Kami menginap dimasjid perbatasan pasuruan atau 245km menjelang Banyuwangi,perasaan seakan akan sudah berada di bali saja saat ini pada hal kalau dihitung perkiraan paling cepat 4 hari lagi bersepeda kami baru nyampe di kuta Bali.
jepretan dari izzud di Situbondo |
Belum ada warung yang buka jam 05.30 sepagi itu tapi kami tetap jalan menuju Probolinggo sambil berharap ada warung yang sudah buka.
Jalan yang kami lalui umumnya kondisi bagus dan lumayan lebar jadi kami bisa memacu sepeda lebih kencang,siang hari kendaraan makin padat. Selesai sarapan nasi rawon diwarung dekat pasar pas di pertigaan jalan masuk pasar dan jalan raya Pasuruan Probolinggo.
Sebetulnya aku kurang berselera makan nasi rawon,karena sudah beberapa hari ini makannya kalau tidak nasi pecel ya nasi rawon....Joker sepertinya menikmati menu rawon,tapi aku sendiri karena ngga ada pilihan harus terima apa ada nya yang penting bisa jadi kalori untuk mendayung hari ini,dalam hati aku pesan ke diri sendiri.... "nikmati apa adanya,karena perjalanan ini adalah sebagai pembelajaran".
Kami duduk agak lama diwarung tersebut menghabiskan kopi serta memperhatikan aktifitas penduduk di pasar Pasuruan,bahasa yang dipakai bahasa madura dan jawa,lalu lintas dipenuhi oleh pegawai dan pelajar menuju tempat kerja dan sekolah masing masing
Disepanjang jalan pasuruan probolinggo sampai Besuki kita disuguhi pemandangan persawahan dan sekali kali pantai dengan rumah nelayan yang dihiasi jemuran ikan .
Pantai Pasuruan |
Sebetulnya saya ingin mabit di Probolinggo ini tapi karena hari masih siang dan kami juga dinasehati agar ngga usah nginap di probolinggo karena "kurang aman untuk musyafir seperti kami" sebetulnya aku kurang sependapat tapi karena joker keras untuk melanjutkan perjalanan, akhirnya walau sore itu hujan lebat kami tetap melanjutkan hingga ke Besuki.
Dengan badan yang basah kuyup kena hujan kami memasuki kota Besuki dan menuju mesjid raya yang ada didepan alun alun.
Baru saja kami memasuki pekarangan masjid,kami langsung disapa seseorang,dan tanpa bertele tele aku langsung menanyakan apakah diizinkan kami menumpang nginap di masjid tersebut,tapi kali ini takhmir mesjid tidak mengizinkan kami untuk mabit di mesjidnya dengan alasan aturannya sudah lama begitu,sedih juga rasana ditolak diwaktu sore yang sudah mepet malam seperti saat itu,aku ambil pelajaran dari situ bahwa tidak semua orang simpati melihat kami dan disinilah mentalku sedikit diuji dan aku harus ikhlas tanpa sakit hati walaupun keinginan tidak terpenuhi..Alhamdulillah dapat pelajaran baru,Allah menyuruhku supaya lebih kuat....amiiin
Hari sudah hampir gelap,tiada jalan lain kami harus melanjutkan perjalanan hingga ketemu mesjid yang bisa kami tumpangi,bunyi rantai sepedaku yang mulai kering dan ditutupi pasir halus mengerinyit di keheningan malam itu,perasaan khawatir rantai putus dan khawatir ngga dapat inapan bercampur aduk,tidak berapa jauh dari mesjid jamik tadi kami melihat kantor polsek,lalu kami datangi dan minta izin untuk numpang nginap di situ,pak harto yang berpangkat 3 bengkok dipundaknya mengizinkan kami menginap di teras mushola kecil yang bersebelahan dengan rumah tua peninggalan Belanda,identitas diri kami tinggalkan dan kami dipersilahkan untuk mandi di kamar mandi yang bersebelahan dengan sel tahanan,dikamar mandi tidak ada lampu penerangan,aku terpaksa meraba raba posisi bak mandi,wc dan segala sesuatunya di ruangan tersebut,aku sangat memaklum karena ini adalah kamar mandi untuk para tahanan yang kebetulan saat itu sedang tidak ada yang ditawan.Aku coba melongok ke ruang tahanan dari balik jeruji besi,kelihatan seram juga kalau bermalam di ruang yang lembab tersebut berhari hari..nauzubilahminzolik...
Numpang di Polsek Besuki |
rumah hantu yang bersebelahan dengan musyola |
Astagfirullah.. jam 2.00 selagi mata baru saja tertidur tiba tiba di panggul rasa digigit sesuatu seperti lipan dan sejenisnya,spontan bangun dan nyari nyari lipannya sambil mengibas ngibas sleeping bag tapi ngga ada sesuatupun..check pinggul alhamdulillah ngga ada apa apa...sompreet..! terpengaruh juga aku oleh cerita pak Harto hingga dihantui oleh ketakutan sendiri....
Paginya kami melanjutkan perjalanan ke arah Situbondo,rasanya kurang semangat karena kurang tidur,joker lebih sering mendahuluiku melewati.
memasuki kota Situbondo |
Sewaktu sholat jumat kami bertemu lagi dengan Izzud dan Faqih yang tadi mengikuti kami dijalan adalah pelajar dari sebuah club sepeda gunung di Situbondo,kami sempat kenalan dan ngobrol dengan beberapa jemaah yang tertarik mengetahui kami dari Sumatra.
Selesai Sholat jumat tadi kami mencari warung makan siang,pada suatu warung yang cukup bersih didepan rumah penduduk dipinggir jalan kami berhenti makan siang,lagi lagi menunya yang ada nasi pecel atau nasi rawon,akhirnya aku memilih nasi rawon lagi karena ada kuahnya jadi bisa lancar ditelan. Hanya setengahnya yang sanggup ku makan dan sisanya tidak saggup kuhabiskan,tidak berapa lama selesai makan perutku terasa mules,buru buruaku bilang pada joker yang sedang istirahat habis makan bahwa aku berangkat duluan mau nyari toilet,aku khawatir kena diare..tapi Alhamdulillah tidak apa apa.
Faqih dan Izzud dari Situbondo |
Kami istirahat dan makan siang di Paiton dan bertemu dengan pesepeda motor Biker dari Batam yang berkelana suami istri dari batam dengan tujuan ke Bali dan Lombok,akrab juga bertemu sesama pengelana apalagi sama sama dari Riau dan kami saling bertukar pengalaman dan informasi.
Budi Biker Batam bertemu di Paiton |
Tanjakan paiton didekat pltu bisa kami lewati dengan baik dari puncak kami melihat daerah pasir putih yang membentang indah,kami sempat ketemu rombongan TNI yang akan latihan militer di Karang asem dan foto bersama.
ketemu rombongan TNI dari Surabaya |
Tanjakan PLTU Paiton |
terlihat dikejauhan PLTU Paiton |
Sore menjelang magrib kami sampai di Asem bagus,kami memutuskan untuk menginap di spbu asembagus karena melanjutkan perjalanan di hutan lindung Baluran adalah sangat riskan dimalam hari.
Sebelum istirahat malam segala sesuatu untuk perjalanan besok aku selesaikan,rantai aku bersihkan dan diberi oli mudah mudahan perjalanan besok sepeda ini bisa melaju normal lagi,pakaian untuk besok sudah dicuci lagi.
Malam ini Kami tidur di pojok belakang mushola,aku mematikan lampu pada jam 20wib agar mataku mudah tertidur tapi tidak berapa lama ada yang menghidupkannya lagi,beberapa kali tamu datang untuk sholat,hal ini tidak terlalu menggangguku karena sudah terlalu capek akhirnya tertidur juga.
Sewaktu bangun subuh Joker sibuk mencari seauatu,waktu ditanya yernyata HP Blackbarry nya yang diletakan diatas kepalanya tidak ketemu.kami sibuk mencari sayangnya barang tersebut tidak bisa ditemukan. Kami sangat terpukul dengan kehilangan ini namun semangat kami tidak boleh padam dengan kemalangan ini.
Suasana galau masih menyelimuti Joker pagi itu, kami lanjutkan perjalanan yang tinggal 80km lagi nyampe Banyuwangi.
Pagi ini kami kayuh sepeda menuju Banyuwangi,didaerah hutan lindung nasional Baluran kami .menghadapi tanjakan tanjakan,tapi tidak terlaku terjal,tidak ada rumah penduduk disekitar hutan karena memang tidak dibolehkan
Taman Nasional Baluran |
Jalan Hutan Baluran yang sepi |
Tidak pernah ada satwa terlihat sepanjang jalan dan Ingin sekali aku memasuki hutan tersebut untuk melihat satwanya tapi karena ada larangan aku urungkan nat itu
Perjalanan sepanjang taman nasional Baluran ini sangat menyenangkan tidak banyak kendaraan jalannya mulus serta variasi turunan dan tanjakan yang tidak ekstrim jadi tidak perlu banyak tenaga kayuhan,dibeberapa tempat ada pos polisi kehutanan yang memberikan rasa aman ditempat sesunyi itu dan terlihat juga ada mobil yang mampir sekedar istirahat dekat pos tersebut
Tanjakan hutan Baluran |
Kami berhenti disebuah gubuk memandang sepuas puasnya kearah pantai.
Pantai Watu Dodol Banyuwangi |
Haus dan panas di Wau Dodol |
Kami menelpon cak rofik bahwa kami sudah berada di Wulu dodol,tidak berapa lama kami di jemput olah cak Rofiq yang juga pensiunan vrp Pt.CPI dan dikonvoi sampai kerumahnya di Banyuwangi kota.
Waktu Zuhur kami sudah bisa sholat dirumahnya Cak Rofiq dan makan siang dipinggir tambak dengan menu ikan bakar dan Udang besar hasil panen tambak sendiri.
dirumahnya Cak Rofiq Banyuwangi |
Sampai ketemu di kawah Ijen...
Salam
Katik n joker
SubhanAllah luar biasa sangat menarik.
ReplyDeleteTerimakasih ananda Hasnaannisa yang sudah meluangkan waktu membaca catatan perjalanan ini
Deletewassalam
Keren sekali petualangan bapak ;)
ReplyDeleteAlhamdulillah,teromakasih sudah dibaca.
ReplyDeleteSalam
Tasman
Semangatnya Bisa mengispirasi anak muda jaman sekarang
ReplyDeleteWaah.saya suka sekali dengan cerita bapak,penuh perjuangan,pantang menyerah.bisa menginspirasi anak2 muda indonesia
ReplyDeletesemangat terus min... menurut gua sih paranormal activity cukup menyenangkan juga karena yg terjadi halnya di luar logika
ReplyDeletesalam dari Tempat Angker di Bali
senang bisa membaca blog bapak, cerita yang sangat menghibur sungguh pengalamanan yang luar biasa, tidak semua orang sanggup melakukannya
ReplyDelete