https://video.medcom.id/metro-news/RkjZ4Mgk-kisah-dua-kakek-bersepeda-keliling-eropa-bawa-misi-mulia
Paspor dengan cap visa schangen serta,ticket pesawat pekanbaru Berlin aku pandangi berkali kali,besok lusa insyaAllah aku sampai dibelahan dunia lain untuk menggapai mimpi,bayangan tidak pasti dan beribu teka teki menari dibenakku,sanggupkah aku menjalaninya??
Ahad 16 september 2018 saatnya aku berangkat memulai suatu perjalanan panjang ke belahan bumi eropah dan dan berakhir di belahan Asia dengan sepeda,kami akan mulai bersepeda dari Berlin jerman,Belanda,Belgia,Perancis,swiss,Austria,Slowakia,Hungaria,serbia,Bulgaria dan berakhir di Istambul Turkie dengan jarak tempuh lebih kurang 4000km.
Bermacam perasaan saat itu,perasaan
senang dengan petualangan baruku dan sedih meninggalkan keluarga juga ada khawatir dengan sesuatu yang tidak pasti dan takdir apa yang akan aku terima dalam safarku nanti,apakah Allah akan membimbingku sampai kerumah lagi atau akan dicukupkanNya disatu tempat yang sudah ditulisnya di Lauh Mahfuz.
Namun hal ini tentu lumrah disaat saat rencana
perjalanan jauhku akan dimulai selalu ada perasaan ini,ditambah lagi
pagi itu dengan rengekan cucuku Adin yang ingin diajarkan bersepeda yang
katanya ingin segera pandai supaya bisa menemani aku dalam turing kali
ini,aku ketawa dan sedih melihat kepolosannya.
Tiba
diBandara sultan syarif kasim 1 pekanbaru sudah menunggu para pengurus
dan santri pesantren Darrusalam tempat aku mengabdi saat ini. Hal yang
amat istimewa bagiku mereka berdoa dan satu persatu menyalamiku dengan
harapan keselamatan dan keberkahan perjalananku nanti.
Perjalanan
ini adalah perjalanan yang penuh makna buat santri santriku dan
masyarakat Riau dan inilah yang membuatku lebih bersemangat dan ikhlas
dalam menjalaninya.
Sahabatku Joker terlihat lebih bersemangat tiada yang menyangka beliau sudah diusia 70tahun saat ini atau lebih senior 8tahun dari usiaku.
Saat saat penyerahan Barang
bawaan begasi kami,ternyata masing masing begasi kami kelebihan berat 3.5kg tapi Alhamdulillah
bisa diterima tanpa kami harus bayar extra,itulah satu berkah yang aku
terima,bayangkan kalau harus bayar lagi tentu mahal sekali..
Aku
dan joker masing masing membawa dua tas tentengan kabin yang cukup
berat dan besar,ini menjadi kekhawatiran kami juga untuk diizinkan masuk
ke cabin,di custom barang joker diperiksa ternyata ada stick tenda
terbuat dari logam yang tidak boleh masuk kabin. Sedikit stress saat itu
karena joker harus antar stick tersebut kembali ke begasi dalam waktu
yang singkat,Alhamdulillah Joker kembali ke ruang tunggu tepat waktu,perasaan ku kembali lega,itu lah ujian pertama yang didapat.
Pesawat
scoot yang baru pertama kali aku tumpangi transit di singapore dan
menunggu 5jam disingapor,menunggu adalah suatu yang menjemukan tapi aku coba mengisi waktu dengan mencari dan berkirim email pada host warmshower di beberapa tempat di jerman. Jam 23 waktu singapore kami boarding lagi dan penerbangan dilanjutkan dengan pesawat scoot yang lebih besar ke
Berlin.
Penumpang penuh tidak satupun kursi yang kosong. Tempat dudukku berada di belakang hampir sampai ke ekor pesawat.Aku amati penumpang penumpang yang lalu lalang menuju kursi masing masing sebagian besar penumpang dari etnis chinees dan selebihnya eropah dan asia.
Senin 17 September 2018
Senin 17 September 2018
Setelah
menempuh penerbangan yang melelahkan selama 15jam Kami mendarat di
bandara Tegel Berlin. Jam 7pagi waktu setempat,dengan pakaian dingin serta backpack ditambah tentengan tas di kiri kananku aku menjejakan kaki di kota Berlin.
Udara dingin,langit biru dan cerah,beberapa petugas terlihat mengarahkan kami naik bus menuju ke pintu kedatangan.
Kami ikuti arus penumpang menuju check in di
Immigrasi,disitu ada dua jalur antrian,papan petunjuk yang memakai bahasa jerman tidak terlalu membantuku. Aku dan joker saling bertanya
ikut yang mana karena semua papan petunjuk berbahasa Jerman dan tidak
ada petugas tempat bertanya jadi kami ikut naluri dan antri di satu sisi yang sedikit antriannya saja. Beberapa lama antri seseorang memberi tahu bahwa aku dijalur
yang keliru karena jalur aku ini pemegang pasport negara schangen atau negara negara uni eropa kami
pindah ke antrian pemegan pasport non schangen dan kembali jauh
kebelakang..hmm.
![]() |
aku dijalur yang keliru |
Bagian immigrasi adalah bagian
kritis yang bisa membuat kita tidak dibolehkan masuk kesatu negara,petugas bisa saja dengan alasan tertentu menolah kita untuk masuk negaranya,jadi
aku siap siap dengan jawaban yang tepat sambil mempersiapkan paspor ditangan.
Petugas membolak balik pasporku lalu memberi tahuku untuk menempelkan Jari telunjukku kemesin sidik jari,,kembali dia melihat dan membandingkan foto di pasport dengan wajahku,saat seperti ini sering membuat grogi juga,aku mendengar bunyi ketokan stempel di paspor dan dia mengembalikan paspor tersebut sambil mengucapkan "Willkommen in Berlin.." rasa lega karena yang aku khawatirkan ditanya ticket pulang tentu ini menjadi masaalah bagi kami yang tidak punya return ticket.
Karton
sepeda lumayan besar kami usung dengan troli ke luar,papan informasi
berbahasa jerman kurang membantuku tapi Alhamdulillah setiap petugas
yang aku tanya dengan bahasa inggris bersikap ramah walaupun jawabannya
berbahasa jerman.seorang warga kulit hitam aku tanyakan dimana tempat yang bisa untuk merakit sepeda dan kami ditunjukan tempat untuk merakit sepeda di suatu
pojokan gedung sepertinya tempat tunggu bus diluar gedung bandara.
Tidak ada
kendala yang berarti dalam perakitan sepeda, Simcard Vodafon eropa yang sudah aku persiapkan sejak dari Indonesia pertama kali aku gunakan untuk chatting wa dengan Gerald seorang host warmshower di Berlin yang akan jadi tuan rumah kami malam ini,dirinya mengatakan agar aku menunggu di bandara kemudian menjemputku sore sepulangnya dia bekerja,tapi aku kasih tahu aku akan ke KBRI dulu setelah itu sore akan kerumahnya dan dia menyetujui rencana tersebut.
Selesai semua sepeda kami bergerak menelusuri jalan di Berlin ini dengan tujuan pertama ke KBRI.
![]() |
"Willkommen in Berlin.." |
![]() |
merakit sepeda di suatu pojokan |
Selesai semua sepeda kami bergerak menelusuri jalan di Berlin ini dengan tujuan pertama ke KBRI.
Bendera
merah putih yang kupasang disepeda berkibar dihembus angin seakan
melambai pada penduduk lokal memberi tahu kedatangan kami untuk
persahabatan. Bermacam perasaan dalam dibenaku,ada rasa senang didaerah yang aku impikan dan ada juga rasa was was apakah aku sanggup mengatasi segala kendala atau kesulitan yang akan terjadi tapi dalam hati aku sudah bertekad aku harus menyelesaikan misi ini sebaik mungkin tanpa merepotkan orang lain. Aku sebagai navigator mengikuti arahan google map dan joker mengikutiku dari
belakang.
Seting dikepalaku biasa kendaraan di kiri agak lama
penyesuaiannya ke jalur kanan disetiap persimpangan aku harus pikirkan
lagi jadi sedikit agak lambat.
Jalur khusus untuk sepeda umumnya lebar dan nyaman banyak pesepeda berpapasan.
Disini mobil akan mengalah apabila berhadapan dengan sepeda begitu juga sepeda akan mengalah berhadapan dengan pejalan kaki.
Udara
segar dan terasa agak panas jadi tidak seperti yang aku perkirakan
sebelumnya. Keluar dari bandara kami menelusuri Saatwinkler dam hingga
berakhir Lehrter str,bangunan bangunan kuno disepanjang jalan
mengingatkanku film James bond dalam actionnya di jerman Timur zaman
dulu. Lebih kurang Satu setengah jam kami bersepeda,disatu bangunan
berasitek eropa clasik aku melihat bendera merah putih di dinding
bangunan,melihat merah putih berkibar di negri asing ternyata lebih
membahagiakan dari pada melihat di negri sendiri.
![]() |
Disambut pak Hannan hadi KBRI Berlin |
Kami
masuk ke gedung KBRI yang beralamat Lehrter str 16-17 Berlin dan
disambut oleh Pak Fahmi beserta beberapa staf lalu menyusul Dubes pak Arief
Havaz oegroseno. Kami beramah tamah sambil aku menyatakan misi promosi
wisata Riau dan penggalangan dana untuk pembangunan pesantren tahfiz
Darussalam untuk para yatim dan dhuafa dibawah yayasan wakaf Almarwa
Riau.
Aku menyerahkan foto foto dan video wisata
dari dinas pariwisata Riau yang insyaAllah akan dibantu untuk
dipublikasikan di Berlin ini.
Pak Dubes yang juga
"penggiat" sepeda itu kelihatan senang sekali,bertemu sesama pesepeda
rasanya kami seperti ketemu teman lama. Beliau menawarkan penginapan
untuk kami malam itu di hotel Rossy kira kira 400meter dari kbri,dengan
suka cita kami terima tawaran tersebut, beliau juga akan menemani kami
bersepeda esok hari di Berlin.
Masuk hotel Rossy
sepertinya terlalu mewah buat kami,malam nya aku blusukan ke tembok
Berlin dan Stasion trai Berlin yang bangunannya spectakuler tersebut. Aku mmberi tahukan Gerald calon host ku malam ini bahwa aku tidak bisa hadir mungkin besok saja karena terlalu capek untuk kerumah dia lagi sayangnya dia tidak bisa menerimaku besok hari karena kesibukannya. Aku sedikit merasa bersalah dengan ketidak hadiranku kerumahnya malam ini perasaanku mengatakan dia agak kecewa dengan pembatalanku untuk kerumahnya malam ini.
![]() |
Gowes bareng dubes RI untuk Jerman Bapak Arif Havas Oegroseno |
Alhamdulillah
hari kedua gowes bareng dengan pecinta sepeda Dubes RI untuk jerman
bapak Arif Havas Oegroseno.Kami keliling Berlin kota yang ramah untuk
para pesepeda dan santun pada pejalan kaki, pesan moralnya semoga
Pekanbaru bisa jadi kota Berlin yang ramah untuk para pesepeda dan
menghargai pejalan kaki.......
Sorenya kami check out dari hotel Rossy dan menuju ke Leipziger
str appartement kepunyaan mertua pak Andi tinelung,kebetulan mertua beliau yang berasal dari sumatra barat itu sedang liburan ke luar kota dan pak Andi sendiri tinggal di appartemen lain tidak berapa jauh dari appartemen yang kami tempati sekarang. Malam itu kami hanya berdua dengan joker tapi segala sesuatu seperti makanan sudah dipersiapkan beliau untuk kami,aku duduk menikmati dinginnya malam dibalkon lantai 13, gemerlap malam kota Berlin bertabur cahaya dari lampu kendaraan yang tidak putus putus disepanjang jalan Leipziger,bangunan bangunan tua yang kokoh menjadikaan pemandangan yang sungguh excotic malam itu.
Pak Andi menetap dan bekerja di Brunai Embassy di Berlin ini dan juga sebagai Reporter
sebuah tv swasta di Indonesia dan tertarik juga untuk meliput perjalanan kami.
Sambutan
yang hangat dari keluarga pak Andi sungguh tidak bisa terlupakan.
Pagi waktu subuh jam 6,Aku lihat dari smartphone suhu udara luar saat itu 6degC, Sambil menunggu udara sedikit hangat lalu kami menyedu kopi panas dan beberapa potong roti yang sudah dipersiapkan pak Andi,sekitar jam 11 udara luar sudah agak hangat kami berangkat
bersepeda mengunjungi checkpoint Charlie.
Udara cerah enak untuk
beraktivitas pagi itu,dijalanan terlihat banyak pesepeda yang kelompok kelompok dan masing masing ada tour leadernya,kami masuk dalam
arus tersebut.
Hanya dalam waktu 20menit kami melihat sebuah pos
pengamanan dengan tulisan Checkpoint.
Checkpoint
Charlie (atau "Checkpoint C") adalah nama yang diberikan oleh Sekutu
Barat untuk titik penyeberangan antara Berlin Timur dan Berlin Barat di
masa Perang Dingin.
Pemimpin Jerman Timur Walter
Ulbricht memohon pada pemimpin Uni Soviet untuk membangun Tembok Berlin
tahun 1961 untuk menghentikan emigrasi Blok Timur ke barat melewati
sistem perbatasan Soviet, mencegah pelarian diri melewati batas sektor
kota dari Berlin Timur ke Berlin Barat. Checkpoint Charlie menjadi
simbol Perang Dingin, menggambarkan pemisahan Timur dan Barat. Ratusan
bahkan ribuan korban mati tertembak sewaktu mereka berusaha penyebrang
dengan melompati tembok bahkan menggali terowongan untuk lewat ke berlin
barat.
![]() |
Add caption |
Tank Soviet dan Amerika pernah berhadapan di lokasi ini pada Krisis Berlin 1961.
Setelah
runtuhnya Blok Timur dan Reunifikasi Jerman, bangunan di Checkpoint
Charlie menjadi atraksi bagi wisatawan. Sekarang terletak di Museum
Sekutu di daerah Dahlem di Berlin.
Sebelum
Sholat dzuhur kami kami menuju ke Masjid Indonesia berlin,bertemu
dengan beberapa jamaah yang umumnya orang Indonesia dan beberapa muslim
eropa.
Kami berkenalan dengan pak Hendra suhendar
seorang akademisi yanng ramah,beliau bekerja dan menetap di Berlin,dan
beliau actvis muslim di german,Alhamdulillah misi perjalanan amal kita
untuk pembanngunan pesantren Darusalam sudah disampaikan,beliau sangat
antusias insyaAllah beliau akan bantu usahakan donatur dar jerman...
Jalan
kota berlin umumnya datar dan mempunyai jalur khusus untu para
pesepeda,sore itu kami terus melanjutkan perjalanan menuju rumah Bodo
dan Britta seorang teman pesepeda local yang tergabung dalam komunitas
Warmshower yaitu komunitas pesepda jarak jauh,sebelumnya aku sudah dapat
konfirmasi untuk jadi tamunya menginap dirumahnya malam itu,jadi
walaupun hari hampir gelap kami usahakan untuk tetap datang.
Aku
sampai dirumahnya sudah agak malam sekitar jam 8. Daerah Spandow tempat
mereka tinggal terletak lebih kurang 40km diluar Berlin adalah daerah
peristirahatan dimusim panas dan di musim dingin umumnya warga sini akan
kembali ke kota. Kami menggelar tenda dihalamannya yang asri kemudian
malamnya disuguhi makan malam spageti yang langsung dibuat Bodo seorang
IT enginner namun juga punya hobi memasak. Kami ngobrol dengan suami
istri tersebut sampai tengah malam sambil menyeruput kopi panas yang
kebetulan dari sumatra.
![]() |
Bodo and Britta warmshower pertamaku di Berline |
Bodo dan Britta juga
seorang pemerhati lingkungan yang agak kecewa dengan kondisi hewan
terutama orang hutan yang sudah tidak punya habitatnya lagi akibat
perusakan hutan.
Aku berkesempatan memperlihatkan
foto dan video wisata wisata riau dan mereka sangat tertarik dan dia
akan atur waktunya untuk berkunjung ke Sumatra.(bersambung)
![]() |
makan malam dengan keluarga Bodo |
![]() |
Gedung Parlemen Berlin |
![]() |
potongan potongan tembok Berlin sebagai monumen |
![]() |
Monumen Holocaust, Berlin, Jerman
|
![]() |
makanan halal Kebab UE 5 |
![]() |
checkpoint C blackbox |
![]() |
Gedung parlemen dari Landwher canal |
No comments:
Post a Comment