Pages

Wednesday, July 10, 2013

Perjalanan Sepeda Jakarta Bandung



 Rasa nya belum belum tenang kalau kami belum menyelesaikan turing sepeda ini sampai ke Bandung.
gangbang yang sudah siap dengan kendaraannya
Sebelum matahari terbit kami sudah berangkat menuju citos yang berjarak 24km dari rumah joker di Bsd, jam 07.14 kami sudah sampai di di citos dan bertemu gangbang yang sudah siap dengan kendaraannya.

Sedikit unik dengan sepeda gangbang karena desainnya sudah jauh berobah dari biasanya.naik sepedanya i kseolah olah kita sedang tidur di malaorss dan kalau dilihat dari belakang seolah olah sepeda jalan sendiri tanpa didayung padahal tetap didayung hanya saja kakinya yang mendayung  didepan seperti sedang selonjoran di kursi malas jadi ngga dibawah seperti sepeda konvensional.


Sedikit unik dengan sepeda gangbang
Aku selalu tertinggal oleh gangbang,joker hari ini sering didepanku,memang terasa staminaku menurun selesai makan siang di desa mekarsari setelah menempuh 80km kami lanjutkan perjalanan kali ini medannya tanjakan panjang Cikalong kulon yang lebih kurang 3km,rasanya pedal sepedaku sulit untuk digerakan,kadang kadang diwaktu posisi kaki terlalu berat mendayung serta posisi telapak kaki yang salah jari kaki  terasa kram kemudian aku aku injakan terapak dan jari kaki tadi ke posisi pedal yang benar akhirnya kramnya hilang.

Aku berusaha mendayung di tanjakan se maximalnya tapi tanjakan cikalong yang terlalu panjang juga membuat paha ini terasa mau kram.
Tidak lebih dari 500meter tanjakan yang bisa kulewati dengan mengayuh akhirnya aku menyerah turun dari sepeda,joker dan Gangbang sudah duluan turun dan menuntun sepedanya ditanjakan tersebut.
Sepeda kudorong cuaca dingin dan mendung serta berangin tiba tiba hujan lebat mengguyur kami,aku tetap berjalan dalam siraman hujan supaya suhu tubuh tetap terjaga dan panas,paha kananku bagian dalam terasa kram lagi,masih dalam hujan yang lebat aku berhenti sambil berdiri memegang sepeda dan melemaskan paha tersebut kira kira 5 menit berhenti terasa tubuhku dingin sekali aku coba jalan pelan sambil sedikit terpincang pincang menuntun sepeda
Aku lihat kebelakang joker dan gangbang menyusul kelihatan kuyu kena siraman hujan.
Gangbang yang baru bergabung dengan kami sejak dari jakarta berkomentar"this is the real adventure",aku ngga bisa bayangkan 15hari yang kalian jalani dari Sumatra" nampaknya Gangbang juga menikmati ketidak nyamanan ini.Joker yang tetap jalan tertatih tatih berkomentar"kapan habisnya tanjakan ini"
Kami berjalan dalam lamunan masing masing dalam guyuran hujan dan tanjakan yang masih belum berakhir kadang kadang percikan air dari roda mobil yang kencang dihadapan membuyarkan lamunanku dalam film peperangan waterloo.aku sangat bersukur saat itu karena kami masih diberi kekuatan dan bisa menikmati saat saat yang tak mungkin terulang lagi.
Jalan mulai mendatar kami mulai menaiki sepeda pelan dan Alhamdulillah sekarang menurun tapi hujan yang masih mengguyur aku harus hati hati karena jalan agak licin ditambah lagi ban belakang sepedaku yang sudah botak tidak diganti sejak perjalanan pku bengkulu dulu.
Sebelum pertigaan Ciranjang hari sudah jam 18.00 dan joker minta dia untuk istirahat dan mabit di warung dekat situ,tapi Gangbang mengusulkan untuk memanggil mobil pickup yang disiapkan untuk sweeping kita membawa joker ke Bandung yang masih berjarak 60km lagi
Gangbang berusaha menghubungi handphone drivernya yang sesuai order sebelumnya supaya mobil stand by di pasar Ciranjang saja, namun beberapa kali dicontact tidak bisa terhubung.
Karena tidak bisa dihubungi kami memutuskan  aku danGangbang lanjut ke arah pasar ciranjang untuk memanggil driver sementara joker istirihat di warung sebelum ciranjang.
Bike Lighting sudah dihidupkan tapi rasanya kurang terang dalam gelap didesa tersebut,mobil lewat dan warung dipinggir jalan cukup menambah penerangan kami.
aku danGangbang lanjut ke arah pasar ciranjang

Dipasar ciranjang jam 20 agak melegakan hati,sepanjang jalan kami selalu perhatikan keberadaan mobil pickup yang kami cari akhirnya setelah keliling disekitar parkiran yang ada kami belum menemukan pickup tersebut.
Perut sudah nggak bisa kompromi lagi minta diisi,bubur ayam yang ada dipinggir jalan adalah pilihan kami saat itu,kami duduk agak menjauh dari pengunjung lain agar aroma baju basah keringat dan campursari tidak mengganggu pungunjung lain.
Sambil menunggu bubur ayam kami tetap mencoba hubungi hp driver namun pesannya tidak bisa dihubungi.
Dengan pertimbangan tidak punya pakaian ganti,gangbang mengusulkan untuk melanjutkan ke Bandung yang masih 40km lagi malam itu dengan harapan dijalan ketemu mobil pickup tadi.
Perjalanan berlanjut dari ciranjang ke Cipatat,disuatu pinggiran bahu  jalan yang agak tinggi pinggirannya Gangbang terpeleset dan jatuh kearah kanan dari sepeda,aku diarah belakang kaget dan berhenti,aku tanya kondisinya Alhamdulillah tidak ada yang cidera hanya kaca spion kanan pecah.
Kami berhenti di sebuah warung di Cipatat dan mengajak Gangbang untuk mencari mesjid untuk istirahat saja malam itu karena terlalu beresiko untuk dilanjutkan.
Aku menelpon joker menginformasikan kalau kami akan mabit di mesjid alfatah Cipatat sedangkan mobil jemputan gagal ditemukan,ternyata joker juga sudah nyaman istirahat di warung tersebut setelah mandi dan makan dan kami janjian bertemu di cipatat besok pagi.
Setelah 150km gowes dari bsd akhirnya kami terdampar di mesjid Alfalah Cipatat,kami tidak perkirakan jalur lewat jonggol sampai 180km,pagi sampai istirahat siang bisa kami tempuh 98km 
Pak Sam kelahiran painan pengurus di mesjid Alfatah Cipatat

Jam 22 aku dengan diantar seorang anak muda aku pergi menemui pengurus mesjid untuk minta izin mabit di mesjid Alfatah tersebut,pak Nana yang sudah mulai istirahat dibangunkan istrinya lalu menemui aku dengan pandangan heran melihat kondisiku yang lusuh menanyakan "ada apa"aku terangkan maksudku untuk numpang mabit di mesjid karena kami musafir yang kemalaman di desa tersebut,dengan ramah beliau persilahkan kami untuk istirahat di mesjid tersebut.
Gangbang yang perlengkapan tidurnya terbawa pickup aku pinjami pakaian dan sarung untuk ganti bajunya yang kotor mudah mudahan pengalamannya pertama mabit di mesjid bisa lebih nyaman.
Malam ini aku harus istirahat yang bagus agar besok bisa menjajal tanjakan panjang di Citatah.....
Dikit koreksion(versi Joker): ditanjakn Cikalong pake jurus "Kayuh n stop" bisa didepan GB n NIS tapi sampe hampir puncak ada halimun tebal disertai hujan ... Jadi terpaksa brenti nunggu hujan reda hingga pas mau jalan lg ... NIS n GB keliatan nuntun speda kepuncak .... Sedianya kalo hujan gak keterusan mgkn mmg bisa sampe Bdg malam itu jg.....tapi krn basah kuyup n dingin gak ketulungan ditambh batuk .... Joker putuskn Ful Stop..
Pak Sam kelahiran painan pengurus di mesjid Alfatah Cipatat tempat kami mabit melepas keberangkatan kami dengan sedikit sedih karena bertemu denganku katanya terasa lepas teragak dengan rang kampung,joker yang mabit di warung cikalong kulon sudah mulai mendekat dan aku dan gangbang menunggu disebuah warung pinggir jalan dekat pasar cipatat
Setengah jam kemudian joker datang dengan tampilan lebih segar kami mulai bergabung lagi kearah citatah,tanjakan citatah mirip dengan tanjakan cikalong kulon tetapi sedikit lebih pendek dan udara pagi membuat kami lebih enakan mengayuh sepeda,lalu lintas mulai padat tetapi lebar jalan membuat kami sedikit lega jalan dipinggir.
kami melewati tanjakan citatah dan disambut penurunan yang panjang hingga di padalarang.
Semangat kami bangkit lagi begitu melihat kota padalarang karena mulai dari situ sampai cimahi dan bandung sudah datar.
Di Cimahi kami istirahat dan melihat google map untuk penentuan arah yang harus kami lalui kerumah Gangbang di Cigadung.
Suasana kota besar mulai terasa,kami masuk dari arah Pasteur lalu Fly over Pasopati tujuan gedung sate,mulai dari atas jambatan pasopati macet menyergap kami,dengan jalan beringsut ingsut dipanas yang mulai terik sangat membosankan sementara kami melihat ke jalan suropati yang berada dibawah kami begitu kosongnya,aku beritahu gangbang dan joker supaya kita melompat saja kebawah dari bagian yang agak rendah.
Aku angkat sepeda dengan beban panier bag 26kg ke jalan dibawah begitu juga gangbang dan joker semua mata memandang kearah kami yang bertingkah sedikit nakal tapi halal karena udah kecapean..hehe..
Kami menuntun sepeda berlawanan arus di jalan suropati kemudian menyebrang dengan mengangkat sepeda lagi kearah jalan Gazeboo yang ke gedung sate,hebatnya orang bandung respec terhadap pesepeda umumnya mereka mendahulukan pesepeda kalau melihat dijalanan.
Masuk di Gazebo terasa dominan dengan suasana komunitas pesepeda ontel yang kebetulan hari itu ada pameran sepeda ontel.
Kami mendorong sepeda menyusuri pedagang yang menjual mulai dari kuliner hingga pernak pernik sepeda,pakaian dan jejeran sepeda sepeda antik yang enak juga buat diperhatikan satu persatu.pesepeda ontel memakai kostum zaman dulu aku ingat film tuan tanah kedawung yang berpakaian putih,topi bulat putih serta accesories jam digantung didada lengkap dengan kumis yan melintir sebesar pisang goreng keatas,ada juga yang memakai kostum pegawai atau mungkin tuan guru zaman dulu memakai seragam kepar warna kakhi distrika licin hingga pinggirnya tajam keluar dan dibelakang afa tas gantung serta payung hitamnya.
Beberapa orang mengamati kami yang baru datang dan mengambil foto kami juga,mungkin mereka tertarik dengan tampilan sepeda Gangbang yang aneh tersebut dan juga melihat sepeda kami yang penuh beban dari perjalanan jauh.
gedung sate

Kami sudah melakukan sesuatu kewajiban,Berfoto di gedung sate adalah wajib kalau memasuki kota Bandung,begitu pesan yang pernah kami dengar,sepeda kami kayuh lagi dikeramaian Bandung di hari libur tersebut ke arah jalan Ganesa menuju ke kampus ITB dimana Joker dan Gangbang pernah bertapa dulu.
Kami melewati jalan Dago yang sering kulewati dulu kalau ke Bandung bedanya sekarang aku bisa melewati dengan sepedaku yang dibawa dari Rumbai,aku sangat bangga dengan sepeda yang ngga kalah kemampuannya dengan mobil dan bebas polusi....ouuup aku ngga boleh sombong cuma aku ingin beri tahu lebih banyak yang bersepeda tentu temanku untuk diajak gowes akan bertambah..dan polusi makin berkurang..hehe..
Sepanjang jalan dago sampai Ganesa aku bayangkan semua orang bersepeda tentu akan lebih nyaman dan tanpa macet dan polusi.
Dipinggir jalan Ganesa aku melihat ada shelter dengan pajangan sepeda sepertinya sepeda lama,dari seseorang diketahui bahwa sepeda tersebut bisa dipinjam untuk sekitar kampus ITB dengan hanya meninggalksn tanda pengenal,...hebat sekali idenya...aku terkagum kagum melihat tanaman pohon besar yang membuat suadana jadi nyaman dan asri seperti tempo doeloe...
Didepan gerbang masuk ITB joker minta tolong seorang mahasiswa untuk memoto kami bertiga dan berkomentar "dik 45 tahun yang lalu bapak berguru disini" dan dijawabnya "wow keren bernostalgia lagi ya pak.."




"dik 45 tahun yang lalu bapak berguru disini"

Kami melanjutkan target terakhir ke rumah Gangbang di Cigadung setelah ditraktir makan di restoran Ampera di jalan ...dekat rumahnya gangbang.
Kami sampai dirumah Gangbang yang sering kosong hanya ada penjaga rumah di Cigadung dengan perasaan bahagia dan beribu kenangan suka dan duka kami menyantaikan diri dirumah yang indah ini...
ke rumah Gangbang di Cigadung

Anak ayam sahabat Gununger yang setia memonitor perjalanan kami  menelpon..."HALO mak Katik ntar lagi aku datang jemput,kita makan sore bersama nanti ya...."huahaha...memang saatnya proses pemekaran lagi nih...aku tungguuuu......"

2 comments:

  1. Waaah hebat en keren Om Tasman ! Petualangannya luar biasa. Saya juga sedang gandrung gowes tapi belum pernah sejauh ini. Kalau boleh saran....agar rute dan medan yg ditempuh bisa digambarkan lebih banyak, agar tergambar jelas tantangannya bagi para pemula yang ingin mengikuti jejak Om Tasman. Salam gowess!

    ReplyDelete