Danau yang sepi |
Pagi tadi mau berangkat dari distrik Pak chong terasa sepeda susah didorong waktu di check ternyata ban aku bocor,terpaksa tambal ban dulu dan selesai jam 8 pagi baru start kayuhan.
tambal ban dulu |
Jalan mulus dan lebar menjelang danau Lam Thakon ada tanjakan dan turunan yang panjang sejauh mata memandang seakan akan jalan terhubung ke cakrawala. Diarah timur atau samping kanan jalan jelas terlihat daerah perbukitan,tiupan angin dari depan menambah beban kayuhan kami,kecepatan menjadi turun ke rata rata 14km/jam kadang kadang kendaraan besar dari belakang ikut menambah besarnya tiupan angin yang membuat sepeda agak terhuyung. Dibeberapa tempat yang aku rasa cukup nyaman sengaja aku berhenti untuk mendinginkan tubuh,diantaranya berhenti dilapak buah buahan dipinggir jalan,sama seperti di Indonesia juga tetapi buah buahannya baru kali itu aku lihat,rasanya enak mirip sari kaya,apakah ini buah sari kaya?
apakah ini buah sari kaya? |
buahan dipinggir jalan |
Bangga ketemu bendera Indonesia |
Langit biru tanpa awan menambah garangnya matahari menyengat muka dan punggungku yang makin terasa perih,opung yang sekitar 500meter didepanku terlihat berhenti dan berbicara dengan seorang pemuda,aku distop dan ikut berhenti disitu sambil mengucapkan "swadekap",lalu pemuda tersebut bergegas kewarungnya dan nengambil 3 botol air mineral 600ml lalu dibagikan pada kami bertiga aku ucapkan "kunkapkun"
budi luhur |
Tiba tiba lamunanku buyar dengan pemandangan sebelah kiriku dihiasi hamparan danau yang otomatis menambah semangatku mendayung,tiupan udara dingin sejuk seakan di negeri antah berantah.
istirahat di danau Lam Thakong |
Sekarang tenda kami sudah terkembang dengan anggunnya dipinggir danau,pengunjung sudah pada pulang tinggal kami bertiga ditaman wisata yang tiba tiba jadi sunyi senyap.
Malam ini kami tidur diselingi suara jangkrik dan sekali kali bunyi deru mobil yang melintas dari kejauhan.selamat malam sampai jumpa esok pagi yang lebih indah...
No comments:
Post a Comment