Bandar Tenggara adalah sebuah kota yang dibangun dalam wilayah pembangunan,Johor. Terletak di tengah-tengah antara Bandar Kulai, Bandar Kota Tinggi dan Bandar Kluang. Mulai diwujudkan sekitar tahun 1972. Dari asal sebuah penempatan untuk pekerja-pekerja ladang sawit yang hanya menempatkan 100 buah rumah, Bandar Tenggara kini telah berubah dengan pesatnya setelah 35 tahun berlalu di bawah kelolaan negara atau propinsi Johor.
Bandar Tenggara kini menampung
penduduk seramai hampir 15,278 orang.Perekonomiannya digerakan oleh perkilangan
dan indiatri kecil,hampir sepanjang jalan dari Kulai sampai bandar tenggara
yang kami lewati penuh dengan sawit di kiri kanan jalan,jalannya juga
bergelombang mengingatkan ku pada lintasan gelombang pekanbaru dumai.
Kami menginap tidak jauh dari labuh
raya di sebuah homestay yang sudah di booking oleh pak Jailani.
Homestay terdiri dari 2 kamar harus
cukup untuk10 orang,
Beberapa orang tidur berjejer di
ruang tamu,aku ambil tempat di lantai dekat pintu kamar mandi,ngobrol sambil
tidur dengan kawan singapore sampai aku tak sadar terlelap hingga subuh.
Pagi ini kami duduk santai diruang
tamu,
Pak jailani yang tadi malam mencukur
rambut sampai botak kini memasak air satu rantang dan mempersilahkan kami untuk
menggunakannya pembuat kopi. Rencananya teman singapore akan pergi
bersepeda ke sebuah tasik,sedangkan kami melanjutkan perjalanan ke arah
yang berlawanan yaitu ke Muar.
Saatnya untuk berpisah setelah 3 hari
ini kami ditemani,dijaga dan diperhatikan terus menerus oleh sahabat sabat
singapore,sebelum berpisah kami menyanyikan bersama sebuah nyanyian berirama
batak dan kita namakan,
Hymne Goweser (by trio JaBaMi-TdA)
Lisoi..lisoi..lisoi..lisoi 3x
Ooow goweser
LISSOI...!
Dongan parsapedaan
O goweser
Dongan sapanghilalaan
O lo tutu...
lisoi..!
Hujan panas kawan kita
O goweser
Marilah kita nyanyikan
Olo tutu
Lisoi...!
Reff.
Kayuhlah kayuhlah
Kayuhlah pedalmuu
Kayuhlah kayuhlah
Kayuhlah pedalmuu
Lisoi....!!!
Pak
Jailani,Rizal,Izzat,Andre,Rahim,Rasidi dan hizam kami akan teruskan perjalanan
ini dan kami tidak akan pernah berkata selamat tinggal..Kami akan selalu ingat
kalian dan semoga kalian tetap sehat ..sampai jumpa lagi sahabatku.
Selesai sarapan roti canai dan teh
tarik di sebuah gerai "empire building" Aku, joker dan opung josef
merangkul mereka sahabat Singapore satu persatu.. sedih juga saat itu ,Rizal
mengatakan "no sorry and no good bye but say see you again"
Begitulah kehidupan saatnya bertemu
dan ada saatnya berpisah,pedal kembali kami kayuh pelan dijalan yang mulai
panas.
Joker kelihatan segar mengayuh dengan
tenang begitu juga opung sitor mengikuti dibelakangnya disusul aku paling
belakang.
Kendaran mulai ramai dan laju di kiri
kanan jalan
Umumnya ada rumah penduduk,udara yang
mulai menyengat membuat aku kehausan dan lebih sering berhenti.aku tertinggal
cukup jauh dan tidak melihat joker dan dongkrak lagi.
Memasuki perbatasan kota kluang
sepeda ku kayuh lebih cepat karena aku khawatir terpisah sendiri tentu akan
menyulitkan karena kami tidak punya alat komunikasi.
Jam 12 siang Aku menyusul mereka di
pertigaan Batu pahat dan kota,saatnya kami untuk makan siang.
Disebuah warung pinggir jalan kami
memesan nasi sop berikut minum tea limau dingin.
Salah seorang pengunjung warung ibu
ibu bertanya,bapak dari indon ya..? Saya jawab "betul ibu" si ibu
nanya lagi "indonesia dimana" kujawab "di pekanbaru" dia
agak kaget"kalo baitu sakampuang lah wak yo.ambo dari bangkinang katanya
lagi beberapa orang mendekati kami bertanya,ternyata disitu komunitas orang
indonesia.
Sepanjang jalan di Kluang aku melirik
dan berjaga jaga mencari toko jual kartu Sim lokal,akhirnya ketemu disebuah
ruko dan kami beli satu nomor saja untuk ramai ramai supaya irit biaya.
Di surau desa dekat ayer hitam kami
berhenti untuk sholat dzuhur dan sewaktu perjalanan dilanjutkan tiba tiba kami
diguyur hujan lebat, spontan sepeda kami arahkan kerumah kosong yang kebetulan
ada carportnya,menunggu hujan reda kami buka smart phone untuk komunikasi ke
rumah dan kawan kawan.
hujan gerimis |
Hujan masih turun rintik rintik kami
lanjutkan kayuhan hingga jam 18 dan berhenti di surau kampung Bahagia ayer
hitam.
Kami menemui dan minta izin petugas
surau yang kebetulan tinggal disamping surau.
Mushola dipakai jeruji besi,aku agak
heran melihat kemudian sewaktu makan malam di kedai yang kebetulan ada didepan
mesjid,pintu dan tv juga di kasih jeruji. Mak cik yang punya warung
mengingatkan kami supaya berhati hati dengan barang barang karena daerah sini
sering kemalingan katanya.
Malam sebelum tidur sepeda kami
letakan tidak jauh dari tempat kami tidur dan kami tidur di teras terbuka.
tidur di teras surau |
Tengah malam jam.11.30 ada seseorang
mendekati sepeda kami,aku pura pura tidur kemudian joker dan opung sitor aku
bangunkan,kami mendekati orang tersebut,dan bertanya"bapak mau
ngapain" lalu dengan nada tinggi dia menjawab "aku penjaga sini,ngapa
awak tidur sini" aku agak kaget juga mendengar jawaban yang kurang
bersahabat tersebut,lalu aku jawab lagi "kami sudah minta izin pengurus surau"
lalu dia diam.kami jaga dia terus,dari cara dia aku memperkirakan dia
gelandangan mau numpang tidur,atau memang maling.
Akhirnya orang tersebut pergi
sendiri.sambil teriak teriak "aku nak laporkan kalian ke polis
ya...!!"
Sejak kejadian itu aku tidak bisa
tidur nyenyak hingga subuh,kejadian tersebut aku ceritakan pada pengurus
mesjid,lalu di senyum dan mengatakan orang itu kurang waras dan tempatnya biasa
tidur sudah diambil alih oleh sepeda kami... Ya ampuuun..ternyata orang mengaku
waras sudah menzalimi orang tidak waras dengan mengambil hak tidurnya...maaf
pak..
...koq ngga ngomong..kata ku dalam
hati.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment