15 oktober 16
Turun dari fery KM.honda 3 di dermaga Teluk batang hari jam 03 wib hari masih gelap,hujan rintik ditambah tidur yang kurang membuat aku agak malas untuk bergerak.
Mobil dan motor mulai meninggalkan geladak fery,giliran sepeda satu persatu mulai turun ke dermaga,aku masih tetap menonton dan belum ingin bergerak sampai giliran terakhir nanti,tapi aku jadi kaget tatkala petugas kapal memberitahu bahwa frry akan pindah ke dermaga baru jadi kami yang belum turun diharuskan bongkar dan turun didermaga baru.
30 menit kemudian fry sandar di dermaga baru,aku lihat tidak ada jalan untuk keluarkan sepeda,permukaan dermaga jauh diatas permukaan dinding kapal,dalam ujan yang masih turun aku dibantu empat orang kawan mengangkat sepeda yang berbobot 35kg tersebut.
Dalam suasana gelap dan hujan rintik rintik kami mengayuh sepeda menuju kearah yang ditunjukan oleh panitia,lampu sepeda yang ada rasanya tidak cukup menerangi lobang lobang jalan yang digenangi air,hati hati sekali aku mengayuh dalam gelap agar tidak terperosok kedalam lobang.
Sudah 15menit mengayuh belum terlihat satupun rumah penduduk,akhirnya pada satu petigaan kami berbelok baru terlihat warung warung dan rumah yang masih tutup,penghuninya tentu masih tidur lelap di saat hujan seperti ini pikirku.
Azan subuh terdengar dikejauhan,lalu kami berhenti untuk sholat di masjid tersebut.
Kami dikumpulkan di gedung bank kalbar cabang telok batang.
Tepat jam 7pagi tour de sail karimata diberangkatkan,aku dan syaiful yang mempunyai beban yang berat disepeda jadi perhatian yang lain,peserta lebih mengenal kami sebagai pesepeda dari pekanbaru.
Karakter peserta lebih terlihat sebagai pembalap,karena beberapa dari mereka adalah atlit atau mantan atlit sepeda,pertama kali aku terpancing untuk mengikuti irama mereka tapi disatu tikungan yang berlobang kaitan panirku copot tapi belum sempat jatuh,sejak itu aku kurangi kecepatan hingga rata rata 22km per jam,peserta lain melesat jauh didepan dengan rata rata 30km per jam.
Sebelum Telok Melano roda sepeda Syaiful terlihat baling aku berhenti mencek ternyata jari jarinya satu putus. Syaiful melanjutkan ngengkol (bahasa kalbar dayung sepeda) pelan dengan perasaan khawatir roda akan bengkok dan tidak bisa melanjutkan perjalanan
Jam 12 kami memasuki kota Sukadana,terlihat penjagaan tentara di sepanjang jalan,pengamanan yang ketat karena kedatangan presiden.
Kami beringsut dan kadang terhuyung tidak stabil karena terlalu pelan dengan jalan 4meter yang dipenuhi kendaraan kiri kanan dipenuhi pejalan kaki cukup sulit bagi pesepeda,kami diarahkan ke pusat acara di pantai pulau datok.
Pantai Telok datok cukup panjang dipenuhi tenda tenda untuk jadi pusat pesta rakyat Sail Karimata,kami finish disini.
Presiden berada ditenda dekat pantai menyaksikan berbagai atraksi kesenian rakyat dan diatas langit terlihat pesawat auri yang memuntahkan penerjun payung diudara. Aku tidak terlalu berminat menyaksikan ini karena capek,panas,lapar campur aduk,beberapa kawan mengajak foto bareng,mudah mudahan todak terlihat loyo..hehe
Panitia membagikan makan siang,aku sikat bersih...hehe
sekarang kami ada beberapa pilihan yaitu ada yang akan pulang kembali ke Pontianak dengan "ngengkol" atau nginap di di sukadana dan besok baru kembali ke Pontianak.
Aku dan pak syaiful memilih pulang besok karena ingin melihat kota Kayong utara dulu dan camping di pantai pulau datok,tapi sayang untuk camping dipantai tidak diizinkan karena security akhirnya panitia mengasih penginapan di aula bank Kalbar.
Malamnya aku mengunjungi masjid besar Usman Al Khair yang tadi siang diresmikan presiden. Masjid besar di pinggir pantai dengan warna putih mengingatkanku dengan masjid Quba di Madinah,dari beberapa sumber mengatakan masjid ini sumbangsih dari putra negri bpk Usman sapta odang anggota dprri.
Malam ini ternyata kami dibagikan juga medali sebagai penghargaan dalam turing sail Karimata dengan acara sederhana saja.
Wednesday, October 19, 2016
3.Tour de Borneo
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment