Pages

Thursday, March 8, 2018

1.Trans celebes cycling xpdc_Makasar


Hujan dan angin menyambut kami di Bandara Sultan Hasanuddin makasar,waktu menunjukan jam 15.30 wita.
Ini adalah kali ke dua saya menginjakan kaki di Kota yang terkenal dengan hidangan khasnya yaitu Coto Makasar dan juga sebuah pantai yang sudah masyur ke seantero negeri, Pantai Losari,tapi sekarang ditambah lagi dengan pantai Makasar dan Bugis. Kali pertama saya ke sulawesi selatan ini tahun 2010 adalah untuk mendaki gunung Latimojong tapi kali kedua ini saya dengan 3 teman pesepepeda yaitu pak Syaiful 56 tahun,om Bambang trave 53tahun dan om Widodo 53tahun akan mengajak pembaca yang budiman untuk blusukan di pulau Sulawesi ini dengan bersepeda sejauh +/-1800km.
Perjalanan ini kita namakan trans Celebes  bicycle touring dimana nanti kami akan mengunjungi objek objek wisata dan tak kalah pentingnya kami akan bersilaturahim dan berinteraksi langsung dengan penduduk Lokal sehingga kita bisa belajar kearifan lokal serta lebih mengenal wisata wisata yang menarik di Indonesia sebagai modal promosi kami sewaktu turing keluar negri nanti.
Aku dan om syaiful menunggu kedatangan om Bambang dan om Widodo dari Jakarta dan surabaya  sampai magrib,lalu kami berempat menuju daerah Gowa dimana kami menumpang dirumah teman.
Pagi pagi di hari pertama ini selesai merakit sepeda lalu dengan diantar oleh pak Syahrul kawan komunitas sepeda Makasar di kami coba menelusuri sungai je'nek Berang, Dipinggir kiri kami padang rumput ber air beberapa kerbau merumput disitu.
sebelah kanan kami Sungai dengan kapal kapal layar jenis penisi,jalan tanah yang kadang kala dipenuhi lumpur agak menyulitkan perjalanan,sepeda penuh beban terpaksa berjalan meliuk kiri kanan memilih jalan yang bagus.
Cuaca cerah rasanya jadi penyejuk kesulitan tapi kira kira satu jam perjalanan aku melihat dilangit menggantung awan hitam dan tiba tiba hujan deras mengguyur bagai ditumpahkan dari langit,aku bertiga dengan om syaiful dan Widodo berteduh dipondok reyot dekat sungai Jenek berang yang terlihat berkabut. Setengah jam menunggu tapi hujan tak kunjung reda,akhirnya perjalanan dilanjutkan dalam hujan ke daerah Benteng Somba Opu.
Benteng Somba Opu adalah benteng peninggalan kesultanan gowa yang dibangun oleh Raja Gowa ke-9 Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna pada abad ke-16. Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan barombongan, Kabupaten Gowa.
Pada masanya tempat ini pernah menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan dimana rempah-rempah yang diperjualbelikan untuk beberapa pedagang baik dari Asia, sekitar Indonesia dan wilayah Eropa. Tempat yang sering dikunjungi oleh beberapa masyarakat lokal dan internasional ini telah dikuasai oleh VOC pada tahun 1669, kemudian dihancurkan hingga terendam oleh ombak pasang. Pada tahun 1980-an pun benteng ini ditemukan kembali oleh beberapa ilmuwan yang datang ke tempat itu. Pada tahun 1990 benteng ini telah direkonstruksi sehingga terlihat lebih baik lagi. Pada saat ini pun Benteng Somba Opu telah menjadi sebuah objek wisata bersejarah karena di dalamnya terdapat beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan. Tidak hanya itu saja, tempat ini juga memiliki sebuah meriam dengan panjang 9 meter dan berat sekitar 9.500 kilogram, serta ada sebuah museum yang berisi benda- benda bersejarah peninggalan Kesultan. Hari kedua hujan masih tetap mengguyur Makasar namun kami tidak membuang kesempatan untuk berkunjung dan berziarah ke makam kesultanan gowa Sultan Hasanuddin dan Pangeran diponegoro yang berlokasi di keramaian kota.

Kesempatan di kota Makasar ini juga kami pergunakan untuk berkunjung ke  kantor Tribun Timur kemudian pulangnya kami  menginap dikantor issi Makasar serta bersilaturahim dengan pak Abdul dan kawan kawan pesepeda Makasar,malam ini adalah malam terakhir kami di kota makasyar insyaAllah besok perjalanan sepeda ini akan dilanjutkan ke Maros dan desa Ramang ramang yang dikenal dengan keindahan Kars dan alam yang masih asri.

No comments:

Post a Comment