dengan bandara Juanda,3 tahun yang lalu aku pernah transit disini untuk pergi ke Bima sewaktu XPDC Tambora.aku coba hubungi Hernia yang berangkat dengan Batavia air,ternyatatidak active belakangan diketahui penerbangannya juga ditunda sampai jam 17 lewat....??
Aku berhasil menghubungi Auful salah seorang anggota team dari Kalimantan yang sudah duluan sampai di Sawo jajar Malang dan dari dia memberi tahu angkutan yang yang harus diambil..,kami ikuti petunjuknya yaitu keluar gedung belok kanan dan akan ditemui angkutan umum,biasanya harga ke sawo jajar sekitar RP75000/orang.
Tidak terlalu sulit untuk mendapatkan taxi,hanya saja kita harus sedikit sabar kalau ada pemaksaan secara halus untuk menggunakan taxi yang ditunjuk beberapa calo ,saya bernegosiasi dengan salah seorang pemilik taxi dan didapat harga yang wajar yaitu RP350,000 sampai sawo jajar.
"Banteng" begitulah panggilan supir taxi yang mengantar kami ke Malang,sesuai dengan tampilannya yang besar sangar kayak Banteng ternyata orang nya cukup ramah,Banteng berumur 50tahun cukup disegani di Bandara Juanda karena dia adalah seorang aktivis dari salah satu partai Politik,Banteng bercerita bahwa dia hanya diperalat oleh politisi politisi Gombal karena setelah politisi menjadi pejabat pak Banteng tetap saja jadi sopir taxi,jadi sekarang ngga mau lagi ikut ikut politik,mending aku nyopir aja jadi ngga repot urusan ini itu....
Perut kami sudah nagih untuk segera diisi,kami berhenti di restoran "nasi Kapau" sebelum kota Pandaan yang ternyata pemiliknya orang Magek Bukittinggi yang satu kampung denganku,aku terkesan dengan Pak Juki yang sudah merantau ke beberapa kota diindonesia dan akhirnya sekarang terdampar di pinggir kota pandaan jawa timur anak anaknya empat orang menyebar disantero Jawa dan Ternate dan sekali setahun kumpul pulang kampung...Pak Juki adalah type perantau Minang yang ulet dan survive dimana pun berada..bravo pak Juki....
Perjalanan dilanjutkan ke Malang Sawo Jajar yang menrut pak Banteng"Sawo jajar adalah komplek perumahan yang terbesar se asia tenggara,Allahualam benar atau tidak,pak Banteng dapat referency dari mana..?,aku terkantuk kantuk mendengarnya tapi Banteng malah makin semangat cerita,mungkin ini salah satu efek kopi yang diminum Banteng,lama lama bisa liar juga nih...
Setelah bertanya beberapa kali akhirnya kira kira jam 10.30 malam kami temukan rumah mas Data di Sawo Jajar JL,Danau Maninjau yang menjadi Posko kami untuk XPDC ini.
Beberapa teman yang dari Kalmantan dan Jakarta sudah ada yang istirahat dan kami baru nyape juga disuguhi makan,tapi sepertinya tidur lebih menarik bagi kami daripada makan...uuugh capee deeh...
sambung besok lagi aaaagh..XPDC hari pertama dimulai besok pagi...tunggu ya...
wih keren ceritanya. masi berjiwa pemberani dan petualang semua. di tunggu cerita selanjut nya
ReplyDeleteAsik om ceritanya.. jadi terinspirasi.. ^_^
ReplyDeleteYah, si Om, baru mulai seru, udah diputus ceritanya, ga sabar neh baca yg selanjutnya. Tulis yg cepat ya Om. Ga sabar neh pengen tau kelanjutan petualangan kakek2 tua;)
ReplyDelete