Rumbai-Sialang,
Muka muka lama yang “suka nyari penyakit”
Petualangan lintas alam yang berat ke suatu desa yang sangat terpencil didaerah dekat perbatasan Sumbar Riau desa Sialang hingga pedalaman Sumbar di Kuamang yang sudah lama direncanaka akhir nya bisa kami wujudkan.
Muka muka lama yang “suka nyari penyakit”
JALAN DI TEMPAT |
Petualangan lintas alam yang berat ke suatu desa yang sangat terpencil didaerah dekat perbatasan Sumbar Riau desa Sialang hingga pedalaman Sumbar di Kuamang yang sudah lama direncanaka akhir nya bisa kami wujudkan.
Sehabis magrib Jumat 12 februari
2010 beberapa orang hasher sudah berkumpul
didepan mesjid dakwah Rumbai,ada bus Mitsubishi “tiga perempat”merk nya Bus
"Ayah" lumayan bagus buat ukuran ku kayaknya kendaraan tersbut siap mengangkut
rombongan ke Sialang.
Muka muka lama yang “suka nyari penyakit” terlihat duduk
dan ngobrol santai sambil nunggu waktu Isa,diantaranya juga ada yang ngobrol
dan berpakaian sedikit santun dan formal ..rupanya virgin dari Duri…kita lihat
nanti apa mereka bisa normal terus….biasanya berapa jam bergaul sama hash
Rumbai virus gila langsung menular heheh..
Cuaca cerah sedikit diterangi cahaya bulan dan tepat jam 20.00wib rombongan sudah naik
bus,ada 2orang ladies yang ikut dan diamankan di dekat sopir,muatan bus 16
orang,kaki ngga boleh selonjor tapi harus ditekuk istimewanya lagi yang hobi
kentut ngga usah khawatir kecium karena langsung dibilas oleh angin dari
jendela,aku duduk paling belakang sama lalar hijau dan cindaku.
Lewat Bangkinag pantatku mulai pegal,hembusan udara luar
mulai dingin, …pernah jendela ditutup ..masyallah kepala jadi nyut nyutan
karena campuran beberapa aroma ditambah lagi dengan musik dangdut nya sopir,jadi
kami putuskan untuk sedikit buka jendela biar ada AC alamnya…aku duduk agak
melorot dan lutut ditekuk bertopang kursi depan akhirnya bisa ketiduran
juga,sayup terdengar ..sialan jalan runtuh !!terlihat antrian
panjuaaang……huuuh..kesempatan meluruskan kaki dan turun mobil…laskar laskar RH3
pada turun kelihatan lapar dan ganas…searching yang bisa dimakaaan..eeh ketemu
warung nya mak Hernia yang sudah berpisah sekian taon (…emang Hernia anak
bandel suka lari),jam 1.00 dini hari setelah tiga jam nunggu antrian akirnya
bisa lolos juga,perut kenyang dan pegal udah hilang tapi harus naik teng waja
panas lagi niih…..breeem..grrreee…
Terasa bis mulai
pelan kayaknya jalan sudah mulai berlobang lobang,..Gdbuuk masuk lobang
gede…terasa pinggangku mau remuk…uuugh…tapi ngga boleh mengeluh ntar diketawain
brengsek kiri kananku…..aduuuh..ampuuuun….pada hal tadi berangkat sudah
berdoa,aaah..ngga apa apa ini cobaan pertama….hehehe..
Diluar terlihat sekali sekali redup lampu rumah penduduk
kemudian berganti semak dan kebun karet sepanjang jalan,beberapa persimpangan
sempat membingungkan untuk ditempuh,beberapa hasher terlihat terangguk angguk
berusaha untuk tidur ,lain halnya Mumy,leader dalam team ini berusaha
menghubungi pemandu,setelah beberapa kali dihubungi dan akhirnya berkat pemandu melalui seluler yang signalnya terputus putus pada sabtu subuh jam
04.30wib diiringi hujan yang cukup lebat kita sampai di desa Sialang .
MAKAN PAGI DI RUMAH DATUK |
Kami istirahat dirumah tembok yang belum selesai milik pak
Datuk yang akan memamdu kami dalam perjalanan nanti,di ruangan yang terbatas dan seadanya kami merebahkan diri bergelimpangan sebisanya,aku hanya bisa memicingkan mata seperti tidur ayam masih mendengar cilotehan kawan lain sepertinya juga ngga bisa tidur. Tidak berapa lama lantunan Azan subuh terdengar dari mesjid yang tidak berapa jauh dari rumah penginapan kami,aku belum segera bangun dalam hati ntar aja kalau sudah dengar qamat biar bisa istirahat agak panjang,hujan masih turun dan godaan syetan menidurkanku hingga jam 05.45wib.Seperti mendengar trompet perang aku mengambil handuk dan peralatan mandi lalu menghambur keluar rumah menuju mesjid.
Sabtu 13 Februari
2010 (Sialang-Gelugur)
Hujan masih turun dan rombongan kami mulai jadi tontonan
penduduk didesa kecil tersebut,selesai makan pagi Jam 06.00 pagi kami sudah siap
siap untuk berangkat tuan rumah menyiapkan kami dengan sarapan pagi dan kopi
angat,masing masing dibekali nasi bungkus untuk diperjalanan.
Satu Mobil pick up tua Toyota land cruiser 4 wheel drive tahun
1974,dibagian cup depan dicat dengan logo partai tertentu,tanki bensin diganti
jerican plastic dan ditempatkan dibagian kiri depan diikat seadanya,wiper tidak
ada lampu menurut sopir ngga pernah bisa hidupkan,jok dari busa yang udah
kempes dan kumal…mudah mudahan remnya ada..amiiin …begiu doa kami
Ngga ada pilhan inilah mobil yang akan membawa team ke
gelugur pinggran sungai Lolo.
PICK UP DIMUAT 16 ORANG |
Barang semua diletakan diatas atap ,diikat dan ditutup
plastic,lumayan tumpukannya tinggi juga…
Semua meragukan apakah mobil ini muat di jejal 16
orang…pesan singkat dari Mumi dan juga sedikit dari aku yang dalam
kengerian,pesan keselamatan ngga mungkin ..yuuk sebelum berangkat kita
berdoa,biar kalau jatuh ngga , sakit sakit kali.ugh masih ada yang
becanda..sempruul…Doa dipimpin oleh Saka lawang,kayaknya khusuk sekali,alahamdulillah…pada
takut atau senang ya…?.haah dua duanya..
Duo ladies Bolot&Maya”Oncom” tambah tanki bensin
nangkring didepan samping kiri sopir dan berdiri didepan kiri luar Safir sang
pemandu 2.sebelah kanan sopir Datuk pemandu 1,total didepan 5orang.
11 orang berdiri rapat di bak belakang,hujan masih tetap
turun menambah licinnya jalan tanah dan berlumpur namun bau ketiak dan nafas jengkolnya
para penumpang yang bersusun paku bisa diredam sementara.
Mobil mulai bergerak,miring kiri miring kanan masuk lobang
sebesar kerbau bunting,…menuruuun terjal semua tahan napas..uup slip kita turun
dulu oiii”teriak penumpang belakang…nanjak lagi….lumayan dapat pengalaman naik
mobil off road.
GOYANG LALU DI GASSS |
Kayaknya team sangat menikmati dengan pengalaman baru
ini,disaat jalan agak datar dan hujan mulai reda kami bisa menikmati hijau dan
rimbunnya hutan jajaran bukit barisan dan diikuti suara satwa seakan akan
menyambut kedatangan kami.
Sekali sekali kepala harus ditundukan apabila ada cabang
pohon yang rendah,yang bawa kamera juga sibuk jepret kiri kanan.
Kami sangat menikmati apabila pada jalan menanjak dan ban
mobil terpuruk sehingga berputar ditempat,semua turun lalu beberapa orang yang
hobi goyang goyang tetap dibak belakang melompat lompat dan menggoyang mobil supaya ban bisa
mencengkram beberapa orang lagi mendorong dari kiri kanan dan belakang
sementara mobil meraung raung minta dibebaskan dari lobang berlumpur tadi,saat mobil keluar dari jeratan lobang lalu naik pelan tiba tiba slip masuk lobang yang agak besar dan berbalik arah 90 derjat,yuuk putar arah duluuu...baru maju lagi...Santai ajaaa..begitu teriakan sopir..emangnya enaak teriak yang lain.
Begitu mobil keluar dari lumpur,kami yang juga sudah
disemburi lumpur mengejar dari belakang….duuuh enaknya susah….
SLIP BERBALIK ARAH |
Kami juga menemui satu warung di tengah hutan sepi,ngga
tau siapa konsumen tetapnya,anehnya disitu juga ada minuman beer,modern
sekali…beer masuk desa….kami sempat pesan mie rebus dan kopi angat
disitu..uenaak tenan
Kami menumpang sholat dzuhur berjamaah di pelanta warung tersebut walaupun sedikit berdesak desakan tapi cukup khusuk karena sudah kecapekan dan letih.Selesai sholat pengen sekali untuk tidur tiduran tapi mengingat perjalanan masih belum separuhnya maka jam 12.45 kami melanjutkan perjalanan yang hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki,disitulah akhir jalan yang bisa dilewati mobil.
Kami menumpang sholat dzuhur berjamaah di pelanta warung tersebut walaupun sedikit berdesak desakan tapi cukup khusuk karena sudah kecapekan dan letih.Selesai sholat pengen sekali untuk tidur tiduran tapi mengingat perjalanan masih belum separuhnya maka jam 12.45 kami melanjutkan perjalanan yang hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki,disitulah akhir jalan yang bisa dilewati mobil.
SHOLAT DI WARUNG |
Jam 14.00 kami sudah memasuki desa Gelugur Pasaman diikuti hujan yang cukup deras beberapa saat.
GELUGUR-MUARO (NAIK PERAHU MOTOR)
Di pinggir sungai Lolo desa Gelugur,kami mengambil ransel
masing masing dari mobil seterusnya mengeluarkan nasi bungkus untuk dsantap
dipinggir sungai yang cukup indah tersebut.
SELESAI MAKAN SIANG |
Sebelum jalan darat dirintis Sungai lolo adalah jalur
transportasi utama penduduk dari desa ke desa,arusnya deras dan airnya bersih
karena belum tercemar seperti sungai sungai dikota.
Jam 16.00 kami sudah naik 2 perahu untuk menuju ke desa
Muaro ,team dibagi dua karena tidak muat kalau satu perahu.
Perahu melaju dengan melawan arus,kami duduk dilantai perahu
yang sedikit lembab karena bocor,cuaca panas dan menyengat,handuk basah
ditutupkan kekepala cukup menyejukan kepala dari sengatan matahari.sekali
sekali kecepatan perahu dikurangi karena ada belokan dan petugas dihaluan siap
siap menahan serudukan perahu ke tebing sungai,kiri kanan sungai ditumbuhi hutan
yang lebat.
SUNGAI LOLO |
Kadang kadang dahan kiri kanan sungai hampir ketemu dan dari
dahan ke dahan ada monyet yang berlopatan dengan teriakannya yang cukup jelas
serta kicauan burung yang melambangkan kemerdekaan dan kedamaian di
hutan,mungkin hal seperti inilah yang selalu menggoda kami untuk berkunjung ke
hutan.Kami istirahat di dataran pinggiran sungai kiri kanan disuguhi pemandangan tebing yang ditumbuhi pepohonan yang rindang,disela sela rimbunnya pohon memancar sinar matahari sore seperti sinar laser menyorot sungai lolo,udara terasa agak dingin gemercik sungai dan bunyi serangga hutan menambah indahnya suasana ditempat tepencil tersebut,beberapa kawan menikmati suasana tersebut sampil tiduran di kerikil pinggir sungai dan ada juga yang mandi dan mencebur dengan pakaiannya ke sunagai yang jernih tersebut.
MENIKMATI KONSER ALAM |
JEMURAN |
Sekali sekali kami berpapasan dengan penduduk yang sedang
menjala dipinggiran sungai.
Setelah berperahu selama 2 jam,Jam 18.00 kami sampai
didesa Muaro dan turun di suatu tempat yang agak dangkal dibawah jembatan
gantung katanya inilah dermaga….
Desa muaro bapileh dibilang termasuk desa yang sedikit besar
disbanding desa desa yang pernah kami lewati ukurannya adalah karena ada
sekolah sampai SMP didesa tersebut.
MUARO-PITUAI
Perjalan dilanjutkan menuju
desa Pituai dengan jalan kaki.
Waktu sudah menjelang magrib,lintasan tradisional antar
desa Muaro dan pituai diawali dengan tanjakan yang terjal.
Beberapa orang mulai merasa kram dan pusing,aku ikut rombongan
belakang dengan Mak Itam,Air Kajamban dan Barang Palsu ,mati akuuuu
katanya……ransel para mener tersebut harus dibawakan…duluan aja ntar ksusul … gaya
hasher memang ngga pernah mengeluh…padahal udah teller…hehehe..
Kami rombongan terakhir yang sampai di desa Pituai,yang
lain sudah lebih dulu sampai,penduduk keluar menonton seolah olah kami ini dari
planet lain,mereka memperhatikan kami dari jarak jauh tapi dengan wajah yang
ramah dan selalu dengan pertanyaan standar “dari mana dan mau kemana”
Desa Pituai adalah salah satu desa persinggahan antara
Muaro dengan Kuamang yang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki,tidak ada
kendaraan bermotor.
Penduduknya kalau dihitung dari rumah yang ada lebih
kurang 15 keluarga,mata pencahariannya petani ladang.
Anak anak jarang yang bersekolah,kalau yang bersekolah
hanya sampai SD karena umumnya orang tua disitu lebih suka mengajak anak mereka
keladang.
Sedikit kemiripan antara ABG desa Pituai dengan
dikota,mereka juga suka kumpul kumpul sambil nyanyi dengan petikan gitar
mungkin kebetulan malam minggu..?,nyanyinya juga nyanyian POP kayak Peter pan
dll,kalah gaul juga kita…. hehe
Magrib kami berempat menyempatkan diri sholat di mesjid
satu satunya didesa tersebut,ngobrol sama jamaah dan mereka mengatakan jarak
tempuh Pituai ke Kuamang 12 jam untuk ukuran orang kampong…...kalo gitu kita
tentu bisa 16 jam lhoooo…oww gimana ini..waktu mepet…
Biasa dalam suatu perjalanan yang waktunya sudah diluar
perencanaan akan terjadi perdebatan,menurut aku itu suatu hal yang lumrah kalau
udah kecapekan Perdebatan terjadi dan ini adalah hal yang biasa
Ada kelompok yang akan melanjutkan
dengan Ojek dan kelompok yang akan jalan terus langsung sehabis magrib.
Aku dan beberapa orang usulkan supaya kita tetap bersabar
dan istirahat sampai jam 24.00 setelah itu kita akan lanjutkan perjalanan.
Kelompok Ojek sempat survey harga ternyata ongkosnya RP350ribu
saja sampai Kuamang dan jalannya pun ngga dijamin aman alias licin…hmmmm
seharga tiket mandala PKU JKT..ngga jadi deh….
Akhirnya diputuskan kita
istirahat sampai jam 24.00 dan lanjutkan perjalanan jam01.00 dini hari Minggu.
Kami tidur di rumah saudaranya Safir pemandu,cukup
menampung kami 16 orang.
Diluar masih terdengar nyanyian remaja desa dan sebagian kami
masih ada yang ngobrol, Aku mulai baringkan badan yang sudah lunglai terasa
nyaman sekali.
Bangun..bangun..berangkat lagi…..waah Cindaku membangunkan
orang kayak di barak serdadu saja…rasanya capek belum hilang sudah dibangunin
gerutu yang lain….
Takut ditinggal akhirnya bangun juga,tuan rumah membekali
kami dengan nasi bungkus.
PITUAI - TUAMBANG
Jam 01.00 hari Ahad 14/02/2010 setelah sedikit
brifing,lalu kami berdoa untuk untuk diberi keselamatan dalam perjalanan malam
menuju desa Tuambang.
Masing masing bawa senter buat penerangan,udara cukup
dingin tapi tidak berapa lama badan mulai panas dan berkeringat.
Tidak banyak yang bisa dilihat dalam hutan waktu tengah
malam hanya suara jangkrik yang lebih dominant.
Daun daun yang berembun mulai membasahi pakaian kami dan
sekali sekali ada terdengar “aduh kpeleset ngga liat lobang”
Perjalanan malam memang terasa tidak terlalu berat mungkin
karena udara dingin yang bisa menetralkan panas tubuh.
Aku sempat merasa pedih dan gatal dibetis,ternyata setelah
diraba terasa agak lentur dan susah ditarik dari betisku,ini ngga salah lagi
pasti pacet…..teman yang mengetahui ada korban pacet juga berusaha cek tubuh
masing masing kalau kalau mereka juga punya piaraan pacet juga…
Sayup sayup dikejauhan kami dengar suara Azan
Subuh,berarti desa sudah dekat dan jam 05.30wib kami memasuki desa Tuambang kelihatan
lampu penerang dirumah penduduk tapi belum banyak penduduk yang bangun.
Aku menuju mesjid dengan beberapa yang lain untuk sholat
subuh dan ladies serta beberapa lainnya mampir ke warung untuk cari makanan.
MASIH JAUH... |
Lagi pertanyaan standar dari penduduk “dari mana mau
kemana”kami jawab seadanya karena capek dan ngantuuuk berat….habis sholat ambil
istirahat di mesjid,ada yang sampai
ngorok,tapi aku sulit tidur karena udara dingin dan pakaian lembab yang kurang
nyaman.. duuuh cpek deeh..
TUAMBANG –
NABOTUANG
Desa tuambang dikaki sebuah bukit Tuambang udara lumayan
dingin,setelah pesan mie rebus di warung dan kebetulan diwarung tersebut mempunyai
telpon eSia yang sinyalnya cukup kuat,kesempatan ini tidak disia siakan oleh
beberapa oran
yang “kangen rumah”
Jam 08.00wib kami melanjutkan perjalanan,mulai dengan
tanjakan lagi,kaki sudah mulai terasa ada yang lecet dan MI dan Barang palsu
mulai memakai tongkat wasiat untuk menopang tubuh.
Sepanjang jalan ada jalur tengah bekas jejak sepeda motor
jalur ini sudah berbentuk parit selebar roda sepeda motor,jalur ini cukup
menggangu kami dalam memilih jalan karena kalau salah injak dipinggirnya bisa
kepleset jatuh.
Jam 11.00 kami sampai disuatu tebing kami melihat dari
kejauhan jalan yang akan kami tempuh terputus oleh longsor yang cukup luas
sehingga tak mungkin dilewati.
Nasi bungkus kami gelar untuk dimakan,lauk termasuk
istimewa ikan teri”digigit kepala buntutnya memantul,digigit buntut kepalanya
nendang gusi” tapi ada kawan yang ngga sabar langsung telan saja hasilnya lumayan
terbukti staminanya menjadi jreng itulah dia Maya”Oncom” si bionic women.
Aku,Hernia,Saka lawang,semrawut dan Lalar hijau mencoba
mendekati lokasi longsor.pada ring pertama kami melihat jalan yang sedikit
retak,lebih jauh kami keatas kami melihat rengkahan yang lebih besar,hati hati
kami tetap mendaki berharap bisa temukan jalan alternative menyeberang
keatas,tapi terasa tanah yang kami pijak seperti akan runtuh dan siap mengubur
kami kebawah,demi keselamatan kami putuskan untuk kembali dan menghidar dengan
dengan perasaan ketakutan akan ada longsor susulan.
Kawan lain dan pemandu sudah memulai masuk jalur
alternative menyusuri jurang kemudian naik kearah bukit pada jalur akhir
longsoran.
Aku dan lainnya menyusul merayap dipinggir jurang dengan
kemiringan lebih kurang 30 derjat ,sambil berpegangan pada ranting dan tumbuhan
yang bisa kami pegang.
Nyaliku mulai ciut sewaktu harus melewati tebing yang
kadang kadang tidak ada tempat untuk berpijak,terbayang aku mengelinding
kebawah,dan kadang kadang aku terbayang salah seorang dari kami jatuh ke
jurang…aduuuh mau jawab apa nanti…iiiih nauzubillah….
MENITI JURANG YANG LICIN |
Alahamdulllah pinggiran jurang yang licin tadi bisa kami
lewati dalam waktu 45 menit dan akhirnya sampai di jalur aman.
Inilah saat yang rasanya paling kritis,tantangan
berikutnya adalah panas terik sepanjang padang
ilalang.
Jam 13.00 kami sampai di desa Nobatung,istirahat di dekat
rumah penduduk sambil bercanada sama anak anak desa yang nontoni kami.
Pada rute ini,kami dapat berita Mak Itam dan Cindaku
sempat salah jalan dan bolak alik nyari jalan lebih kurang 1 jam dan akhirnya
karena sudah terlalu lama pemandu mencari dan menemukan mereka kembali.
NABOTUNG-TANGKOMBUANG
Jalan sepanjang masih tetap menyelusuri dan naik turun
bukit,rasanya sudah mual lihat bukit,koq belum nyampe juga yaaaah…..tapi sudah
hamper nyampe nih karena sudah kedengaran suara air sungai,tapi ternyata
belum….persediaan air habis dan disuatu sungai kami mengambil air dengan botol
aqua
Jam 15.00 kami memasuki desa Tangkombuang,kami langsung menceburkan
diri disungai dekat desa,airnya sangat jernih dan sejuk setelah berendam
mendinginkan badan serta melemaskan otot,aku menuju surau dekat sungai untuk
sholat zuhur dan ashar.
Aku sempat ketiduran 15 menit sehabis sholat,kami melihat
seorang anak umur 1o tahun sedang menanam bibit coklat,waktu kutanya apakah
mereka sekolah,mereka menjawab tidak,kenapa ngga sekolah mereka katakan didesa
tersebut tidak ada sekolah,setelah Tanya penduduk ternyata memang kalo mau
sekolah perlu jalan kaki 6 jam ke kuamang,siapa yang kuat…duh dalam pikiran
kami ternyata belum semua orang Indonesia yang sudah merdeka…………….???
TANGKOBUANG-RUMAHBATU
Jam 16.00 Empat orang termasuk aku,melanjutkan perjalanan
paling duluan dengan satu misi,mencari ojek untuk kawan yang terancam ngga kuat
melanjutkan perjalanan.
Aku,Saka lawang,Maya”Oncom” dan Lalar hijau berjalan
sedikit kencang,kaki sudah terasa pedih karena lecet
Jam 17.00 kami memasuki desa Rumah batukenapa namanya desa
rumah batu? Ternyata memang disitu semua rumah batu/tembok tanpa bata diganti
batu kali.
Dirumah batu tidak ada
ojek,kami lanjutka perjalanan tanpa istirahat
RUMAHBATU-SOPAN
Rumah batu sopan kami tempuh dalam waktu 2 jam,menjelang
magrib jam 18.00 kami sampai di desa Sopan.
SOPAN - KUAMANG
Lalar hijau mulai tidak tahan dan menanyakan ojek
,ternyata harga yang ditawarkan RP150ribu,akhirnya lalar tetap gabung berjalan
dengan kami berempat Aku,Saka lawang,Maya”Oncom” dan lalar Hijau.
Diperjalanan kami sering ditanya kok ke Kuamang sore
sekali,waktu tempuh desa kuamang masih 3jam lagi untuk ukuran orang
desa,berarti lebih lama buat kami.
Aku dan lainnya mempersiapkan mental untuk jalan malam,tenaga
mulai timbul lagi karena khawatir kemalaman dan ingin buktikan kita bisa lebih
cepat dari orang desa.
Maya”Oncom” beritahu bahwa untuk hemat tenaga dia perlu
lari waktu mendaki,aku heran melihatnya koq masih bisa lari mungkin kelebihan
energy sehabis menelan ikan teri a lot tadi..?! pas kondisi menurun aku lebih
memilih lari ternyata Maya”Oncom” tersusul juga dan lalar tertinggal agak jauh.
Hari sudah mulai gelap kami menemui beberapa ojek yang
menawarkan bantuan dan kami beritahu untuk menjemput kawan kawan yang lebih
membutuhkan di belakang.
Jam 07.30 kawan kawan yang naik ojek menyusul kami dari
belakang,ada empat orang yang pertamanya.
Maya”Oncom” sempat terpeleset karena gelap dan jalan
licin,dan aku jatuh dekat jembatan karena kesandung batu sampai ranselku putu.
Jam 20.30 wib kami sampai desa Kuamang masuk peradaban
baru,kami melihat kawan kawan yang duluan naik ojek sudah rapi dan kelihatan
juga bus sudah menunggu.
Aku langsung hempaskan badan yang sudah terlalu capek dan
ngantuk ke pelataran warung dan pesan kopi angat serta mie rebus pakai
bakso…..huuuuh…mandi ntar saja.
Satu rombongan ojek lagi muncul membawa teman teman dan
yang terakhir kentut busuk yang konon
katanya ma nambah nginap di Sopan tapi ngga jadi,,,takut sendirian mmungkin ya..
Konon dari cerita hash Ojeker,mereka semua naik dengan
terpaksa karena umumnya ojek ojek tersebut ngga punya rem dan malahan ada yang
jalan tanpa lampu.
Tapi Rumbai hash
Ojeker ngga peduli yang penting bisa nyampe dari pada jalan kaki bisa nyampe
senin pagi,rogoh kocek Rp150ribu memang agak berat tapi apa boleh buat dari
pada jalan kaki lagi…..lebih sedih lagi katanya….
KUAMANG –
PEKANBARU
Selesai berbenah mandi dan sholat maka rombongan kembali
ke pekanbaru Ahad 14/02/2010 jam 22.30 wib.
Dear Team SIALANG-KUAMANG ADVENTURE
Semoga petualangan ini menambah pemahaman kita tentang
kebesaran Allah..amiiin dan salam kompak dan maaf dari saya pribadi Tasman
jen”Mc Katick Notinstock”pada Sahabat sahabatku yang rada rada gilaaa ,bandeeeel
dan ente koq ngga pernah kapok kayak gitu ya…?
·
Mumi”Armi”
yang selalu mengingatkan team agar makan jaheee..biar kuat..iyo kan sajolah…
·
Lalar Hijau”Taufik” dengan topi segede payung yang tabah sampai akhir…
·
Saka lawang”Nedrianto” yang memberi tausiah dan doa selamat pada Rumbai Hash
Ojeker..
·
Maya”Oncom”
…yang suka nelan teri tanpa dikunyah,berkhasiat jalan bisa lebih kuaaaat…
·
Siabu”Fauzul” yang akhir akhir perjalanan bolanya sempat lecet..katanya karena CD
nya basah..
·
Mak Itam”Edy Darmoko” yang tetap tabah sampai akhir walau sempat hilang disiang
hari…..tidur sambil jalan..
·
Cindaku”Nasrul”,yang rajin membangunkan pagi hari…
·
Barang palsu”Asdineri”,yang setiap tujuh
langkah memberikan hembusan Huuuuhh….sambil pijat betis…
·
Semrawut”Syamsuardi” yang bawa beban super lengkap +-1kwintal (katanya disuruh
orang rumah).
·
Hernia”Hervalni” yang super sibuk untuk lanjut jalan malam,kapoook loo………
·
Kentut busuk”Refileisa”,yang sudah bosan jalan dan minta dikirimkan Mie goreng ke
desa Sopan tempat diamangkal..emangnya enaaak…
·
Bolot”Bolot”,yang
hari itu kayak turih teler…
·
Air
Kajamban yang selalu pegang tongkat sakti…persis kayak drunken master
·
IRWAN"Virgin
anak Gubalo tukang intip”..wan,tu,tri,por….terimakasih potonya…walaupun virgin
tapi heboooh coooi….
·
Guide”
Datuk” dan “Sapir” yang jenaka kadang suka ngga ngerti apa yang diomonginnya…
·
Terimakasih
buat
o
Sunti
anak”Martenia anum”walau gagal ikut tapi sudah beramal nyatat nyatat yang ikut…
o
Derisman/GM”Gembul”
terimakasih dukungannya,coba kalo ikut bisa gratis kita semua….
·
Udah
yaah masih pusing ada kerja lagi,Sampai ketemu di Hutan berikutnya……. On..ooon…
No comments:
Post a Comment