Kebiasaan
mengirim eMail catatan perjalananku ke milist tidak bisa kulanjutkan karena
kehilangan HP untuk mengeditnya,tapi catatan perjalanan akan tetap aku tulis di
buku dan setelah sampai dirumah nanti aku berencana memindahkannya ke computer
untuk dikirim ke milist yang mungkin masih ingin mengikuti catatan perjalananku
sampai akhir.
KEPAHIANG DI PUNCAK BUKIT |
SEBELUM BERANGKAT CEK BARANG |
Menginap
di hotel Mutiara Kepahiang dengan harga RP 150.000 terasa mahal dibanding
nginap di mesjid yang lebih luas dan gratis begitulah canda kami setiap keluar
hotel.
Hotel
adalah pilihan kami terakhir setelah tidak ada mesjid tapi di kota kami lebih
memilih masuk Hotel supaya bisa mandi dan cuci pakaian sepuasnya.
Hari
ini kami keluar sudah agak siang jam 08.00 karena jarak tempuh Kepahiang ke
Bengkulu hanya 58km jadi diperkirakan bisa ditempuh dalam 3jam.
Selesai
sarapan lontong sate kami mulai mengayuh sepeda meninggalkan kota Keahiang menuju
Bengkulu yang diawali penurunan yang panjang kemudian memasuki pebukitan,jarang
sekali terlihat rumah penduduk.
Disuatu
tanjakan kami menemukan bengkel tambal ban dan Basket case mengisi angin ban
disitu begitu juga aku lihat ban sepedaku juga kelihatan kurang angin dan
pertamakalinya setelah 14 hari perjalanan mengisi angin dengan pompa yang
kubawa.
TAMBAH ANGIN |
Aku
merasa Kepahiang ke Bengkulu adalah Route yang agak ringan karena mulai dari
Tambah penanjung sampai kota Bengkulu selalu menurun dan bisa duduk santai di
sadel.delapan kilo meter setelah Kepahiang kami memasuki Gerbang selamat datang
di Kabupaten Bengkulu tengah
HALO MISTER....!! |
Disatu
tikungan yang menurun kami berhenti untuk memperbaiki rack tempat Panier Basket
kemudian di berhenti lagi sewaktu akan
memasuki kota Bengkulu karena godaan untuk sekadar mencicipi durian yang selalu
terlihat dipinggir jalan,Durian Bengkulu memang terasa lejit dan enak,kami
hanya mencicipi satu biji saja karena khawatir kepanasan.
Dari
milist yang dkirim teman pendaki yang sudah sampai di Pekanbaru dan duri
memberitakan bahwa Sriwijaya pos memberitakan tentang pendakian kami,Sebelum keberangkatan
ternyata ada yang di wawancara wartawan setempat berikut link beritanya….
TAMBAH VITAMIN D |
Jam
dua belas siang kami sudah memaski kota Bengkulu,Dari literature diketahui Bengkulu (dulu dikenal sebagai Bencoolen, Benkoelen,
atau Bengkulen,
beberapa menyebutnya Bangkahulu)
adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, di sebelah utara
berbatasan dengan Sumatra Barat, di sebelah timur dengan Jambi
dan Sumatra Selatan sedangkan di sebelah selatan dengan Lampung. Inggris dengan British
East India Company (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat perdagangan lada Bencoolen dan Sejak
dilaksanakannya Perjanjian London pada tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke
Belanda VoC, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan
Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung). Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi
bagian dari Hindia Belanda.
Lalu
lintas tidak begitu ramai dan lancar,sebagai kota proinsi aku merasa Bengkulu
termasuk jarang penduduknya,sepeda kami mengarah laju ke pantai dan melewati
benteng Marlborough yang dibangun oleh Inggris
pada 1713,kami berdiri di benteng yang dibangun diatas dataran tinggi dengan menghadap
ke samudra Hindia ,terbayang keangkuhan
kaum colonial dikala itu melihat kaum pribumi yang hidup melarat.
BENTENG MALBOROUGH ARAH SAMUDRA |
BENTENG MALBOROUGH DARI BELAKANG |
Suasana
pantai sangat menyenangkan,kami menelusuri pantai kearah utara dan makan siang
diwarung pinggir pantai.
Kami mencari pintu masuk ke Beteng Malborough tapi pintu tetap tertutup,pengunjung hanya bisa melihat dari luar benteng,aku mencoba cari petugas unruk menanyakan kemungkinan mauk tapi petugas juga tidak ada akhirnya kami bisa berfoto foto diluar benteng saja.
Kami
mencari penginapan di sekitar benteng tapi tidak ada yang cocok lalu menuju ke
pantai panjang , sewaktu melewati pasar dibawah Benteng beberapa remaja
menyetop kami dan menanyakan kami dari
mana dan mau kemana lalu mereka minta foto bersama,kami jadi pusat perhatian
dipasar waktu itu.
Tidak
berapa jauh dari Benteng Marlborough kami masuk dihotel Pantai
Panjang yang lokasinya cukup nyaman di pinggir pantai,kami sewa satu cottage
dengan harga RP150,000. Ada AC dan TV tapi air mandi kalau habis musti mengasih
tahu dulu baru dihdupkan ,lampunya redup mungkin ini cara management hotel untuk
mengirit biaya namun kami sudah tidak menghiraukan hal tersebut lagi karena ingin
segera istirahat setelah makan malam nanti.
HOTEL PANTAI PANJANG BENGKULU |
JJS DI PANTAI PANJANG |
Sebelum
magrib kami Bersepeda menyusuri Pantai Panjang sambil menunggu matahari tenggelam.Saat itu pantai agak banyak sampahnya tapi adanya cahaya merah jingga dari kaki langit menambah indahnya sore itu.
Perjalanan dilanjutkan ke pusat keramaian di depan rumah
gubernur,ditempat tersebut diadakan Festival
Tabot yang digelar selama 10 hari acaranya mirip pasar malam dan ada pentas
untuk gelar kesenian daerah,setelah makan di salah satu restoran di pasar tersebut tidak berapa lama , kami kembali ke hotel
untuk istirahat...sampai ketemu besok menuju Ketaun.......
No comments:
Post a Comment