![]() |
amteatre Plovdiv |
Bismillah
26 Oktober 2018.Kami sampai di Sofia
hari jumat masuk kota langsung menuju masjid Turkey,sholatnya sama seperti di
indonesia.
Karena di sofia juga dari aliran sunni bertemu beberapa saudara
seiman rasanya membesarkan hati setelah beberapa lama di eropa jarang bertemu
masjid dan umat muslim.
Ibu dubes astari Rasyid kebetulan saat itu sedang
pulang ke indonesia jadi kami bertemu dengan wakil dubes saja.,seandainya
bertemu dubes tentu ceritanya akan panjang lagi karena beliau adalah istri
presiden direktur pt.cpi tempat kami bekerja dulu. Kami berencana dua hari di
sofia untuk istirahat dan jalan jalan ke kota dan ke Plovdiv.
27 Oktober 2018
Sepeda kami parkir dulu di KBRI Sofia
dan kita akan blusukan jalan kaki di kota Sofia. Kota Sofia berumur lebih dari
5000 tahun,Sofia menjadi kota tertua kedua di Eropa setelah Plovdiv.
Awalnya
Kota Sofia bernama Serdika. Nama ini merupakan pemberian dari Suku
Thracian pada 800 tahun sebelum Masehi.
Nama Sofia baru dipakai pada abad ke-14.
Beberapa gedung-gedung tua berumur ratusan tahun masih kokoh berdiri. Pusat
kota Sofia masih ramah bagi pejalan kaki. Destinasi wisata utamanya letaknya
relatif berdekatan. Jika memilih penginapan di jantung kota, kita bisa jalan
kaki ke mana-mana.
Ibu kota Bulgaria berada di kaki
Pegunungan Vitosha. Di hari cerah, kita bisa menyaksikan gunung ini menjulang
gagah di kejauhan.
Pegunungan tersebut juga menjadi destinasi wisata ski di
musim dingin. Ibu kota negeri ini terlihat elagan dan kosmopolitan. Istirahat
kami hari pertama di Sofia kami gunakan untuk explore kota Sofia.
Bertepatan hari libur Sabtu kami bisa ditemani pak Endi zulham Tobing dan staff dari KBRI sofia kami naik bus satu kali,tiketnya dibayarkan pak Endi,kami berempat kemudian jalan menuju pusat kota. Jam 10 pagi udara masih terasa dingin matahari sedikit menghangatkan tubuh.
Kota tua dengan gedung gedung tua kokoh ciri khas bangunan Soviet yang terlihat bersih dan clasic,trotoar dari batu granit kasar yang tersusun rapi dengan beberapa pejalan kaki yang umumnya berpakaian tebal penahan dingin,kendaraan sepi sehingga kita bisa menyeberang dengan santai dari satu trotoar ke trotoar seberangnya.
Bertepatan hari libur Sabtu kami bisa ditemani pak Endi zulham Tobing dan staff dari KBRI sofia kami naik bus satu kali,tiketnya dibayarkan pak Endi,kami berempat kemudian jalan menuju pusat kota. Jam 10 pagi udara masih terasa dingin matahari sedikit menghangatkan tubuh.
Kota tua dengan gedung gedung tua kokoh ciri khas bangunan Soviet yang terlihat bersih dan clasic,trotoar dari batu granit kasar yang tersusun rapi dengan beberapa pejalan kaki yang umumnya berpakaian tebal penahan dingin,kendaraan sepi sehingga kita bisa menyeberang dengan santai dari satu trotoar ke trotoar seberangnya.
Untuk berkeliling Kota Sofia sembari
melihat situasi kota, kami bergabung dengan Free Sofia Tour,fasilitas ini disediakan free oleh
pemerintah setempat lengkap dengan fasilitas tour guide gratis.
Kami
sampai di bulevard "Knyaginya Maria Luiza, Sofia central market
hall,disebelah utara berdiri masjid Banya Bashi yang dibangun pada abad ke 15
sewaktu Turkie Ottoman berkuasa dan arah barat berdiri Sinagog tempat ibadah
Jahudi dan di bawah bagian selatan terdapat situs kota peninggalan yunani kuno.
![]() |
Masjid Banya bashi peninggalan abad 15 Turky |
![]() |
dengan Mahasiswa indonesia di sofia |
![]() |
Situs Romawi kuno dibawah kota sofia |
![]() |
Kantor pos |
Di Svetka betka Beberapa kelompok turis dengan satu orang tour guide terlihat
mendengar keterangan dari masing masing Tour guide tentang kota kuno.
Kami bergabung dengan salah satu kelompok dan ikut mendengar keterangan tentang situs kota yunani kuno tersebut dan sewaktu penggalaian bagian dari terowongan kereta metronya ditemukan juga puing puing kota kuno seakan akan kota sofia ini berada diatas puing kota kuno tersebut.
Kami bergabung dengan salah satu kelompok dan ikut mendengar keterangan tentang situs kota yunani kuno tersebut dan sewaktu penggalaian bagian dari terowongan kereta metronya ditemukan juga puing puing kota kuno seakan akan kota sofia ini berada diatas puing kota kuno tersebut.
![]() |
dari gereja jadi masjid sekarang gereja lonceng |
![]() |
Sinagog |
Kemudian tour guide mengajak
rombongannya kearah masjid Banya Bashi peninggalan Turkie Ottoman dan sampai
saat ini masih berfungsi sebagai tempat ibadah umat Muslim di Sofia,di belakang
masjid terdapat Hammam yaitu tempat permandian air panas para bangsawan Turkie
zaman dulu tapi sekarang fungsinya sudah berobah jadi museum tapi didepan
bangunannya masih ada kran air panas bumi tempat cuci tangan,aku sempat
merasakan panas air tersebut yang cukup panas untuk mandi di udara sedingin
saat itu.
Kami berlima indonesia ikut menjejalah jalur khusus pedestrian berama
rombongan dan tour guide di Jalan Vitosha. Sebuah shopping street yang sangat
ramai. Bahkan pada hari- hari biasa, ia selalu sibuk oleh para pejalan kaki.
Baik warga lokal mau pun turis.
Pedestrian Jalan Vitosha sangat lebar,
sekitar 20 meter. Di kedua sisinya berdiri toko-toko berbentuk mirip ruko
berlantai lima namun berdekorasi klasik. Lantai dasar dimanfaatkan sebagai
tempat usaha seperti toko, kantor atau rumah makan. Lantai atasnya berfungsi
sebagai apartemen. Di depan toko berderet pepohonan rindang. Sekali kali ada
pemusik jalanan sedang asyik memetik gitar sembari menyanyi daerah kadang mirip
irama timur tengah ditelingaku. Pada jam makan, banyak orang memenuhi
bangku-bangku kafe atau rumah makan yang tertata di pinggir pedestrian.
Di pusat kota, saya menemukan toko-toko unik.
Toko atau tempat usaha yang sebagian menempati ruang bawah tanah. Ada toko
kelontong, penjual rokok, pengrajin sepatu, tukang kunci, dan sebagainya. Ada
jendela kecil tempat penjual di dalamnya dan pembeli bertransaksi. Karena letak
jendela tersebut relatif rendah, orang harus jongkok saat bertransaksi. Toko
semacam ini disebut sebagai klekshop atau toko jongkok. Salah satu contoh
arsitektur komunisme di Sofia adalah Gedung Partai yang berada di Neza visimost
square, tidak jauh dari Patung St Sofia. Berhadapan dengan Istana Kepresi
denan. Berdiri sejak 1954, bangunan gagah ini dulunya menjadi pusat kegiatan
Partai Komunis. Secara keseluruhan, ia berbentuk seperti huruf V. Bagian depan
gedung memiliki pilar-pilar tinggi dan menara.
Sofia memiliki taman-taman kota yang apik dan
rapi. Cocok untuk tempat refreshing warga kota mau pun turis, kami sempat
mampir ke Taman Zaimov yang berseberangan dengan halte bus bandara berada di
pinggir taman ini.Nama taman ini berasal dari nama Jenderal Vladimir Zaimov. Di
sini orang bisa mendapatkan wifi keliling taman dibanding berselancar di dunia
maya. Sebuah taman berhias patung-patung dan aneka karya seni pahat.
Bangku-bangku tamannya banyak. Ada fasilitas fitness, tempat main skate board
Dan lainnya. Di salah satu ujung taman, saya melihat salah satu monumen. Relief
di dindingnya menggambarkan serdadu perang. Tamannya bersih. Meski tak luput
dari penggemar grafiti.
Katedral Aleksandr Nevski ,Agama Kristen
Ortodoks dianut sebagian besar warga Bulgaria. Di Sofia tentunya tak susah kita
temukan gereja mereka. Gereja yang kubahnya mirip masjid.
Di ujung jalan Vitosha, kami langsung melihat katedral megah Sveta Nedelya. Hanya berpuluh meter dari situ, berdiri Gereja Sveta Petka. Katedral terbesar di Bulgaria, yang juga merupakan salah satu gereja ortodoks terbesar di dunia adalah Katedral Aleksandr Nevski (Chram-pametnik Aleksandr Nevski). Letak gereja ini di Aleksandr Nevski Square, pusat Kota Sofia.Didaerah ini rombongan yang ikut tour guide bubar dan beberapa orang memberikan tip sukarela pada tour guide yang ramah tersebut.
Di ujung jalan Vitosha, kami langsung melihat katedral megah Sveta Nedelya. Hanya berpuluh meter dari situ, berdiri Gereja Sveta Petka. Katedral terbesar di Bulgaria, yang juga merupakan salah satu gereja ortodoks terbesar di dunia adalah Katedral Aleksandr Nevski (Chram-pametnik Aleksandr Nevski). Letak gereja ini di Aleksandr Nevski Square, pusat Kota Sofia.Didaerah ini rombongan yang ikut tour guide bubar dan beberapa orang memberikan tip sukarela pada tour guide yang ramah tersebut.
![]() |
Katedral Alexander Nevsky |
Sebelum masuk kompleks katedral, kami bertemu
taman penuh patung. Di sekitarnya banyak warga lokal membuka lapak barang
bekas. Barang dagangan mereka pajang di atas meja-meja. Sebagian pedagang itu
mendirikan tenda. Pasar loak kecil ini buka setiap hari. Jika jeli dan pandai
menawar, orang bisa mendapatkan barang antik di sini. Banyak diantaranya dijual
barang barang pernik pernik peninggalan komunis uni soviet dan peninggalan Nazi
jerman yang bagi kita orang indonesia masih terasa trauma dan alergi melihat
lambang palu arit tersebut. Katedral Alexander Nevsky merupakan salah satu
destinasi utama Sofia. Baik bagi para penganut Kristiani, serta para turis. Ia
dibangun pada 1882 -1924. Rumah ibadah ini terlihat sangat jangkung.
Kubah-kubah utamanya berwarna keemasan.
Bagian atap lainnya berwarna biru sedangkan dindingnya dari batu berwarna
terang. Lukisan- lukisan ikon bisa kita lihat di atas pintu-pintu. Sementara
dinding koridor depannya berhiaskan fresko. Suasana temaram dan mistis terasa
menyapa ketika kita memasukinya hal ini mengingatkanku pada film horor pangeran
Dracula. Semua gereja ortodoks yang kami singgahi selama di Bulgaria, memasang
tanda larangan memotret atau mengambil video di bagian dalamnya. Terdapat
rungan kecil penjual lilin bagi mereka yang hendak berdoa. Pintu kedua membawa
kami menuju bagian inti gereja. Dinding dan bagian dalam kubah tertutup aneka lukisan
dinding. Kisah-kisah dari Injil. Seperti banyak gereja ortodoks lainnya,
katedral ini memiliki pahatan dan ukiran dari batu marmer dan kayu yang
memiliki motif tertentu.
Capek jalan seharian kami mencicipi kopi
Bulgaria di sebuah cafe di daerah vitosa yang jadi pusat keramaian malam dengan
aneka street performance,rasa pegal berjalan seharian rasanya sudah impas
dengan pengalaman baru yang didapatkan...Subhanallah
28 Oktober 2018
Kami berjalan di Sekitar Kota Tua Plovdiv
bersama sahabatku dari KBRI Sofia bapak Acha
Anshari Acha,bapak Endy Zulham Tobing
bapak Fadi. Sepanjang Pedestrian Street jalan pejalan kaki utama Knyaz
Aleksander I atau Aleksander Batenberg Street berjalan sejauh 1 km dari utara
ke selatan, melewati pusat kota tidak secara teknis “kota tua” tetapi dekat
dengan itu. Rasanya aku betah berjalan-jalan di sepanjang jalan ini selama
berjam-jam. Jalan khas eropa kuno ditutupi susunan batu gunung hitam dengan
ukuran yang sama dan mengkilat rapat serta terlihat kokoh walaupun kalau dilewati
mobil terasa bergetar,terbayang bunyi derap kereta kuda benhur,bersama prajurit
berkudanya sedang menuju amfiteater. Ada banyak toko yang menjual semuanya,
mulai dari sepatu bot hingga botol anggur, dan ada juga beberapa kafe besar
dengan meja yang tumpah ke jalan.
Sebagian besar bangunan di sepanjang Knyaz
Aleksander dibangun pada akhir abad ke-19 dan awal abad 20 dan sementara banyak
contoh terbaik arsitektur telah diubah menjadi pusat perbelanjaan, mereka masih
cantik dari luar,warna bangunan didominasi warna coklat.Plovdiv adalah kota
tertua ke-6 di dunia dan merupakan kota terbesar kedua di Bulgaria setelah
Sofia. Kota ini awalnya merupakan pemukiman Neolitik dari Thracian kembali
4.000 SM dan telah diduduki sejak saat itu, menjadikannya kota tertua yang
dihuni terus menerus di seluruh Eropa.
Sejarah yang luar biasa kaya ini telah
memberi Plovdiv salah satu kota tua yang paling menawan di Eropa Timur.
Batu-batu besar menghantam jalanan, membuat foto-foto yang menakjubkan,termasuk
foto kami dengan spanduk promosi kami "visit for your next journey Riau
Indonesia" semua mata memandang kearah kami dan ada juga turis asing yang
mengabadikannya,hingga petugas memberi tahu kami bahwa waktunya sudah habis.
Bagian-bagian dari tembok kuno masih dapat
ditemukan di daerah-daerah tertentu di kota dan ada amfiteater Romawi yang
spektakuler yang memerintahkan tebing yang menghadap ke lingkungan Kapana dan
bagian kota yang lebih modern.
Beberapa tempat menarik selain yang saya
cantumkan di atas termasuk Museum Etnografi, Gerbang Timur ke kota, dan
Asimetris House hanya saja kami tidak cukup waktu untuk kesitu.
Sholat dzuhur kami mampir ke masjid jamik
Turkie yang berada dekat amfiteater yang dibuat pada waktu kesultanan Ottoman
menguasai Bulgaria.
Bismillah.
29 Oktober 2018.Satu hal yang tidak aku sukai
dalam satu pengembaraan adalah perpisahan dengan orang orang yang telah banyak
berbuat baik untukku,tapi bagaimanapun juga perjalanan ini harus berlanjut,pada
hari ini aku hanya bisa berdoa semoga saudara saudaraku di Sofia Bulgaria
khususnya KBRI senantiasa dilimpahi BerkahNya dan semoga Allah pertemukan kita
lagi dalam RahmatNya...aamiin.
![]() |
Staff KBRI Sofia yang baik hat |
Waktu visa schangen kami yang hanya tinggal
8hari lagi harus bisa kami gunakan untuk keluar dari negri Balkan Bulgaria
sebelum tanggal 5November,jarak dari Sofia ke perbatasan Turkie di Kapikule
sejauh 325km.
Kontur jalan Sofia ke Kapikule melewati
pegunungan Balkan dan melalui lembah mawar akan memperlambat kami.
Keluar dari kota sofia kami masuk ke route
timur,dua puluh km pertama jalan masih datar dan kami juga bisa menikmati
keindahan danau Iskar dan lebih keselatan lagi mulai terasa tanjakan demi
tanjakan sudah tidak ada lagi perkampungan yang kami temui.
Matahari terlihat
cerah namun dibawah pohon pohon hutan yang kami lewati terasa sekali
dinginnya,topi kupluk penutup kepala dan telinga penangkar dingin tak pernah
tanggal dari kepalaku,disetiap lembah yang kami lewati terdapat kampung kampung
yang hanya terdiri dari beberapa rumah yang terlihat usang dan jarang terlihat
orang dijalanan ini menjadikan aku ingat film dr chivago di tahun 80an yang
bercerita peperangan di Balkan dengan shooting panorama khas balkan. Jam 16.30
sore kami masih berada di lembah yang tidak ada perkampungan apalagi
penduduknya.
Aku yang berada didepan joker sekitar
500meter berusaha mencari spot yang aman dan nyaman untuk camping dan tidur
malam itu. Kami masuk ke jalan menanjak arah sutet dengan jarak kira kira
100meter dari jalan raya disitu agak tersembunyi dan tidak banyak angin lalu
kami pasang tenda.
Suhu Udara mulai terasa dingin 8c,roti kebab yang dibekali
tadi pagi jadi makanan malam kami. Tidak ada intrnet dan tidak ada bunyi
kendaraan,sunyi sepi,hanya bunyi jangkrik dan sekali kali terdengar bunyi
listrik sutet yang berdesir diatas tenda kami. Udara yang dingin membuat aku
buru buru masuk kekantong tidur,hingga terbangun oleh kicau burung sebelum
subuh jam 06.00 pagi.
Numpang promo ya Admin^^
ReplyDeleteajoqq^^cc
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami... (k)
di ajopk.com ^_~
segera di add Whatshapp : +855969190856