Minggu 14 Dedember,
Pagi di desa Nha hang 40km sebelum Hanoi,tepung quacker dan susu bubuk yang di tinggalkan opung yosef kami campur dengan air panas dan susu serta sesendok gula pasir maka jadilah makan pagi kami seperti bubur bayi,makanan ini akan lebih baik bagi kami karena susahnya mencari makanan halal diwarung sepagi ini.
Baju ku yang terpasang tiga lapis rasanya masih belum cukup hangat menangkal dingin dipagi itu tapi karena malas mengambil baju dengan membongkar bag lagi aku langsung berangkat saja mengusung sepeda bergulir lagi di jalan raya yang berdebu dan compang camping berkerikil didaerah itu.
Shifter untuk gear depanku yang putus menjadikan sepedaku hanya pada posisi paling rendah saja akibatnya kayuhanku hanya sekali sekali saja karena terlalu ringan,akibatnya joker jauh meninggalkanku. Tadi aku sudah check di google map didaerah sebelum pusat kota ada bike shop yang mungkin bisa mengganti cable shifterku.
Disuatu pertigaan xuan Mai kami belok kanan menuju pusat kota Hanoi,suasana kota mulai terasa,mobil serta sepeda motor makin ramai. Tiba tiba di sebelah kiriku terlihat satu ruko yang menjual sepeda,joker yang sudah bersamaku berhenti di ruko tersebut lalu minta tolong untuk mengganti cable shifter sepedaku. Tak sampai setengah jam sepedaku sudah normal lagi,lalu kami melanjutkan ke arah mesjid An Noor dekat pusat kota Hanoi.
Aku agak kagok dengan perobahan karakter pengemudi kota Hanoi yang keras di sela sela arus lalu lintas yang rapat dan laju tersebut.
Disetiap trafic light sepertinya disitu aku harus uji nyali karena lampu hijau bukan berarti aman buat kita tapi masih ada saja bergerombol sepeda motor atau mobil yang memaksakan masuk keseberang jalan, akibatnya kendaraan melintang lintang dan klakson yang melengking tinggi menambah kesemrawutan di banyak persimpangan. Beban sepedaku yang sarat membuat sepedaku kadang kadang meliuk kiri dan kanan tapi mereka seolah tak peduli dan tanpa ampun mebunyikan klakson panjang yang melengking di pangkal telingaku. Dalam hati aku berkata aku harus gesit,lincah dan sedikit nekat atau aku harus merayap seperti kura kura yang pemalu.
Aku dan joker saling merapat terus supaya tidak terpisah yang bisa menimbulkan kesulitan untuk bertemu lagi.
Beberapa kali kami buka google map untuk melihat posisi dikeramaian kota dan kadang kadang ada yang melihat dan
seperti berusaha memberi informasi tapi sayang keterbatasan bahasa membuat kami seperti orang tuna rungu ditengah keramaian,kalau sudah ramai seperti itu kami lebih baik segera berangkat dari pada konyol jadi tontonan orang.
Jam 15 sore akhirnya kami menemukan masjid Hanoi An Noor di daerah Manh Duong di sekitar situ banyak pertokoan.
Kami menanyakan Imam masjid untuk menumpang malam itu tapi beliau memberi tahu bahwa mesjid dilarang menerima tamu untuk bermalam,kami sangat memakluminya lalu malam itu kami mencari hotel didaerah tersebut dan akhirnya didapat hotel Saigon seharga us$20, Khaleez yang berpisah dengan kami sejak dari Nam can perbatasan Laos Vietnam mengontek kami dan bertemu di masjid An Noor.
Pagi di desa Nha hang 40km sebelum Hanoi,tepung quacker dan susu bubuk yang di tinggalkan opung yosef kami campur dengan air panas dan susu serta sesendok gula pasir maka jadilah makan pagi kami seperti bubur bayi,makanan ini akan lebih baik bagi kami karena susahnya mencari makanan halal diwarung sepagi ini.
Baju ku yang terpasang tiga lapis rasanya masih belum cukup hangat menangkal dingin dipagi itu tapi karena malas mengambil baju dengan membongkar bag lagi aku langsung berangkat saja mengusung sepeda bergulir lagi di jalan raya yang berdebu dan compang camping berkerikil didaerah itu.
Shifter untuk gear depanku yang putus menjadikan sepedaku hanya pada posisi paling rendah saja akibatnya kayuhanku hanya sekali sekali saja karena terlalu ringan,akibatnya joker jauh meninggalkanku. Tadi aku sudah check di google map didaerah sebelum pusat kota ada bike shop yang mungkin bisa mengganti cable shifterku.
Disuatu pertigaan xuan Mai kami belok kanan menuju pusat kota Hanoi,suasana kota mulai terasa,mobil serta sepeda motor makin ramai. Tiba tiba di sebelah kiriku terlihat satu ruko yang menjual sepeda,joker yang sudah bersamaku berhenti di ruko tersebut lalu minta tolong untuk mengganti cable shifter sepedaku. Tak sampai setengah jam sepedaku sudah normal lagi,lalu kami melanjutkan ke arah mesjid An Noor dekat pusat kota Hanoi.
Aku agak kagok dengan perobahan karakter pengemudi kota Hanoi yang keras di sela sela arus lalu lintas yang rapat dan laju tersebut.
Disetiap trafic light sepertinya disitu aku harus uji nyali karena lampu hijau bukan berarti aman buat kita tapi masih ada saja bergerombol sepeda motor atau mobil yang memaksakan masuk keseberang jalan, akibatnya kendaraan melintang lintang dan klakson yang melengking tinggi menambah kesemrawutan di banyak persimpangan. Beban sepedaku yang sarat membuat sepedaku kadang kadang meliuk kiri dan kanan tapi mereka seolah tak peduli dan tanpa ampun mebunyikan klakson panjang yang melengking di pangkal telingaku. Dalam hati aku berkata aku harus gesit,lincah dan sedikit nekat atau aku harus merayap seperti kura kura yang pemalu.
Aku dan joker saling merapat terus supaya tidak terpisah yang bisa menimbulkan kesulitan untuk bertemu lagi.
Beberapa kali kami buka google map untuk melihat posisi dikeramaian kota dan kadang kadang ada yang melihat dan
seperti berusaha memberi informasi tapi sayang keterbatasan bahasa membuat kami seperti orang tuna rungu ditengah keramaian,kalau sudah ramai seperti itu kami lebih baik segera berangkat dari pada konyol jadi tontonan orang.
Jam 15 sore akhirnya kami menemukan masjid Hanoi An Noor di daerah Manh Duong di sekitar situ banyak pertokoan.
Kami menanyakan Imam masjid untuk menumpang malam itu tapi beliau memberi tahu bahwa mesjid dilarang menerima tamu untuk bermalam,kami sangat memakluminya lalu malam itu kami mencari hotel didaerah tersebut dan akhirnya didapat hotel Saigon seharga us$20, Khaleez yang berpisah dengan kami sejak dari Nam can perbatasan Laos Vietnam mengontek kami dan bertemu di masjid An Noor.
Senin 15 Desember
Pagi jam 8.30 kami check out dari hotel dan menuju Indonesia Ambassy di jalan Ngo quyen no.50 Hanoi,di jalan kami kehilangan arah lalu bertanya pada seseorang yang lewat dan kebetulan ibu ibu tersebut sudah pernah kerja di KBRI dan dia menunjukan arahnya ,tidak begitu susah kami menemukannya kedutaan Indonesia tersebut.
Di Kbri kami di sambut oleh beberapa staff KBRI pak Budi,pak Susilo dan Pak Dedi dari atase pertahanan juga beberapa Mahasiswa Indonesia di Hanoi.
Siangnya kami bertiga saya,joker dan Kharleez mengunjungi beberapa objek wisata di kota yaitu Moseleum Ho Chi Min dan meseum serta danau dengan patung Ly tekto di tengah kota Ho Chi Min.
Jam 4 sore kami kembali ke Kantor KBRI dan pak Budi memberi tahu kami bahwa tiket kami untuk ke Ho Chi Min city sudah di belikan untuk besok jam 13 siang. Sore itu kami diantar ke hotel Orchid oleh pak Budi.
Kali ini Khaleez yang akan melanjutkan kayuhan ke Cina esok hari ikut nginap dan bergabung dengan kami di hotel.
Pagi jam 8.30 kami check out dari hotel dan menuju Indonesia Ambassy di jalan Ngo quyen no.50 Hanoi,di jalan kami kehilangan arah lalu bertanya pada seseorang yang lewat dan kebetulan ibu ibu tersebut sudah pernah kerja di KBRI dan dia menunjukan arahnya ,tidak begitu susah kami menemukannya kedutaan Indonesia tersebut.
Di Kbri kami di sambut oleh beberapa staff KBRI pak Budi,pak Susilo dan Pak Dedi dari atase pertahanan juga beberapa Mahasiswa Indonesia di Hanoi.
Siangnya kami bertiga saya,joker dan Kharleez mengunjungi beberapa objek wisata di kota yaitu Moseleum Ho Chi Min dan meseum serta danau dengan patung Ly tekto di tengah kota Ho Chi Min.
Jam 4 sore kami kembali ke Kantor KBRI dan pak Budi memberi tahu kami bahwa tiket kami untuk ke Ho Chi Min city sudah di belikan untuk besok jam 13 siang. Sore itu kami diantar ke hotel Orchid oleh pak Budi.
Kali ini Khaleez yang akan melanjutkan kayuhan ke Cina esok hari ikut nginap dan bergabung dengan kami di hotel.
Selasa 16 Desember
Sehabis subuh buka internet dan ngobrol bertiga sampai jam 7.30 lalu kami berjalan menuju KBRI di jalan melewati danau disitu banyak ditemui orang tua muda berolah raga jogging dan senam.
Kami ambil sepeda dan barang,sewaktu akan berangkat ke stasion kereta lalu datang seorang ibu ibu memberikan satu tas berisi bekal untuk kami,lalu kami menolak karena beban sudah penuh namun ibu Ami yang berasal dari sunda tersebut memaksa kami untuk menerimanya,akhirnya kami menerimanya dan nanti setelah antar sepeda ke cargo kereta api kami akan kembali lagi mengambil pemberian tersebut.
Kami ditemani pak Budi menuju Gahanoi atau stasion kereta api dan mengurus sampai selesai sepeda dan barang kami masuk cargo dan tetakhir beliau membawa kami sarapan pagi di restoran Abc.
Sewaktu berpisah kami tak menyangka pak Budi membekali kami dengan uang bekal yang begitu banyak mungkin bisa untuk makan kami dua minggu..! Alhamdulillah.
Kharlezz kali ini juga pamitan dan berpisah dengan kami untuk melanjutkan kayuhan akhirnya ke Kun ming china yang lebih kurang dalam 10hari.
Aku merasa terharu dengan perpisahan ini,aku bisa berdoa semoga Allah melindunginya dalam mencapai mimpi mimpinya.
Aku kembali berjalan berdua Joker ke KBRI untuk mengambil bungkusan pemberian ibu Ami,sesampai di kbri kami memeriksa isinya,Subhanallah ternyata isinya bukan saja kue kue dan makan siang kami berdua tapi disitu juga ada dua amplop berisikan uang us dollar yang lebih dari cukup untuk kami makan selama 10 hari...Subhanallah siapa ibu tadi,kami belum mengetahui siapa beliau dan menanyakan Pak Budi tapi pak Budi tidak begitu kenal beliau..sampai sekarang kami masih belum mengetahui siapa ibu Ami yang misterius tersebut..hanya Allah yang lebih tahu dan siapapun beliau kami mendoakan semoga diberi kesehatan dan rezki yang barokah amiin.
Jam 12.30 kami sudah dipanggil untuk masuk gerbong no.8 dengan tempat duduk soft chair dan air condition. Kalau kita lihat klasifikasi tempat di kereta api vietnam ini ada tiga yaotu,1.sleeper 2.soft chair,3.wood chair.
Rupanya pak Budi membelikan kami tempat yang sangat nyaman seharga 881dong.
jam 13 tepat kereta berangkat aku pandang keluar ke jalan raya Hanoi,pikiran ku melayang ke masa dua hari yang singkat tapi sungguh banyak hal hal yang tak terduga dan bisa aku jadikan pembelajaran arti hidup yang sesungguhnya.
Sehabis subuh buka internet dan ngobrol bertiga sampai jam 7.30 lalu kami berjalan menuju KBRI di jalan melewati danau disitu banyak ditemui orang tua muda berolah raga jogging dan senam.
Kami ambil sepeda dan barang,sewaktu akan berangkat ke stasion kereta lalu datang seorang ibu ibu memberikan satu tas berisi bekal untuk kami,lalu kami menolak karena beban sudah penuh namun ibu Ami yang berasal dari sunda tersebut memaksa kami untuk menerimanya,akhirnya kami menerimanya dan nanti setelah antar sepeda ke cargo kereta api kami akan kembali lagi mengambil pemberian tersebut.
Kami ditemani pak Budi menuju Gahanoi atau stasion kereta api dan mengurus sampai selesai sepeda dan barang kami masuk cargo dan tetakhir beliau membawa kami sarapan pagi di restoran Abc.
Sewaktu berpisah kami tak menyangka pak Budi membekali kami dengan uang bekal yang begitu banyak mungkin bisa untuk makan kami dua minggu..! Alhamdulillah.
Kharlezz kali ini juga pamitan dan berpisah dengan kami untuk melanjutkan kayuhan akhirnya ke Kun ming china yang lebih kurang dalam 10hari.
Aku merasa terharu dengan perpisahan ini,aku bisa berdoa semoga Allah melindunginya dalam mencapai mimpi mimpinya.
Aku kembali berjalan berdua Joker ke KBRI untuk mengambil bungkusan pemberian ibu Ami,sesampai di kbri kami memeriksa isinya,Subhanallah ternyata isinya bukan saja kue kue dan makan siang kami berdua tapi disitu juga ada dua amplop berisikan uang us dollar yang lebih dari cukup untuk kami makan selama 10 hari...Subhanallah siapa ibu tadi,kami belum mengetahui siapa beliau dan menanyakan Pak Budi tapi pak Budi tidak begitu kenal beliau..sampai sekarang kami masih belum mengetahui siapa ibu Ami yang misterius tersebut..hanya Allah yang lebih tahu dan siapapun beliau kami mendoakan semoga diberi kesehatan dan rezki yang barokah amiin.
Jam 12.30 kami sudah dipanggil untuk masuk gerbong no.8 dengan tempat duduk soft chair dan air condition. Kalau kita lihat klasifikasi tempat di kereta api vietnam ini ada tiga yaotu,1.sleeper 2.soft chair,3.wood chair.
Rupanya pak Budi membelikan kami tempat yang sangat nyaman seharga 881dong.
jam 13 tepat kereta berangkat aku pandang keluar ke jalan raya Hanoi,pikiran ku melayang ke masa dua hari yang singkat tapi sungguh banyak hal hal yang tak terduga dan bisa aku jadikan pembelajaran arti hidup yang sesungguhnya.
17 Desember
Pagi jam 01 aku diberi tahu Pramugari train mengenai barang begasi kami bisa diambil jam 07 pagi sedangkan kita akan sampai di Ho cho min city jam 02.30 sebentar lagi,aku hanya manggut saja karena ditanyakan alasannya juga percuma karena kendala bahasa bisa bertele tele pikirku.
Dari sekian banyak penumpang dari Hanoi hanya tinggal kami berdua joker yang sampai destinasi Ho cho min city,penumpang lainnya naik turun silih berganti. Seperti biasa setiap sampai disatu kota propinsi,loud speaker akan mengumumkan kota berada dan sejarah singkatnya dalam bahasa inggris.
Aku mendengar kota Saigon dan semua penumpang sibuk mengambil barang tentengannya. Jam masih 02.30 pagi aku ikut penumpang lain berjalan keluar gerbong,di tangga turun seorang officer Train mencegat kami dan menunjukan arah yang berlawanan dengan penumpang lain,dia bilang "your bike" aku mengikuti arahannya kearah gerbong belakang dan disitu sudah menunggu petugas yang akan mengeluarkan sepeda kami..Alhamdulillah ngga perlu menunggu sampai jam 7 kiranya.
Semua pannier kami pasang lagi kesepeda dan kami menuntun sepeda di peron yang sudah tidak kelihatan satu orangpun saat itu.
Sampai di luar stasion aku lihat ada satu coffi shop yang buka dan ada be berapa pengunjung yang kelihatannya satu train denganku,kami parkir sepeda disitu lalu pesan kopi vietnam untuk menunggu hari siang sebelum menuju ke KJRI.
Udara sudah tidak sedingin di Hanoi atau di train yang ac nya bisa membuat kepalaku berdenyut denyut,baju dan jacket yang terpasang 4 lapis muali aku copoti jadi satu lapis.
Satu persatu toko mulai buka dan aku pergi ke mini market cyrcle K untuk minta free wifi lalu kami isi waktu dengan berkirim berita ke rumah dan kawan kawan FB yang sudah hampir 3hari terputus komunikasi.
Hari sudah terang sekitar jam 08.00 kami mulai mengayuh menuju KJRI di jalan quyen hui,be erapa kali bertanya akhirnya kami diantar salah seorang penduduk ke Kjri.
Kami disambut oleh pak franky,ibu sisca dan Ibu Desi Nurmala Dewi sebagai vice consul
di konsulat RI Ho Chi Min City,ibu Dewi adalah urang awak bukittinggi juga tinggal di tengah sawah dan sekolah di SMA3 bukittinggi tamat tahun 1993,....hebatnya lagi suaminya david seangkatan dia di sma3 pernah juga bekerja di Caltex Minas tempatku dulu....tapi sekarang david sudah pindah perusahaan ke chinooc.
Pembicaraan makin akrab karena "lapeh taragak awak jo rang kampuang katanya,coba ketemu dubes pak Buyuang di Hanoi itu juga urang padang katanya...wkwkwkk..dimana mana ada urang awak..bisa buka restoran padang juga awak di Saigon yo ni....hehe
Begitulah akrapnya pertemuan kami waktu itu. Staf kjri mengantar memberi kami fasilitas penginapan satu malam di hotel Thành daerah Bui Vien.
Siang ini kami gunakan kesempatan mengunjungi war meseum.
Mengunjungi war museum di Ho chi min city membuat kerongkonganku kelu dan air mataku berlinang menyaksikan foto foto sejarah kejamnya neraka perang vietnam.
Bapak disuruh menyaksikan pembantaian keluarganya,anak memohon jangan membunuh bapaknya yang amat dikasihi...
Astagfirullah...jauhkan neraka itu dan mari kita lupakan dan jauhi perang,hilangkanlah segala dendam dan kebencian dari hati kita.
Dunia ini yang hanya sementara...
Aku terkesan dengan seorang wanita yang tabah dan kuat,wanita veteran vietnam army Ms.Huynh Thi Kiew lahir 1951 tertangkap us army dan masuk penjara dengan menerima penyiksaan hingga cacat setelah kemerdekaan 1975 dengan tubuhnya yang cacat serta penyakit yang masih dideritanya dia gunakan sisa hidupnya untuk keliling vietnam dengan bersepeda
Dia mengatakan "saya ingin melawan penyakit ini dan hidup beberapa tahun lagi untuk sesuatu yang belum sempat saya kerjakan dan mengelilingi vietnam serta menghormati paman Ho. Pada 9 june 2012 dia wafat dan sepedanya yang sudah keliling Vietnam didedikasikan untuk war meseum si Saigon.
Makanan halal restoran Taj Mahal di pham ngu lao distric jadi langganan kami hanya saja harga nya 80000dong sekali makan yang kalau dirupiahkan 50.000rupiah,(1dong =0.6rupiah).
Pagi jam 01 aku diberi tahu Pramugari train mengenai barang begasi kami bisa diambil jam 07 pagi sedangkan kita akan sampai di Ho cho min city jam 02.30 sebentar lagi,aku hanya manggut saja karena ditanyakan alasannya juga percuma karena kendala bahasa bisa bertele tele pikirku.
Dari sekian banyak penumpang dari Hanoi hanya tinggal kami berdua joker yang sampai destinasi Ho cho min city,penumpang lainnya naik turun silih berganti. Seperti biasa setiap sampai disatu kota propinsi,loud speaker akan mengumumkan kota berada dan sejarah singkatnya dalam bahasa inggris.
Aku mendengar kota Saigon dan semua penumpang sibuk mengambil barang tentengannya. Jam masih 02.30 pagi aku ikut penumpang lain berjalan keluar gerbong,di tangga turun seorang officer Train mencegat kami dan menunjukan arah yang berlawanan dengan penumpang lain,dia bilang "your bike" aku mengikuti arahannya kearah gerbong belakang dan disitu sudah menunggu petugas yang akan mengeluarkan sepeda kami..Alhamdulillah ngga perlu menunggu sampai jam 7 kiranya.
Semua pannier kami pasang lagi kesepeda dan kami menuntun sepeda di peron yang sudah tidak kelihatan satu orangpun saat itu.
Sampai di luar stasion aku lihat ada satu coffi shop yang buka dan ada be berapa pengunjung yang kelihatannya satu train denganku,kami parkir sepeda disitu lalu pesan kopi vietnam untuk menunggu hari siang sebelum menuju ke KJRI.
Udara sudah tidak sedingin di Hanoi atau di train yang ac nya bisa membuat kepalaku berdenyut denyut,baju dan jacket yang terpasang 4 lapis muali aku copoti jadi satu lapis.
Satu persatu toko mulai buka dan aku pergi ke mini market cyrcle K untuk minta free wifi lalu kami isi waktu dengan berkirim berita ke rumah dan kawan kawan FB yang sudah hampir 3hari terputus komunikasi.
Hari sudah terang sekitar jam 08.00 kami mulai mengayuh menuju KJRI di jalan quyen hui,be erapa kali bertanya akhirnya kami diantar salah seorang penduduk ke Kjri.
Kami disambut oleh pak franky,ibu sisca dan Ibu Desi Nurmala Dewi sebagai vice consul
di konsulat RI Ho Chi Min City,ibu Dewi adalah urang awak bukittinggi juga tinggal di tengah sawah dan sekolah di SMA3 bukittinggi tamat tahun 1993,....hebatnya lagi suaminya david seangkatan dia di sma3 pernah juga bekerja di Caltex Minas tempatku dulu....tapi sekarang david sudah pindah perusahaan ke chinooc.
Pembicaraan makin akrab karena "lapeh taragak awak jo rang kampuang katanya,coba ketemu dubes pak Buyuang di Hanoi itu juga urang padang katanya...wkwkwkk..dimana mana ada urang awak..bisa buka restoran padang juga awak di Saigon yo ni....hehe
Begitulah akrapnya pertemuan kami waktu itu. Staf kjri mengantar memberi kami fasilitas penginapan satu malam di hotel Thành daerah Bui Vien.
Siang ini kami gunakan kesempatan mengunjungi war meseum.
Mengunjungi war museum di Ho chi min city membuat kerongkonganku kelu dan air mataku berlinang menyaksikan foto foto sejarah kejamnya neraka perang vietnam.
Bapak disuruh menyaksikan pembantaian keluarganya,anak memohon jangan membunuh bapaknya yang amat dikasihi...
Astagfirullah...jauhkan neraka itu dan mari kita lupakan dan jauhi perang,hilangkanlah segala dendam dan kebencian dari hati kita.
Dunia ini yang hanya sementara...
Aku terkesan dengan seorang wanita yang tabah dan kuat,wanita veteran vietnam army Ms.Huynh Thi Kiew lahir 1951 tertangkap us army dan masuk penjara dengan menerima penyiksaan hingga cacat setelah kemerdekaan 1975 dengan tubuhnya yang cacat serta penyakit yang masih dideritanya dia gunakan sisa hidupnya untuk keliling vietnam dengan bersepeda
Dia mengatakan "saya ingin melawan penyakit ini dan hidup beberapa tahun lagi untuk sesuatu yang belum sempat saya kerjakan dan mengelilingi vietnam serta menghormati paman Ho. Pada 9 june 2012 dia wafat dan sepedanya yang sudah keliling Vietnam didedikasikan untuk war meseum si Saigon.
Makanan halal restoran Taj Mahal di pham ngu lao distric jadi langganan kami hanya saja harga nya 80000dong sekali makan yang kalau dirupiahkan 50.000rupiah,(1dong =0.6rupiah).
19 desember 2014
Hari ini adalah Jumat yang suci dan bertepatan 2 bulan sudah kami keluar
Rumah sebagai Musyafir ke 7 pelosok negeri di Indo cina.
Walau gagal ke china karena tidak keluar visa tapi kami tetap mensukuri semua yang Allah takdirkan pada kami. Hari jumat di Saigon city kami gunakan untuk hunting mesjid mesjid di Ho chi min atau Saigon city,muslim di Saigon berjumlah kira kira 8000orang,kami menemukan dua mesjid yaitu masjid Musulman di Dong Du Ben nghè yang cukup besar dibangun oleh seorang saudagar muslim India dan satu lagi masjid Al Rahman di daerah 45 Nam ky khoi dibangun tahun 1885 oleh seorang Indonesia dan Malaysia dan kami masih ketemu cucunya yaitu pak Abdullah yang keturunan Aceh,sekarang beliau beliau sebatang kara karena kedua orang tua sudah meninggal dan tidak punya saudara sedarah tetapi dia cukup bahagia dengan saudara saudara seimannya yang ada di Saigon.
Di sekitar masjid Indonesia Al Rahman ada pemukiman Muslim disitu banyak ditemukan makanan Halal yang harganya lumayan murah,dan di depan masjid Musulman juga ada makanan halal cuma harganya agak tinggi mungkin karena tempatnya yang bagus.
Sering aku alami di vietnam kalau kita order satu menu yang kita perkirakan untuk satu orang ternyata porsi nya bisa untuk dua atau tiga orang.
Pulang dari mesjid kami menyusuri sungai mekong dan akhirnya istirahat di travel agent yang akan membawa kami ke Ha tien di per atasan Vietnam Kamboja.
Kami naik sleeper bus sampai Hatien supaya tidak terlambat tiba di phnompen sebelum tanggal 25 desember.
Kami sempat stres karena bus tidak mau menjemput seperti yang dijanjikan,akhirnya kami naik transit bus dan berputar putar di kota saigon malam hari itu untuk menemukan terminal bus. Akhirnya sampai di terminal luar kota dan menunggu satu jam baru datang bus yang cukup besar dan mewah dengan memakai tempat tidur,lumayan bisa tidur pulas selama diperjalanan.
Bus sampai di Binh San jam 06 pagi dan kami langsung gowes ke arah border Vietnam Kamboja.
Tidak begitu susah keluar dan masuk imigrasi vietnam dan cambodia,ternyata lancar saja tidak seperti yang di informasikan travel agent bahwa kemungkinan nanti akan dipungut uang (pajak..?)untuk membawa sepeda kami ini,ternyata tidak terjadi,mungkin itu terjadi hanya di border yang dekat dengan Saigon city seperti Cua kaw.
kota Ha Tien adalah perbatasan yang juga mempunyai Casino hatien Vegas namanya cuma pagi itu masih kelihatan sepi.
Kami berhenti di warung sederhana dan menukar uang dong yang masih tersisa dengan Rial kamboja dan ngopi disitu.
Seorang laki laki muda kamboja menyapa kami dengan bahasa inggris yang lumayan bisa dimengerti, nama nya Hep Tun berdarah kamboja dan warga itali baru satu tahun kembali dan hidup dinegrinya lagi setelah berimigrasi selama 30tahun ke Itali akibat konflik kmer dimasa lalu.
Di itali dia juga merasa kurang betah sejak ada diskriminasi dan sentimen masaalah produk cina yang berimbas pada perlakuan tidak adil pada warga cina disana katanya,tapi di kamboja juga dia merasa sulit untuk usaha karena perekonomian yang belum stabil.
Kami mendayung santai jalan datar dan bagus tidak berdebu seperti Vietnam tapi angin cukup kuat meniup dari depan.
Setelah kayuhan sejauh 60km kami istirahat di satu guesthouse lewat dari desa Tani dan sekitar 100km lagi ke kota Phnompen.
In sha Allah besok kami akan lanjutkan mudah mudahan bisa sampai sore di kota Phnompen.
Note:foto bisa di lihat di FB saya
Hari ini adalah Jumat yang suci dan bertepatan 2 bulan sudah kami keluar
Rumah sebagai Musyafir ke 7 pelosok negeri di Indo cina.
Walau gagal ke china karena tidak keluar visa tapi kami tetap mensukuri semua yang Allah takdirkan pada kami. Hari jumat di Saigon city kami gunakan untuk hunting mesjid mesjid di Ho chi min atau Saigon city,muslim di Saigon berjumlah kira kira 8000orang,kami menemukan dua mesjid yaitu masjid Musulman di Dong Du Ben nghè yang cukup besar dibangun oleh seorang saudagar muslim India dan satu lagi masjid Al Rahman di daerah 45 Nam ky khoi dibangun tahun 1885 oleh seorang Indonesia dan Malaysia dan kami masih ketemu cucunya yaitu pak Abdullah yang keturunan Aceh,sekarang beliau beliau sebatang kara karena kedua orang tua sudah meninggal dan tidak punya saudara sedarah tetapi dia cukup bahagia dengan saudara saudara seimannya yang ada di Saigon.
Di sekitar masjid Indonesia Al Rahman ada pemukiman Muslim disitu banyak ditemukan makanan Halal yang harganya lumayan murah,dan di depan masjid Musulman juga ada makanan halal cuma harganya agak tinggi mungkin karena tempatnya yang bagus.
Sering aku alami di vietnam kalau kita order satu menu yang kita perkirakan untuk satu orang ternyata porsi nya bisa untuk dua atau tiga orang.
Pulang dari mesjid kami menyusuri sungai mekong dan akhirnya istirahat di travel agent yang akan membawa kami ke Ha tien di per atasan Vietnam Kamboja.
Kami naik sleeper bus sampai Hatien supaya tidak terlambat tiba di phnompen sebelum tanggal 25 desember.
Kami sempat stres karena bus tidak mau menjemput seperti yang dijanjikan,akhirnya kami naik transit bus dan berputar putar di kota saigon malam hari itu untuk menemukan terminal bus. Akhirnya sampai di terminal luar kota dan menunggu satu jam baru datang bus yang cukup besar dan mewah dengan memakai tempat tidur,lumayan bisa tidur pulas selama diperjalanan.
Bus sampai di Binh San jam 06 pagi dan kami langsung gowes ke arah border Vietnam Kamboja.
Tidak begitu susah keluar dan masuk imigrasi vietnam dan cambodia,ternyata lancar saja tidak seperti yang di informasikan travel agent bahwa kemungkinan nanti akan dipungut uang (pajak..?)untuk membawa sepeda kami ini,ternyata tidak terjadi,mungkin itu terjadi hanya di border yang dekat dengan Saigon city seperti Cua kaw.
kota Ha Tien adalah perbatasan yang juga mempunyai Casino hatien Vegas namanya cuma pagi itu masih kelihatan sepi.
Kami berhenti di warung sederhana dan menukar uang dong yang masih tersisa dengan Rial kamboja dan ngopi disitu.
Seorang laki laki muda kamboja menyapa kami dengan bahasa inggris yang lumayan bisa dimengerti, nama nya Hep Tun berdarah kamboja dan warga itali baru satu tahun kembali dan hidup dinegrinya lagi setelah berimigrasi selama 30tahun ke Itali akibat konflik kmer dimasa lalu.
Di itali dia juga merasa kurang betah sejak ada diskriminasi dan sentimen masaalah produk cina yang berimbas pada perlakuan tidak adil pada warga cina disana katanya,tapi di kamboja juga dia merasa sulit untuk usaha karena perekonomian yang belum stabil.
Kami mendayung santai jalan datar dan bagus tidak berdebu seperti Vietnam tapi angin cukup kuat meniup dari depan.
Setelah kayuhan sejauh 60km kami istirahat di satu guesthouse lewat dari desa Tani dan sekitar 100km lagi ke kota Phnompen.
In sha Allah besok kami akan lanjutkan mudah mudahan bisa sampai sore di kota Phnompen.
Note:foto bisa di lihat di FB saya
No comments:
Post a Comment